Couran selesai melakukan pemeriksaan dan pembersihan ruangan yang disebut dengan Mahan Staan di ujung Gua Ceruk Bintang, pagi itu.
Pekerjaan yang setiap hari pria setengah baya itu lakukan selama 5 tahun terakhir. Setelah menghilangnya Aksa dan Nata secara misterius dalam ruangan tersebut.
Awalnya Couran selalu datang ke ruangan tersebut hanya untuk memastikan, apakah kedua pemuda itu sudah kembali atau belum. Namun setelah lewat 2 tahun dan tidak ada tanda-tanda bahwa Aksa dan Nata akan kembali, ia pun mulai berhenti berharap.
Namun meskipun begitu, ia masih terus mengunjungi tempat itu setiap harinya. Hanya untuk sekedar merapikan dan membersihkannya dari debu dan kotoran.
Couran baru saja keluar dari Mahan Staan saat tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah suara mendengung pendek dan seperti percikan cahaya dari dalam ruangan di belakangnya.
Pria paruh baya itu berbalik. Kemudian samar terdengar suara dari dalam ruangan tersebut. Seperti suara orang yang sedang berbincang. Padahal sebelum ia keluar, ruangan itu kosong. Tidak ada siapa pun.
Mendengar suara tersebut membuat Couran mulai dipenuhi dengan dugaan dan harapan. Sebagian besar hatinya merasa yakin bahwa suara yang ia dengar itu adalah suara Aksa dan Nata. Meski ia juga sadar bahwa ada kemungkinan sekarang ini ia sedang berhalusinasi.
Kemudian Couran dengan sedikit ragu mulai mendorong daun pintu ruangan tersebut seraya menghembuskan nafas panjang untuk menenangkan diri. Dan suara orang berbincang itu mulai terdengar semakin jelas ketika Couran melangkah masuk.
Terlihat Aksa dan Nata sedang berbincang di depan benda yang disebut dengan Alat Pemecah Partikel. Dan melihat hal tersebut membuat Couran nyaris terjatuh karena terkejut. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Oh, Tuan Couran. Kurasa kita sudah kembali, Nat." Aksa berucap saat melihat sosok Couran memasuki ruangan. "Kenapa, Tuan Couran? Anda seperti baru saja melihat hantu?" tanyanya kemudian.
"Ka-kalian bukan hantu, kan? Kalian nyata, kan?" Couran segera berlari kemudian meraih tangan Aksa dan Nata, kemudian meraba wajah mereka berdua untuk memastikan bahwa ia sedang tidak berhayal.
"Hentikan, Tuan Couran. Apa yang Anda lakukan?" Nata merasa terganggu dengan sikap Couran yang dirasa berlebih itu.
"Oh, ini benar-benar kalian. Kalian sudah kembali." Couran merasa sangat gembira karena akhirnya ia bisa melihat Aksa dan Nata lagi.
"Anda habis minum oplosan apa, Tuan Couran? Aku jadi takut sendiri sekarang," sahut Aksa terlihat mundur beberapa langkah menjauhi Couran.
"Dari mana saja kalian selama ini? Apa yang telah terjadi?" Couran bertanya tidak memperdulikan ucapan Aksa.
"Apa yang telah terjadi? Memang terjadi hal apa, Tuan Couran?" tanya Aksa yang terlihat bingung.
"Sebentar... coba katakan, Tuan Couran, berapa lama kami pergi?" tanya Nata tiba-tiba.
"Kau sudah pikun apa, Nat? Jelas kita baru saja pergi sekitar tiga atau lima menit yang lalu..." sahut Aksa menimpali ucapan Nata. "Sebentar, jangan bilang..." susulnya kemudian setelah seperti baru saja menyadari sesuatu.
"Apa yang kalian berdua bicarakan? Kalian hilang selama lima tahun," jawab Couran yang terlihat bingung dengan pertanyaan Nata.
"Lima tahun?!" sahut Aksa dan Nata nyaris bersamaan. Wajah mereka berdua terlihat terkejut.
"Wow, kita Back to the Future secara harafiah," celetuk Aksa yang terlihat kagum.
"Berarti Alat Pemecah Partikel itu tidak stabil. Kita harus berhati-hati dan tidak boleh asal menjalankannya sekarang. Kita tidak tahu akan dibawa ke masa kapan oleh alat tersebut." ucap Nata kemudian yang membuat Couran semakin bingung.
"Benar. Berbahaya sekali kalau acak seperti itu. Tapi ngomong-ngomong, apa menurutmu meninggalkan sesuatu dari masa depan ke masa lalu bisa mengacaukan riak aliran waktu yang sudah terjadi?" tanya Aksa yang terlihat tidak menghiraukan keberadaan Couran yang tampak kebingungan melihat mereka berdua.
"Memang kenapa? Kau masih memikirkan tentang Kapsul Waktu?" Nata bertanya balik.
"Tidak. Aku meninggalkan buku katalog teknologi ku di tempat tadi," jawab Aksa yang membuat Nata menutupkan telapak tangannya ke wajah.
