Hari ini adalah hari pertama Yale berada di sekolah petir, dan tentu saja ejekan dan kekerasan masih terus berlanjut sejak tadi pagi hingga menjelang waktu makan siang. Yale tetap menuju ke kantin karena rasa lapar yang tidak tertahankan pada dirinya. Mungkin sejauh ini yang mengetahui rahasianya hanya murid dari kelasnya saja, tidak dengan murid kelas lain. Dan seperti yang dia duga ketika berada di kantin ejekan yang terus dilontarkan kepadanya kini mulai tak terdengar. Walaupun ada murid kelasnya yang berada di kantin, namun Yale bisa berbaur dengan yang lain tanpa ketahuan murid kelasnya.
Yale memesan makanan yang bisa dibilang cukup banyak, bisa dibilang anak ini makan dengan porsi buruh. Banyaknya makan Yale disebabkan oleh selalu tersedia nya makanan saat dia berada di rumah. Bagaimanapun juga, kedua orang tuanya cukup kaya sehingga dia tidak pernah kekurangan akan makanan.
"Permisi, Bu. Saya mau pesan Paket A porsi jumbo, ya." Yale menyebutkan itu dengan santainya.
"Anak muda? Makan mu banyak juga, ya," balas Ibu Kantin.
"Tapi ini, masih sedikit, Bu." kembali Yale berbicara dengan santai. Wajah Ibu Kantin menunjukkan rasa tidak percaya, karena mungkin sudah terlalu lama meladeni Yale dan melihat antrian semakin panjang, maka Ibu Kantin pun mengakhiri pembicaraan dengan cara mengiyakan apa yang dikatakan oleh Yale.
"Iya-iya. Total semuanya jadi 50 Uron."
Uron adalah nama mata uang yang ada di kota Elektron. Uang itu berbentuk kertas dan juga koin. Yale segera membayar dan menerima kembalian. Makanan pun langsung siap saji di depannya, dan tibalah saatnya dia mencari tempat untuk duduk. Dia menoleh ke kiri dan kanan lalu menemukan satu tempat yang tidak diisi oleh siapa-siapa. Segera Yale menduduki tempat itu dan makan dengan lahapnya.
Akan tetapi tak sampai menghabiskan makanan yang ada di wadahnya tiba-tiba ....
"Oi! Produk gagal, enak juga ya Lo makan disini," ucap seseorang, lalu Yale pun menoleh dan ternyata itu adalah salah satu murid dari kelas 1-E. Seketika nafsu makan Yale pun menghilang.
"Oi Lo dengar, gak?!" ujar temannya yang lain.
"Gila! Makannya banyak banget nih si anak gagal," ujar orang lain lagi. Mereka bertiga terus mengejek Yale yang sedang makan. Lalu ...
"Kau benar, makannya banyak banget ... tapi cara makannya salah, apakah dia tidak diajarkan cara makan yang benar?" anak muda itu mengucapkannya dengan nada yang mengejek disertai wajah meremehkan.
"Ajarkan dia bagaimana caranya, bro haha," dukung temannya sambil terkekeh.
Anak muda itu pun mengambil wadah makanan Yale, kemudian ....
SPLASH!
Isi dari wadah itu dengan mudahnya dia daratkan ke atas dari kepala Yale. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
"Ahahaha! Itu sangat cocok dengannya."
"Sangat cocok untuk seekor hewan." kata-kata mereka semakin merendahkan Yale. Namun, Yale tidak membalas sedikitpun, dia tidak bergeming dan tertunduk bisu. Pikirnya kalau dia melawan dia akan mendapatkan masalah. Kejadian itu disaksikan oleh semua orang yang ada di kantin. Lalu seseorang datang untuk membela Yale.
"Apa yang kamu lakukan kepada anak muda ini?!" ujar orang itu yang ternyata adalah ibu kantin yang melayani Yale tadi.
"hah?! Siapa bibi gendut ini?!" ejek anak kurang ajar itu kepada ibu kantin.
"Habisin aja dia, bro," suruh temannya.
"Iya habisin aja, jadikan babi panggang." teman yang lainnya juga menyuruhnya untuk menyerang ibu kantin. Dia mengangkat tangannya ke atas bukan tanda ingin tunjuk tangan atau menyerah dari keadaan. Tetapi yang akan dia lakukan adalah hal yang berbahaya ... Kalian tahu sendiri, ya benar sekali dia akan mengeluarkan kekuatan petir nya kepada ibu kantin tanpa belas kasihan. energi petir mulai berkumpul yang awalnya tidak kelihatan menjadi kelihatan dengan sinar yang terang. Ibu kantin terduduk lesu melihat petir pada tangan anak muda itu. Seakan dia baru menyadari bahwa ini adalah sekolah manusia super. Orang yang lain hanya melihat dari kejauhan, tidak ada satupun yang tergerak hatinya untuk menolong atau menghentikan anak ini. Semuanya hanya ingin main aman tanpa terlibat masalah, tanpa memikirkan orang lain.
Yale yang tertunduk lalu menyadari bahwa ada suara gemercik petir, Yale langsung menoleh dan mendapati petir itu pada tangan orang yang mengejeknya. Melihat ibu kantin yang berada di arah serangannya. Yale pun tidak akan tinggal diam, jika ada yang tertimpa masalah. Dengan spontan, Yale menahan tangan anak nakal itu.
TAP!
"Hentikan! Apa yang ingin kau lakukan?!" pekik Yale dengan ekspresi sedang marah.
"Hah! Produk gagal berani melawanku, teman-teman tahan dia!" Anak nakal itu menyuruh temannya untuk menahan Yale. Bagaimanapun juga Yale hanya manusia biasa dia tidak akan bisa melawan kekuatan dua orang sekaligus sembari menahan tangan anak nakal ini. Alhasil Yale berhasil dipisahkan dari orang itu. Lalu teman-temannya mendaratkan pukulan pada Yale tepat di perutnya. Pukulan, tendangan ... Kini Yale rasakan di perutnya, seakan sudah mencapai batasnya dan petir akan segera menyambar ke arah ibu kantin. Yale tak mampu berbuat apa-apa, lalu ....
"THUNDER SHIELD!" tiba-tiba tameng dari petir berada di depan serangan anak nakal itu dan berhasil menahan serangannya.
"Si-siapa kau?!" Anak nakal itu menunjukkan tanda ketakutan, terlihat pada gemetar pada tubuhnya. Kekuatan dibalas dengan kekuatan, sangat simple, namun tidak bisa Yale lakukan karena kekuatannya sangat lemah.
"Harusnya aku yang bertanya seperti, itu. Apa yang kalian lakukan membuat keributan pada kantin sekolah?" ujar orang yang menahan serangan tadi.
"Kalian lihat itu, itu seragam OSIS, bukankah dia wakil ketua OSIS ..." bisik-bisik di setiap penjuru kantin.
"Ah! Kau benar dia Hugo Reynard." Kembali yang lain berbisik, namun dengan keras dan terdengar oleh anak nakal itu.
"Wa-wakil ketua?!" kaget anak nakal itu.
"Oh, aku belum mengenalkan diriku. Salam kenal, aku Hugo Reynard. Wakil ketua OSIS di sekolah ini, dan kamu pasti anak baru, ya?!" ujar Hugo dengan wibawa.
"Ma-maafkan aku wakil ketua! Aku tidak mengetahuinya!" Anak nakal mulai histeris.
"Permintaan maaf diterima," ujar Hugo dan wajah anak nakal mulai lega, "tapi hanya untuk permintaan maaf atas ketidaktahuan kepada diriku. Untuk masalah yang kamu timbulkan di sini sebaiknya kamu segera menebusnya. Ikut aku ke tempat kepala sekolah, ibu kantin yang di sana juga ikut untuk menjelaskan." Mata anak nakal kian kehilangan harapannya.
"Dan Rena," panggil Hugo.
"Iya, Wakil Ketua!" Rena merespon dengan cepat. Rena adalah orang dari OSIS yang juga berada di lokasi bersama Hugo.
"Bawa anak itu ke Ruang Kesehatan," perintah Hugo sembari menunjuk ke arah Yale.
"Baik, Wakil Ketua!" Rena menopang tangan Yale dengan bahunya, untuk membantu Yale berjalan. Kesadaran Yale hampir setipis tisu.
"Kamu bisa berjalan?" tanya Rena.
"te-terima kasih?" Yale hanya membalas dengan ucapan terima kasih. Dia bersyukur tidak terjadi apa-apa dengan Ibu Kantin. Lalu beberapa saat kemudian Yale pun tak sadarkan diri.
"Tu-tunggu. O-oi! Bangun!" panik Rena, namun Yale tidak bisa menahannya lagi, dia sudah lega dan perlahan matanya mulai tertutup. Kejadian yang sangat berat bagi Yale dihari pertamanya, tapi apa yang dia syukuri bukanlah tentang keselamatan dirinya tapi tentang keselamatan orang lain. Di dalam lemahnya diri Yale dia masih memikirkan untuk membantu yang lain.
...To be Continued ...
...Karya ini merupakan karya jalur kreatif...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
yuu
produk gagal, dikira shoope
2024-01-07
5
Anonymous
Teme!!
2024-01-07
5
Ra Ok
udon?? wkwk
2024-01-07
5