"Mas kamu lagi sibuk g?" merasa di panggil Adam langsung meletakan handphone nya. "Gak sayang mas g sibuk, cuman lagi lihat lihat handphone saja, ada apa sayang?"
"Hmm aku mau bicara mas tapi kamu janji jangan marah ya?" ucap Sintia. "Mau bicara apa sayang mas janji g marah."
"Mas gimana kalau kita ngontrak aja mas?" Adam langsung kaget mendengar permintaan istrinya. "Kenapa harus ngontrak Sin, sedangkan disini enak jadi kita g perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar kontrakan. Disini kita juga sekalian bisa nemenin ibu."
"Kasihan juga kalau ibu, g ada temanya kalau ditinggal anggel kuliah. Lagian mas itu anak laki - laki ibu satu - satunya sin. Semenjak bapak meninggal mas lah yang menggantikan posisi bapak dirumah ini."
"Nanti kalau kita pindah ngontrak siapa yang akan mengurus ibu?" ucap adam. " Tapi mas kan masih ada anggel mas? Anggel juga sudah dewasa sudah mampu untuk mengurus ibu."
"Tapi kamu tau sendiri anggel itu bagaimana? Mana mungkin dia bisa mengurus ibu. Biar dia itu fokus sama kuliah nya dulu."
"Kenapa kamu tumben ngajak kita ngontrak, apa kamu udah g betah tinggal disini?" ucap adam. "Bukan begitu mas, tapi kan memang lebih bagus setelah menikah itu tinggal sendiri mas?"
"Gak!! pokoknya mas g mau ngontrak. Kasian ibu kalau harus ditinggal ngontrak." putus Adam . "Tapi mas, sudah cukup sin jangan bahas lagi masalah kontrak rumah."
Lalu dengan perasaan kecewa Sintia gegas menarik selimut dan tidur supaya besok pagi tidak telat bangun.
keesokan paginya Sintia bangun dan menunaikan kegiatan wajib nya yaitu shalat. Setelah itu seperti biasa Sintia gegas ke dapur untuk memasak sarapan.
Setelah selesai memasak Sintia gegas ke kamar dan membangunkan suaminya. "Mas, mas Adam sambil menggoyang - goyang kan pundak suaminya Sintia membangun kan adam. Bangun mas udah siang."
" Jam berapa sin?" ucap adam. "Sudah hampir jam 6 mas buruan bangun. Nanti terlambat lo ke kantornya."
"Kamu masak apa sayang," tanya Adam. "Ini mas ada ayam kecap sama tumis kangkung." ucap Sintia. "Tumben kamu masak ayam mbak? Biasanya masak cuman tempe tahu doang." ucap anggel.
"Sudah anggel ini meja makan kamu jangan bikin ribut." sela Adam. "Anggel terlihat kesal melihat kakaknya membela istrinya. Apaan sih kak aku kan cuman tanya aja." ucap anggel.
"Oh ya kak bagi yang dong kak?" ucap anggel. "Uang apa lagi, kan kemari kakak udah kasih buat biaya sekolah kamu. Kamu jangan terlalu boros dong ngel, kamu tau sendiri gaji kakak itu berapa?"
"Tapi nanti anggel ada tugas kampus kak, yaudah nih kakak kasih. Tapi inget ya kuliah yang bener. Jangan bertingkah aneh - aneh." ucap adam menasehati adiknya.
"Iya Kakak anggel janji kok bakalan serius kuliahnya. Makasih ya kak," ucap anggel. iya sama - yaudah buruan habiskan sarapannya." perintah Adam.
Sintia hanya bisa bersabar, suaminya kalau untuk adik dan ibu nya selalu memberikan apa yang dia mau. Sedangkan untuk Sintia dia harus selalu berhemat. Sungguh berbanding terbalik dengan ibu mertua dan adik iparnya.
Setelah sarapan Adam berpamitan untuk berangkat kerja. "Mas berangkat kerja dulu ya." ucap adam. " Iya mas hati - hati," ucap Sintia. "Nanti kemungkinan mas pulang telat sin, soalnya mas ada lembur kerjanya." ucap adam.
Setelah adam berangkat kerja Sinta pun segera membersihkan meja makan bekas sarapan tadi. "Kenapa mbak kamu kayak g suka gitu waktu mas Adam ngasih uang ke aku?" tanya anggel.
"Siapa yang g seneng sih ngel, mbak seneng kok cuman mbak heran saja uang yang dikasih mas Adam kemarin kan lumayan banyak, kok sudah habis emang buat apa?" tanya Sintia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments