Klub senjata petir adalah salah satu klub yang ada di Thunder School. Pada awalnya gedung yang digunakan sebagai gedung untuk melakukan berbagai aktivitas klub senjata petir, hanyalah sebuah gudang penyimpanan. Dua tahun setelah sekolah petir didirikan dan persoalan tentang pembuatan klub resmi disetujui pihak sekolah, gudang penyimpanan itu secara resmi diperuntukkan untuk klub senjata petir. Klub senjata petir itu sendiri, merupakan klub tertua yang pernah didirikan di sekolah petir.
Basis kegiatan dalam klub ini berasal dari penelitian yang ditinggalkan oleh ilmuwan terkemuka yang ada di kota Elektron. Sebutlah dia dengan nama profesor Hiden sang pengubah sejarah. Kembali lagi ke persoalan klub senjata petir, dengan melanjutkan penelitian yang dibawa oleh salah satu orang yang bekerja dengan profesor Hiden, tentu saja klub ini awalnya akan ramai dengan peminat. Namun, seiring berjalannya waktu, klub ini dinilai cukup berbahaya oleh para murid karena banyak sekali yang sering terluka ketika beraktivitas di klub ini. Hal itu yang menyebabkan klub ini menjadi sepi akan peminat. Hingga dana yang digunakan untuk menjalankan klub ini perlahan dikurangi, sehingga kegiatan yang awalnya sangat beragam kini hanya berfokus kepada satu hal yaitu penelitian tentang senjata petir.
Senjata petir merupakan senjata yang digunakan dalam pertarungan nyata. Kelebihan senjata petir yaitu untuk membuat murid yang lemah dapat bertarung seimbang dengan murid yang lebih kuat dalam hal kekuatan petir alami mereka, tidak heran penjualan senjata petir bisa di terapkan secara legal di sekolah petir, dan itu menjadi penghasilan utama bagi klub senjata petir sehingga mereka dapat terus melakukan aktivitas. Tentu saja, berbicara soal penciptaan senjata itu masih memiliki batasan dalam hal kekuatan. Contoh nyata adalah waktu penggunaan yang terbatas, karena memerlukan pengisian daya senjata.
Senjata petir sendiri terbagi menjadi dua klasifikasi. Pertama adalah Storage Weapon. Senjata jenis ini diciptakan untuk menampung daya petir dan menggunakannya secara langsung selama masih ada daya petir dalam senjata ini. Kedua merupakan jenis Removal Weapon. Senjata ini berfungsi menghilangkan daya petir orang lain, tentu saja hanya berlaku dalam menghilangkan daya petir ketika dilepaskan dari tubuh, tidak berlaku untuk daya petir di dalam tubuh.
...~~~...
"Begini senior Natan, apakah klub senjata petir ini menerima anggota baru?" Yale bertanya karena dia sedikit tertarik akan aktivitas klub senjata petir.
"Tentu saja kami menerima, tapi itu akan dilakukan nanti bertepatan dengan acara pengenalan klub yang diarahkan langsung oleh pihak OSIS. Cewek yang di sana itu anggota OSIS, kan? Dia pasti mengetahui hal ini," jelas Natan sambil mengarahkan telunjuknya kepada Rena.
"Benar sekali, acara pengenalan klub akan dilakukan tepat setelah ujian kekuatan pertama dilakukan," jelas Rena. Mendengar itu Yale merasa dirinya benar dalam bahaya karena itu terjadi setelah ujian kekuatan pertama dan dia tidak memiliki satu pun sumber daya untuk melewati ujian. Lantas Yale kembali melontarkan pertanyaan,
"Senior, aku ingin bertanya satu hal lagi." Natan menanggapi dengan pandangan. "Apakah diperbolehkan untukku mengikuti kegiatan klub ini walaupun aku belum resmi menjadi anggota sampai pengenalan klub nanti?" Pertanyaan Yale bisa dibilang cukup egois, namun dia sudah kehabisan cara untuk dapat lolos ujian.
"Hmm, ini cukup berat ..." jawab Natan sembari melihat wajah Yale yang penuh akan harapan. Natan sendiri memang merasa peduli dengan Yale yang sangat ingin mengikuti kegiatan klub, Tapi dia juga memikirkan akibat dari melanggar peraturan. Natan pun berpikir dengan keras sebelum mengambil keputusan. "Hmm baiklah, diperbolehkan. Tapi jangan bilang orang luar, ya." Natan akhirnya membuat keputusan yang menguntungkan bagi Yale. Yale sangat senang dan spontan menjabat kedua tangan Natan.
"Terima kasih. Terima kasih, senior. Kalau begitu besok aku akan ke sini untuk menghadiri kegiatan klub. Sampai bertemu besok!" Yale menangkap tangan Rena dan berlari ke luar gedung klub dengan riangnya. Rena juga seperti tidak mempermasalahkan itu dan Yale tentu saja kembali berterima kasih kepada Rena karena telah membantunya hari ini.
Mereka berdua pun memutuskan untuk pulang dan berpamitan di depan pagar sekolah. Yale menuju rumahnya tentu dengan senyum yang masih melekat pada wajahnya. Namun hal yang tidak baik sedang menunggunya di tengah perjalanan pulangnya. Niat jahat pun terpancarkan dari tiga orang itu--orang yang sedang menunggu Yale. Dan waktu yang mereka tunggu akhirnya tiba dan Yale tepat berada di depan mereka. Salah seorang dari mereka pun berkata,
"Oi, produk gagal. Akhirnya lewat juga Lo." Yale menoleh ke sumber suara dan mendapati tiga orang yang berada dalam jarak pandangnya adalah murid yang berbuat keributan di kantin tadi siang.
"Kami di sini ingin memberi Lo pelajaran, soalnya Lo udah bikin kita dalam masalah hari ini!" pekiknya, seketika senyum Yale tertanggal dari wajahnya. Dia mulai tertunduk kembali.
"Oi! Lo dengar tidak?" Yale tidak menanggapi dan hanya tertunduk.
"Udahlah bro, hajar aja anak tuli ini!"
"Bener juga. Tunggu apa lagi!"
BUUK!
Satu pukulan keras mendarat di tubuh Yale hingga dia dapat merasakan sakitnya. Tidak berhenti di situ saja, tiga orang tadi terus menerus memukuli dan menendang Yale. Hingga Yale yang awalnya masih teguh berdiri kini terbaring di tanah. Namun,
BUUK! BUUK!
BUUK!
Kembali tubuh Yale dihujani dengan tendangan. Yale tak mampu untuk melawan, bisa dibilang dia takut untuk melawan, walaupun sekarang mereka tidak menggunakan kekuatan petir namun tetap saja Yale takut. Perlahan, penglihatan Yale mulai pudar dan dia seperti akan berada dalam kondisi tak sadarkan diri kembali. Rasa sakit pun hampir tidak bisa dia rasakan lagi. Hingga berakhirnya serangan ketiga murid itu dan Yale dipastikan tidak sadarkan diri.
"Haha, mampus Lo. Siapa suruh macam-macam sama kita!" pekik salah seorang murid yang membantai Yale. Dia pun tersenyum puas dan mengajak temannya untuk beranjak dari tempat itu.
"Ayo teman-teman kita pergi." Dan berlalu lah mereka meninggalkan Yale yang tak sadarkan diri itu.
langit yang semula masih berwarna orange, kini mulai berganti warna menjadi hitam. Pada saat itu Yale mulai membuka matanya. Dia berkata,
"Su-sudah malam, ya? A-aku harus cepat pulang!" Yale mulai bangkit dengan bersusah payah, untuk dapat pulang ke rumah. Pakaiannya sangat berantakan dengan banyaknya bekas luka pada tubuhnya. Perlu waktu lama dia untuk sampai di rumah dengan kondisi itu. Kali ini dia tidak mengucapkan 'aku pulang' ketika tiba di rumahnya. Namun, ibunya melihatnya dalam kondisi itu.
"Yale?! Kamu kenapa, nak?!" tanya ibunya khawatir dengan keadaan Yale.
"A-aku hanya jatuh saja, kok. Ini tidak terlalu sakit, hehe" Yale menjawab dengan senyum palsu pada wajahnya. Hal itu dia lakukan karena dia tidak ingin keluarganya khawatir dengan dirinya. Apalagi jika dia jujur, maka orang tuanya pasti akan terlibat dalam suatu masalah. Maka dari itu Yale tetap menyembunyikan kejadian yang menimpanya. Padahal dia hari ini sudah mulai bisa merasa senang, namun kembali terpatahkan dengan kejadian buruk yang menimpanya. Entah sampai kapan perlakuan ini akan terus menimpa dirinya itu ....
...To be continued...
...Karya ini merupakan karya jalur kreatif...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
apaaja
Ya ampun nagih
2024-01-08
4
yuu
next
2024-01-08
4