Setelah selesai mandi dan berpakaian, baru Zia memakai kerudungnya didepan cermin. Tidak lupa ia menyematkan bros berbentuk bunga mawar kecil, bros ini merupakan pemberian dari Riska. Dan bros ini merupakan bros kesayangan Zia diantara semua bros yang Zia miliki.
Riska pun memiliki bros yang sama, bahkan dulu ketika mereka masih bersekolah, Riska dan Zia suka janjian besok akan memakai bross yang mana untuk disematkan di kerudung yang akan dipakai.
Bros merupakan benda perhiasan dekoratif yang dirancang agar dapat terpasang disematkan ke pakaian atau media lain seperti tas dan kerudung. Pada bagian belakang bros terdapat jarum dan kait seperti peniti untuk menyematkan perhiasan ini pada kain.
Harga bros pun bervariatif, dari mulai yang murah sampai mahal pun ada.
Ada sekitar 5 bros yang Riska dan Zia miliki sama bentuk dan warnanya. Dari mulai yang berbentuk bunga mawar kecil sampai berbentuk pita berwarna pink.
"Alhamdulillah sudah selesai"
"Ciyaoooo semangat Zia!!! Jangan kasih kendor" Ucap Zia di hadapan cermin, ia berbicara kepada pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum -senyum sendiri.
Lalu Zia, melanjutkan ke dapur untuk membuat makanan untuk disantapnya pagi ini.
"Um, sudah sarapan? " Tanya Zia yang melihat Umminya masih berkutik dengan adonan kue. Ummi Farah sedang membuat pesanan kue marmer cake yang diminta untuk diantarkan siang ini bada dhuhur.
"Alhamdulillah sudah Zia" Jawab Ummi Farah.
"Mau sekalian Zia buatkan telor ceplok nga Um? " Tanya Zia.
"Nga usah Zia, makan lemper satu juga buat Ummi sudah cukup" Jawab Ummi Farah.
Setiap kali membuat kue-kue baik itu untuk pesanan atau pun untuk disimpan di kedai, Ummi selalu membuat lebih kue-kue tersebut supaya orang rumah juga bisa ikut mencicipi kue buatannya.
"Ya sudah berarti Zia bikin untuk Zia sendiri ya Um" Ucap Zia.
"Iya Zia" Jawab Ummi Farah.
Pagi ini sebelum berangkat mengantarkan pesanan kue dan kue untuk dititipkan di Kedai, Zia membuat sarapannya sendiri. Zia membuat telor ceplok mata sapi. Setelah matang langsung ia tuangkan telor tersebut langsung ke piring yang akan ia gunakan untuk makan.
"Hmmm lezattt" Lirih Zia sambil mencium telor yang sudah ada di piringnya tersebut.
"Ehh telor kasihan banget sih kamu dibilang telor mata sapi! "
"Laahh ini kan telor ayam tapi kenapa dibilang mata sapi bukan mata ayam? "
"Oooh mungkin karena hasilnya memang seperti mata sapi, besar. Kalau mata ayam kan kecil soalnya, hihihiii" Zia nyeletuk sendiri sambil terkekeh dihadapan telor buatannya sambil menunggu panas telor tersebut hilang karena baru dibuat.
Ummi Farah yang mendengar celetukan anak gadisnya tersebut langsung menggelengkan kepalanya.
"Zia.. Zia buruan makan nanti malah keburu dingin loh telor sama nasinya" Ucap Ummi Farah.
"Siap Ummi"
"Bismillah" Lalu Zia segera menyantap telor mata sapi tersebut dengan nasi putih yang ditaburi bawang dan kecap manis.
Untuk Zia walau sarapan hanya dengan telor ceplok, ini sudah terasa mewah. Bagaimana tidak jangan dilihat telor nya tapi lihat kandungan yang terdapat didalam telor.
Bagaimana tidak dikatakan makanan bernutrisi, karena di dalam satu butir telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein. Kandungan vitamin A, D dan E terdapat dalam kuning telur. Telur memang dikenal menjadi salah satu dari sedikit makanan yang mengandung vitamin D. Satu kuning telur besar mengandung sekitar 60 kalori dan putih telur mengandung sekitar 15 kalori.
Sambil menikmati sarapan paginya, Zia kembali mengingat pembicaraan kedua orang tuanya tadi malam. Bagaimanapun isi pembicaraan mereka masih terngiang-ngiang di telinga Zia.
"Sepertinya aku harus mencari kerja supaya bisa nabung untuk kuliah dan nga menjadi beban Abi dan Ummi"
"Tapi kerja apa ya lulusan SMA gini kan terbatas? "
"Ahh apa saja deh yang penting halal, jadi baby sitter anaknya Riska kelak pun aku mau"
"Nanti pulang dari Kedai Cemal Cemil aku harus membuat surat lamaran kerja"
"Bismillah insyaallah pasti ada jalan" Batin Zia.
Tiba-tiba melihat Zia yang sudah hampir habis sarapannya, Ummi duduk disamping Zia.
"Zia... Hmmm.. " Ucap Ummi Farah terpotong bicaranya karena sedang memilih bahasa yang enak untuk disampaikan supaya Zia tidak kecewa.
"Hmmm apa Um? " Tanya Zia yang langsung menatap Ummi Farah.
"Hmm... Anu Zia, kalau Zia tidak bisa kuliah dulu tahun ini tidak apa-apa ya? "
"Nanti Ummi berusaha nabung dahulu dari hasil jualan kue-kue siapa tahu terkumpul untuk tahun depan Zia kuliah" Ucap Ummi Farah.
"Oohh itu... Tidak apa-apa Um, santai saja Zia mah"
"Rezeki mah sudah Allah yang atur"
"Kalau kata Allah Zia harus kuliah tahun ini atau pun tahun depan pasti ada jalannya" Ucap Zia.
Sebenarnya perasaan Zia kembali sakit mendengar ucapan Umminya perihal ia yang tidak bisa kuliah tahun ini. Karena ada harapan dan impian yang harus ia kubur dalam-dalam. Tetapi disisi lain, Zia berusaha memahami situasi yang ada. Zia paham kondisi keuangan keluarganya, makanya ia tidak mau bersikeras untuk tetap daftar kuliah tahun ini.
Zia tidak mau dikatakan sebagai anak yang durhaka, yaitu seorang anak yang dapat menyakiti kedua orang tuanya, baik itu dari perkataan atau perbuatan.
Zia paham bahwa durhaka terhadap orang tua termasuk penyakit hati yang paling berbahaya. Durhaka terhadap orang tua termasuk perbuatan keji dan sangat dibenci oleh Allah dan durhaka terhadap orang tua merupakan dosa besar.
Setelah selesai sarapan, Zia langsung mencuci piring bekas makannya. Lalu ia segera memakai tas selempangnya dan membawa wadah-wadah kue tersebut ke depan. Untuk ia rapih kan di sepeda listrik.
Zia mengantarkan pesanan kue-kue tersebut sekaligus kue untuk disimpan di Kedai menggunakan sepeda listrik. Bukan karena mengikuti trend membeli sepeda listrik, tetapi karena uang yang terbatas yang dimiliki. Sepeda listrik ini dibeli Ummi Farah dari hasil tabungannya dari berjualan kue, untuk memudahkan Ummi Farah ataupun Zia ketika akan mengantarkan kue-kue tersebut.
Ketika belum mempunyai sepeda listrik, Ummi Farah dan Zia mengantarkan kue-kuenya harus berdua karena jika sendiri beban yang dibawa terasa berat.
Semula Ummi akan membeli motor bekas, karena membeli motor baru uangnya tidak sampai. Tapi kemudian, Zia mengusulkan daripada membeli motor bekas dengan tahun yang sudah lama, lebih baik mereka membeli sepeda listrik baru.
Sepeda listrik prinsipnya sebuah sepeda konvensional yaitu sepeda yang dikayuh, namun ditambahkan dengan teknologi elektrik seperti motor listrik dan baterai. Jadi sewaktu-waktu bisa juga dikayuh jika ingin mencari keringat dan membakar kalori tubuh.
"Assalamu'alaikum Um" Ucap Zia, ketika akan mulai mengayuh sepeda listriknya.
"Waalaikumsalam hati-hati ya Zia" Jawab Ummi Farah.
Karena ini masih pagi, Zia memilih untuk mengayuh sepedanya, hitung-hitung sekalian ia olah raga. Ditambah Rumah Ibu Ratu yang menjadi tujuan pertama Zia tidak terlalu jauh rumahnya dari rumah Zia.
Tibalah Zia di rumah Ibu Ratu, rumah dengar pagar cat berwarna hitam dan dipenuhi dengan tanaman bunga anggrek, karena sang pemilik rumah sangat menyukai bunga yang satu itu.
"Assalamu'alaikum Ibu Ratu" Ucap Zia didepan pagar rumah Ibu Ratu.
