"Itu Kereta Besi Anda, Tuan Couran?" Nata bertanya ketika mendapati sebuah Kereta Besi yang belum pernah dilihat sebelumnya berada di depan pintu masuk Laboraturium.
"Benar," jawab Couran. "Kereta Besi seperti ini sudah banyak dimiliki oleh penduduk wilayah kerajaan ini," lanjutnya menjelaskan.
"Anda bisa mengendarainya?" Kali ini Aksa yang bertanya. Tampak sedikit kagum ketika melihat Couran mulai duduk di kursi kemudi.
"Sekarang semua orang sudah bisa mengendarai Kereta Besi seperti ini. Hal itu bukanlah sesuatu yang besar," sahut Couran lagi seraya mulai menyalakan pembakaran mesin pengerak Kereta Besi tersebut.
"Cukup mengesankan," sahut Aksa yang sudah bersiap di kursi belakang, sementara Nata duduk di kursi di sebelah Couran.
Dan tak berapa lama kemudian Kereta Besi yang berisi Couran, Aksa, dan Nata itu mulai melaju pelan menuju ke mulut gua.
"Sepertinya banyak yang telah terjadi selama lima tahun terakhir ini, Tuan Couran," ucap Nata seraya mengamati langit-langit gua yang kini sudah terlihat jauh lebih bagus.
Mulai dari dinding samping hingga seluruh langit-langitnya kini sudah dilapisi dengan semen yang terlihat rapi. Tiang penyangga juga tampak terpasang pada jarak-jarak tertentu, bersebelahan dengan lampu-lampu penerangan jalan yang bersinar tidak terlalu terang.
Kabel yang dulunya tergeletak di pinggir jalan, kini terlihat menggantung di sudut dinding paling atas. Memanjang dari Laboraturium hingga mulut gua. Membuat jalanan yang juga dilapisi dengan semen itu tampak bersih dari benda-benda yang mengganggu.
"Banyak sekali." Couran menjawab dengan nada yang terdengar sedikit getir. "Kerajaan ini menerima serangan mendadak sebulan setelah acara Penobatan. Dan sebulan kemudian perang dengan kerajaan wilayah selatan pun terjadi," tambahnya menjelaskan.
"Wilayah Pusat ini yang mereka serang?" Terdengar Nata penasaran setelah mendengar cerita tersebut.
"Benar. Mereka menyerang Kota Tengah," jawab Couran masih dengan tatapan lurus ke arah jalan.
"Menyerang Kota Tengah? Apakah mungkin mereka menggunakan Batuan Arcane?" duga Nata kemudian.
"Benar. Mereka menggunakan Kristal Arcane. Dan banyak dari warga yang menjadi korbannya," jawab Couran yang terlihat enggan melanjutkan ucapannya. "Untungnya penyerangan itu berhasil ditumpas dengan cepat," tutupnya dengan cepat.
"Lalu? Bagaimana dengan peperangannya?" Nata masih terlihat penasaran.
"Aku tidak terlalu mengerti secara detil, tapi yang jelas kita kalah dalam peperangan tersebut." Couran kembali menjawab. "Tyrion kembali dengan pasukan gabungan dan mulai mengambil alih wilayah bekas Kerajaan Urbar satu demi satu. Dan tiga tahun kemudian seluruh wilayah bekas Kerajaan Urbar berhasil diambil alih seluruhnya. Sedang kita menutup gerbang sejak dari dua setegah tahun yang lalu," ujarnya kemudian masih tidak menatap ke arah Nata.
"Apa ada masalah dengan wilayah ini selama penutupan gerbang dua setengah tahun ini?" Nata bertanya lagi.
"Tidak ada. Malah sebaliknya. Wilayah ini berkembang cukup pesat, menurutku. Kami masih menjalankan Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun yang sudah kalian berikan sebelumnya. Mungkin yang tidak berjalan dengan baik adalah bidang perdagangan dan militer." Couran menjawab.
"Syukurlah bila memang seperti itu," ucap Nata yang terlihat lega.
"Namun meski satu setengah tahun terakhir ini sudah tidak lagi terjadi penyerangan, tetap saja wilayah keempat gerbang terlihat selalu waspada." Couran menambahi. "Tapi itu hanya sepengetahuanku saja. Untuk lebih jelasnya, Yang Mulia Ratu pasti akan membicarakan masalah ini dengan kalian nanti," tambahnya.
"Oh, itu sudah jelas," celetuk Aksa dari belakang. "Tapi ngomong-ngomong, bagaimana kabar Ratu itu selama lima tahun ini? Apakah dia masih kekanak-kanakan seperti yang jelas terekam dalam ingatku ini?" tanyanya kemudian.
"Yang Mulia Ratu sudah jauh berubah dari semenjak kalian tinggal," ucap Couran menjawab.
"Oh, benarkah? Sulit dipercaya gadis itu bisa berubah," balas Aksa yang terlihat meragukan.
"Sudah seharusnya dia berubah. Lagi pula sekarang dia sudah lebih tua dari kita, Aks," sahut Nata menimpali.
"Itu benar. Tapi umur hanyalah angka, Nat. Tidak ada artinya bila gadis itu tidak mau belajar dari pengalaman hidupnya," ujar Aksa tidak setuju dengan Nata.
"Kurasa Beliau belajar dari pengalaman hidup Beliau selama ini. Mungkin bisa dibilang terpaksa belajar. Dan mungkin dengan cara yang sangat menyakitkan." Couran terdengar mencoba membela Lucia dari tuduhan Aksa.
Terlihat Aksa dan Nata sedikit terkejut Couran membela Lucia. Karena hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.
"Beliau mengalami hal buruk secara bertubi-tubi di tiga tahun setelah kalian pergi. Mulai dari kepergian Ratu Daisy, kemudian Tuan Mateus," Couran menjedah ucapannya.
Terlihat Aksa dan Nata bertambah terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Bibi Lucia dan Mateus sudah meninggal.
"Kemudian beberapa serangan ke selatan yang gagal, dan malah menimbulkan lebih banyak korban nyawa melayang," lanjut Couran menyambung. "Melihat dari sifat Beliau yang selalu ingin menyelamatkan semua orang, hal itu merupakan sebuah pukulan yang keras dan beban yang berat untuk Beliau."
"Ya, aku bisa membayangkannya. Pasti gadis itu menyalahkan dirinya sendiri," sela Nata menimpali.
"Dan secara perlahan, sifat dan pembawaan Yang Mulia Ratu mulai berubah. Kalian mungkin akan terkejut saat melihatnya nanti. Tapi syukurlah karena perubahan tersebut, Kerajaan ini masih bisa bertahan dari kepungan kerajan-kerajaan lain," ucap Couran lagi menambahi.
"Begitukah? Tak kusangka Lucia mengalami hal menyedihkan seperti itu," ujar Aksa kemudian. Terlihat ia menyesal karena sempat meragukan Lucia sebelumnya.
"Dan bicara soal kepungan, bagaimana dengan Elbrasta?" Nata bertanya lagi. Melanjutkan pembicaraan dengan topik yang lain.
"Tuan Grevier berhasil mengambil alih tahta Elbrasta. Kemudian meminta pertanggung jawaban Yang Mulia Ratu atas meninggalnya Ratu Daisy, dan meminta agar Pangeran Alexander dan Pangeran Eden dipulangkan ke Kerajaan Elbrasta." Couran menjawab.
"Mereka tidak melakukan serangan?"
"Tidak. Aku tidak tahu detilnya, tapi yang ku tahu mereka hanya membuat pos penjagaan di depan Gerbang Utara, dan Pantai Mado saja," jawab Couran lagi ketika di ujung depan cahaya yang berasal dari mulut gua mulai terlihat.
Sedang Nata hanya terdiam mendengar jawaban dari Couran. Terlihat ia sedang berpikir.
.
Kurang dari 15 menit kemudian, Kereta Besi mereka tiba di mulut gua. Matahari terlihat bersinar terik di luar gua. Aksa terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika melihat perubahan yang terjadi di wilayah tersebut.
Wilayah di dasar jurang Ceruk Bintang itu sekarang terlihat jauh lebih ramai dari yang diingat Aksa dan Nata. Bangunan baru banyak berdiri di sepanjang jalan dari mulut gua tersebut hingga ke ujung timur.
Tampak pula jalanan berlapis semen menggaris lurus sepanjang dasar jurang tersebut. Beberapa jenis Kereta Besi tampak berlalu lalang di atasnya. Membawa barang jadi dan bahan mentah, dari satu Atelir ke Atelir yang lain.
"Kenapa kau jadi terlihat sangat antuasia seperti itu, Aks?" tanya Nata yang melihat Aksa seperti orang yang baru pertama kali melihat tempat itu.
"Apa kau tidak merasa antusias, Nat? Ini adalah Time Skip! Yang biasa ada di serial-serial panjang komik fantasi. Masa kau tidak tahu?" ucap Aksa menjawab dengan terlihat antusias.
"Lalu kenapa dengan itu?" tanya Nata sedikit acuh.
"Biasanya setelah Time Skip itu karakter-karakternya akan jadi semakin sangar. Kostum dan gaya mereka juga berubah," jawab Aksa mencoba menjelaskan alasan kenapa ia merasa antusias. "Seperti Lucia yang baru saja diceritakan oleh Tuan Couran. Maka dari itu aku tidak sabar untuk melihat perubahan yang lainnya," lanjutnya semakin menggebu-gebu.
"Jelas mereka berubah. Karena mereka bertambah tua. Kau terlalu banyak nonton kartun dan membaca komik, Aks," sahut Nata menanggapi penjelasan Aksa.
"Dasar Peasant. Orang yang tidak punyai daya imajinasi!" balas Aksa terlihat jengkel.
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Kang_Wah_Yoe
👍👍👍👍
2021-10-29
0
N Ft-Haq
lanjut
2021-09-18
0
Muhammad Syarief
mantap
2021-07-07
0