Istimewa

Aku menemukannya persis didepan rumahku ketika aku dan keluargaku baru kembali dari sebuah perjalanan. Dia basah kuyup karena kehujanan. Dia tidak tahu asalnya dari mana, dia tidak tahu keluarganya siapa, yang dia tahu hanya namanya saja. Selebihnya dia tidak tahu apa-apa. Tapi aku tahu kalau kami sama.

"Nama kamu siapa??" Tanyaku pada anak laki-laki yang sekarang ada tepat di depanku. Sepertinya usia kami tidak jauh beda.

Yang kutanya hanya diam seribu bahasa. Kutatap matanya, mengharapkan balasan dari pertanyaanku. Tapi tak ada. Kucoba sekali lagi bertanya sambil mengulurkan tanganku.

"Aku Laura. Namamu siapa??" Tanyaku lagi.

"Adrian." Jawabnya singkat tanpa membalas uluran tanganku. Tapi aku senang sekali melihatnya. Aku senang melihat sayap kecil dipunggungnya.

"Mama.. Bolehkah kita membawanya masuk kerumah?? Bolehkah dia tinggal bersama kita??" Tanyaku pada Mama yang kebetulan waktu itu ada di belakangku.

"Tidak Laura. Dia itu orang asing. Kita tidak tahu asal usulnya. Kita tidak tahu dia berbahaya atau tidak. Mama tidak mau menerimanya!” Jawab Mamaku dengan pasti.

"Dia tidak berbahaya Ma.. Mama lihat. Dia diam-diam saja bukan? Ayolah Ma.. Kita bawa dia masuk ke rumah ya.." Kataku sambil merengek.

"Diam-diam saja bukan berarti dia tidak berbahaya Laura." Kata Mama tanda dia tidak setuju.

Aku tetap bersikeras ingin membawanya ke rumah. Sehingga akhirnya, Mama dan Papa berdebat panjang. Mama menolak keras kehadiran orang asing, sementara Papa hanya ingin memenuhi keinginan anak semata wayangnya. Aku yang waktu itu hanya seorang anak kecil, hanya bisa menangis berharap keinginanku terpenuhi.

Pada akhirnya, Papa berhasil menang. Mungkin karena Beliau adalah kepala keluarga. Mama akhirnya mengizinkan Adrian untuk tinggal bersama kami, walaupun dengan banyak aturan-aturan. Sesaat setelah dia dibawa masuk kerumah, dia pingsan.

Beberapa pembantu menolongnya, menggantikan pakaiannya dengan pakaian seadanya, dan mengurusnya. Mereka memperlakukannya seperti mereka memperlakukan aku.

Setelah semuanya selesai, aku mendekatinya. Ku usap lembut sayap-sayap miliknya. "Jangan sakit ya teman.. Kamu harus sembuh biar aku ada temannya." Kata Laura sambil menitikkan air mata.

Untuk pertama kalinya, aku bertemu dengan orang yang sama istimewanya denganku. Ya setidaknya, begitulah aku menyebut diriku. Sejak kecil, aku sudah menyadari ada yang berbeda denganku. Aku memiliki sesuatu yang bahkan Mama dan Papaku tidak punya. Hanya aku dan Adrian yang memilikinya.

Satu-satunya alasan kenapa aku berkeras agar dia tinggal bersama dengan kami adalah karena dia memiliki apa yang aku miliki. Sepasang sayap kecil yang berwarna warni yang

terpasang indah dipunggung kami.

Seiring berjalannya waktu, sayap milik Adrian memudar dan hampir hilang. Aku tidak tahu kenapa dan aku juga tidak pernah bertanya padanya. Aku bahkan tidak menceritakan apa pun soal sayap yang dia punya. Sampai suatu waktu ketika aku bertemu dengan gadis kecil itu.

Aku berlari-lari riang karena Adrian bersama denganku. Kami berada di sebuah pesta besar. Dan aku senang sekali. Lari ku terhenti ketika di sudut ruangan kulihat seorang anak perempuan, sepertinya dia sebaya denganku. Cantik sekali.

Dan... Pergelangan tangannya menyala. Aku mengedipkan mataku, untuk meyakinkan kalau yang aku lihat salah. Lalu..

Brukk! Aku merasa ada seseorang yang menabrakku dari belakang. Aku pun setengah merintih karena rasa sakit yang di timbulkan oleh orang yang menabrakku itu. Dan aku juga lumayan terkejut di buatnya.

"Aw..." rintihku kecil. Kulihat kebelakang, ternyata itu Adrian.

"Adrian, apa yang kau lakukan??" Tanyaku.

"Maafkan aku.. Tapi kenapa kau tiba-tiba berhenti??"

Aku hampir lupa alasan kenapa aku berhenti, karena insiden tabrakan kecil tadi. Berhubung Adrian mempertanyakannya, akhirnya aku pun mengingat gadis yang tadi aku lihat. Aku kemudian memfokuskan diri mencari gadis itu, lalu memberitahukannya pada Adrian.

"Kau lihat, gadis yang ada disebelah sana? Dia cantik sekali." Kataku sambil menunjuknya.

Tapi sepertinya gadis itu menyadari tanganku yang menunjuk kearahnya. Dia memandangku, lalu berganti memandang Adrian. Tatapan mereka beradu selama beberapa detik. Saat itulah, aku melihat pergelangan tangan Adrian bersinar, dan sayapnya kembali!

Aku benar-benar melihat sayapnya kembali. Awalnya sedikit samar, lalu semakin lama semakin jelas, seiring dengan semakin terangnya sinar dari pergelangan tangan Adrian.

Sepertinya Adrian sadar ada yang aneh dengan pergelangan tangannya. Dia menarik lengan bajunya, sebisa mungkin menutupi sinar yang muncul. Tapi tetap saja, sepertinya Adrian tidak tahu ada sesuatu yang lebih besar berada di bagian belakang tubuhnya. Setelah dia merasa berhasil menutupi pergelangan tangannya, dia pun mengajakku untuk pindah ke tempat yang lain.

***

Aku dan Adrian kembali duduk, setelah beberapa lama aku memeluknya. Masih kurasakan tubuhnya bergetar. Entah dia takut, entah dia khawatir. Aku masih belum memulai pembicaraan apapun. Kutatap wajah yang masih tegang itu. Kulihat dia menatap ke langit. Pandangannya dalam sekali. Sepertinya dia juga punya banyak pertanyaan.

"Laura.." panggilnya tanpa memalingkan wajahnya.

"Hhmmm..." Jawabku.

"Tau dari mana kamu soal tanda itu??"

"Aku tau.."

"Dari mana?? Apa seseorang memberitahumu??"

"Aku melihatnya Adrian. Aku melihatnya sendiri." Jawabku dengan antusias.

Mendengar jawabanku, spontan Adrian memalingkan pandangannya ke arahku dan menatapku tajam, serta penuh tanya.

"Bagaimana bisa??"

"Aku juga tidak tahu bagaimana persisnya. Tapi aku bisa melihat sinar di pergelangan tanganmu sejak pertama kali dia muncul."

"Pertama kali muncul??"

"Iya.. Dipesta waktu itu kan?? 9 tahun yang lalu??"

Adrian masih memandangku dengan serius.

"Aku juga bisa melihat sayap yang ada dipunggungmu"

"Sayap???"

Adrian mengernyitkan keningnya. Muka bingungnya itu membuatku ingin tertawa. Tapi tentu saja aku menahan tawaku. Ini bukan saatnya untuk tertawa.

"Iya Adrian. Sayap yang ada dipunggungmu. Kau lihat, aku juga punya sayap yang sama." Jawabku sambil mencoba mempamerkan punggungku ke arah Adrian.

"Aku tidak mengerti maksudmu apa Laura. Tapi aku tidak punya sayap seperti yang kau maksud." Jawab Adrian sambil kebingungan.

"Ada Adrian. Aku bisa melihatnya. Dan aku juga punya. Sama persis seperti milikmu."

"Laura, aku mengerti soal tanda yang kau maksud tadi. Tapi soal sayap?? Aku tidak melihat apapun di punggungmu, di punggungku juga. Aku bahkan tidak mengerti sayap apa yang kau maksud." Jawab Adrian serius.

Sekarang aku yang kebingungan. Aku bisa melihat tanda di tangan Adrian, dan sayap miliknya, juga milikku. Tapi Adrian?? Dia hanya bisa melihat tanda pada tangannya. Aku masih tidak mengerti dengan situasi ini. Aku mencoba memutar otakku untuk berfikir. Aku menyusun semua hal yang pernah aku lihat dan apa yang aku tahu, tapi aku tidak juga menemukan titik terang.

Sekarang, tinggal aku dan Adrian yang saling bertatapan. Aku melihat dari mata Adrian, ada banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Begitu juga denganku. Aku juga sedang bertanya-tanya tentang apa yang sedang kami alami saat ini. Sebuah kebetulankah? Takdirkah??Atau memang semesta sedang mempermainkan kami??

