5

" Hei, kembalikan anakku...!" Ranti tiba-tiba menarik tangan Gina. Gadis itu dan juga tuan Tria menengok ke belakang. Gina sangat kaget. Dia merasa heran, kenapa tantenya berada di kota ini.

"Aku bukan anakmu...!! Lepaskan tanganku, wanita jahanam...!!Aku nggak mengenal mu..!"

Gina berteriak histeris, dan tentu saja tuan Tria tak tinggal diam. Dengan sekali sentakan, Tria menghempaskan tangan Ranti, Hingga terlepas dari tangan mungil Gina.

"Ayo, kita pergi dari sini. Sepertinya Mereka akan terus mengikuti kita."

Tria menggamit tangan Gina dan mereka berlari masuk ke dalam mobil. Ranti terus mengejar mereka, namun sayangnya mobil dan supirnya terparkir jauh dari lokasi, sehingga dia tak sempat untuk mengejar mereka. Di dalam mobil, Gina menangis ketakutan. Anak ini benar-benar trauma dengan kejadian beruntung yang terus saja dialaminya beberapa hari belakangan. Pria disampingnya hanya bisa menatap iba.

"Ceritakan padaku, Gina. siapa kamu, dan dimana keluargamu?" Gina tak berani menatap Tria, namun dia sepertinya berusaha meredakan tangisannya. Lalu diceritakanlah asal usul dirinya yang ditinggal oleh orang tuanya, Karena sebuah kecelakaan, hingga Ranti yang menjual rumah orang tuanya dan memaksa dirinya untuk menjadi budak napsu teman-teman bisnisnya.

Tria menghisap dalam-dalam rokoknya, lalu membuang asapnya kasar.

"Aku akan mengusut tuntas penyebab kecelakaan orang tuamu, dan aku akan mengambil kembali hakmu yang dirampas Ranti."

Untuk beberapa saat, Gina mengangkat wajahnya dan menatap pria berusia 25 tahun ini dengan sedikit ragu.

"Tapi, tuan. Jangan mengusik tanteku, atau aku akan berada dalam bahaya." Digosoknya jidatnya dengan kasar, pertanda merasa bimbang.

"Punya kuasa apa tantemu, itu? Kamu tenang saja. Semua itu urusanku, dan keamananmu aku yang jamin."

Pria ini menepikan mobilnya di sebuah halaman restoran yang cukup luas.

"Ini restoranku, Gina. Mulai sekarang kamu nggak perlu takut. Aku akan selalu mengawasi keamananmu." Mereka melangkah masuk, dan Gina tetap saja berjalan di samping tuan Tria. Kini, Penampilan gadis yang sudah beranjak dewasa ini lumayan rapih. Baju couple yang dibelikan tuannya sangat pas di tubuhnya, sehingga memberikan kesan mewah. Ya, jangan sebut dia tuan Tria, kalau membeli barang dengan harga termurah.

Beberapa pasang mata pelayanan restoran, menatap Tria dengan penuh tanda tanya. Selama ini boss yang terkesan kalem, galak, bahkan tak pernah membawa wanita ke setiap tempat yang dia datangi, kenapa malah diikuti seorang perempuan muda yang sangat cantik. Apakah itu pacarnya, atau calon istrinya? Begitulah mereka mengira-ngira.

"Selamat datang, tuan!" Semua pekerja yang berpapasan dengannya, menunduk untuk memberi hormat. Gina merasa serba salah, sebab baru kali ini dia berada langsung di dalam kondisi seperti ini.

Tria membawa masuk Gina ke sebuah ruangan VIP milik pribadinya. Seorang pelayan berlari menghampiri tuannya, dan menanyakan menu yang ingin Tria santap. Tak lama, dia berjalan kembali ke luar untuk menyiapkan menu tersebut. Sementara Gina terpukau dengan kemewahan ruangan VIP yang dia pijak sekarang.

"Kamu silakan istirahat sebentar. Kalau mau nonton, tuh ada televisi." Tria mengambil remote, lalu menyalakan layar besar yang menggantung dengan gagah di dinding ruangan itu. Sementara dirinya masuk ke kamar mandi VIP yang berada di ruangan itu.

