Di dalam kamar Sintia merenung, memikirkan bagaimana nasib nya kedepannya, dia gak mungkin bergantung dengan uang pemberian suaminya. Dia bertekad untuk mencari pekerjaan. Tapi dia bingung harus kerja apa. Sampai lamunan Risa buyar akibat pintu kamarnya digedor -gedor siapa lagi kalau bukan ibu mertuanya.
"Sin Sintia ayo cepetan keluar kamar ngapain kamu dari tadi di kamar gak keluar - keluar. Dasar pemalas! Ayo cepat keluar kalau tidak ibu bakal adukan kamu ke Adam." ancam Bu Ratna.
Pintu pun dibuka oleh Sintia. "Ada apa Bu? Sintia kan sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Sintia hanya istirahat sebentar Bu. Sintia capek Bu, kepala Sintia agak pusing jadi Sintia istirahat sebentar."
"Halah alasan aja kamu! Bilang saja kamu malas. Sudah kamu tolong pergi belanja, tolong belikan kue sama buah - buahan. Karena teman - teman arisan ibu mau kesini, jangan lupa sekalian minumannya."
"Baik Bu, mana uangnya Bu," ucap Sintia takut- takut. "Uang apa sin,ucap ibu mertuanya. "Ya uang buat belanja Bu," ucap Sintia. "Apa kamu meminta uang ke ibu! Kamu kan tadi di kasih uang Sama Adam ya pakai uang itu lah." ucap ibu mertuanya.
"Tapi Bu uang itu kan hak Sintia Bu, uang nafkah yang wajib diberikan mas Adam buat Sintia. Masa ibu mau minta, lagian uang itu buat kebutuhan 1 bulan Bu, nanti kalau ibu minta lagi g bakalan cukup buat 1 bulan ke depan."
"Sudah diam kamu Sin, itu urusan kamu mau uang itu cukup atau g itu kamu yang ngatur. Ibu ga mau tau, cepetan pergi nanti keburu teman - teman ibu Dateng!" bentak Bu Ratna.
Lalu dengan langkah gontai Sintia lekas menyambar jaket dan kerudung instan, beserta tas selempang kecil untuk pergi ke pasar. "Sintia pergi dulu bu. cepetan g usah mampir kemana - mana selesai belanja langsung pulang. iya Bu Sintia pergi dulu."
setelah selesai dengan belanjaannya Sintia gegas pulang kerumah. Sampai rumah dia meletakan belanjaannya di meja makan. "kamu lama sekali sih sin belanjaannya. Sudah sana kamu tata ke piring, sebentar lagi teman - teman ibu pada dateng." ucap Bu ratna. "baik Bu." lalu Sintia pun segera melaksanakan perintah ibunya.
Sebenarnya Sintia sangat lelah dari pagi sebelum subuh sampai siang lalu pergi belanja, niatnya setelah sampai rumah mau istirahat tapi kenyataanya ibu mertuanya malah memberikan pekerjaan lagi, seolah tidak ada habisnya.
Setelah menata semua makan ke dalam wadah, Sintia gegas pergi ke kamar untuk istirahat mandi dan shalat. Setelah selesai mandi dan shalat sintia gegas merebahkan badannya. Sayup sayup terdengar teman - teman ibu mertuanya sudah datang.
"Ehh kemana jeng istrinya Adam kok gak kelihatan." ucap salah satu teman Bu Ratna. " Ya Begitu lah jeng mantu saya itu, sangat pemalas kerjanya cuman di kamar aja, gak tau ngapain dia di kamar." ucap Bu Ratna. "Enak ya jeng udah nikah sama Adam punya kerjaan mapan istrinya cuman disuruh di rumah lagi."
"Betul itu jeng sebenarnya sih saya itu kurang setuju Adam menikah dengan sintia. Jeng kan tau sendiri Sintia itu asal usul nya g jelas ." ucap Bu Ratna yang selalu menghina Sintia di depan teman temanya.
"Betul itu jeng beruntung sekali Sintia itu dapetin Adam, sudah ganteng pekerjaannya mapan lagi."
Di dalam kamar Sintia mendengarkan ucapan ibu mertua dan teman - temanya dengan hati yang hancur. Sintia semakin bertekad untuk merubah nasibnya, tapi dia bingung mau kerja apa sedangkan ijazah hanya SMA, mau melamar di perusahaan pun belum pasti ada yang mau menerimanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Hakim Bohiran
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
2024-01-10
0