Catatan Perang Besar Rhapsodia

Catatan Perang Besar Rhapsodia

Prolog

Aksa terlihat serius menulis sesuatu di dalam bukunya. Ia sedang menulis katalog dan penjelasan dari teknologi baik yang sudah, yang sedang, dan yang rencana akan mereka buat ke dalam buku tersebut.

Sementara Nata tampak sedang melakukan pemeriksaan pada mesin Pemecah Partikel. Rencananya mereka akan melakukan tes dengan menyalakan mesin tersebut untuk memastikan bahwa mesin itu masih bekerja. Sekaligus untuk melakukan pemeriksaan sistemnya.

Mereka telah menunggu selama dua minggu lebih untuk memperoleh tenaga yang cukup untuk sekedar menyalakan inti dari mesin Pemecah Partikel tersebut.

"Pengaliran energi, dimulai," ujar Nata seraya menekan tombol pada Keybord di depan monitor pemantau alat tersebut.

Tak berapa lama kemudian mesin tersebut mulai mendengung dan bergetar pelan. Meski gelang-gelangnya tidak berputar, namun tampilan dalam layar monitor mengindikasikan bahwa Alat Pemecah Partikel itu sudah mulai aktif.

"Oh, alat ini benar-benar masih berfungsi," sahut Nata yang terdengar sedikit kagum sambil meneliti setiap angka dan grafik yang terlihat di layar monitor tersebut.

"Benarkah?" Aksa yang masih memegang buku dan pena di kedua tangannya beranjak dari meja dan berjalan menuju ke tempat Nata berdiri, karena penasaran.

"Tapi bukannya mesin ini dalam keadaan Standby? Kenapa nilai Output nya bergerak?" tanya Aksa kemudian yang terlihat penasaran.

"Entahlah. Padahal Input nya tidak kita tambah. Apa alat ini tanpa sengaja menyimpan energi dari Lubang Cacing yang sebelumnya?" Nata terlihat memeriksa beberapa program dari mesin tersebut untuk memastikan

"Aneh sekali. Output nya terus bertambah, tapi gelang-gelangnya tidak bergerak sama sekali. Apa sistem pemantaunya mengalami kerusakan?" tanya Aksa yang lebih kepada dirinya sendiri.

"Bisa jadi. Karena seharusnya di angka sebesar ini, lorong dimensi seperti sebelumnya pasti sudah terbuka," balas Nata yang juga terlihat sama herannya dengan Aksa.

"Getaran mesinnya juga terlihat tidak seperti biasanya." Aksa menyelipkan penanya di belakang daun telinga, kemudian mencoba untuk menyentuh mesin tersebut.

"Aks, jangan gegabah." Nata menarik lengan kiri Aksa untuk mencegah sahabatnya itu menyentuh mesin tersebut.

Namun terlambat, Aksa sudah menyentuh mesin tersebut.

Dan kemudian mereka dikejutkan oleh cahaya terang yang datang mendadak di luar Laboraturium tersebut. Udara juga tiba-tiba berubah menjadi lebih ringan dan segar.

"Apa yang terjadi?!" Aksa menjatuhkan bukunya karena terkejut. Tak ubahnya Nata yang segera menjelajahkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Dari kaca pintu masuk yang tembus pandang itu, terlihat sabana yang subur dan indah. Sekarang mereka sudah tidak lagi berada di dalam gua.

"Apa yang terjadi, Nat? Apa kita berpindah tempat lagi?" Aksa mencoba menganalisa keadaan mereka saat ini.

"Entahlah," sahut Nata seraya beranjak menuju pintu keluar yang diikuti Aksa di belakangnya.

Area di luar Laboraturium itu terlihat asing bagi mereka berdua. Hamparan hijau terlihat sejauh mata memandang. Mereka seperti berada di tengah dataran sabana yang sangat luas.

"Apa kita berpindah ke dunia yang lain lagi, Nat? Karena jelas ini pasti bukan Bumi kita." Terlihat Aksa berjongkok menyentuh tanah dan rumput di sekitar kakinya.

"Entahlah, tapi alat itu tidak membuka portal seperti sebelumnya. Jadi aku sangsi kita berpindah ke dunia yang lain lagi," jawab Nata yang terlihat sedang berpikir seraya menatap berkeliling.

"Apa mungkin kita hanya berpindah dari tengah Elder ke wilayah atau bahkan benua lain?" duga Aksa.

"Aku juga meragukan hal itu. Karena Alat Pemecah Partikel tidak memiliki setting koordinat. Jadi secara teori harusnya kita hanya akan berada di posisi yang sama. Seperti bagaimana kita jatuh diposisi yang sama dengan Pemecah Partikel tersebut." Nata mencoba menjelaskan dugaannya.

"Benar, juga. Yang membedakan Alat Pemecah Partikel dengan kita saat tiba di daratan Elder ini hanya waktu tibanya... eh, atau jangan-jangan...?" Aksa terlihat seperti baru saja menyadari sesuatu.

"Ya, itu adalah kemungkinan paling masuk akalnya." Nata menjawab cepat.

"Yang benar saja?! Kau mengira kita melakukan perjalanan waktu?" Aksa terlihat kaget sekaligus antusias dengan dugaan tersebut.

"Benar. Dan melihat tanah ini begitu indah dan landai, tak ada jurang dan tebing, maka kemungkinan besarnya kita telah melompat jauh entah ke masa depan atau ke masa lalu," ujar Nata memberikan pendapatnya.

"Kurasa kita kembali ke masa lalu. Jauh sebelum daratan ini hancur oleh suku Ninue dalam perang mereka dengan Pharos." Aksa memberikan dugaan.

"Dugaanku juga seperti itu. Jadi kemungkinan besarnya ini adalah daratan yang disebut Luque sebagai Tanah Rhapsodia," tambah Nata.

"Menarik sekali. Berarti kita bisa bertemu dengan Luque muda di tempat ini," ucap Aksa penuh antusias.

"Atau sang Oracle," sahut Nata memberi pilihan.

"Oh iya, aku ada ide," ucap Aksa kemudian seraya kembali berjongkok dan mulai menggali tanah di bawah tempatnya berdiri.

"Apa yang kau lakukan, Aks?" tanya Nata mengeryitkan dahinya.

"Aku mau mengubur kapsul waktu. Kita akan coba bongkar lagi begitu kita tiba di masa depan," jawab Aksa dengan riang. Tampak tidak perduli tangannya kotor oleh tanah.

"Kamu linglung, ya? Wilayah ini nantinya akan hancur menjadi Tanah Mati yang kita kenal. Kau pikir benda yang kau kubur tidak akan ikut hancur?" sahut Nata mengingatkan Aksa.

Aksa menghentikan menggali tanah. Tampak ia segera berdiri seraya membersihkan tangannya. "Kau memang tidak suka melihat orang bahagian, Nat. Padahal itu adalah hal yang wajib dilakukan setiap orang, bila mereka berhasil kembali ke masa lalu," ujarnya kemudian dengan sedikit kesal.

"Aku hanya mengingatkan. Lakukan saja bila kau mau." Nata menjawab dengan ringan.

"Sudah. Diam saja," sahut Aksa dengan ketus.

"Terlebih dari itu, kita harus segera kembali dan mencari tahu apa yang menyebabkan Pemecah Partikel berprilaku seperti sekarang ini," ucap Nata kemudian seraya berjalan memasuki Laboraturium.

"Iya, kita harus kembali. Aku tidak mau terjebak di masa ini. Karena berarti kta harus bersusah payah lagi untuk menciptakan generator listrik dari nol." Aksa mengikuti Nata masuk.

Begitu mereka berdua berada di depan mesin Pemecah Partikel, tiba-tiba terdengar bunyi alaram dari speaker monitor pemantau mesin tersebut.

"Gawat. Input energinya mulai berkurang dengan cepat," sahut Nata begitu melihat puluhan ribu angka di layar monitor tersebut berkurang dengan cepat.

"Apa yang harus kita lakukan, Nat? Aku tidak mau terjebak di masa ini," sahut Aksa yang terdengar sedikit takut.

"Mengulangi apa yang kita lakukan sebelumnya." Nata menjawab cepat.

"Maksudmu menyentuh mesinnya lagi?"

"Benar. Ayo cepat," jawab Nata seraya memegang lengan kiri Aksa.

Dan tanpa harus diperintah dua kali, Aksa segera menyentuhkan tangan kanannya ke mesin Pemecah Partikel beberapa detik sebelum nilai di layar monitor tadi menyentuh angka 0 dan mesin tersebut berhenti bergetar.

Tampaknya Aksa dan Nata tepat waktu. Karena bersamaan itu pula, ruangan tersebut terlihat kembali suram. Cahaya dari arah pintu masuk tidak lagi terlihat. Udara lembab juga kembali terasa dalam ruangan tersebut.

"Apa kita sudah kembali?" tanya Aksa dengan kuatir.

"Kurasa sudah..." jawab Nata yang terdengar ragu melihat lingkungan yang ada disekeliling ruangan tersebut.

"Tapi ini bukan Laboraturium yang tadi kita tinggalkan. Banyak perubahan dalam ruangan ini. Apa kita benar-benar sudah kembali ke waktu yang tepat?" Aksa masih terlihat ragu dan kuatir membandingkan kondisi ruangan tersebut dengan ruangan saat ia tinggalkan.

Kemudian di tengah-tengah percakapan mereka, tiba-tiba pintu masuk ruangan itu terbuka. Dan tampak sosok Couran muncul dari baliknya.

"Oh, Tuan Couran. Kurasa kita sudah kembali, Nat," sahut Aksa terdengar lega.

Melihat Aksa dan Nata, Couran tampak sangat terkejut. Ia bahkan hampir saja terjauh karena sangking terkejutnya.

"Kenapa, Tuan Couran? Anda seperti baru saja melihat hantu?" tanya Aksa.

"Ka-kalian bukan hantu, kan? Kalian nyata, kan?" Couran segera berlari kemudian meraih tangan Aksa dan Nata, kemudian meraba wajah mereka berdua seoalah sedang memastikan sesuatu.

"Hentikan, Tuan Couran. Apa yang Anda lakukan?" Nata merasa terganggu dengan sikap Couran yang dirasa berlebih itu.

"Oh, ini benar-benar kalian. Kalian sudah kembali." Couran terlihat gembira sekaligus tidak percaya.

"Anda habis minum oplosan apa, Tuan Couran? Aku jadi takut sendiri sekarang." Aksa terlihat mundur beberapa langkah menjauhi Couran.

"Dari mana saja kalian selama ini? Apa yang telah terjadi?" Couran bertanya tidak memperdulikan Aksa.

"Apa yang telah terjadi? Memang terjadi hal apa, Tuan Couran?" Aksa terlihat bingung.

"Sebentar... coba katakan, Tuan Couran, berapa lama kami pergi?" tanya Nata kemudian.

"Kau sudah pikun apa, Nat? Jelas kita baru saja pergi sekitar tiga atau lima menit yang lalu..." Aksa terlihat bingung Nata menanyakan pertanyaan konyol kepada Couran. "Sebentar, jangan bilang..." susulnya kemudian setelah seperti baru menyadari sesuatu.

"Apa yang kalian berdua bicarakan? Kalian hilang selama lima tahun," jawab Couran yang juga terlihat bingung dengan ucapan Nata dan Aksa tersebut.

"Lima tahun?!"

"Wow, kita Back to the Future secara harafiah," celetuk Aksa kagum.

"Berarti Alat Pemecah Partikel itu tidak stabil. Kita harus berhati-hati dan tidak boleh asal menjalankannya sekarang. Kita tidak tahu akan dibawa ke masa kapan oleh alat tersebut." Nata menarik kesimpulan sementara.

"Benar. Berbahaya sekali kalau acak seperti itu. Tapi ngomong-ngomong, apa menurutmu meninggalkan sesuatu dari masa depan ke masa lalu bisa mengacaukan riak aliran waktu yang sudah terjadi?" tanya Aksa kemudian.

"Memang kenapa? Kau masih memikirkan tentang Kapsul Waktu?" Nata bertanya balik.

"Tidak. Aku meninggalkan buku katalog teknologi ku di tempat tadi," jawab Aksa dengan senyum kecut di wajahnya.

Mendengar itu, Nata hanya terdiam sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

-

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

.

Sementara itu sekitar 400 tahun yang lalu. Buku katalog milik Aksa yang tertinggal tadi akhirnya ditemukan oleh seorang pria dari suku Ninue.

Buku itu satu-satunya benda dengan tulisan yang dapat dibaca oleh orang-orang suku Ninue dari seluruh benda yang ada di dalam ruangan aneh penuh logam dan gelas kaca tersebut. Meski pada saat itu mereka masih belum mengerti maksud dan isi dari tulisannya.

