GADIS 20RIBU

GADIS 20RIBU

1

"Kembalikan bajuku...!!"

Bagai disambar petir, makhluk bermata sayu itu membungkukkan badannya yang setengah telanjang, dan meringkuk di bawah meja. Sorak Sorai tiga orang pria membahana, memekakkan telinga. Bagaimana tidak, saat mereka sedang sibuk membuat foto hasil jepretan tuannya, gadis itu membuka pintu yang tidak terkunci, dan langsung berlari ke arah mereka. Dalam hitungan detik, botol air yang tengah ditenggak salah satu pria tertumpah di atas meja, membuat pria itu marah dan membuka baju kaos yang dikenakan gadis itu, lalu menjadikannya lap untuk mengeringkan meja.

"Ah, kau lagi. Selalu saja begini." Seorang pria muncul dari dalam, dan mengangkat meja yang menjadi penolong bagi gadis kecil di bawah meja." Bawa dia...!" Dua orang pria yang dari tadi hanya berdiri diam, berjalan mendekati gadis tersebut, dan membopong tubuhnya. "Lepaskan aku, tuan...!! Aku lebih baik mati saja..!" Gerakan meronta gadis itu hanyalah usaha yang sia-sia.

Tuan muda Tria melangkah mengikuti dua pengawalnya yang membopong gadis itu. Bukan tanpa sebab, ini kali ke dua gadis itu masuk dan bersembunyi di dalam studio milik tuan Tria.

Flashback.

Wanita tua berpenampilan menor, terlihat menyeret seorang gadis. Dia memasuki apartemennya, dan menendang bawaannya itu dengan keras, hingga tubuh gadis itu menghantam pintu. "Kamu harus menuruti semua perintahku. Nanti malam mereka akan datang, jadi usahakanlah agar pelayananmu maksimal." Gina sesenggukan di samping pintu. Ya, gadis mungil itu bernama Gina. Setelah usianya menginjak tujuh belas tahun, tantenya dengan sadis mau menjadikannya pemuas nafsu bagi teman-teman bisnisnya.

Beruntung, gadis itu berhasil kabur dari apartemen. Sudah beberapa kali dia kabur, tapi selalu saja ditemukan oleh wanita yang tak lain adalah tante kandungnya itu. Kali ini, dia bersembunyi lagi di sebuah studio yang tak jauh dari apartemen tantenya. Pernah satu kali dia kabur dan masuk ke studio tersebut, namun berhasil di temukan oleh anak buah wanita tua itu. Kini, dia masuk lagi ke tempat yang sama.

Disinilah Gina sekarang. Dia dikurung di sebuah kamar kecil di dalam studio tersebut.

Sementara Wanita tua bernama Ranti itu sangat kesal. Saat dia kembali dari toilet, Gina tak tampak sama sekali. Hal itu membuatnya marah besar, dan langsung menelpon tiga orang anak buahnya, untuk mencari keberadaan Gina.

"Jangan dekati aku..!" Gina meraih gunting kecil di atas lantai, dan mengacungkannya pada pria brewok yang berjalan ke arahnya.

Pria itu tertawa terbahak-bahak. Dia melempar piring yang dipegangnya hingga melayang ke kepala Gina.

"Seharusnya aku membiarkan kau mati kelaparan. Ini perintah tuan. Kau pikir aku sudi memberimu makan.....!?" Si brewok sangat emosi saat Gina mengancamnya dengan gunting. Pri itu pun keluar meninggalkan gadis yang minta dilepas itu.

"Aaah....!!! Biarkan aku pergi.. Kembalikan bajuku...!! Gina menghapus kasar darah di pelipisnya dengan telapak tangan. Gadis itu menangis semakin kencang. Hari semakin malam, dan dia sama sekali belum membersihkan tubuhnya.

"Hei, Lu.Sini...!? Tria mengembuskan asap rokoknya ke arah si brewok. Pria tinggi itu mendekati boss-nya, dan menatapnya segan.

Tak lama, Brewok pun pergi, diikuti temannya. Rupanya Tria menyuruhnya untuk membelikan pakaian buat Gina.

Tria sendiri adalah pria keturunan Indo Belanda. Tampangnya yang gagah tertutupi oleh perangainya yang galak. Waktunya dia habiskan untuk hidup di Indonesia, menjauhi keluarganya yang tinggal di Belanda. Kekayaannya orang tuanya yang tidak akan habis tujuh turunan, dia hamburkan untuk membuka bisnis di mana-mana sesuai maunya.

Beberapa saat kemudian, Brewok dan temannya telah kembali. Mereka membawa satu buah paperbag yang berisi baju couple.

"Aku mau keluar sebentar. Ingat..!! Kalian cukup memberinya makan dan pakaian. Selebihnya, jangan sampai kalian mengganggunya.!" Tria pergi mengendarai mobilnya, sementara Brewok dan temannya tersenyum penuh kemenangan.

"Bro, ini saatnya kamu dan gue keluarin beban berat kita. Hahahaha...." Keduanya berlari masuk ke kamar, dimana Gina dikurung.

Gina memeluk lututnya, saat dua pria itu masuk. Pria itu menatap Gina sangat lama, dalam diam. Ada sesuatu yang membuat mereka tak bisa berpikir lagi. Muncul niat jahat untuk memperkosa gadis itu. Dengan penuh napsu, keduanya mendekati Gina, dan menariknya. " Jangan macam-macam sama aku, tuan..!! Atau, aku akan menusuk mu!" Gina memperlihatkan guntingnya, dan hal itu membuat keduanya semakin bernafsu. Brewok menendang kepala Gina, hingga nasib malang kembali menimpa gadis itu. Kepalanya berkunang-kunang, kemudian jatuh pingsan.

"Bro, jangan kelewatan. Nanti kita dipecat, Boss." Si kumis tipis mengingatkan brewok.

"Ya, benar juga kata lu. Tapi mumpung boss belum kembali, kita cicipi dulu, dia. Apalagi dia sedang pingsan. Ini kesempatan bagus."

"Giliran gue duluan, ya." Brewok mengusir temannya untuk keluar, kemudian mengunci pintu dari dalam. Sementara itu, Tria yang ketinggalan tabletnya di studio, berputar arah dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dalam hitungan lima menit, dia sudah sampai. " Hei, buka pintu kamarnya...!!!"

Tria emosi dan menendang pintu. Sejak masuk ke studio, dia tak melihat kedua anak buahnya. Sementara itu, Brewok bersiap-siap menanggalkan celana Gina. Karena mendengar bunyi keras di Pintu, dia emosi dan mengira itu ulah temannya. Dengan sekali gerakan, dia membuka pintu sambil tangan sebelahnya menghalangi bagian pahanya yang telanjang.

"Mau lu a...!?"

Belum sempat dia selesai, tuan Tria melayangkan pukulan ke wajahnya, hingga brewok terhuyung ke belakang.

"Berani benar lu melanggar perintahku..!" Mulai detik ini, lu aku pecat." Tria menjewer kuping Brewok, dan menariknya keluar dari kamar. Dia kemudian mendekati Gina, dan membangunkan gadis itu. Tak lama kemudian, kesadaran Gina telah kembali. Dia berdiri, dan berusaha menghalangi tubuh telanjangnya.

Tria merasa iba, dan memberitahu letak kamar mandi. Gina pergi dan masuk ke sana, sambil menenteng paperbag yang dikasih Tria. Rupanya si brengsek itu sudah membelinya pakaian" Tria geleng-geleng kepala dan keluar mencari keberadaan si kumis tipis. Dua pria itu ternyata belum pergi. Mereka duduk di kursi, menunggu tuannya.

Tiba-tiba dari depan pintu, anak buah Ranti mengetuk. Tria berjalan ke sana dan membuka pintu.

"Anda cari siapa..!.? Saya nggak kenal dengan kalian." Tria menatap tiga orang lelaki itu dengan sinis.

"Maaf, tuan. Kami mencari seorang gadis. Apa anda melihatnya?" Mereka mengamati bagian dalam studio. Saat bersamaan, Gina keluar dari kamar mandi dengan berpakaian rapih. Seharusnya orang yang suruhan Ranti mau pergi karena diusir sama Tria. Sayang, mereka terlanjur melihat keberadaan Gina.

"Ha, itu tuan...itu gadis yang kami maksud." Mereka berlari masuk ke dalam studio, tanpa ijin si pemilik. Hal itu membuat Tria sedikit kesal. Dia dengan cepat mengunci pintu studio dari dalam.

Sedangkan Gina mulai ketakutan lagi. Dia berlari dan menyembunyikan tubuhnya di belakang badan Tria yang tinggi dan atletis.

"Tolong aku, tuan..! Aku mohon..!! Tanteku ingin menjadikan aku budak nafsu rekan-rekan bisnisnya...hiks.. tolong aku, tuan...!" Tria terpaku mendengar ucapan Gina. Di hatinya muncul rasa iba. Dia kemudian mengamati wajah tiga orang pria itu, kemudian memanggil kedua anak buahnya yang masih duduk menunduk dan belum juga pergi, setelah dipecat.

"Aku akan membayar kalian dua kali lipat, asalkan kalian mau menutup mulut soal keberadaan Gina." Tria membuka dompetnya, dan memperlihatkan black card di depan mata tiga orang itu. Mereka menelan Saliva, pertanda tergiur dengan tawaran pria itu.

"Baik, lah. Kalian silakan duduk dulu. Anak buahku akan segera mengurus pembayarannya." Tria memasukkan kembali black card ke dalam dompet, lalu masuk ke kamar rahasia yang berada di studio tersebut. Kamar itu terdapat di belakang studio, dan hanya dirinyalah yang tahu. Tak lama, dia kembali sambil memegang tumpukan uang yang sangat tebal. Brewok kemudian dipanggil Tria untuk menghitung uang-uang tersebut.

"Urusan kita selesai, ya. Ini bayaran kalian. Jangan pernah lagi mencari ataupun memberitahu keberadaan Gina." Tria menyuruh Brewok menyerahkan tumpukan uang tersebut kepada mereka.

Terpopuler

Comments

Nurul Adawiyah

Nurul Adawiyah

Gina ini lucu nggak sih

2024-01-20

0

Nurul Adawiyah

Nurul Adawiyah

wah, lanjut

2024-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!