"Sebentar sebentar. Kalian berhentilah berbincang dan jawab pertanyaanku terlebih dahulu." Couran memotong percakapan Aksa dan Nata karena merasa sangat bingung dan butuh penjelasan. "Jadi apa yang tengah terjadi? Kemana kalian selama lima tahun ini? Apa kalian berhasil kembali ke dunia kalian?" tanyanya kemudian.
"Sebentar, aku mau duduk dulu. Kurasa aku sedang Jet Lag Perjalanan Waktu," ucap Aksa yang kemudian merebahkan diri ke atas sofa panjang di tengah ruangan seraya memijat pelan dahinya dengan tangan kiri. "Jadi apa aku baru saja membuat realita baru, atau tanpa sadar aku telah campur tangan membentuk sebuah sejarah?" gumamnya kemudian.
"Kami tidak kembali ke dunia kami, Tuan Couran," ujar Nata kemudian menjawab pertanyaan Couran.
"Lalu kemana kalian selama ini? Dan bagaimana kalian bisa tiba-tiba menghilang dan kemudian muncul lagi dengan begitu saja?" Couran menumpahkan segala pertanyaan yang mengganjalnya selama 5 tahun terakhir.
"Entah cerita kami bisa di pahami atau tidak, tapi sebenarnya kami hanya pergi tidak lebih dari lima menit saja. Setidaknya dari sudut pandang kami," jawab Nata mencoba untuk menjelaskan kepada Couran.
"Sudut pandang kalian? Maksud mu apa, Nat?"
"Sepertinya kami telah melakukan lompatan waktu." Nata menjawab dengan sedikit ragu.
"Lompatan waktu? Maksudmu kau berpindah waktu?" Sedang Couran masih mencoba untuk memahami ucapan Nata.
"Benar. Tadinya kami kembali ke waktu dimana tanah ini masih belum hancur. Mungkin sekitar tiga ratusan atau empat ratusan tahun yang lalu. Atau mungkin lebih lama lagi," jawab Nata kemudian.
"Sebentar, kalian kembali kemasa lalu?" Couran terlihat semakin bingung.
"Ya, memang kedengarannya membingungkan dan tidak dapat dipercaya. Tapi memang begitulah kenyataannya. Kami kembali ke masa lalu, namun hanya berada di tempat itu selama lima menit saja. Lalu kami kembali melakukan lompatan waktu ke masa depan. Yaitu ke masa ini. Lima tahun setelah waktu kami yang asli." Nata berucap tanpa berharap untuk dipahami.
"Sebentar. Jadi maksud mu, kalian melompat waktu lima tahun ke depan, yang berarti saat ini, dari lima menit setelah kalian menghilang?" Couran mencoba keras untuk memahami penjelasan Nata.
"Benar." Nata mengangguk.
"Tepatnya dari waktu lima hari setelah penobatan Sang Putri," celetuk Aksa tiba-tiba.
Kali ini Couran mulai terlihat lebih ke tidak percaya dibanding terlihat bingung. "Berarti sekarang ini kalian masih berusia delapan belas tahun?" tanyanya kemudian seraya memperhatikan wajah Nata yang terlihat tidak bertambah tua dari yang terakhir ia ingat.
"Sembilan belas tahun," ucap Aksa mengoreksi.
"Oh, sulit dipercaya. Dan bagaimana kalian bisa melompat ke masa lalu dan masa depan seperti itu? Apakah menggunakan sihir milik Primaval?" Couran bertanya masih dengan wajah yang terlihat menyangkal.
"Bukan. Tapi karena Alat Pemecah Partikel itu. Kami sedang melakukan pemeriksaan mesin, saat kemudian kami berpindah waktu." Nata menjawab.
"Apa alat itu memang memiliki kemampuan untuk berpindah waktu?" tanya Couran dengan wajah yang terlihat berharap Nata akan menjawab 'tidak'.
"Harusnya tidak. Kami juga terkejut dan tidak mengerti mengapa alat tersebut bisa jadi seperti itu," jawab Nata yang tampak melegakan Couran.
"Tapi syukurlah kalian masih bisa kembali ke tempat ini lagi. Meski di lima tahun kemudian," ujar Couran yang terlihat benar-benar lega dan bersyukur Aksa dan Nata dapat kembali dengan selamat.
"Benar. Dan sekarang giliran kami yang bertanya, apa saja yang tengah terjadi selama lima tahun kami tidak di sini, Tuan Couran?" Giliran Nata bertanya balik.
"Banyak sekali. Tapi sebelum itu, ayo keluar dari tempat ini. Banyak orang yang sedang menunggu kalian," ucap Couran dengan ajakan.
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Reksa Nanta
Secara tidak sadar pertanyaan Couran ini hampir saja membuka rahasia sihir waktu milik Luque. Tapi sepertinya Aksa dan Nata tidak menyadarinya.
2023-10-18
2
Kang_Wah_Yoe
👍👍👍
2021-10-29
0
Muhammad Syarief
mantap thor
2021-07-07
0