Ibu Ratu yang sedang bersiap-siap akan berangkat ke acara pengajian di salah satu rumah tetangganya. Kue yang ia pesan pun untuk ia bawa ke pengajian tersebut.
Ibu Ratu mendengar ada yang mengucapkan salam didepan pagar rumahnya. Dari suaranya tanpa melihat siapa orangnya, Ibu Ratu sudah tahu bahwa itu Zia. Bergegas Ibu Ratu keluar rumah dan menghampiri Zia.
"Wa'alaikumussalam"
"Masuk yu Zia" Jawab Ibu Ratu.
"Zia langsung saja ya Bu, karena Zia masih harus mengantarkan kue untuk disimpan di Kedai Cemal Cemil"
"Khawatir Ibu Yayu sudah menunggu" Jawab Zia sambil menyerahkan kotak-kotak kue pesanan Ibu Ratu dan membantu Ibu Ratu membawakan kotak-kotak tersebut sampai ke meja yang berada di teras rumah Ibu Ratu.
"Terima Kasih ya Zia"
"Oh iya ini uang kuenya" Ibu Ratu menyerahkan amplop yang sudah ada tulisan jumlah kue dan jumlah yang harus dibayar.
"Yang ini untuk kamu Zia" Ucap Ibu Ratu sambil mengepalkan uang dua puluh ribu rupiah ke tangan Zia.
"Ihhh... Jangan bu"Ucap Zia menolak dan hendak mengembalikan uang tersebut kepada Ibu Ratu.
" Ehhh nga boleh gitu"
"Nga boleh menolak rezeki"
"Ingat Zia, Allah tidak suka jika hamba-Nya menolak rezeki, apalagi mengingkarinya. Tentu saja, menolak rezeki sama artinya dengan menyepelekan rezeki dari Allah. Dan, itu termasuk sifat sombong" Ucap Ibu Ratu.
"Iya deh Bu, Terima kasih banyak ya Bu" Jawab Zia sambil memasukan uang yang tadi Ibu Ratu beri ke dalam tas selempangnya. Kemudian Zia pun langsung pamit kepada Ibu Ratu.
"Iya sama-sama"
"Terima kasih juga sudah mengantarkan kue ke sini ya"
"Hati-hati dijalan ya Zia" Ucap Ibu Ratu sambil melambaikan tangan kanannya kepada Zia.
Zia pun melanjutkan perjalanannya ke Kedai Cemal Cemil. Kali ini dia pun lebih memilih mengayuh sepedanya, pikir Zia nanti saja dia gunakan kehebatan sepeda listriknya ketika pulang dari Kedai.
Memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk bisa sampai ke Kedai Cemal Cemil. Kedai milik Ibu Yayu ini sudah ada sejak jaman Zia kecil. Semula hanya sebuah warung kecil yang menjajakan jajanan pasar tradisional berupa kue-kue basah dan kue- kue kering.
Tetapi lama kelamaan, karena banyak pembelinya, warung kecil tersebut berubah wujud menjadi Kedai. Kedai yang terkenal dengan kue-kue basahnya yang lezat dengan harga yang terjangkau. Dan sekarang tidak hanya menjual kue-kue basah saja, tetapi ada juga kue kering dan minuman seperti kopi, teh dan air mineral.
Kedai ini buka dari jam 7 pagi dan biasanya dalam waktu empat jam kue-kuenya sudah habis terjual. Setiap hari, Ibu Yayu hanya memproduksi 50 buah setiap kuenya, jadi jika kue yang kita cari sudah habis, ya harus menunggu esok hari lagi. Ada yang beli dibungkus untuk dimakan di rumah,ada yang untuk dijadikan bekal anaknya sekolah atau dibawa ke tempat kerjanya dan ada juga yang makan ditempat sambil ditemani kopi atau teh hangat.
Kue yang menjadi favorit dan sudah ada dari awal buka sampai saat ini di Kedai Cemal Cemil adalah risol isi daging ayam, pastel isi sayur, bitter ballen, roti mini isi vanilla, ongol-ongol. Semua kue-kue tersebut dibuat dari resep asli Ibu Yayu.
Selain kue-kue yang lima tadi, merupakan kue-kue titipan dari orang-orang yang Ibu Yayu kenal, seperti Ummi Farah. Tetapi tidak mudah untuk bisa menitipkan kue-kue di tempat Ibu Yayu, karena Ibu Yayu biasanya akan mencoba kue-kue tersebut, jika tidak sesuai menurut lidah Ibu Yayu, maka kue tersebut tidak bisa dititipkan di tempat Ibu Yayu.