Kemudian setelah 2 tahun bergelut dengan misteri dari buku tersebut, orang-orang suku Ninue akhirnya berhasil memahami apa yang tertulis di dalam buku aneh itu. Yang mereka sebut dengan Mahan Gyaan, atau Pengetahuan Agung.

Dan karena ilmu pengetahuan dan teknologi dari buku tersebut lah, peradaban suku Ninue menjadi berkembang dengan pesat. Dan menamakan tempat diketemukannya buku itu dengan sebutan Mahan Staan, Atau Ruang Agung.

Beberapa tahun setelah itu, suku Pharos pun akhirnya ikut mempelajari ilmu pengetahuan tersebut. Yang menjadikannys cikal-bakal dari kebangkitan Peradaban Besar Pharos di masa depan.

-

-

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

Mengulang kembali cerita ini...Sudah 4x baca.

2024-06-10

0

Evan Dirga

Evan Dirga

tak bosan bosan membaca ulang. siapa tau ada bagian penting yang terlewatkan.

2022-10-23

4

Senopati Pajang

Senopati Pajang

sudah ku duga

2022-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Kedatangan Kedua
3 2. Time Skip I
4 2. Time Skip II
5 3. Mengejutkan Teman I
6 3. Mengejutkan Teman II
7 3. Mengejutkan Teman III
8 4. Selamat Datang
9 5. Kehebohan
10 6. Yang Terlewat
11 7. Sistem Pendidikan
12 8. Garnisun Utara I
13 8. Garnisun Utara II
14 9. Bukit Waduk
15 10. Wilayah Peternakan
16 11. Hal Meresahkan
17 12. Kota Selatan I
18 12. Kota Selatan II
19 12. Kota Selatan III
20 13. Pertemuan
21 14. Pedagang Nomad
22 15. Rencana
23 16. Wilayah Timur I
24 16. Wilayah Timur II
25 17. Percakapan Malam I
26 17. Percakapan Malam II
27 18. Peluru Sihir
28 19. Pedang Api
29 20. Kota Pelabuhan I
30 20. Kota Pelabuhan II
31 21. Daftar Pelatihan
32 22. Ratu Yang Baru
33 23. Percakapan Malam III
34 24. Dimulai
35 25. Keadaan Lawan
36 26. Percakapan Malam IV
37 27. Mikrofon Pita & Tabung Audion
38 28. All Out
39 29. Percakapan Malam V
40 30. Peralatan Modern
41 31. Persenjataan Baru I
42 31. Persenjataan Baru II
43 31. Persenjataan Baru III
44 32. Hydrogen & Kapal Udara
45 33. Gambar Udara I
46 33. Gambar Udara II
47 33. Gambar Udara III
48 34. Progress I
49 34. Progress II
50 35. Kapal Udara
51 Epilog Arc Pertama Part 1
52 Epilog Arc Pertama Part 2
53 Antology Story : Yvvone
54 Antology Story : Dua Perempuan
55 Prolog Arc Kedua
56 01. Membuat Peta
57 02. Percakapan Malam VI
58 03. Menyusun Persiapan
59 Antology Story : Menara Komunikasi I
60 Antology Story : Menara Komunikasi II
61 04. Memastikan Persiapan
62 05. Persiapan Penyerangan
63 Antology Story : In Action
64 Antology Story : Stealth Assault
65 06. Fase Berikutnya
66 07. Mempersiapkan Panggung
67 08. Kesatria Cahaya
68 09. Burung Legenda
69 10. Pertunjukan Sukses
70 Antology Story : Aksi Reaksi
71 11. Tenang Sebelum Badai
72 Antology Story : Serangan Cepat
73 12. Benteng Ignus
74 13. Kota Varun I
75 13. Kota Varun II
76 13. Kota Varun III
77 14. Wilayah Margrace
78 15. Wilayah Lighthill
79 Antology Story : Pergolakan Dimulai
80 16. Persiapan Bertahan
81 17. Kota Randon
82 18. Wilayah Ravus
83 Antology Story : Sebelum Pertempuran
84 19. Penyerangan Dimulai
85 20. Saronia & Feymarch
86 21. Teman Lama I
87 21. Teman Lama II
88 21. Teman Lama III
89 21. Teman Lama IV
90 22. Penyergapan Lawan I
91 22. Penyergapan Lawan II
92 22. Penyergapan Lawan III
93 22. Penyergapan Lawan IV
94 23. Kembali Bersiap
95 24. Menuju Kota Dios
96 25. Bulan Darah
97 26. Medan Perang
98 27. Kejatuhan Kota Dios
99 Antology Story : Gerakan Selanjutnya
100 28. Eblan & Cirrus
101 29. Percakapan Malam VII
102 30. Gejolak Di Utara
103 31. Memulai Serangan
104 32. Serangan ke Barat
105 Antology Story : Prelude
106 33. Pertempuran Kota Hui
107 34. Juara X Juara I
108 34. Juara X Juara II
109 35. Serangan Rahasia I
110 35. Serangan Rahasia II
111 Epilog Arc Kedua Part 1
112 Epilog Arc Kedua Part 2
113 Antology Story : Seminggu Kemudian
114 Antology Story : Rombongan dari Barat
115 Prolog Arc Ketiga
116 01. Berbenah I
117 02. Solidor & Cleyra
118 03. Rencana Lanjutan
119 04. Mengirim Surat I
120 04. Mengirim Surat II
121 04. Mengirim Surat III
122 05. Berbenah II
123 06. Berbenah III
124 07. Rencana Festival
125 08. Persiapan Festival
126 09. Informasi Baru
127 Antology Festival I
128 Antology Festival II
129 10. Kabar Buruk
130 11. Pergerakan Sefier
131 12. Makam Kuno
132 13. Undangan Pertemuan
133 14. Hutan Azuar
134 15. Kisah Mengejutkan
135 16. Kapsul Waktu Permintaan
136 17. Teknologi Sihir I
137 17. Teknologi Sihir II
138 17. Teknologi Sihir III
139 17. Teknologi Sihir IV
140 18. Kembali Ke Utara
141 19. Penampungan Pengungsi
142 20. Menuju ke Utara
143 21. Perasaan Nostalgia
144 22. Hadiah Dari Teman
145 23. Menyarankan Bantuan
146 24. Alasan Membantu
147 25. Rencana Pengiriman
148 26. Bruixeria Raya
149 27. Persiapan Menjemput
150 28. Deklarasi Perang Suci
151 29. Pergolakan Utara I
152 29. Pergolakan Utara II
153 30. Project Sihir I
154 30. Project Sihir II
155 30. Project Sihir III
156 30. Project Sihir IV
157 31. Kembali ke Peradaban I
158 31. Kembali ke Peradaban II
159 32. Pembentukan Aliansi I
160 32. Pembentukan Aliansi II
161 33. Perang Suci
162 34. Peralatan Perang
163 35. Serangan Berbalas I
164 35. Serangan Berbalas II
165 36. Gerbang Teleportasi
166 37. Serangan Balasan I
167 37. Serangan Balasan II
168 37. Serangan Balasan III
169 Antology Story : Malam Sebelum
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Prolog
2
1. Kedatangan Kedua
3
2. Time Skip I
4
2. Time Skip II
5
3. Mengejutkan Teman I
6
3. Mengejutkan Teman II
7
3. Mengejutkan Teman III
8
4. Selamat Datang
9
5. Kehebohan
10
6. Yang Terlewat
11
7. Sistem Pendidikan
12
8. Garnisun Utara I
13
8. Garnisun Utara II
14
9. Bukit Waduk
15
10. Wilayah Peternakan
16
11. Hal Meresahkan
17
12. Kota Selatan I
18
12. Kota Selatan II
19
12. Kota Selatan III
20
13. Pertemuan
21
14. Pedagang Nomad
22
15. Rencana
23
16. Wilayah Timur I
24
16. Wilayah Timur II
25
17. Percakapan Malam I
26
17. Percakapan Malam II
27
18. Peluru Sihir
28
19. Pedang Api
29
20. Kota Pelabuhan I
30
20. Kota Pelabuhan II
31
21. Daftar Pelatihan
32
22. Ratu Yang Baru
33
23. Percakapan Malam III
34
24. Dimulai
35
25. Keadaan Lawan
36
26. Percakapan Malam IV
37
27. Mikrofon Pita & Tabung Audion
38
28. All Out
39
29. Percakapan Malam V
40
30. Peralatan Modern
41
31. Persenjataan Baru I
42
31. Persenjataan Baru II
43
31. Persenjataan Baru III
44
32. Hydrogen & Kapal Udara
45
33. Gambar Udara I
46
33. Gambar Udara II
47
33. Gambar Udara III
48
34. Progress I
49
34. Progress II
50
35. Kapal Udara
51
Epilog Arc Pertama Part 1
52
Epilog Arc Pertama Part 2
53
Antology Story : Yvvone
54
Antology Story : Dua Perempuan
55
Prolog Arc Kedua
56
01. Membuat Peta
57
02. Percakapan Malam VI
58
03. Menyusun Persiapan
59
Antology Story : Menara Komunikasi I
60
Antology Story : Menara Komunikasi II
61
04. Memastikan Persiapan
62
05. Persiapan Penyerangan
63
Antology Story : In Action
64
Antology Story : Stealth Assault
65
06. Fase Berikutnya
66
07. Mempersiapkan Panggung
67
08. Kesatria Cahaya
68
09. Burung Legenda
69
10. Pertunjukan Sukses
70
Antology Story : Aksi Reaksi
71
11. Tenang Sebelum Badai
72
Antology Story : Serangan Cepat
73
12. Benteng Ignus
74
13. Kota Varun I
75
13. Kota Varun II
76
13. Kota Varun III
77
14. Wilayah Margrace
78
15. Wilayah Lighthill
79
Antology Story : Pergolakan Dimulai
80
16. Persiapan Bertahan
81
17. Kota Randon
82
18. Wilayah Ravus
83
Antology Story : Sebelum Pertempuran
84
19. Penyerangan Dimulai
85
20. Saronia & Feymarch
86
21. Teman Lama I
87
21. Teman Lama II
88
21. Teman Lama III
89
21. Teman Lama IV
90
22. Penyergapan Lawan I
91
22. Penyergapan Lawan II
92
22. Penyergapan Lawan III
93
22. Penyergapan Lawan IV
94
23. Kembali Bersiap
95
24. Menuju Kota Dios
96
25. Bulan Darah
97
26. Medan Perang
98
27. Kejatuhan Kota Dios
99
Antology Story : Gerakan Selanjutnya
100
28. Eblan & Cirrus
101
29. Percakapan Malam VII
102
30. Gejolak Di Utara
103
31. Memulai Serangan
104
32. Serangan ke Barat
105
Antology Story : Prelude
106
33. Pertempuran Kota Hui
107
34. Juara X Juara I
108
34. Juara X Juara II
109
35. Serangan Rahasia I
110
35. Serangan Rahasia II
111
Epilog Arc Kedua Part 1
112
Epilog Arc Kedua Part 2
113
Antology Story : Seminggu Kemudian
114
Antology Story : Rombongan dari Barat
115
Prolog Arc Ketiga
116
01. Berbenah I
117
02. Solidor & Cleyra
118
03. Rencana Lanjutan
119
04. Mengirim Surat I
120
04. Mengirim Surat II
121
04. Mengirim Surat III
122
05. Berbenah II
123
06. Berbenah III
124
07. Rencana Festival
125
08. Persiapan Festival
126
09. Informasi Baru
127
Antology Festival I
128
Antology Festival II
129
10. Kabar Buruk
130
11. Pergerakan Sefier
131
12. Makam Kuno
132
13. Undangan Pertemuan
133
14. Hutan Azuar
134
15. Kisah Mengejutkan
135
16. Kapsul Waktu Permintaan
136
17. Teknologi Sihir I
137
17. Teknologi Sihir II
138
17. Teknologi Sihir III
139
17. Teknologi Sihir IV
140
18. Kembali Ke Utara
141
19. Penampungan Pengungsi
142
20. Menuju ke Utara
143
21. Perasaan Nostalgia
144
22. Hadiah Dari Teman
145
23. Menyarankan Bantuan
146
24. Alasan Membantu
147
25. Rencana Pengiriman
148
26. Bruixeria Raya
149
27. Persiapan Menjemput
150
28. Deklarasi Perang Suci
151
29. Pergolakan Utara I
152
29. Pergolakan Utara II
153
30. Project Sihir I
154
30. Project Sihir II
155
30. Project Sihir III
156
30. Project Sihir IV
157
31. Kembali ke Peradaban I
158
31. Kembali ke Peradaban II
159
32. Pembentukan Aliansi I
160
32. Pembentukan Aliansi II
161
33. Perang Suci
162
34. Peralatan Perang
163
35. Serangan Berbalas I
164
35. Serangan Berbalas II
165
36. Gerbang Teleportasi
166
37. Serangan Balasan I
167
37. Serangan Balasan II
168
37. Serangan Balasan III
169
Antology Story : Malam Sebelum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!