Radio Maple
Biru sedang berdiri memandangi pohon maple yang ada di taman tengah sekolah, ia menghela napasnya berat beberapa kali.
"Taman disini keren ya, ada pohon maple juga. Tanaman berbagai musim di budidayakan disini ya" celetuk seseorang berjalan mendekati Biru.
"Iya begitulah" jawab Biru singkat.
"Loe tau gak apa makna daun maple ini?"
"Apa?"
"Kebanyakan orang percaya kalau daun maple itu simbol kebanggaan, keberanian dan kesetiaan"
Mendengar hal itu tiba-tiba saja Biru tertawa terbahak-bahak. Ia membuat lawan bicaranya mengerutkan kening tak mengerti.
"Loe kelihatan sedih, seakan hanya loe yang punya masalah. Kita semua juga punya masalah, apa yang lebih menyedihkan dari di selingkuhi oleh sahabat loe sendiri" curhat pemuda itu dengan tawanya.
"Mau adu nasib sama gue? Simbol Kesetiaan, kemarin cowok gue minta putus, tau gak alasannya apa? Karena gue memergoki dia ciuman sama cewek lain. Simbol Keberanian, gue gagal dalam ujian, padahal Papa bilang kalau nilai gue jelek lagi, gue gak dikasih uang jajan, sekarang gimana gue mau hadapi Papa gue coba. Simbol kebanggaan, gue ketua club radio sekolah, tapi hari ini guru kasih gue kesempatan dua minggu sebelum bubarin club radio jika masih tidak ada pendengar nya. Padahal club radio adalah club yang paling gue cintai dan gue banggakan. Mungkin karena itu kenapa gue berdiri di depan pohon Maple ini" jelas Biru dengan tawanya. Ia tersenyum lebar melihat pemuda yang terdiam usai mendengarkan ceritanya.
"Gue Langit, murid pindahan. Anak kelas sebelas empat" ucap Langit sembari mengulurkan tangannya.
"Gue Biru, sebelas dua" jawab Biru membalas uluran tangan Langit.
Xabiru Mikaila, biasa dipanggil Biru, murid kelas dua SMA Angkasa. Biru terkenal ramah dan ceria, dia tidak terlalu pandai dalam pelajaran, namun Biru bisa menjadi seorang pemimpin yang handal. Ia adalah seorang ketua kelas dari kelas sebelas dua. Biru juga merupakan seorang ketua club radio sekolah yang tidak memiliki banyak penggemar. Padahal para murid sudah meminta Biru merelakan club itu, namun Biru masih kukuh ingin mempertahankannya.
Tak hanya masalah club, Biru juga lelah saat pulang ke rumah sebab Papa akan mengomelinya karena nilainya yang jelek. Papa pikir Biru terlalu main-main dan tak pernah belajar. Biru juga merasa sesak saat selalu dibandingkan dengan sang adik yang selalu juara.
"Loe gak apa-apa?" Tanya Langit saat melihat Biru memegangi kepalanya.
"Hehehe gak apa-apa kok, cuma sedikit pusing, belum makan nih"
"Yuk ke kantin, gue traktir"
"Baik banget sih loe, padahal kita baru pertamakali ketemu, thanks deh cowok baik"
"Loe juga teman pertama gue disini" jawab Langit dengan senyumannya.
Langit dan Biru berjalan beriringan menuju kantin, Biru menunjukkan tempat-tempat yang mereka lewati dengan bersemangat. Anehnya, di sepanjang jalan para siswi terus menatap mereka kedua sambil berbisik-bisik. Biru merasa sedikit aneh, namun tidak dengan Langit yang tampak biasa saja. Saat sampai di kantin, seorang siswi langsung mendekati Biru dan memarahinya sebab pergi begitu saja saat jam istirahat.
"Tata, udah ah diem, malu di dengerin banyak orang" ucap Biru membungkam mulut Tata.
"Loe mau makan apa? Biar gue yang pesan" sela Langit.
"Bakso aja deh, es jeruk ya minumnya"
Tata menarik Biru untuk duduk usai melihat Langit pergi menjauh. Ia memandangi Langit dan memuji betapa tampannya murid baru itu. Biru mengerutkan keningnya, ia tidak tau jika berita tentang Langit ternyata sudah menyebar.
"Loe gak kenal dia? Dia Langit, followers sosmednya banyak tau. Kalian kok bisa kenal sih?" Cecar Tata curiga.
"Jangan ngaco, tadi gak sengaja ketemu di taman. Tapi dia bilang gue teman pertamanya disini, tapi kok loe juga udah tau dia sih?"
"Jelas tau lah gila loe, dia baru masuk hari ini tapi nih ya, kemarin ada yang lihat dia disekolah. Jadi ya kalau cowok ganteng kan beritanya cepat nyebar Bundaaa" jelas Tata kegirangan. Ia beranjak dari duduknya untuk segera memesan makanan sebelum bel masuk berbunyi.
Kini Biru mengerti alasan semua siswi menatapnya, jika seperti itu Langit adalah pilihan yang bagus untuknya masuk kedalam club Radionya. Tapi tidak mungkin anak sepopuler Langit mau masuk kedalam club Radionya.
"Mikirin apa sih?" Tanya Langit datang menghampiri Biru dengan dua mangkok bakso.
"Mikirin loe"
"Apa?"
"Hmm.... Loe mau gak gabung club radio gue? Gue dengar fans loe banyak, tadi juga anak-anak lihatin loe. Kalau loe gabung, gue yakin club radio gue bakal banyak pendengar nya"
"Gue pikirin dulu ya, soalnya gue gak suka ikut-ikutan ekskul yang ribet" ucap Langit.
Biru tersenyum sambil mengangguk, setidaknya Langit tidak menolak. Tapi jika dilihat Langit memang tampan, baik, dan ramah. Dia friendly sekali, buktinya langsung berteman akrab dengan Biru yang baru ia lihat hari ini.
...****************...
Sepulang sekolah......
Biru turun dari bus di depan kompleks perumahannya. Ia menyebrangi jalan raya lalu berjalan masuk usai menyapa penjaga kompleks. Setelah beberapa langkah, sebuah klakson motor berbunyi dan motor itu menghadang jalan Biru. Gadis itu diam memandangi pemotor yang mengenakan seragam sekolah sama dengannya.
"Langit, kok loe disini?" Tanya Biru.
"Rumah gue disini, naik, gue antar loe pulang" jawab Langit.
"Gak usah deh, udah dekat kok" tolak Biru.
"Naik!!! Rumah kita searah kok, buruan"
Mendengar hal itu, Biru pun naik ke atas motor Langit. Pemuda itu melajukan motornya perlahan, ia lalu berhenti di depan rumah Biru padahal gadis itu belum memintanya berhenti. Biru turun dari atas motor dengan tawa canggung, ia merasa aneh sebab Langit mengetahui rumahnya.
"Udah kenal ya ternyata" celetuk seseorang keluar dari rumah yang ada di depan rumah Biru.
"Kak Argo, eh bukannya mau keluar negeri ya Kak?" sahut Biru.
"Gak jadi, nih adik gue tiba-tiba minta tinggal disini dan pindah sekolah. Tau gak karena apa? Putus cinta, payah ya dia" ejek Argo dengan tawanya. Ia menepuk pundak Langit lalu menggerakkan alisnya naik turun.
Biru tertawa kecil mendengar Argo menggoda adiknya. Ia kini tau kenapa Langit sangat baik kepadanya padahal mereka baru pertama kali bertemu.
"Jadi Kak Argo yang ceritain tentang gue ke Langit ya? Pantesan dia baik banget ke gue, pakai acara traktir segala. Hehehe, bujuk dia lagi dong buat ikut club ekskul gue Kak"
"Ngelunjak, mulai besok berangkat dan pulangnya bareng Langit aja ya. Oh iya, kan gue gak jadi kuliah di luar negeri nih, loe sama Jingga jadwal lesnya tetap ya jam enam. Kalau pun nanti gue sibuk kuliah, ada Langit kok, dia bahkan lebih pinter loh daripada gue. Ntar gue bilang Papa sama Mama loe" jelas Argo.
Gadis itu melirik ke arah Langit yang tak menentangnya sama sekali. Sepertinya Langit sangat menurut pada apapun perkataan Argo. Biru mengucapkan terimakasih kemudian berpamitan masuk kedalam rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
thor atps, ap kbr??
ini si Biru kembali lagi kah??
2024-02-23
1