Sungguh restoran yang begitu mewah. Seharinya, pengunjung restoran ini bisa mencapai seribu orang. Ya, Tria bergerak di bidang kuliner. Restorannya berkembang di beberapa daerah, bahkan untuk saat ini dia sudah memiliki lima belas cabang restoran. Sementara induk nya berada di kota Jakarta, dimana dia tinggal.

Tak lama kemudian, Beberapa pelayan masuk dengan membawa beberapa menu makanan. Tria keluar dari kamar mandi, dengan badan atletisnya yang sudah bugar kembali. Seorang pelayan bernama Ani melempar senyum untuk Gina, saat melihat tuannya mempersilakan gadis itu agar mereka segera makan.

"Kalian boleh pergi.!" Tiga orang pekerja itu mengundurkan diri, sambil berbisik-bisik. Baru kali ini mereka menyaksikan boss galak ini berbicara dengan nada rendah.

"Sepertinya dia sedang menjaga harga diri di depan pacarnya. Pantas saja sok lembut nadanya." Bisik Ani, dan disambut tawa teman-temannya.

"Guys.... ayo sini... kumpul semuanya..! Ani memberitahu beberapa temannya di dapur resto, soal boss. Mereka tertawa cekikikan.

"Mudah-mudahan setiap kali ke sini, pacarnya ikut terus, biar boss nggak berani galak-galak, ya kan?" Hahaha....Suasana dapur yang begitu riuh, seketika senyap. Tria berdiri di depan pintu, sambil mengamati wajah pekerjanya satu per satu. Mereka bagai diadili oleh hakim. Diam tak berkutik.

Sementara Gina menatap kagum makanan yang berjejer di depannya. Dia mengisi piringnya sampai penuh, dan dalam sekejap isinya langsung ludes. "Wah, kenikmatan tiada tara. Sepertinya aku harus pandai-pandai menjaga sikap, biar pria menyebalkan itu tidak menjauhi aku." Gumamnya sambil menyembunyikan senyumannya di bawah meja, karena Tria melangkah masuk ke VIP room tersebut.

Jarum jam menunjukkan angka enam sore. Tria memperhatikan Gina yang tertidur pulas di kamar VIP room. Dia melangkah mendekati gadis itu.

"Hei, bangun..! Kita akan balik ke Jakarta sekarang. Urusanku sudah selesai."

Gina sangat terkejut saat merasa badannya disentuh. Dia mengejapkan mata, dan seketika tersadar akan keberadaan tuan Tria. Dia begitu malu mengetahui dirinya tertidur selama ini. Dengan sikap polosnya, dia langsung melompat dari ranjang, dan berdiri dengan kokoh di lantai. Tria hampir tak bisa menahan tawa melihat tingkah lucu bocah itu. Namun, untuk menjaga gengsi, Tria menyembunyikan tawanya sambil berjalan ke luar.

Mobil yang membawa mereka, meluncur dengan cepat di jalanan yang lumayan padat. Sesekali Tria melirik Gina dengan ekor matanya. Sungguh, dia menemukan wajah kekasihnya yang sudah beda alam, pada raut wajah manis Gina. Entah kenapa, tiba-tiba saja pria dingin itu menitikkan air mata. Dengan cepat dia meraih tissue dan menghilangkan air mata di pipinya. Rupanya dia takut ketahuan gadis yang duduk di sampingnya.

"Ada apa dengan diriku? Kenapa aku tak bisa jauh dari bocah ini? rasanya nyaman sekali berdua dengan dirinya." Gumam Tria sambil mencuri pandang ke Gina lewat spion mobil.

Dari arah berlawanan, sebuah mobil Dengan kecepatan tinggi, mengarah lurus ke depan mobil Tria. Tak terelakkan lagi, kedua mobil tersebut bertabrakan. Dalam sekejap, kendaraan yang ditumpangi Gina itu rusak parah, dan dua orang yang berada di dalamnya pingsan. Darah mengalir dengan deras dari pelipis, bahkan kepala mereka.

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

waduh, ... pasti sengaja deh

2024-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!