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

eyo author hebat! aku mampir🤗 semangat upnya! 💪

2021-01-28

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

boom like 5 episod. nanti aku lanjut baca.
semangat ya thor.
ditunggu feedbacknya

2021-01-18

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

cinta pak bos hadir menyapa lagi kak😉

mampir lagi yuk..

sehat dan semangat ya💪

2020-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bella
2 Laura
3 Pertemuan Pertama
4 Sebuah Tanda
5 Istimewa
6 Mimpi
7 Hilangnya Adrian
8 Tersesat
9 Cedera
10 Kembalinya Merylin
11 Pulang
12 Sekejap Mata
13 Penyusup
14 Reaksi yang Berbeda
15 Permintaan Khusus
16 Bertemu Teman Lama
17 Kembalinya Melody
18 Alasan Kembalinya Melody
19 Sebuah Ancaman
20 Wanita Tua Misterius
21 Diusir
22 Perubahan Aneh
23 Pria Asing
24 Meminta Pertolongan
25 Sebuah Kotak Kayu
26 Rencana Yang Ditolak
27 Pertemuan yang Tidak Disengaja
28 Perkenalan
29 Laura Berbohong
30 Berubah Pikiran
31 Potongan Masa Lalu
32 Sebuah Kekhawatiran
33 Fenomena Aneh
34 Diskusi
35 Pertengkaran
36 Suara Aneh
37 Tertangkap Basah
38 Rasa Bersalah
39 Tamu Misterius
40 Mimpi Pertama
41 Siapa Orang Tuamu??
42 Kecurigaan Bella
43 Pria yang Sama
44 Menemui Merylin
45 Kenyataan yang Mengejutkan
46 Lepas Kendali
47 Kenyataan yang Mengejutkan 2
48 Pengumuman
49 Siapa Bibi Mer Sebenarnya?
50 Bunga Matahari Hijau
51 Menuju Hutan
52 Kemarahan Bella
53 Memilih Terbuka
54 Pengakuan Bibi Mer
55 Petunjuk Mimpi
56 Bukan Anak Kandung
57 Berpikiran Sama
58 Sepucuk Surat
59 Keluarga Bangsawan
60 Malam Festival
61 Bella Menghilang
62 Menuju Hutan
63 Munculnya Sebuah Bola Kaca
64 Sesuatu Yang Tidak Terduga
65 Melody dan Alexander
66 Mengantarkan Laura
67 Melody dan Leonard
68 Adrian dan Bibi Mer
69 Menuju Hutan 2
70 Tiba di Hutan
71 Teriakan Adrian
72 Sebuah Kotak Kayu 2
73 Selembar Surat
74 Merylin dan Leonard
75 Merylin dan Melody
76 Merylin Hilang Kendali
77 Surat Peninggalan Elena
78 Kebenaran yang Sesungguhnya
79 Adrian Siuman
80 Kebenaran Yang Sesungguhnya 2
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bella
2
Laura
3
Pertemuan Pertama
4
Sebuah Tanda
5
Istimewa
6
Mimpi
7
Hilangnya Adrian
8
Tersesat
9
Cedera
10
Kembalinya Merylin
11
Pulang
12
Sekejap Mata
13
Penyusup
14
Reaksi yang Berbeda
15
Permintaan Khusus
16
Bertemu Teman Lama
17
Kembalinya Melody
18
Alasan Kembalinya Melody
19
Sebuah Ancaman
20
Wanita Tua Misterius
21
Diusir
22
Perubahan Aneh
23
Pria Asing
24
Meminta Pertolongan
25
Sebuah Kotak Kayu
26
Rencana Yang Ditolak
27
Pertemuan yang Tidak Disengaja
28
Perkenalan
29
Laura Berbohong
30
Berubah Pikiran
31
Potongan Masa Lalu
32
Sebuah Kekhawatiran
33
Fenomena Aneh
34
Diskusi
35
Pertengkaran
36
Suara Aneh
37
Tertangkap Basah
38
Rasa Bersalah
39
Tamu Misterius
40
Mimpi Pertama
41
Siapa Orang Tuamu??
42
Kecurigaan Bella
43
Pria yang Sama
44
Menemui Merylin
45
Kenyataan yang Mengejutkan
46
Lepas Kendali
47
Kenyataan yang Mengejutkan 2
48
Pengumuman
49
Siapa Bibi Mer Sebenarnya?
50
Bunga Matahari Hijau
51
Menuju Hutan
52
Kemarahan Bella
53
Memilih Terbuka
54
Pengakuan Bibi Mer
55
Petunjuk Mimpi
56
Bukan Anak Kandung
57
Berpikiran Sama
58
Sepucuk Surat
59
Keluarga Bangsawan
60
Malam Festival
61
Bella Menghilang
62
Menuju Hutan
63
Munculnya Sebuah Bola Kaca
64
Sesuatu Yang Tidak Terduga
65
Melody dan Alexander
66
Mengantarkan Laura
67
Melody dan Leonard
68
Adrian dan Bibi Mer
69
Menuju Hutan 2
70
Tiba di Hutan
71
Teriakan Adrian
72
Sebuah Kotak Kayu 2
73
Selembar Surat
74
Merylin dan Leonard
75
Merylin dan Melody
76
Merylin Hilang Kendali
77
Surat Peninggalan Elena
78
Kebenaran yang Sesungguhnya
79
Adrian Siuman
80
Kebenaran Yang Sesungguhnya 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!