Kesabaran Seorang Istri

Kesabaran Seorang Istri

bab 1

kring kring terdengar bunyi alarm handphone. Seperti biasa Sintia terbangun dari tidurnya setiap subuh rutinitas yang setiap hari selalu dijalaninya.

setelah shalat subuh Sintia segera keluar kamar untuk memasak sarapan keluarganya. Sintia gegas membuka lemari pendingin untuk mencari bahan masakan.

Kemudian dengan cekatan tangganya menyiangi sayur kemudian mengiris bumbu - bumbu. Setelah berkutat dengan rutinitas memasaknya, akhirnya masakan Sintia pun sudah matang, lalu Sintia menatanya di meja makan.

Setelah selesai memasak gegas Sintia langsung mencari sapu untuk membersihkan rumahnya. Padahal dirumahnya ada ibu mertua dan sang adik ipar. Tapi tak ada seorang pun yang berniat membantu Sintia mengerjakan pekerjaan rumah. Semua Sintia yang mengerjakan tanpa mengeluh sedikit pun.

Sementara di dalam kamar, sang suami Adam belum bangun lalu Sintia gegas membangun kan suaminya agar tidak telat pergi bekerja. "mas Adam ayo bangun mas ini sudah pagi, nanti kamu terlambat berangkat kerjanya kalau tidak segera bangun."

"Ayo cepetan bangun mas shalat subuh nanti keburu telat," ucap sintia. "Kamu kenapa sih Sin pagi pagi sudah ganggu orang tidur saja, Sudah kamu pergi masak sana" usir Adam.

"Tapi nanti kalau kamu gak segera bangun keburu siang mas. ayo cepetan bangun. Iya iya ini bangun Sin! Kamu udah sana pergi jangan lupa siap kan baju kerja aku." lalu Adam pun segera pergi ke kamar mandi.

Sementara di dapur sang ibu mertua menatap sinis Sintia. "Hey Sintia kamu itu tiap hari selalu masak tahu tempe apa gak bosan, dasar menantu gak berguna." ucap ibu Ratna. "Tapi Bu memang ada nya bahan yang dimasak itu saja Bu. Lagian mas Adam juga belum memberikan Sintia uang belanja Bu."

"Halah alasan aja kamu, bilang aja kamu itu g becus!! Makanya kamu itu kerja sana biar bisa menghasilkan uang, jangan hanya bisanya menghabiskan uang anak saya. Dasar menantu gak berguna." ucap Bu Ratna dengan berapi api.

Sintia hanya mampu bersabar dan mengelus dada atas semua perlakuan ibu mertuanya. Memang sang ibu mertua sejak awal tidak merestui hubungannya dengan Adam. Karena menganggap Sintia itu hanya gadis miskin dan yatim piatu, Sintia memang di besarkan di panti asuhan sejak kecil.

"Mas ayo sarapan dulu," ucap Sintia. " Kamu itu bisa g sih Sin tiap hari jangan masak tahu tempe sayur kangkung terus, aku bosan tau Sin. Ya mau gimana lagi mas uang yang mas kasih cukupnya hanya untuk membeli itu," bela Sintia. "Halah kamu itu emang dasar gak becus mengelola uang. Padahal saya sudah kasih kamu uang 2 JT tiap bulan masa masih kurang. Dasar kamu aja yang g pandai mengatur keuangan." ucap adam dengan sinis.

"Tapi mas uang segitu mana cukup kalau buat 1 bulan, Itupun buat bayar listrik, air belum nanti kalau ibu minta uang buat bayar arisan. Padahal kan ibu sudah mas kasih jatah sendiri." ucap Sintia.

Brak! Bu risma menggebrak meja karena tidak terima di salahkan Sintia. "Apa katamu Sin, jadi kamu gak terima kalau ibu minta uang ke kamu. Denger ya Sintia uang yang kamu pegang itu kan sumbernya dari Adam anak ku, jadi terserah ibu dong kalau mau memintanya."

"Lagian seharusnya kamu itu bersyukur adam mau menikahi gadis miskin yatim piatu kayak kamu. Padahal dulu Adam mau saya jodohkan sama anak teman saya. Tapi dia kekeh mau nikah sama kamu. Jadi udah kamu g usah banyak protes."

"Lagian kamu itu seharusnya bekerja Sin biar gak jadi beban buat anak saya, ngerti kamu." ucap ibu Ratna.

Sintia pun hanya bisa bersabar mendengar hinaan yang dilontarkan sang ibu mertua.

Terpopuler

Comments

Rey

Rey

hmmm...mertuanya Sintia minta di rukiyah 🫣

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!