Di sebuah ruang kesehatan terbaring lah seorang anak muda yang masih belum membuka mata matanya alias tidak sadarkan diri akibat luka yang diterima sebelumnya. Tepat di sampingnya ada seorang gadis cantik dengan rambut merah panjang tertidur menunggu kesadaran anak muda itu. Lalu ...
"Hmm... " perlahan anak muda itu membuka matanya, dia perhatikan sekeliling sambil memfokuskan matanya yang baru terbangun. Lalu terpaku lah mata itu kepada seorang gadis yang tertidur tepat di samping kasurnya. Anak muda itu tak tega untuk membangunkannya, dia pun membiarkan gadis itu tertidur dengan pulas nya. Kemudian datanglah seorang laki-laki memasuki ruangan itu sembari berkata.
"Rena! Bagaimana keadaan dia ...." Lalu melihat ke arah Rena yang tertidur pulas di samping anak muda yang ingin diketahui kondisinya. Laki-laki itu ternyata Hugo yang baru saja selesai dari tempat kepala sekolah.
"Ternyata dia tertidur ..." ujar Hugo. Kemudian Hugo menatap ke arah Yale yang baru siuman, lantas dia pun bertanya, "bagaimana keadaanmu, apakah sudah baikan?"
"Aku sudah lumayan baikan, hanya masih terasa nyeri sedikit saja," jawab Yale.
"Syukurlah ... ngomong-ngomong tadi kenapa kamu tidak melawan perbuatan mereka?" pertanyaan yang sangat tidak diinginkan Yale, keluar dari mulut Hugo. Satu pertanyaan yang bisa memutar balikan roda kehidupan dalam hidup Yale. Pertanyaan itu bisa membuat orang yang baik kepadanya menjadi musuh.
"A-aku ...."Yale tidak bisa untuk menjawab. Dia gemetar, dan dapat dilihat oleh Hugo. Hugo pun seketika mengurungkan niat untuk mengetahui jawabannya.
"Kalau memang susah untuk dikatakan, tidak apa simpan saja untukmu." balas Hugo. Yale merasa sedikit lega dan juga khawatir kapan rahasianya akan terbongkar ke orang baik ini--Hugo.
"Aku pamit undur diri dulu. Oh iya nama kamu siapa?" tanya Hugo kembali.
"Aku Yale, Yale Tesla," jawab Yale dengan polos. Dia melupakan bahwa nama keluarga Tesla sangat terkenal. Namun ternyata Hugo tidak menyadari hal itu. Dia pun dengan polos juga menjawab.
"Oh Yale ... salam kenal aku Hugo Reynard, wakil ketua OSIS di sekolah ini, jika kamu perlu sesuatu, datang saja ke ruang OSIS. Kalau begitu aku pamit. Oh iya, jika Rena sudah bangun, tolong bilang padanya untuk membawamu berkeliling sekolah. Anggap saja sebagai pemandu dalam pengenalan sekolah." Setelah mengucapkan itu, Hugo kian berlalu meninggalkan ruangan kesehatan. Yale bingung akan melakukan apa, belum lagi Rena yang tak kunjung terbangun dari tidurnya. Hingga 30 menit berlalu, dan sepertinya Yale melupakan sesuatu hal yang penting.
"Gawat, aku terlambat masuk kelas!" panik Yale. Disaat itu juga Rena terbangun dari tidurnya dan membalas perkataan Yale dengan spontan.
"Kamu tidak perlu masuk kelas, kondisi kamu sekarang tidak memungkinkan." Rena khawatir dengan kondisi Yale.
"Aku sudah baik-baik saja. Aku akan ke kelas. Oh iya, Wakil Ketua menitipkan pesan untuk mengajakku berkeliling sekolah," jelas Yale kepada Rena.
"Yaudah kalau gitu sekarang aja aku pandu kamu berkeliling," ucap Rena dengan santainya. Yale melihat Rena seakan tidak percaya, bahwa gadis cantik ini adalah tukang bolos, belum lagi dia adalah anggota OSIS.
"Sekarang?! Kamu enggak masuk kelas, Rena?" tanya Yale.
"Kelas membosankan, kan aku anggota OSIS punya hak khusus untuk tidak masuk kelas." perkataan Rena membuat Yale tersadar bahwa gadis yang bernama Rena ini memanfaatkan kedudukan untuk bolos pelajaran.
"Baiklah, aku tidak melarang mu bolos. hanya saja aku gak bisa bolos. Aku akan ke kelas. Jika kamu ingin memandu ku, nanti lakukan saat pulang sekolah, gimana?" tanya Yale.
"Tidak buruk ... Oke. Kamu kelas mana emangnya?" kembali Rena bertanya.
"Aku kelas 1-E." Dan Yale kembali tersadar bahwa rahasianya akan terbongkar jika Rena datang ke kelasnya.
"Baik kelas 1-E, kan." Tiba-tiba Rena sudah berada di depan pintu dan ingin beranjak pergi. "Sampai nanti," ucap Rena bersemangat, berbeda dengan Yale yang tertunduk lesu akan perkataan yang tidak bisa dia tarik kembali. Rasa khawatir jika Rena mengetahui rahasianya, apakah dia masih mau berbicara dengan Yale. Seumur hidup Yale, baru kali ini dia berbicara dengan anak lain setelah bertahun-tahun ketika rahasianya terbongkar. Namun, Yale tetap berharap Rena tidak menjadi asing dan tetap berbicara dengannya, hal ini berlaku juga dengan Hugo.
Yale kembali ke kelasnya, semua mata tertuju padanya. Bagaimanapun juga ini merupakan pemandangan yang biasa bagi Yale. Ejekan, bisik-bisik tetangga selalu terdengar. Ada yang berbicara tentang Yale yang sedang bolos, ya satu masalah yang Yale timbulkan akan menjadi bahas pembicaraan di kelasnya, apapun itu.
Waktu sekarang menunjukkan pukul 3 sore. Waktu bagi murid di Thunder School untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Tentu saja tidak semua murid langsung pulang, ada yang melakukan kegiatan sepulang sekolah untuk bekerja di komunitas resmi yang ada di sekolah petir. Yale mengemasi barangnya dan segera keluar dari dalam kelas yang tidak enak ini. Dan betapa kagetnya dia, Rena sudah berada di depan kelasnya. Ketika sudah menemukan Yale, Rena spontan menyapanya dan hal itu disaksikan oleh seluruh murid di kelas Yale yang masih berada di tempat.
"Halo," sapa Rena. Bisik-bisik kembali terdengar, orang-orang ini seakan tidak pernah bosan untuk selalu berbicara buruk.
"Eh lihat, cewek itu menyapa Yale."
"Kau benar, kok dia mau ya berteman dengan Yale." Tentu saja hal itu terdengar jelas di telinga Rena dan Rena tidak terima. Dia pun menghampiri para cewek penggosip itu.
"Hei, kamu!" teriak Rena.
"Hah?! ada masalah apa, sama gue?!" gadis itu menjadi kesal.
"Apa maksud perkataanmu tadi?!" Rena mencari kebenaran.
"Lo tidak tahu, ya?"
"Tidak tahu tentang apa?" Alis Rena naik ke atas tanda ketidaktahuan.
"Dia." sembari menunjuk ke arah Yale, "dia itu produk gagal dari keluarga Tesla yang tidak mempunyai kekuatan petir sedikitpun. Dia hanyalah sampah, dan lo mau berteman dengan dia, haha." Semua orang kini ikut tertawa, Yale terpuruk dan pasrah akan tanggapan dari Rena, dia tahu bahwa tidak akan ada yang mau menerima dirinya yang lemah dan aneh ini.
"Terus, apa yang salah dengan itu?!" pekik Rena. Yale kini melihat ke depan, ke arah Rena. Sebuah keajaiban terjadi di depan mata Yale. Tanggapan yang berbeda akhirnya terjadi.
"Apa yang salah, ya jelas salah lah. bodoh ya, Lo?" balas cewe tadi.
"Semua di dunia ini tidak harus dengan kekuatan. Orang-orang pendahulu kita dulunya juga tidak memiliki kekuatan petir. pendahulu kita adalah manusia biasa, bukan manusia super. Terus apa yang salah dengan Yale? Bukankah dia sama dengan pendahulu kita, justru dia adalah orang yang normal tidak seperti kita." ujar Rena terus membela Yale. "Kalian anak-anak yang juga merupakan keturunan para pendahulu, baru memiliki kekuatan sedikit saja menjadikan kalian manusia yang tidak punya hati nurani. Kalian tahu kekuatan itu tidak harus dari fisik, tapi juga dari hati. Apakah kalian sudah melupakan bahwa kita ini adalah manusia?"
"Capek ya ngomong sama orang bodoh, ayo teman-teman kita pergi."
Rena berhasil mengusir cewek-cewek itu. Yale masih tidak percaya dengan perkataan gadis cantik yang bernama Rena ini. Dia terus memandangi Rena, dan Rena pun menyadarinya, lalu ....
"Hihi, ayo Yale! Kita pergi!" dengan senyuman pada wajah Rena, dia menarik tangan Yale dan berlari di lorong sekolah. Perasaan yang sudah lama tidak Yale rasakan, perasaan bahagia kini membalut seluruh tubuhnya. Lalu Yale pun berbicara dalam hatinya.
"Terima kasih, Rena."
...to be continued...
...Karya ini merupakan karya jalur kreatif...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Ra Ok
lucu nya Rena
2024-01-07
5