Menikahi Paman Angkat

Menikahi Paman Angkat

Eps 1

Cindy tersenyum lebar seraya berjalan menurunkan anak tangga, diusianya yang ke 10 tahun ia akhirnya bisa merayakan ulang tahun bersama teman-teman di sekolahnya.

Tentu saja, ia merayakan ulang tahunnya ke 10 dengan menggunakan tabungan miliknya sendiri. Setiap hari, ia selalu menabung kan uang yang diberikan oleh kedua orangtuanya, karena itu sudah menjadi kebiasaannya dari umur 5 tahun.

“Cindy, kamu cantik sekali. Gaun kamu bagus,” puji teman sebaya.

Cindy hanya tersenyum lebar mendapatkan pujian dari Rio, anak laki-laki yang menurutnya paling tampan di kelas.

Hadiah demi hadiah datang padanya, ucapan selamat terus datang bergiliran seiring banyaknya hadiah yang Cindy terima.

“Ayo anak-anak, kita nyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Cindy bersama-sama ya,” ucap Ibu Putri, selaku wali kelas Cindy di kelas 4 A.

Mereka dengan kompak menyanyikan lagu ulang tahun untuk Cindy. Setelah selesai menyanyikan lagu tersebut, Cindy memotong kue ulang tahun itu dan diberikan kepada Ibu tercinta.

“Terima kasih kesayangan Ibu,” ucap Ibu Julia, Ibu kandung Cindy.

Potongan pertama telah Cindy berikan kepada Ibu Julia, kemudian potongan selanjutnya Cindy berikan pada wali kelasnya dan kemudian teman-teman sebayanya.

Setelah acara selesai, Cindy langsung menutup pintu rumah dan menangis sedih. Ia cukup kesal dengan Sang Ayah, yang belum juga kembali dari pekerjaannya.

Melihat Cindy menangis, Ibu Julian mendekati putrinya untuk menanyakan alasan mengapa Sang Putri menangis padahal sebelumnya terlihat sangat bahagia.

“Tuan Putri Cindy kenapa menangis?” tanya Ibu Julia.

“Apa Cindy nggak boleh menangis ya Bu? Cindy sedih karena Ayah belum pulang, sampai acara Cindy selesai,” terang Cindy kecewa.

“Kalau Cindy mau menangis ya menangis aja. Ibu juga gak bisa melarang Cindy,” sahut Ibu Julia.

Cindy semakin menangis, sampai akhirnya Ayah Rianto datang dengan membawa hadiah yang cukup besar.

“Ayah pulang,” ucap Ayah Rianto dengan penuh semangat.

Cindy yang menangis, seketika itu berlari menghampiri Ayah tercinta. Maklum, karena sejak bayi Ayah Rianto lah yang menjaga Cindy, sementara Ibu Julia sibuk bekerja.

“Ayah kenapa lama sekali? Cindy padahal sudah menyiapkan kue ulang tahun untuk Ayah,” ujar Cindy yang sudah berada di gendongan Ayah Rianto.

Ayah Rianto menoleh ke arah pintu seraya mempersilakan orang yang berada di luar untuk masuk ke dalam.

Tiba-tiba seorang remaja laki-laki masuk ke dalam rumah yang mana hal itu membuat Ibu Julia maupun Cindy terkejut.

Cindy menggerakkan tubuhnya agar Ayah Rianto menurunkan dirinya, kemudian ia berlari kecil menghampiri Ibu Julia.

“Mas, siapa anak laki-laki itu? Kenapa Aku tidak pernah melihat dia? Apa-apaan ini Mas?” tanya Ibu Julia mencerca beberapa pertanyaan secara langsung kepada suaminya.

Ayah Rianto tak langsung menjawab, ia justru meminta Cindy untuk masuk ke dalam kamar terlebih dahulu.

Cindy yang tak tahu apa-apa, hanya bisa mengikuti perintah Sang Ayah untuk masuk ke dalam kamarnya.

Beberapa saat kemudian.

Ayah Rianto dan Ibu Julia mendatangi Cindy di kamarnya yang ternyata sedang menggambar. Dengan penasaran, Cindy menanyakan perihal remaja laki-laki yang dibawa pulang oleh Sang Ayah.

“Ayah, tadi itu siapa?” tanya Cindy penasaran.

“Cindy, itu paman angkat kamu. Panggil dia Paman David ya,” ucap Ayah Rianto.

“Iya sayang, sekarang Paman David sudah menjadi keluarga baru kita,”sahut Ibu Julia.

Cindy tanpa banyak bertanya mengiyakan ucapan kedua orangtuanya, kemudian meminta kedua orangtuanya untuk membantunya membuka hadiah.

“Sebelum membuka hadiah dari teman-teman Cindy, bagaimana kalau Cindy membuka hadiah dari Ayah?” tanya Ayah Rianto.

Cindy penuh semangat berlari menuju ruang tamu untuk melihat hadiah apa yang Ayah Rianto berikan untuknya.

“Paman sedang ngapain?” tanya Cindy ketika melihat David memakan kue ulang tahun miliknya.

Cindy ingin sekali marah, namun ia tidak bisa karena wajah David terlihat cukup tampan.

“Makanlah,” ucap Cindy yang dengan cepat mempersilakan David untuk melanjutkan makannya, pada dibeberapa detik sebelumnya ia terlihat hendak memarahi David.

Cindy perlahan membuka hadiah pemberian dari Sang Ayah.

“Wah, boneka raksasa berwarna biru. Hadiah ini akan menjadi kado terindah untuk Cindy,” ucap Cindy.

Ayah Rianto dan Ibu Julia akhirnya datang menyusul. Mereka tersenyum lebar melihat Cindy yang sangat bahagia dengan boneka raksasa tersebut.

David telah selesai memakan separuh kue ulang tahun milik Cindy dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena Cindy mempersilakan dirinya menikmati kue tersebut.

“David, mari ikut Mas ke dalam. Mas akan menunjukkan kamar tidur kamu,” ujar Ayah Rianto mengajak David ke kamar barunya.

David pun mengikuti Ayah Rianto menuju kamar yang dimaksud.

“David, ini akan menjadi kamar kamu ke depannya. Mas harap kamu betah untuk tinggal di sini bersama kami,” ucap Ayah Rianto.

“Terima kasih, Mas,” balas David mengucapkan terima kasih.

Ayah Rianto mempersilakan David untuk masuk dan beristirahat. Kemudian, ia kembali berkumpul dengan istri serta buah hatinya di ruang tamu.

“Ayah, boneka yang Ayah belikan sangat bagus. Cindy sangat menyukainya, terima kasih ya Ayah,” ucap Cindy seraya memeluk Sang Ayah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!