Esok harinya....
Biru keluar rumahnya dan hendak berangkat ke sekolah. Ia berdiri di samping mobil Papa dan Mamanya.
"Ingat ya, Papa gak mau nilai kamu jelek lagi. Kalau nilai kamu masih jelek, Papa gak akan kasih kamu uang saku. Bini malu saja" sentak Papa.
"Kami berangkat dulu, jangan buat ulah di sekolah" timpal Mama lalu menyusul Papa masuk kedalam mobil.
Gadis itu melambaikan tangannya dengan senyuman. Di kejauhan Argo dan Langit memandangi Biru yang tampak sedih.
"Mereka kenapa gak antar Biru juga? Kenapa hanya Jingga?" Tanya Langit.
"Gue juga gak tau, tapi memang sejak dulu Biru selalu naik bus. Padahal Biru anak yang baik, selalu nurut, cuma agak bodoh aja sih hehehe" jawab Argo.
"Dia anak tiri?"
"Kandung kok, tapi kayak anak tiri ya. Udah sono berangkat, nanti telat loh!!" usir Argo.
Langit berdehem lalu melajukan motornya menghampiri Biru. Gadis itu tersenyum ke arah Langit dan melambaikan tangannya pada Argo yang memandangi mereka dari rumahnya. Biru menolak ajakan Langit, ia berkata akan berangkat dan pulang sekolah dengan naik bus.
"Kenapa? Dilarang Papa dan Mama loe? Nanti gue ijin ke mereka deh, ayo sekarang naik nanti telat loh"
"Bukan gitu, helm gue udah gue buang ke bawah jembatan. Ya soalnya waktu itu emosi banget gara-gara di putusin cowok brengsek itu" jelas Biru.
"Oh, kita kan bisa beli, ayo naik!! Kita beli helm dulu"
Biru naik ke motor Langit, ia memegangi tas pemuda itu dan memandangi jalanan. Langit memperhatikan Biru dari spion, gadis itu tampak sedih dan gelisah. Saat melihat toko helm, Langit langsung membelokkan motornya ke toko tersebut. Ia melihat-lihat helm untuk cewek dan mencari warna yang cocok untuk Biru.
"Warna biru langit aja Pak, iya yang itu" pinta Langit.
"Makasih ya, ntar gue ganti kalau ada duwit lebih hehehe" celetuk Biru.
"Iya, santai aja" ucap Langit lalu memakaikan helmnya pada Biru.
Pemuda itu membayarnya kemudian melajukan motornya menuju sekolah. Kehadiran mereka membuat semua murid menatapnya dengan curiga. Biru tak terbiasa dengan popularitas ini, ia berjalan lebih dulu dan sedikit menjauh dari Langit. Rasanya sangat aneh saat menjadi sepopuler ini padahal hanya berteman dengan Langit.
"Ckck, ada mantan nih" celetuk seorang siswi menghadang jalan Biru. Ia bergelayut manja di lengan seorang pemuda yang memandangi Biru.
"Selamat" ucap Biru dengan senyumannya.
"Oh oh, kasihan banget sih. Masih sayang banget ya sama mantannya, berharap kembali? Jangan mimpi deh, dia punya gue sekarang"
Biru berdehem dan tak peduli, ia melanjutkan jalannya tapi siswi itu menahan lengannya. Mantan pacar Biru mencoba menghentikan pertikaian kedua gadis itu. Ia meminta Biru untuk pergi menjauh melanjutkan jalannya. Sedangkan sang mantan pacar dan kekasih barunya tengah berdebat.
"Kamu masih suka sama Biru? Terus kenapa selingkuhin dia ha?" Sentak gadis bernama Kelly.
"Udah ah, jangan usik dia lagi. Kan sekarang cuma kamu pacar aku, udah cukup gangguin Biru" mohon Ragil.
"Kamu tuh ya, jawab!!! Kamu masih suka kan sama Biru?"
Suara deheman seseorang menghentikan pertikaian kedua orang tersebut. Langit memandangi Kelly yang tertegun menatapnya. Pemuda itu memuji betapa cantiknya Kelly dan memberinya sebungkus coklat. Ia menatap Ragil sambil tersenyum menyeringai lalu pergi meninggalkan pasangan itu.
"Aahhh, dia anak baru itu ya? Ganteng banget sih, so sweet juga. Gue ke kelas dulu ya Kak" pamit Kelly pada Ragil.
"Shit, sialan tuh anak" umpat Ragil kesal.
...----------------...
Jam istirahat.....
Biru tengah berada di ruang club radio, ia memandangi forum radionya yang sepi tanpa ada penggemar. Gadis itu berpamitan pergi keluar sejenak untuk mencari udara segar. Ia pergi keliling sekolah seorang diri sambil melihat-lihat jika saja ada topik berita yang hot. Saat melintasi taman, Biru berhenti sejenak memandangi Langit yang berdiri sambil menatap pohon maple.
"La...." panggilan Biru berhenti kala melihat Kelly mendekati Langit.
"Hai Langit, kamu lagi apa disini? Nih jus buah buat kamu" tanya Kelly sembari memberikan jus pada Langit.
Pemuda itu menoleh, ia menatap Kelly sejenak dan berterimakasih atas minumannya. Langit melirik ke arah lain, ia melihat Biru yang menatap mereka dengan sedih. Ia mengembalikan minuman dari Kelly dan langsung berlari menghampiri Biru.
"Mau ke kantin? Makan yuk, laper nih" ajak Langit seraya menggandeng tangan Biru pergi ke kantin.
"Loe dekat sama Kelly? Kalian kelihatan akrab" celetuk Biru di tengah perjalanan menuju kantin.
"Gak kok, gue kan akrabnya cuma sama loe. Mau makan apa? Bakso? Soto? Atau Ayam geprek?" Tawar Langit.
"Hmm.... Soto, minumnya es teh ya"
Langit tertawa lalu pergi memesankan makanan untuk mereka berdua. Ia sesekali menatap Biru yang memainkan jemarinya duduk seorang diri. Ada sesuatu yang membuat Langit penasaran, alasan sang Kakak begitu baik pada Biru. Selagi menunggu pesanannya, ada banyak siswi yang mendatangi Langit sili berganti. Mereka mengajak pemuda itu berkenalan dan berbincang ringan untuk basa-basi.
"He Biru, dimarahin lagi sama bokap loe?" Celetuk Tata.
"Iya, tapi kan emang salah gue yang bodoh. Papa sama Mama pasti bangga banget punya Jingga, kayaknya gue cuma beban deh" curhat Biru sedih.
"Kita kan bisa belajar bareng, lagipula tetangga loe gak jadi pindah kan? Loe jadi bisa les tuh disana, gue yakin loe pasti bisa dapat nilai bagus"
"Iya, makasih ya udah selalu ada buat gue. Cuma loe dan Kak Argo yang gue punya saat ini, kalau gak ada kalian gue mungkin udah..."
"Kok cuma mereka? Kan sekarang ada gue juga, gue bakal selalu ada buat loe juga kok" sela Langit sembari memberikan makanan pesanan Biru.
Tata tersenyum sambil berdehem, ia pergi untuk memesan makanannya. Biru tertawa kecil sambil menatap Langit, ia tak bisa mengatakan apapun mengenai kebaikan Langit dan Argo. Mereka berdua sangat baik, Biru merasa jika Argo lebih seperti saudara kandungnya.
......................
Pulang sekolah.....
Sebelum pulang Biru mengajak Langit pergi ke suatu tempat lebih dulu. Sebuah taman yang memiliki danau, tempat ini terletak tak jauh dari kompleks perumahan mereka.
"Loe sama Kak Argo kok bisa dekat banget sih?" Tanya Langit sembari memandangi Biru yang melemparkan batu ke danau.
"Gue pernah coba bunuh diri, tapi Kak Argo malah nolongin gue. Dua kali percobaan, dan dua kali Kak Argo nyelametin nyawa gue. Dia bilang, ada banyak hal yang belum gue ketahui di dunia ini. Sampai akhirnya gue ketemu Kak Ragil terus kami pacaran dan ya, memang ada banyak hal yang belum gue ketahui"
"Loe cinta banget ya sama Ragil?"
"Karena dia selalu ada buat gue, saat ada yang nyakitin gue disekolah, Kak Ragil selalu belain gue. Padahal dia sebaik itu, tapi gue ngerti kok, gue memang cewek membosankan"
Biru menoleh menatap ke arah Langit, pemuda itu sedang memandangi dirinya dengan seksama.
"Kalau loe? Massa di selingkuhin aja sampai pindah sekolah, orang kaya emang beda ya"
"Hm... Dia selingkuh dengan sahabat baik gue, parahnya gue tau perselingkuhan itu dari video sex mereka yang nyebar. Gue pingin lari dari dunia, gue ngerasa dunia gak adil sama gue.Tapi setelah ketemu loe, kayaknya masalah gue gak ada apa-apanya deh"
"Hahahaha sialan loe, udah yuk cabut, harus les nih nanti Kak Argo marah kalau kita terlambat"
Langit berdehem dan berdiri mengikuti Biru, ia tersenyum kecil memandangi Biru yang tampak lebih rileks.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments