Tiga

"Apakabar Selsaniva?."

Selsa menatap Mina sebentar, meminta pertolongan kepada sahabat nya supaya di jauhkan dari laki-laki brengsek di samping nya.

"Pergi Fabian. Jangan dekati Selsa lagi!." Ancam Mina, namun lengan perempuan itu di tarik paksa oleh Vano. Mereka berdua meninggalkan Selsa dan Bian. Vano hanya menginginkan agar kedua insan ini di berikan ruang untuk menyelesaikan masalah nya.

Selsa masih belum menatap Bian. Mereka berdua duduk di sofa yang sama namun tidak saling menatap.

Dari samping Bian meneliti penampilan Selsa malam ini. Jauh berbeda dengan Selsa yang dikenal nya dulu, tertutup dan tidak pernah mempamerkan tubuh nya. Tapi tetap saja Selsa yang di samping ini bukan Selsa nya yang dulu.

"Berapa harga mu?."

Selsa yang semula tidak menatap Bian, kini dia mengalihkan pandangan nya dan menghunus mata laki-laki di sampingnya. Ingin sekali memelintir mulut tajam Bintang.

"Jaga bicara mu bajingan. Aku bukan Jalang yang bisa kau pakai kapan saja."

Bian tertawa. Tentunya tawa yang sangat mengejek, "Oh bukan Jalang, tapi dandanan mu kali ini melebihi Jalang yang pernah ku temui."

Hati Selsa seakan terlepas dari tempatnya. Nyeri dan sesak. Masih tidak percaya bahwa Bian mengatakan ini pada nya. Namun dia tidak boleh kalah dari Bian, dia tidak boleh terjebak oleh kebusukan laki-laki di hadapan nya ini.

"Memang kenapa kalau aku Jalang? Ada masalah dengan mu? Menganggumu? Ku rasa tidak, bahkan aku tidak kenal siapa kau."

Bian menghentikan tawanya. Wajah nya mengeras, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukkan. Hanya wajah datar yang ia tunjukkan.

"Jika kau Jalang aku akan memakai jasamu. Setelah itu aku akan membuang mu begitu saja."

Pedas- sungguh pedas omongan Bian kali ini. Oke air mata Selsa siap meluruh, namun dengan sigap perempuan itu menahan nya.

"Sayangnya jika aku Jalang, aku tidak akan mau dipakai oleh mu Tuan Wardhana yang terhormat. Selamat malam."

Selsa meninggalkan meja dengan hati yang sungguh luar biasa sakit. Dirinya di remehkan oleh Bian, mentang-mentang laki-laki itu punya segalanya, jadi dia bisa meremehkan wanita. Oh tidak untuk Selsa, Bian.

---

"Siapa yang akan menjadi model nya?."

"Perusahaan mengusulkan tiga nama Pak, Aulia Tamara - Diva Maharani dan Selsaniva Kania. Mereka model yang tengah melejit karir nya. Sehingga kemungkinan brand kita akan melonjak ketika menggaet salah satu dari mereka."

Bian menatap usulan karyawan nya dalam meeting nya kali ini. Nama Selsa ada disana, itu berarti dia bebas membalaskan dendam pada Wanita sialan itu. Senyum kemenangan terbit disana, Bian siap-siap bermain dengan Selsa.

"Selsaniva Kania, Saya mau dia yang menjadi model di perusahaan kita."

"Tap-,"

"Tidak ada tapi-tapian. Saya mau Selsaniva yang menjadi model nya. Apapun itu harus Selsaniva. Kalau kalian tidak bisa mengabulkan nya aku akan bertindak sendiri."

Bian membanting Bolpoin ke meja. Meninggalkan ruang meeting dengan perasaan kesal. Ia berjalan keruangan nya dengan perasaan campur aduk. Selsa-Selsa-Selsa-Selsa, nama itu terus bersarang di pikiran nya.

Duduk di kursi kebesaran nya, Bian menarik laci meja nya. Mengambil selembar foto yang selalu ia simpan disana. Dirinya dan Selsa tentunya. Senyum licik terpampang disana.

Lihat apa yang akan aku lakukan padamu Selsa. Aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku, memohon dan tentunya sehabis itu aku akan menghancurkan mu. Seperti dulu kamu menghancurkan ku.

Beda dengan Bian yang tengah merencanakan sebuah Misi. Kini Selsa justru tengah berpikir keras di apartement nya. Tentunya bersama Mina karena Mina juga tinggal disana bersama Selsa.

"Kenapa bisa bekerja sama dengan perusahaan nya Bian sih Mina?,"

"Aku juga tidak tahu Sel. Tapi seperti nya perusahaan Bian membayar banyak kepada Agensi, supaya menjadikan mu sebagai model nya."

Selsa mendengus, "Pasti ini ulah si Bajingan Bian. Aku tahu persis seperti apa laki-laki itu."

"Sudahlah Selsa, kau terima saja kerjasama nya. Lagian ini juga menguntungkan mu, Perusahaan Bian perushaan besar. Nama mu juga akan semakin melebar kemana-mana."

"Bukan soal nama ku yang akan melebar kemana-mana, ini soal aku dan dia Mina. Aku yakin pasti sekarang dia tengah merencanakan sesuatu untukku. Ah matilah aku-- Bunuh aku sekarang juga Mina."

Mina tertawa di tempat nya. Ekspresi kesal diwajah Selsa terlihat sangat lucu. Apalagi perempuan di hadapan nya ini mengerucut kan bibir nya, pipi nya menggembung.

"Sudahlah kau tak perlu khawatir. Kalau aku bisa aku akan mengagalkan nya. Tapi menurut firasatku itu tidak bakal terjadi, kamu dan Bian akan-,"

"Kenapa kamu berubah menjadi cenayang Mina? Ish menyebalkan, jangan sebut nama nya lagi." Sela Selsa dengan kesal nya.

Lagi-lagi Mina tertawa, "Iya iya Maaf. Sekarang istirahat lah, aku akan menghubungi Agensi lagi untuk menanyakan kejelasan kerjasama nya."

Selsa menganguk dan berjalan meninggalkan Mina yang berada di sofa Apartemen. Memijit kening nya gusar dan berkali-kali menghebuskan nafasnya. Bian terlalu memaksakan semua nya, Pikirnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!