R Night Club, Malam ini.
Suara dentuman musik yang tidak terlalu keras menghiasi ruangan yang agak besar ini. R Night Club, tempat menghilang kan stres yang sudah sangat terkenal dimana-mana. Tempat untuk menghabiskan waktu bersenang-senang, minum maupun melakukan hal lain.Tapi jangan salah, bukan orang sembarangan yang bisa berkunjung si tempat itu.
Menepati janjinya, Malam ini Vano datang bersama Bian. Mereka mengambil tempat duduk di sofa paling pojok ruangan. Ditemani dua botol Wine juga sloki yang belum tertuang wine sama sekali. Malam ini Bintang akan melegakan pikiran, karena Vano memberi tahu bahwa Club yang dikunjungi nya ini tengah berulang tahun. Tentunya gratis minum sepuasnya. Ini yang Bian suka.
"Pengunjung nya banyak sekali. Pasti bukan hanya dari kalangan kita saja,"
Vano mengangguk, menuangkan Wine ke sloki yang ada di depan nya. "Banyak kalangan tentunya Bi. Kau tahu sendiri, R Night Club ini tempat besar. Siapapun yang kau tanya tentang club ini pasti mereka tahu. Tapi bukan sembarang otang juga bisa ke club ini."
"Ah iya ngomong-ngomong apa kejutan nya? Siang tadi kau mengatakan ingin memberiku kejutan, Mana-?." Tagih nya. Ia ikut menuangkan Wine ke Sloki, kemudian meneguknya.
"Waw- Sebentar. Rupanya Tuan Wardhana tidak sabar menunggu kejutan dari ku ya. Sebentar lagi, dan, Persiapkan Jantung mu oke."
Bintang mendengus, "dari siang tadi hanya Jantung yang kau bicarakan. Memang ada apa dengan jantung ku? Aku baik-baik saja! Cepat kau kasih tau apa kejutan nya." Paksa Bian.
Vano tertawa mengejek, "katanya tadi tidak mau ikut dan tidak perduli kejutan ku. Nyatanya kau penasaran juga heh?"
"Banyak omong. Katakan apa kejutan nya, aku sangat penasaran." Kesal nya.
"Selsaniva Kania." Ujar Vano cepat.
Bian mematung di tempat nya. Selsaniva Kania. Nama yang sangat amat tidak asing untuk nya. Nama yang dulu selalu ia hafalkan setiap detik bahkan setiap menit. Nama yang selalu ada di pikiran nya, yang selalu ia genggam di tangan nya sebelum terlepas dan menghilang jauh darinya. Dan tentunya orang yang punya nama itu dulu menemani waktu nya selama Tiga tahun. Dan jadi Vano mengajak nya kesini hanya untuk bertemu Selsa? Orang yang sunguh amat di bencinya.
"Aku pulang,"
"Tetap disini Fabian. Jangan jadi pengecut! Kau tak seharusnya terus-terusan lari dan menghindari Selsa. Kalian bisa membicarakan baik-baik disini."
Bian tertawa sinis, apa yang Vano bilang- bicara baik-baik? Jangan harap, Bian bahkan tak sudi melihat wajah wanita itu dihadapan nya. Sekalipun wanita itu sujud padanya dan menangis darah, jangan harap Bintang mau.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan Van, setelah dia pergi semuanya sudah ku anggap selesai. Termasuk hubungan sialan itu,"
"Jangan bohongi dirimu. Aku tahu bahwa kau masih menyimpan rasa cinta pada Selsa. Berhentilah bersikap seolah-olah kau melupakan nya."
"Hahaha Cinta-- Apa itu Cinta? Seorang Narendra Fabian Atra Wardhana tidak akan pernah mengemis cinta pada Perempuan sialan itu."
"Tutup mulut busuk mu Bian. Berhenti mengatai Selsa perempuan sialan, kau belum tahu apa alasan dia pergi waktu itu."
Tangan Bian beralih ke botol wine, kembali menuangkan pada sloki kosong nya. "Apapun alasan nya aku tetap tidak perduli. Yang aku tahu dia meninggalkan ku, sudah." Ujar nya bersikap acuh.
Vano berdecih, "Dasar kau bocah. Seengaknya bertemu lah dengan Selsa, aku rasa dia merindukan mu juga."
"Tidak sudi, sudah ku bilang aku tidak mau bertemu dengan nya."
"Coba saja Bi. Siapa tau kalian bisa kembali seperti dulu."
"Jangan harap."
Bian meneguk Wine nya kemudian menuangkan nya lagi hingga berulang kali.
"Bian ku mohon dengarkan aku kali ini. Kau harus berdamai dengan masa lalu."
Bian menghentikan minum nya. Ia menatap tajam Vano sebelum seringai ia keluarkan. Seringai yang mengartikan banyak hal.
"Baiklah kalau itu mau mu. Nanti aku akan menemui nya, menyapa nya seakan tidak ada apa-apa, bertanya bagaimana keadaan nya dan mengajak nya berkencan. Puas?."
Vano tersenyum, "Sungguh puas Tuan Wardhana."
---
Mengenakan Drees mini berwarna putih, Selsa berjalan bersama Mina memasuki area R Night Club. Semua mata kini tertuju pada Dua perempuan cantik yang tengah berlengok itu. Kaum Adam juga Hawa mengangumi paras Cantik Selsa dan Mina. Namun tak sedikit juga yang mencibir Selsa sebagai wanita simpanan. Sebenarnya Selsa mendengar nya, namun ia tetap melanjutkan Jalan nya hingga memasuki pintu utama R Night Club.
"Selamat datang Nona Selsaniva dan Nona Elmina," ujar laki-laki berpakaian hitam memberi hormat pada Selsa dan Mina.
Selsa dan Mina memberikan senyuman ramah nya. Kemudian laki-laki berpakaian hitam itu menyuruh keduanya masuk dan menikmati hiburan malam ini. Selsa berjalan bersama Mina menuju Tempat yang sudah di sediakan spesial. Tentunya berada di meja paling depan dengan panggung kecil. Tadi saat kedua nya memasuki R Night Club, semua mata juga memandang nya. Tua maupun Muda menatap keduanya penuh minat, apalagi melihat pakaian Selsa yang terlalu minim. Dress tanpa lengan berwarna Putih diatas lutut. Belakang Dress itu terbuka, menampakkan punggung halus Selsa yang sedikit tertutupi Rambut blonde nya.
"Kau mau minum apa?."
"Pesankan aku Beer Mina. Aku ingin minum itu malam ini,"
"Tapi pasti kau mabuk berat Selsa kalau minum Beer. Soft drink saja bagaimana?." Tawar Mina.
Selsa menggeleng menolak, "Beer Mina, bukan Soft drink."
Mina menghembuskan nafasnya pasrah. Ia melambaikan tangan nya pada Waitress R Night Club untuk memesan minuman.
Selsa mengedarkan pandangan nya. Sudah ramai dan acara nya tak kunjung di mulai. Meskipun Selsa sering pergi ke Club Malam, entah kenapa malam ini ia agak malas datang ke tempat ini. Hatinya gelisah dan tak tenang, dirinya sendiri tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun sekuat mungkin Selsa membuang pikiran buruk nya.
Waitress datang membawa dua botol Beer dan juga Sloki yang masih bersih. Menyajikan di meja untuk tamu terhormat nya malam ini. Dan para pengunjung berniat datang hanya ada Selsaniva, ingin melihat tubuh sensual nya secara langsung.
"Minumlah, aku tahu kau haus."
Selsa mengangguk, selepas Waitress pergi ia menuangkan Beer nya ke sloki lalu meneguknya. Ia fikit mungkin minuman ini akan menenangkan nya sejenak.
Dan tanpa Selsa sadari bahwa sejak ia memasuki R Night Club, setiap pergerakan nya sudah diawasi oleh sepasang mata Tajam yang mematikan.
Sudah saat nya, Acara pun di mulai. Suara riuh terdengar. Berdiri di Mini Stage bersama pemilik R Night Club membuat Selsa agak canggung. Masih muda juga tentunya tampan, Rama- begitulah panggilan laki-laki pemilik R Night Club.
"Terimakasih kepada Selsaniva yang sudah memenuhi undangan saya. Bahkan ini juga request dari para pengunjung untuk mengundang anda kesini."
Selsa tersenyum ramah, ini sungguh sebuah penghormatan untuknya. "Terimakasih sudah mengundang saya. Senang bisa berbagi waktu disini."
Di pojok ruangan R Night Club- Vano bersama Bian menatap Selsa dengan takjub. Oh jangan libatkan Bian-- hanya Vano yang menatap Selsa takjub. Sedangkan Bian menatap mantan kekasih nya itu dengan tatapan tak suka. Lihatlah- diatas sana Selsa terlihat sungguh bahagia, seakan tidak pernah terjadi apa-apa dalam hidupnya.
"Bisa sekali dia berbicara. Apalagi mencari muka," sindir Bian di tempat nya.
"Ingat Bian, malam ini kau harus menemui nya."
Bian tertawa sinis, dia merutuk dalam hati dan bersumpah akan membuat hidup wanita itu menderita. Ini pembalasan untuk tiga tahun yang lalu, karena wanita itu berani meninggalkan nya. Dan malam ini di tempat ini juga Bian bersumpah akan membuat Selsa bertekuk lutut kepadanya. Sumpah.
"Tak usah khawatir. Aku akan menemuinya malam ini."
Selsa masih berdiri disana. Di Mini Stage bersama Rama dan juga beberapa orang yang terlubat dalam R Night Club. Memberikan sepatah duapatah kata hatapan untuk R Night Clube ke depan nya. Mata Selsa menelisik, meneliti satu persatu tamu yang datang. Kira-kira dari kalangan mana saja pelanggan juga tamu undangan nya malam ini. Namun satu yang membuatnya tercenung. Matanya bertabrakan pada Mata hitam legam juga tajam di ujung ruangan.
Ia merasakan tenggorokan nya kering, tercekat dan tak mampu berbicara. Tangan nya mengepal ketika laki-laki itu juga menatapnya. Memberikan senyuman sensual nya yang membuat Selsa bergidik. Namun bayangan tiga tahun yang lalu seakan hidup di kepalanya.
Bian dan Selsa yang bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments