Misteri Bola Kaca

Misteri Bola Kaca

Bella

Bella, gadis kecil yang tidak pernah mengerti tentang apa arti kasih sayang. Dia selalu menerima perlakuan yang kurang baik dari Mamanya. Untuk ukuran orang tua, Mamanya terbilang sangat keras dan tegas. Alasannya adalah karena Bella adalah putri satu-satunya keluarga mereka. Dimana keluarga mereka merupakan keluarga bangsawan yang terbilang cukup berpengaruh di kota di mana mereka tinggal.

Dia jarang sekali bertemu dengan Papanya. Pria pebisnis yang selalu pergi ke luar kota. Dalam kurun waktu satu tahun, Bella bisa menghitung berapa kali dia akan bertemu Papanya. Itu pun jika dia punya kesempatan untuk bertemu. Terkadang, Papanya akan pulang ketika dia sedang tidur, dan akan berangkat lagi ketika dia masih belum bangun. Hanya beberapa buah tangan dari luar kotalah yang menandakan bahwa sebelumnya, Papanya ada di rumah itu.

Sejak kecil Bella sudah di paksa untuk belajar tari Balet. Mamanya selalu mengatur jadwal latihannya sekali pun dia tidak suka. Lagi-lagi alasannya adalah tanggung jawab Bella sebagai putri tunggal keluarga Bangsawan. Menurut Mamanya, sebagai anak tunggal, Bella harus membawa nama besar keluarga, dan membuat keluarga bangga dengan prestasi yang dia punya. Dan prestasi yang dimaksud oleh Mamanya adalah seorang Balerina.

Menjadi seorang Balerina adalah hak milik orang-orang kaya dan para bangsawan. Karena pada waktu itu, hanya merekalah yang mampu membayar biaya sekolah balet, yang kategorinya cukup mahal. Mamanya berharap, lewat prestasinya ini, dia bisa membuat nama keluarga mereka semakin terkenal. Sesungguhnya Bella benci dengan hal itu. Tapi sebagai anak kecil, dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah Mamanya.

"Mama, Bella udah enggak kuat,” Gadis kecil berusia 9 tahun itu berusaha merengek membujuk mamanya.

"Kamu pasti bisa. Tidak ada yang tidak bisa. Kamu tidak melihat, orang-orang hebat itu juga bisa begitu karena mereka berlatih. Terus dan terus. Mereka tidak memikirkan soal makan dan bermain. Tidak seperti kamu!"

"Tapi Ma, Bella masih kecil.."

"Mereka justru berlatih waktu usia mereka dibawah kamu!"

"Tapi Ma.."

"Cukup Bella!!" Kata mamanya sambil melotot ke arah anak semata wayangnya itu.

"Ada banyak anak diluar sana yang ingin dapat kesempatan seperti ini. Kamu masih saja merengek. Teruskan latihannya!!" Kata mamanya sambil keluar dari ruang latihan.

"Aku mau kasih tau, aku terluka ma, kakiku sakit sekali.. Tidak bisakah kau memandangku sekali saja?? Hiks...hiksss", kata Bella dengan suara yang sangat kecil sambil berusaha menahan air matanya. Tapi itupun tidak mampu dibendungnya.

Dilepaskannya rasa sesak didadanya. Bella menangis sejadi-jadinya. Dia tidak takut kalau-kalau mama mendengarnya. Dia tidak peduli pelatihnya yang memandanginya terus menerus. Yang dia tau dia hanya ingin menangis. Hanya menangis.

***

Ingatan itu kembali seperti sedang menonton sebuah film. Bella sangat jelas mengingat, bagaimana sorot wajah marah mamanya, orang yang sangat dia sayang, sekaligus dia benci.

Itu pertama dan terakhir kalinya, dia melihat mamanya marah padanya. Sejak itu Bella tidak pernah melihat mamanya marah, karena dia memilih menjadi penurut. Dia memilih mendengarkan semua perkataan mamanya, sekalipun dia tidak suka.

Sebenarnya, dia suka menari. Dia sangat suka menari. Tapi bukan menari balet seperti keinginan mamanya. Dia lebih suka tarian bebas. Gerakan bebas yang beraturan, suasana yang tidak formal, itu yang dia sukai. Dikepalanya, dia membayangkan dirinya menari dengan bebasnya, bersama kelompok tari anak-anak muda, yang tariannya lebih hidup, lebih bersemangat, lebih berwarna.

Itulah yang dia lihat pertama kali. Ketika dia diajak keluar oleh mamanya, dia melihat sekumpulan anak muda menari-nari di tepi jalan. Mereka melompat, berpindah dengan sangat cepat, kekiri dan kekanan. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan tarian.

Pertama kali dia mendengar dari mamanya kalau dia akan didaftarkan kelas menari, dia melompat

kegirangan. Menari yang ada dikepalanya, adalah yang dia lihat dijalan itu. Dia tidak tahu, bahwa yang dimaksud oleh mamanya sama sekali berbeda.

Mendapati semuanya asing di hari kertama kelas tarinya, Bella menangis. Bukan ini yang dia mau. Bukan ini yang dia inginkan. Mimpinya berbeda dari ini. Seiring berjalannya waktu, entah sejak kapan, Bella akhirnya mengerti. Setelah mengerti apa itu arti dari keluarga bangsawan, Bella mengurungkan niatnya. Dia mematahkan keinginannya dan menghapus visual-visual yang muncul dikepalanya.

Butuh waktu yang cukup lama untuk dia akhirnya bisa menerima keberadaan dirinya sebagai seorang Balerina. Tapi untuk ukuran gadis kecil yang tidak suka tari balet, dia adalah gadis yang hebat. Dia bisa menguasai gerakan-gerakan pada tarian itu dengan cepat. Bahkan tubuhnya benar-benar sangat lentur. Seakan dia bisa mengontrol tubuhnya kemana pun dia mau. Walaupun sekali lagi, sebenarnya dia tidak suka.

"Hhhh.. Sudahlah Bella, lagi pula sudah 10 tahun berlalu", katanya pada dirinya sendiri sambil bangkit dari tempatnya duduk. Dia selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menyemangati dirinya sendiri. Dia sedang berada di kamarnya ketika dia menikmati visual tentang masa kecilnya itu. Dia memang sedang dalam posisi istirahat, karena dia akan mempersiapkan diri untuk sebuah festival besar.

Tok..tok..tok.. Terdengar suara pintu kamarnya di ketuk. Bella bingung. Siapa yang datang mengganggunya saat dia sedang istirahat?

"Bolehkah...??" Tiba-tiba mamanya membuka pintu dan masuk seenaknya.

"Seperti biasanya ya Ma.." kata Bella sambil menaikkan senyumnya, tapi hanya sebelah.

"Maksud kamu??"

"Aku sedang istirahat dan Mama datang menggangguku. Mau apa Mama kali ini?"

"Ada apa denganmu??" kata mamanya sambil mondar-mandir mengecek kamar Bella.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya bingung saja. Tidak biasanya Mama menggangguku istirahat, kecuali itu sesuatu yang sangat penting atau mendesak. Kali ini ada apa??” Tanya Bella dengan nada ketus. Sepertinya dia memang sengaja menunjukkan bahwa dia tidak suka Mamanya berada di kamarnya.

"Bella, ayolah.. Kita sudah baik-baik saja selama ini. Dari semua hari, haruskah hari ini??"

Bella tidak menjawab pertanyaan Mamanya. Ada sesuatu yang sebenarnya mengganggu fikirannya. Tapi di depan Mamanya, dia berusaha untuk tetap bersikap biasa saja.

“Kamu baik-baik saja kan?? Tanya Mamanya pada Bella.

“Aku baik-baik saja Ma..” Jawab Bella seadanya.

"Kamu yakin??"

"Ya Ma.."

"Ok, baiklah Bella. Malam ini pertunjukan besarmu. Persiapanmu sudah matangkan??" Mama berusaha mencari mataku dan menatapku dengan pandangan tajam. Sepertinya dia tidak ingin terjadi sedikit pun kesalahan pada festival nanti. Aku bisa melihat keinginannya itu dari matanya.

"As you wish Mam!” kataku dengan nada datar sambil membalas tatapan mamaku.

"Jangan coba macam-macam Bella. Ini kesempatan besarmu."

"Apa aku terlihat seperti sedang ingin macam-macam Ma??"

"Tidak Bella.. Mama percaya padamu. Ini kesempatan besarmu. Kau harus bisa melakukan yang terbaik" kata

mamanya sambil meninggalkan kamar Bella.

Tidak ada jawaban dari Bella. Kecuali tatapan datar.

"Maafkan aku Ma. Sepertinya kali ini aku tidak bisa mengikuti keinginan Mama.” Bella mengucapkan hal itu setelah Mamanya keluar dari kamar. Sesuatu yang dia sengaja sebenarnya. Ada sesuatu yang tersirat pada raut wajah Bella. Hanya Bella yang tahu apa yang akan dia lakukan nanti malam. Dia harus mengambil keputusan yang besar sebelum festival itu dimulai.

Terpopuler

Comments

mamayot

mamayot

hai thor sudah mampir ya,dan sudah meninggal kan jejak jempol 10 untuk author,semoga berkenan jauga mampir di novel ku ya,dan meninggal kan jejak..trimaksih

2021-07-08

0

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

pembaca setiaaa hadirrr 💃💃💃💃

tinggalin jejak jg di Novel ku ya ASIYAH AKHIR ZAMAN

2021-04-08

1

Biarkan aku menangis

Biarkan aku menangis

suka nulis misteri ya..
aq baru belajar nulis genre ini.
tau gak kadang mikirnya sampe rambut rontok.
entah itu terlalu meres ke otak atau karena aq ketombean, aq jg kurang ngerti. 🤣🤣

semangat yaa..
semoga cepat dapet pembaca setia 😘

2021-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bella
2 Laura
3 Pertemuan Pertama
4 Sebuah Tanda
5 Istimewa
6 Mimpi
7 Hilangnya Adrian
8 Tersesat
9 Cedera
10 Kembalinya Merylin
11 Pulang
12 Sekejap Mata
13 Penyusup
14 Reaksi yang Berbeda
15 Permintaan Khusus
16 Bertemu Teman Lama
17 Kembalinya Melody
18 Alasan Kembalinya Melody
19 Sebuah Ancaman
20 Wanita Tua Misterius
21 Diusir
22 Perubahan Aneh
23 Pria Asing
24 Meminta Pertolongan
25 Sebuah Kotak Kayu
26 Rencana Yang Ditolak
27 Pertemuan yang Tidak Disengaja
28 Perkenalan
29 Laura Berbohong
30 Berubah Pikiran
31 Potongan Masa Lalu
32 Sebuah Kekhawatiran
33 Fenomena Aneh
34 Diskusi
35 Pertengkaran
36 Suara Aneh
37 Tertangkap Basah
38 Rasa Bersalah
39 Tamu Misterius
40 Mimpi Pertama
41 Siapa Orang Tuamu??
42 Kecurigaan Bella
43 Pria yang Sama
44 Menemui Merylin
45 Kenyataan yang Mengejutkan
46 Lepas Kendali
47 Kenyataan yang Mengejutkan 2
48 Pengumuman
49 Siapa Bibi Mer Sebenarnya?
50 Bunga Matahari Hijau
51 Menuju Hutan
52 Kemarahan Bella
53 Memilih Terbuka
54 Pengakuan Bibi Mer
55 Petunjuk Mimpi
56 Bukan Anak Kandung
57 Berpikiran Sama
58 Sepucuk Surat
59 Keluarga Bangsawan
60 Malam Festival
61 Bella Menghilang
62 Menuju Hutan
63 Munculnya Sebuah Bola Kaca
64 Sesuatu Yang Tidak Terduga
65 Melody dan Alexander
66 Mengantarkan Laura
67 Melody dan Leonard
68 Adrian dan Bibi Mer
69 Menuju Hutan 2
70 Tiba di Hutan
71 Teriakan Adrian
72 Sebuah Kotak Kayu 2
73 Selembar Surat
74 Merylin dan Leonard
75 Merylin dan Melody
76 Merylin Hilang Kendali
77 Surat Peninggalan Elena
78 Kebenaran yang Sesungguhnya
79 Adrian Siuman
80 Kebenaran Yang Sesungguhnya 2
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bella
2
Laura
3
Pertemuan Pertama
4
Sebuah Tanda
5
Istimewa
6
Mimpi
7
Hilangnya Adrian
8
Tersesat
9
Cedera
10
Kembalinya Merylin
11
Pulang
12
Sekejap Mata
13
Penyusup
14
Reaksi yang Berbeda
15
Permintaan Khusus
16
Bertemu Teman Lama
17
Kembalinya Melody
18
Alasan Kembalinya Melody
19
Sebuah Ancaman
20
Wanita Tua Misterius
21
Diusir
22
Perubahan Aneh
23
Pria Asing
24
Meminta Pertolongan
25
Sebuah Kotak Kayu
26
Rencana Yang Ditolak
27
Pertemuan yang Tidak Disengaja
28
Perkenalan
29
Laura Berbohong
30
Berubah Pikiran
31
Potongan Masa Lalu
32
Sebuah Kekhawatiran
33
Fenomena Aneh
34
Diskusi
35
Pertengkaran
36
Suara Aneh
37
Tertangkap Basah
38
Rasa Bersalah
39
Tamu Misterius
40
Mimpi Pertama
41
Siapa Orang Tuamu??
42
Kecurigaan Bella
43
Pria yang Sama
44
Menemui Merylin
45
Kenyataan yang Mengejutkan
46
Lepas Kendali
47
Kenyataan yang Mengejutkan 2
48
Pengumuman
49
Siapa Bibi Mer Sebenarnya?
50
Bunga Matahari Hijau
51
Menuju Hutan
52
Kemarahan Bella
53
Memilih Terbuka
54
Pengakuan Bibi Mer
55
Petunjuk Mimpi
56
Bukan Anak Kandung
57
Berpikiran Sama
58
Sepucuk Surat
59
Keluarga Bangsawan
60
Malam Festival
61
Bella Menghilang
62
Menuju Hutan
63
Munculnya Sebuah Bola Kaca
64
Sesuatu Yang Tidak Terduga
65
Melody dan Alexander
66
Mengantarkan Laura
67
Melody dan Leonard
68
Adrian dan Bibi Mer
69
Menuju Hutan 2
70
Tiba di Hutan
71
Teriakan Adrian
72
Sebuah Kotak Kayu 2
73
Selembar Surat
74
Merylin dan Leonard
75
Merylin dan Melody
76
Merylin Hilang Kendali
77
Surat Peninggalan Elena
78
Kebenaran yang Sesungguhnya
79
Adrian Siuman
80
Kebenaran Yang Sesungguhnya 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!