Pukul sebelas, menjelang tengah hari. Gina dibawa seseorang memasuki ruangan khusus, yang berada dalam sebuah bangunan besar. Celana dan baju kaos ketat yang dipakainya menempel ketat, memamerkan lekuk tubuh Gina. Penampilannya tersebut membuatnya sedikit risih, namun untuk saat ini, dia tak bisa melawan. Wanita yang semalam, sudah dia anggap akan menjaganya, malah membawanya ke tempat asing dan aneh. Di dalam ruangan tersebut, seorang wanita menor duduk di sebuah kursi goyang sambil membakar rokok di tangannya.
"Meti, ini anak yang aku maksud."
Ibu itu melepaskan tangan Gina, dan mengunci pintu ruangan itu.
"Wah, kamu memang bukan kaleng-kaleng. Aku suka dengan bawaanmu." Wanita yang disebut Meti itu terlihat mengeluarkan dompetnya, lalu memberikannya lembaran uang yang sangat banyak kepada ibu penjual makanan itu "Pulang, lah! Sisanya akan ku transfer." wanita itu membuka pintu dan pergi, lalu masuklah seorang waria yang berjalan lenggak-lenggok.
"Kalian siapa? Tolong bukakan pintunya, aku mau pulang!" Gina berteriak, ingin keluar.
"Hah, berani sekali lu meneriaki boss gue..!! Mau cari mampus, lu?" Waria itu mendekati Gina dan menamparnya.
"Aaauuhh...!!" Gina memegangi pipinya yang terasa panas."
"Panggil anak-anak, dan bawa dia ke ruangan untuk bergabung dengan gadis-gadis itu..! Meti menghisap rokoknya, lalu melemparnya puntungnya ke arah si waria tadi.
Tak lama setelah si waria memutuskan sambungan telepon, masuklah dua orang pria, dan memegangi kedua tangan Gina. Mereka membawanya pergi, diiringi tawa renyah si Meti. Di bangunan yang sama, namun di ruangan berbeda. Disinilah Gina sekarang. Ada sebelas orang gadis yang sedang duduk di atas lantai, sembari sibuk dengan ponselnya masing-masing. Penampilan mereka begitu terbuka, membuat Gina semakin jelas jijik. Dia sebagai gadis yang mulai menginjak usia dewasa, sedikit-sedikit mulai mengerti apa yang sedang terjadi dengan dirinya. "Aku harus keluar dari tempat terkutuk ini..!" Bisiknya sambil meneteskan air mata.
"Heh, Lu...anak baru.. Ngapain menangis? lu pikir air mata lu bisa menghasilkan uang, hah...!? Mending kayak kita kita, nih. Woles aja, bocah..woles... Iya, nggak, man teman?" Wanita-wanita tadi tertawa cekikikan, membuat Gina semakin geram bercampur takut.
Di sebuah rumah besar tempat gadis-gadis tadi ditampung, terdapat sebuah hotel mewah yang bersebelahan. Di hotel itulah para wanita malam ini dipaksa melayani para lelaki hidung belang. Terlihat dari sikap mereka, sepertinya wanita-wanita itu menikmati hal ini. Hanya Gina lah yang masih menunjukkan wajah panik. Tak lama, makan siang diantar masuk oleh dua orang waria yang cukup dekat dengan Meti. Mereka diikuti oleh dua pria berbadan kekar dan tinggi. Melihat penampilan mereka, membuat nyali Gina menciut, dan tak berani untuk memberontak.
"Ayo, semuanya.. waktunya makan." Seorang waria membagikan beberapa bungkus makanan untuk para perempuan itu. Mereka makan dengan sangat lahap, kecuali Gina. Meskipun perutnya begitu lapar, tapi ketakutan yang dia rasakan lebih besar ketimbang rasa laparnya.
"Dengar-dengar, malam ini ada tamu spesial di hotel. Sayangnya, Bocah baru ini yang akan disuruh menemani tuan itu. Brengsek...padahal aku tahu betul bagaimana tampangnya tamu spesial itu. Dia pernah menginap di hotel soalnya." Wanita yang terlihat lebih tua, menatap Gina tak senang.
"Apa...!? Jadi gue mau disuruh melayani tamu hotel!?" Gina bergidik sendiri. Gadis ini sekali lagi meneteskan air mata."
Sementara itu, Tria tak tinggal diam. Keberadaan Gina untuk saat ini sudah dia ketahui. Beberapa orang kepercayaan yang dia suruh telah berhasil menemukan keberadaan gadis itu. Tria tahu bagaimana dunia malam. Dia tersenyum miring, dan berjanji akan menghancurkan orang yang berani menjual Gina.
Hari semakin sore, Gina disuruh untuk tidur siang. Tenaganya sangat dibutuhkan nanti malam, begitu kata Meti.
Jam setengah tujuh malam, Gina masih menutup matanya. Sebenarnya gadis malang itu sudah bangun, hanya saja sedang berpura-pura.
Meti masuk ke dalan ruangan itu, sambil menenteng paperbag. "Heh, bangun! ambil pakaian ini, dan masuklah ke kamar mandi. Persiapkan dirimu, segera!" Meti memberi kode untuk dua orang pria berbadan tinggi besar itu, agar tetap menjaga di depan pintu keluar kamar mandi.
Untuk saat ini, Gina tak bisa berbuat apa-apa. Dia menuruti perintah Meti, dan masuk ke dalam untuk mandi dan bersiap-siap.
Sementara di tempat lain, tuan Tria menghidupkan mobilnya dan mendatangi sebuah hotel mewah. Pria tampan dan berkharisma tersebut keluar dari mobil, dan melangkah masuk dengan penuh keyakinan. Bukan sekedar bertamu ke hotel, namun ada tujuan penting di balik itu. Setelah berada di meja resepsionis untuk beberapa saat, kini Tria berjalan masuk ke kamar yang sudah dipesannya.
"Ayo, jalan! Kenapa lu susah sekali diomongin, hah ..!?" Si waria menjewer telinga Gina, dan membawanya masuk ke hotel, diikuti dua orang pria dari belakang.
"Aku tidak mau masuk ke sana..! Lepaskan aku..! Buk..!" Gina berhasil menendang waria itu, dan berlari sekencang mungkin.
Dua pria yang ikut dari belakang, saling menatap lalu tertawa. "Tangkap dia..!" Perintah salah satu pria, dan dalam sekejap, pria satunya berhasil meraih tangan Mungil Gina. Dia meronta-ronta ingin melepaskan diri, tapi gagal. Gadis malang itu dipaksa masuk, dan waria tadi membawanya ke sebuah kamar. Disana sudah ada seorang pria tua, yang tengah meneguk minuman keras. Sementaranya di tempat lain, Tria kebingungan. Gadis yang berada di kamarnya bukanlah Gina yang dia cari.
"Ah, aku tunggu kamu dari tadi. Kenapa lama sekali, hah..!?" pria tua itu mendekati Gina, dan meraih bibirnya, dan langsung melumatnya.
"Kurang ajar...!" Gina melepaskan pagutan pria tua itu, dan meludahi wajahnya.
" Ciiih....dasar manusia iblis...! Aku bahkan tak sudi dipandangi oleh mata mesum mu itu..!"
Gina mengelap bibirnya, dan meraih air mineral di atas meja, lalu berkumur dan membuang air kumurnya begitu saja ke lantai kamar hotel.
Pria tua itu marah besar. Dia mengambil uang kertas dua puluh ribu, dan melemparkannya ke wajah Gina.
"Dasar bocah murahan...! Aku pun tak sudi membayar mu..!" Pria ini sangat marah. Dia manarik tubuh kecil Gina, dan melemparkannya ke atas kasur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments