"Hei, kamu. Bilang ke Tuan Val sekarang, bahwa Tuan Aksa dan Tuan Nata sudah kembali. Sekarang mereka sedang menunggu di tenda mereka." Couran memerintah salah satu pengerajin dengan jinjingan di kedua tangan yang kebetulan lewat di hadapannya dan hendak menuju ke arah timur.
"Baik, Tuan Couran," sahut pengerajin itu yang terlihat sedikit terkejut, sebelum kemudian mulai berjalan lebih cepat menuju ke arah timur. Ke Atelir tempat Val bekerja.
"Wow, Anda semena-mena sekali, Tuan Couran. Memerintah orang lewat dengan semaunya sendiri," sahut Aksa melihat apa yang baru saja Couran lakukan.
"Val dan Lily masih berada di tempat ini?" tanya Nata kemudian.
Sekarang mereka bertiga sudah tiidak lagi berada di dalam Kereta Besi. Karena menurut Couran Kereta Besi yang sebelumnya mereka kendarai tadi hanya dipakai untuk memasuki gua saja. Mereka akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
"Benar. Beliau berdua masih berada di tempat ini, dan membantu untuk membangun wilayah Kerajaan ini," jawab Couran yang mulai mengambil langkah meninggalkan mulut gua.
"Cukup mengejutkan. Kupikir setelah kami tidak ada, mereka akan kembali ke kegiatan mereka sebelumnya," ucap Nata mengikuti Couran.
"Mungkin saja mereka sudah tahu dari sang Oracle bahwa satu hari nanti kalian akan menghilang dan kemudian kembali lagi. Sehingga mereka masih tetap menunggu di tempat ini," balas Couran kemudian.
"Oh, apa mereka mengatakan seperti itu?" Terlihat Nata tertarik dengan ucapan Couran barusan.
"Tidak. Mereka tidak berkata apapun pada kami. Itu hanya tebakanku saja." Couran menjawab.
"Ngomong-ngomong, kalian masih mempertahankan tenda kami selama lima tahun ini?" Terdengar Aksa memotong dengan pertanyaan di tengah perjalanan mereka menuju tenda tersebut.
"Nona Luque dan Nona Rafa yang sekarang menempati tenda tersebut."
"Oh, benarkah? Tak ku sangka Nona Luque juga masih berada di tempat ini," sela Nata tidak menyangka.
"Ceritanya panjang. Biarkan Beliau sendiri yang bercerita pada kalian nanti." Couran menjawab.
"Di mana mereka sekarang? Apa sedang ada di tenda?" Kali ini Aksa yang bertanya. Tampak mulai antusias karena ingin segera melihat seperti apa perubahan dari dua perempuan yang ia kenal dekat itu.
"Tidak. Mereka sekarang sedang menghadiri Pertemuan Bulanan Kabinet dan Parlemen di kediaman Yang Mulia Ratu," jawab Couran yang segera menjatuhkan semangat Aksa.
"Oh, Anda tidak ikut menghadirinya?" tanya Nata menanggapi.
"Tidak. Aku sudah semakin tua sekarang. Dan lagi, aku memang tidak ingin menempati posisi Kabinet pada awalnya. Sekarang setelah wilayah ini sudah memiliki banyak orang-orang yang lebih muda dan mampu untuk memegang posisi tersebut, kenapa aku harus tetap melakukannya?" jawab Couran menjelaskan alasannya.
"Aku bisa memahami perasaan Anda, Tuan Couran. Aku juga menulis banyak panduan kerja untuk kalian itu supaya aku tidak perlu lagi bekerja. Jadi aku bisa selalu bersantai sepanjang hari dan menikmati hidup ini," sahut Aksa menimpali.
"Kau bahkan belum setua itu untuk bisa memahami perasaan Tuan Couran, Aks," sahut Nata yang terlihat terganggu dengan ucapan Aksa barusan.
-
"Mereka benar-benar sudah menganggap tenda itu sebagai tenda mereka sendiri," ujar Aksa saat melihat tenda mereka meskipun masih dari kejauhan.
Itu karena keberadaan tenda itu sangat menarik perhatian di tengah wilayah berpadas yang kering dan berdebu itu.
Kini tenda itu seperti sebuah rumah layak huni dan terlihat sangat manis. Dengan menyatukan dua tenda milik Aksa dan Nata, dengan tenda milik Rafa dan Luque yang sebelumnya saling bersebelahan, menjadi satu tenda utuh yang cukup besar.
Kain tendanya kini berwarna biru langit yang terlihat sangat mencolok di antara warna coklat kusam tebing padas.
Terdapat beberapa pot gantung di sekitar tenda tersebut yang berisi bunga dengan warna merah, putih, dan ungu yang cantik. Di bagian depan pintu masuk juga terdapat tempat untuk tanaman berbentuk kotak memanjang yang terbuat dari kayu. Warna hijau segar terlihat dari dalamnya.
Tak jauh di sebelah tenda tersebut berdiri sebuah pohon Oak. Jenis pohon yang sama seperti yang ditanam Selene di sebelah rumahnya di wilayah Peternakan. Dan tepat di sebelah pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan alat pemompa air terletak di tepiannya.
"Berarti saatnya kita mencari tempat yang baru, Aks," sahut Nata setelah mereka sudah berada lebih dekat.
.
Sedang di bagian dalam, kondisi dan susunan barangnya tidak terlalu banyak yang berubah.
Meja tempat peralatan Aksa dan Nata masih seperti yang diingat mereka sebelumnya. Hanya saja jauh lebih rapi dan bersih. Laptop Aksa pun masih berada di tempat yang biasanya. Terlihat terawat.
Yang berubah dari tempat itu hanya Generator Listrik dan ranjang mereka berdua yang sebelumnya terletak di belakang meja kini diganti dengan dua buah lemari dan sebuah sofa panjang.
Generator Listrik nya diletakan di luar tenda di belakang pohon. Sedang dua ranjangnya dipindah ke bagian yang dulunya adalah tenda milik Rafa dan Luque, di sebelah. Yang meskipun sekarang sudah menjadi satu, namun masih disekat dengan sebuah kelambu sebagai pintu masik. Membuatnya terasa seperti sebuah kamar.
"Mereka masih menggunakan barang-barang ini?" tanya Nata seraya menunjuk ke Laptop dan peralatan lainnya yang terletak di atas meja.
"Ya. Karena selain Nona Rafa, Nona Lily dan Nona Yvvone masih sering kemari untuk menggunakan peralatan tersebut," jelas Couran seraya menyambil beberapa gelas dan teko air dari dalam sebuah lemari.
"Lily mengunakan apa? Laptop?" Aksa bertanya.
"Benar," jawab Couran yang kini mulai memanaskan air dalam teko di atas sebuah tungku kecil di sebelah pintu masuk.
"Dan di mana mereka sekarang?" tanya Nata seraya menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa di sebelah lemari.
"Nona Lily tinggal di Desa Yllgarian di dalam Hutan Sekai, sekarang. Sedang Nona Yvvone datang dan pergi sesuka hati. Jadi aku tidak tahu," jawab Couran yang mulai meracik sesuatu untuk disedu.
"Rasanya sangat aneh melihat semua hal ini. Juga mendengar cerita Anda tentang yang lain. Seperti saya baru saja pindah ke dunia yang lain lagi," ujar Nata kemudian. "Karena semuanya berubah dalam waktu lima menit saja."
"Justru itu inti dari Time Skip, Nat. Kita akan dikejutkan oleh penampilan-penampilan baru, sifat-sifat baru, tempat-tempat baru, dan lain sebagainya," ujar Aksa yang sekarang terduduk nyaman di kursi di depan Laptopnya.
Dan tepat setelah Aksa selesai berucap, masuklah sosok Val ke dalam tenda tersebut. Yang disusul oleh Marco di belakangnya.
Val tampak terdiam sebentar menatap Aksa dan Nata secara bergantian, sebelum kemudian mulai tersenyum kecil. Berbeda 180 derajat dari Marco yang terlihat terkejut dan tampak emosional.
"Val?! Kenapa kau tidak berubah?" Hal yang pertama diucapkan Aksa saat melihat sosok Val. "Kenapa pakaian mu itu-itu melulu, sih?" terlihat ia sangat kecewa.
"Memang kenapa dengan pakaian ku?" tanya Val seraya berjalan menuju sofa tempat Nata duduk. "Cara berpakaian ku memang selalu seperti ini selama seratus tahun terakhir," tambanya.
"Kamu, ga asik," celetuk Aksa sambil menekuk wajahnya.
"Jangan hiraukan dia. Bagaimana kabarmu, Val?" Nata berucap setelah Val sudah duduk di sebelahnya.
"Aku baik-baik saja. Selamat datang kembali," ujar Val dengan tenang.
"Selamat datang, Tuan Aksa, Tuan Nata." Kali ini Marco yang berucap dengan terlihat seperti ingin menangis. Pemuda itu masih berdiri di depan pintu masuk.
"Terima kasih Val, Tuan Marco." Nata menjawab.
"Kenapa cara berpakaian Anda juga tidak berubah, Tuan Marco?" Giliran Aksa yang kini bertanya kepada Marco. Terlihat semakin kecewa.
"Memang harus berubah seperti apa, Tuan Aksa? Pandai Besi memang selalu berpakaian seperti ini. Paling hanya bandana dan peralatan pelindung kerja saja yang selalu saya ganti setiap beberapa hari sekali," jawab Marco yang merasa bingung dengan maksud ucapan Aksa tadi.
"Kalian benar-benar kembali?!" Tiba-tiba Haldin menerobos memasuki tenda seraya mendorong tubuh Marco dari depan pintu hingga nyaris terjatuh. "Dari mana saja kalian selama ini?" tanyanya setelah sudah berdiri di hadapan Aksa.
"Ceritanya panjang, Tuan Haldin," ujar Nata menjawab.
"Ah, kenapa tidak ada dari kalian yang berubah? Kalian hanya bertambah tua saja." Aksa terlihat semakin frustasi saat mendapati tidak ada juga yang berubah dari sosok Haldin.
"Aksa, jaga bicaramu," sahut Nata memperingatkan.
"Kenapa cara berpakaian kalian tidak ada yang berubah?" tanya Aksa setengah kesal.
"Memang harus berubah seperti apa, Tuan Aksa? Ini adalah cara berpakaian seorang Pengerajin." Haldin menjawab seraya mengernyitkan dahi. Ia tidak mengerti apa yang membuat Aksa begitu kesal dengan pakaian yang ia kenakan saat ini.
"Sudah jangan didengarkan, Tuan Haldin. Ngomong-ngomong Anda juga tidak menghadiri rapat, apakah posisi Anda sekarang juga sudah digantikan?" tanya Nata merubah topik pembicaraan.
"Benar, Tuan Nata. Sekarang Matyas yang berada di posisi Kabinet. Orang tua sepertiku cukup hanya menjadi ketua pengerajin saja," jawab Haldin kemudian.
"Kurasa kita harus bertemu dengan para Pemburu dan Ksatria untuk melihat dampak dari Time Skip ini, Nat," ucap Aksa tiba-tiba yang mengejutkan yang lain. "Baiklah kalau begitu, sekarang kita akan menuju ke tempat pertemuan. Aku ingin melihat sebuah perubahan," tambahnya seraya bangkit berdiri.
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Kang_Wah_Yoe
👍
2021-10-29
0
Muhammad Syarief
setelah begitu lama akhirnya ketemu
2021-07-07
0
ime Queen
gw tapok mulut lo aks😜😜😜😜
2021-05-22
0