Ellia Kanaira

Ellia Kanaira

Bab 1. Awal Mula

Di sebuah kamar yang memiliki ukuran sedang terlihat seorang wanita berusia dua puluh delapan tahun sedang mengetik sesuatu pada layar gawainya. Headset terpasang pada kedua telinganya, sambil duduk bersandar dikepala ranjang yang cukup untuk tiga orang itu.

Kurang lebih dua jam dia berkutat dengan gawainya tanpa memperdulikan malam yang semakin larut. Terus saja mengetik dengan wajah yang serius. Hingga seorang laki-laki datang menghampirinya dengan membawa segelas susu yang masih hangat dan meletakkannya di meja dekat ranjang. Laki-laki itu kemudian mengecup keningnya.

"Aku bikin susu buat kamu nih, supaya semangat nulisnya," kata laki-laki itu. Duduk di pinggir ranjang.

Dia adalah suaminya yang bernama Kellan Mahesa.

Wanita itu mengalihkan tatapannya pada layar gawai dan menatap Kellan yang sedang menatapnya dengan hangat dan penuh cinta.

"Makasih ya, Mas. Nanti aku minum. Tanggung nih dikit lagi ceritanya," ucap wanita yang bernama Ellia Kanaira itu.

Kellan tersenyum, lalu mengusap puncak kepala Ellia. "Memang masih berapa kata lagi?" tanya Kellan.

"Dikit lagi. Ini baru dapat seribu tiga ratus," jawab Ellia.

"Belum tamat ya novel kamu?" Kellan kembali bertanya.

"Belum, tinggal dua bab lagi novel El akan tamat." Ellia meraih gelas susu itu dan sedikit meneguknya.

"Kalau udah tamat kamu lanjut lagi nggak, sayang?" Kellan bangga pada istrinya itu karena bisa menyelesaikan novelnya.

Ellia mengangguk mantap. "Iya, aku tetep nulis. Aku pengen deh suatu hari nanti novel aku bisa terbit di Gramedia terus jadi novel best seller," kata Ellia.

Kellan terkekeh, melihat ekspresi Ellia yang penuh semangat.

"Mas akan dukung apapun pilihan kamu selagi hal positif. Semangat ya, tapi jangan tidur terlalu larut malam. Kamu harus jaga kesehatan kamu juga, sayang." Kellan memberi nasehat karena istrinya itu hobbi sekali begadang.

Meski tidur larut malam Ellia tetap bisa bangun pagi dan melakukan semua pekerjaan rumahnya.

"Iya, Mas. Makasih ya selalu kasih dukungan sama El." Ellia merentangkan kedua tangannya dan memeluk Kellan dengan erat.

Kellan membalas pelukan Ellia. "Kalau gitu Mas tidur duluan ya, sayang," ucapnya.

Ellia melepas pelukannya. Lalu berkata, "Iya, selamat istirahat Mas. Mimpiin aku ya."

Kellan terkekeh. Tangannya terulur untuk mencubit hidung Ellia yang pas-pasan itu. Tidak terlalu pesek dan juga tidak terlalu mancung. Pipi chubby Ellia juga tak luput dari cubitan Kellan yang gemas.

"Kebiasaan!"

Kellan hanya tertawa, lalu berpindah ke samping Ellia untuk merebahkan tubuhnya. Rasa kantuk sudah menyerang, juga efek dari rasa lelah yang menggelayut manja pada tubuhnya akibat seharian bekerja. Tidak lama kemudian suara dengkuran halus terdengar. Ellia tersenyum melihat Kellan yang terlelap dalam tidurnya.

Ellia meneguk susu yang sudah Kellan buatkan untuknya hingga tandas dan kembali melanjutkan menulis cerita agar besok Ellia bisa posting bab baru pada aplikasi novel online.

Ellia menikah dengan Kellan sudah tujuh tahun lamanya. Lalu di karunia seorang putra bernama Khaindra Alvaro Mahesa yang sekarang sudah berusia enam tahun.

Dulu sebelum Khai hadir Ellia bekerja di sebuah pabrik garmen. Dia memang senang bekerja sejak dulu. Setelah lulus SMA. Ellia langsung mencari pekerjaan dan enggan untuk melanjutkan kuliah karena terkendala biaya juga.

Ellia sendiri berhenti bekerja saat kehadiran Khai. Atas permintaan Kellan supaya Ellia tidak mudah lelah dan tidak terjadi sesuatu kepada Khai. Mengingat pekerjaan Ellia sebagai Quality Control itu sangat berat dan membuat pikiran stres jika ada masalah yang terjadi.

Ellia menurut dan pada akhirnya menikmati masa kehamilan dengan melakukan pekerjaan rumah dan mengurus Kellan. Kegiatan baru yang mulai Ellia sukai dan nikmati.

Lalu ketika Khai berusia tiga tahun, Ellia kembali terjun ke dunia sosial media. Melakukan usaha online atas ajakan tetangganya. Namun, Ellia tidak pandai berbicara dan juga tidak sempat memegang gawai karena Khai yang sedang aktif-aktifnya. Ellia pantang menyerah, tapi hasilnya pun nihil. Ellia tidak seperti tetangganya yang selalu mudah untuk menaklukkan pelanggan.

Hingga Ellia menemukan sebuah grup yang berisi postingan dari para penulis. Banyak penulis yang memposting cerita bersambungnya di sana. Ellia mulai gemar membaca. Saat sekolah dulu, Ellia senang sekali menulis. Entah itu diary atau cerita pendek yang dia simpan di sebuah buku tulis.

Ellia pun tertarik untuk terjun kedunia literasi. Mencoba keberuntungan dengan menulis cerita pertamanya saat duduk dibangku SMA dulu. Siapa sangka jika banyak yang menyukai karya Ellia tersebut. Memang beberapa Ellia edit setelah mendapatkan ilmu dari menyimak postingan para penulis senior yang dengan suka rela membagi ilmu kepenulisan bagi para penulis pemula.

Hingga kini Ellia pun menekuni hobinya, meski sempat berhenti selama dua tahun karena suatu hal.

***

Selesai menulis Ellia melihat jam digital dilayar gawainya. Ellia meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Tiga jam sudah Ellia mengetik satu bab cerita. Maklum pikiran Ellia sedang tertuju pada ide baru yang ingin sekali Ellia tuang ke dalam tulisan. Hanya saja Ellia harus menyelesaikan novelnya yang sedang on going itu.

Ellia tersenyum karena berhasil menulis dengan jumlah kata dua ribu lima ratus. Ellia akhirnya bisa memenuhi persyaratan ending cerita. Maka jika memenuhi syarat ending cerita dengan jumlah kata yang di tentukan oleh pihak aplikasi novel online, bonus yang akan Ellia dapat lumayan. Ellia sendiri belum menikmati hasil menulisnya karena baru beberapa bulan ini dia kembali aktif.

"Masih jam dua, tidur bentar lah ya. Bangun jam empat nanti." Ellia memasang alarm agar tidak kesiangan saat bangun nanti.

Ya, meski tidur terlalu larut tapi Ellia tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. Ellia tetap selalu bangun pagi dan mengerjakan tugasnya. Kadang Ellia tidak tidur semalaman karena menulis bab baru agar bisa dobel update sesuai permintaan pembaca. Ellia akan selalu berusaha untuk memenuhi keinginan pembacanya, karena tidak mau lagi kehilangan mereka tapi tetap menjaga kualitas cerita.

Dua tahun hilang dari dunia literasi membuat Ellia kehilangan para pembacanya di aplikasi Facebook dulu. Padahal Ellia sudah memiliki banyak penggemar karena ceritanya yang menguras emosi khususnya di kalangan ibu-ibu.

Sekarang Ellia bangkit dan mulai dari nol dengan nama pena baru. Sebagai bentuk membuka lembaran baru.

Ellia kemudian memejamkan kedua matanya sambil memeluk tubuh suaminya yang berisi itu.

"Sayang banget sama kamu, Mas," ucap Ellia gemas.

***

Ellia meletakkan dua piring di meja yang berisi nasi goreng dengan topping yang berbeda. Kellan akan menyukai apapun itu sementara Khai hanya dengan topping nugget dan sosis goreng saja. Khai sulit sekali makan sayuran.

Ellia juga menuangkan air putih pada gelas masing-masing. Setelah sarapan untuk dua laki-laki beda usia itu, Ellia pun kembali berkutat dengan masakannya. Menyiapkan bekal untuk makan siang Kellan dan juga camilan untuk Khai. Setiap pagi memang begitu kesibukan Ellia.

"Mama ...," panggil Khai yang sudah rapih dengan seragamnya.

Disusul Kellan yang pasti baru saja mengurus Khai. Memang sudah menjadi kewajiban suami untuk membantu pekerjaan rumah istri. Sebelum berangkat bekerja, Kellan selalu menyempatkan membantu Ellia terlebih dahulu. Memandikan Khai dan memakaikan seragam sekolahnya.

"Harum sekali anak Mama," kata Ellia mengecup pipi Khai.

"Khai merindukanmu, Mama."

Ellia terkekeh, ada saja tingkah putra sulungnya ini.

"Mama juga, ayo sarapan dulu."

Ellia meletakkan kotak bekal makanan di dalam tas Khai. Lalu memberikan tas bekal makanan kepada Kellan untuk makan siangnya.

"Pagi, sayang." Kellan mengecup kening Ellia.

"Pagi, Mas." Ellia tersenyum hangat.

Kellan selalu membuat Ellia jatuh cinta setiap harinya dengan perlakuan lembutnya.

"Sarapan dulu, aku mau mandi. Gerah banget," tutur Ellia.

Kellan mengangguk dan Ellia pun pergi menuju kamar untuk membersihkan wajah karena sudah berkeringat dan terasa gatal. Semua pekerjaan rumah Ellia telah selesai dan waktunya untuk mengantar Khai setelah mandi. Ellia memang tidak pernah sarapan bersama sebab dia sudah banyak ngemil ketika sedang berkutat di dapur. Entah itu gorengan yang dia buat sendiri, mencicipi menu sarapan atau bekal makan siang. Jadi sudah pasti perut Ellia terasa kenyang.

Langkah Ellia terhenti ketika melihat layar gawainya yang menyala dan bergetar pendek. Ellia mengambil ponsel itu dan membuka kuncinya.

Kening Ellia mengerut ketika melihat ada sebuah pesan dari nomor yang tidak Ellia kenali.

[Hay, Ellia. Apa kabar? Aku Artha. Masih ingat tidak?]

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Agatha cute🤍

Agatha cute🤍

saling support yuk kak...
mampir di cerita ku ya..

2024-02-23

2

Nani Naya

Nani Naya

karya baru ya kk, semangat ya 💪💪

2024-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!