Dulu Zia sempat binggung kenapa ada istilah kue basah dan kue kering. Bahkan Zia mengira bahwa kue basah adalah kue yang basah seperti habis terkena air. Ternyata setelah Zia sedikit demi sedikit belajar tentang baking, dikatakan kue basah karena kue basah merupakan makanan kecil yang bisa dijadikan alternatif camilan. Biasa disantap di pagi atau sore hari. Kue basah umumnya empuk, lembut, dan tidak bertahan lama umumnya hanya bertahan beberapa hari. Biasanya terbuat dari tepung terigu, sagu, gula, bahkan ada yang berbahan santan atau ketan.
Kue basah ini biasanya lebih banyak diminati, karena bisa dijadikan pengganjal rasa lapar. Bahkan ada orang-orang tertentu menjadikan kue basah santapan sarapan paginya cukup dilengkapi dengan kopi atau teh manis hangat.
Kue basah ini ada berbagai macam jenisnya. Ada onde-onde, kue lupis, kue klepon, kue nona manis, bolu kukus, kueku dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk kue kering adalah salah satu produk pangan yang sangat banyak digemari oleh kalangan masyarakat. Kue kering ini dibuat dari adonan lunak, teksturnya tidak terlalu padat dan sangat renyah, dibuat dengan proses pemanasan dan pencetakan. Dan lebih tahan lama dibandingkan kue basah.
Kue kering ini macam-macam jenisnya ada cornflake, kue sagu, kue nastar, kue Puteri salju, lidah kucing dan masih banyak lagi.
Zia dulu awal-awal belajar dengan Umminya, Zia juga harus mengenal terlebih dahulu nama-nama kuenya sambil mengingat resep-resep dan cara membuat kue-kue. Zia masih ingat ketika itu Ummi Farah sedang membuat pesanan kue kering kue puteri salju dan lidah kucing.
Zia semula mengira kue puteri salju akan dibentuk dengan bentuk puteri salju beneran, sama persis seperti tokoh kartun Puteri salju. Tetapi ketika Zia melihat cetakan kuenya ternyata bukan cetakan berbentuk tokoh Puteri salju, melainkan bentuk bulan sabit. Zia sempat mengajukan protes kepada Ummi Farah, kenapa kalau gitu namanya tidak kue bulan sabit saja? Lalu Ummi Farah dengan sabarnya menjelaskan kenapa dikatakan kue puteri salju, karena kue tersebut rasanya manis dan ditaburi oleh gula halus, sehingga terlihat seperti puteri salju.
Ada dua jenis gula yang biasa digunakan untuk melumuri kue putri salju yakni gula halus dan gula donat. Kedua jenis gula ini sekilas nampak sama, berwarna putih dan memiliki butiran lembut. Namun, menurut Ummi Farah , gula donat lebih tepat dijadikan baluran kue putri salju daripada gula halus.
Zia juga mengajukan protesnya ketika membuat kue lidah kucing, karena semula ia mengira kue tersebut bentuknya akan seperti kucing yang sedang menjulurkan lidahnya, tetapi kenyataannya tidak.
Lagi-lagi Ummi Farah harus menjelaskan dengan sabar. Ummi Farah menjelaskan kenapa dikatakan Kue Lidah Kucing, karena bentuk kuenya yang seperti lidah kucing, yaitu panjang dan tipis. Kue lidah kucing ini memiliki rasa yang enak, gurih serta memiliki tekstur yang renyah.
Sampai-sampai ketika Ummi Farah selesai menjelaskan, Zia bergegas ke halaman rumahnya. Biasanya dihalaman rumahnya suka ada kucing kampung yang mampir walau hanya untuk menumpang tidur.
Zia memperhatikan kucing tersebut dengan seksama. Bahkan Zia sampai menunggu waktunya kucing tersebut membuka mulutnya, agar terlihat jelas seperti apa lidah kucing itu.
Ummi Farah hanya tersenyum dan mengeleng-gelengkan kepalanya saja melihat tingkah Zia. Ummi Farah memaklumi sifat putrinya tersebut, karena Zia termasuk anak yang kritis dalam bertanya, sehingga jika Zia bertanya maka orang yang ditanya harus mempunyai jawaban yang tepat maka jika tidak, dapat dipastikan Zia bakal bertanya terus sampai Zia merasa puas dengan jawabannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments