Saat Cinta Terhalang Keyakinan
"Dokter Zia, ada pasien yang terkena serangan jantung. Dia harus segera ditangani. " seorang perawat memberi laporan kepada Zia saat dia sedang menangani pasien.
"Ya sudah, panggil dokternya kenapa kalian malah mencariku. " bentak Zia, karena dia sendiri saat ini sibuk.
"Maaf dokter, dokter Amar sedang keluar kota untuk melakukan seminar di luar kota." ujar perawat itu takut-takut karena dia tahu perangai dokter Zia kalau sedang marah, dia sangat menakutkan.
"Apa? berani sekali Amar pergi seminar tanpa izin dari ku. Dasar sialan. " umpat Zia tanpa sadar.
Dia segera memanggil dokter lain untuk menangani pasiennya, dan melihat keadaan pasien yang katanya terkena serangan jantung. Zia segera pergi ke IGD rumah sakitnya dan melihat apa yang terjadi.
Saat langkah kakinya semakin mendekat, dia keheranan ketika melihat gerombolan orang baik dokter, suster atau keluarga pasien sedang berkumpull melihat sesuatu.
"Apa-apaan ini. Apa kalian tidak punya kerjaan hah. " bentak Zia dengan suaranya yang melengking, sehingga membuat semua orang langsung bubar dari tempat itu.
Benar saja semua para dokter dan perawat yang mendengar suara Zia langsung membubarkan diri, dan kembali bekerja di tempat mereka masing-masing. Sedangkan dia dengan santainya langsung melihat apa yang terjadi.
"Siapa dia. " tanyanya kepada asistennya yang sejak tadi mengikuti Zia
"Entah, dokter saya juga tidak tahu siapa dia. Sepertinya orang baru. Karena baru pertama kali saya melihatnya." jawab perawat itu.
Zia manganggukkan kepalanya mengerti, dia kembali fokus pada pria yang sedang memberi pertolongan kepada pasien. Keterampilannya dalam menangani pasien tidak bisa diragukan lagi.
"Sepertinya dia sangat profesional. " batin Zia.
Setelah menyelesaikan tugasnya pria itu segera pergi dari sana. Tapi sebelum pergi dia menanyakan kepada salah seorang perawat tentang ruangan direktur rumah sakit.
"Maaf tuan, jika anda mencari dokter Zia direktur rumah sakit ini, orangnya ada di sana." ujar perawat itu sambil menunjuk Zia yang sedang berdiri memperhatikannya.
Pria itu berbalik dan tertegun saat menatap sosok cantik berhijab dengan seorang perawat di sampingnya. Dilihatnya sosok cantik itu berjalan mendekatinya dan tanpa sadar sudah berada di hadapannya.
"Apakah anda mencari saya?" tanya Zia kepada pria itu.
"A.... apakah anda direktur rumah sakit ini? " tanya pria itu sedikit tergagap.
"Iya, tuan. Jika anda ingin bicara dengan saya, mari ikuti saya. Kita bicara di kantor" ujar Zia kepada pria itu.
Dia langsung berbalik dan berjalan meninggalkan pria itu, yang penting Zia sudah mengatakan kalau dia harus mengikutinya.
"Mari tuan. " asisten Zia menyadarkan Pria itu dari tampang bengong nya.
"Ah, iya. Ayo." Pria itu berjalan mengikuti langkah asisten Zia. Dan saat melihat lift yang akan tertutup asisten Zia langsung berjalan cepat agar lift tidak tertutup.
"Maaf dokter, kami terlambat, karena pria itu sepertinya tepesona kepada dokter Zia. " bisik perawat itu dan mendapat tatapan tajam dari Zia. hingga membuat perawat itu langsung terdiam
Pria asing itu tersenyum hangat kepada Zia yang berwajah jutek, dan tidak mendapat balasan apapun dari wanita cantik itu.
Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam lift menuju ruang kerjanya. Di dalam lift tidak ada yang berbicara, selain asisten Zia yang berusaha mengajak pria asing itu berbicara. Karena mood Zia sedang buruk akibat perbuatan dokter Amar yang seenaknya sendiri.
Saat ini mereka sudah berada di ruangan Zia. Ruangan itu tampak terlihat elegan dengan warna monocrom yang mendominasi.
"Bisa anda perkenalkan diri anda terlebih dulu tuan." ujar Zia saat mereka sudah duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Perkenalkan dokter, nama saya Abelard Joseph panggil saja Abe, saya dari Jerman. Mungkin Tuan El sudah mengatakan kalau saya akan datang. " ujar Pria bernama Abe itu.
Zia mengangguk mengerti. "Jadi, dia adalah pria dari Jerman itu, pantas saja keahliannya sangat luar biasa. Tidak diragukan lagi. " batin Zia.
"Saya Nazia, rekan di sini memanggil saya dengan panggilan Zia. Senang anda disini dokter Abe. " ujar Zia tersenyum memperkenalkan diri.
Abe tertegun melihat senyuman lembut dari dokter Zia. Dia jadi mengingat ucapan ayahnya, dalam keluarga Khan ada seorang wanita bernama Nisa yang tak lain adalah nyonya besar di keluarga itu, dia sangat ramah dan juga memiliki senyuman yang sangat lembut.
"Apakah, semua wanita di keluarga ini memiliki senyuman yang sama?" batin Abe karena dia dulu pernah sekali bertemu dengan mereka saat dia masih kecil.
"Tuan Abe... tuan." Zia menyadarkan Abe yang seperti tengah melamun dengan melambaikan tangannya di depan wajah Abe.
"Ah, iya dokter Zia, maafkan saya. Karena tiba-tiba saya mengingat sesuatu." ujarnya kikuk.
"Jadi, apakah anda sudah siap dan mulai bekerja di sini?' tanya Zia kemudian.
" Ya, tentu saja, dokter. Kapan saya bisa mulai bekerja. " tanya Abe balik.
"Bagaimana kalau mulai besok saja anda bekerja. Hari ini saya akan menemani anda berkeliling rumah sakit ini." ujar Zia dengan ramah, dia ingin memberikan kesan baik kepada dokter baru agar mereka betah kerja di rumah sakitnya.
" Tentu saja dokter Zia, dengan senang hati saya menerima tawaran anda. "
Zia lalu bangkit dari duduknya dan menuju meja kerjanya. Dia menghubungi seseorang melalui panggilan telepon.
”Apakah keadaan disana aman? " tanya Zia kepada seseorang diseberang telepon.
"Aman dokter.” ucap seseorang dari seberang telepon
"Baiklah kalau begitu, aku percayakan pada kalian. Aku tidak kembali ke sana karena ada tamu yang harus aku temui dan aku temani berkeliling. " ujar Zia lagi
Setelah mendapat persetujuan dari tim nya, barulah telpon dia matikan. Zia lalu mengajak Abe untuk mengikutinya berkeliling rumah sakit dan menunjukkan beberapa tempat seperti ruang operasi, kantin rumah sakit, ruang pertemuan, laboratorium dan beberapa ruang lainnya.
Hingga akhirnya mereka berhenti di sebuah ruangan praktek.
"Ini ruangan anda dokter, semoga anda suka dengan tempat kerja anda. " ujar Zia mengajak Abe masuk ke dalan ruangannya.
Ada meja kerja, ranjang pasien, sofa tamu dan lemari es mini disudut ruangan. Ruangan yang sangat nyaman untuk ukuran seorang dokter yang bekerja di rumah sakit. Lalu Zia membuka sebuah ruangan rahasia di sana.
"Dan ini adalah ruangan istirahat anda. " ucap Zia menunjukkan sebuah ruangan istirahat disana. ada sebuah tempat tidur, televisi dan kamar mandi.
"Maaf, dokter. Apakah ruangan ini tidak terlalu berlebihan untuk seorang dokter? apakah semua dokter juga mendapat fasilitas yang sama? " tanya Abe penasaran
Zia kembali tersenyum mendapat pertanyaan dari Abe. " Tentu saja tidak , yang mendapatkan fasilitas lengkap seperti ini hanya anda . Karena saya sudah diwanti-wanti oleh kak El agar memberikan fasilitas terbaik untuk anda ." ujar Zia.
Saat ini mereka berdua duduk di sofa untuk berbincang. mereka membicarakan tentang Apa saja tugas Abe disana. Selain praktek mengobati pasien, dan operasi Abe juga akan melihat ke laboratorium untuk memeriksa obat-obatan di sana. Jika ada yang perlu di ganti, maka dia akan langsung mengambilnya dari Jerman.
"Jadi kontrak kerja anda di rumah sakit ini sama dengan kontrak kerja sama dengan perusahaan kami? " tanya Zia penasaran.
"Iya saya sudah sepakat dengan kakak anda ." ujar Abe.
Saat mereka sedang asyik mengobrol , tiba-tiba terdengar bunyi ponsel Zia berbunyi . Zia segera menjawab panggilan telpon itu.
"Dokter ada pasien jantung yang harus segera ditangani. " ucap seorang perawat di seberang telpon.
Terdengar suara Zia mendesah kasar dengan wajah panik.
"Ada apa? " tanya Abe hati-hati karena dia takut Zia marah karena merasa privasinya di ganggu.
Zia langsung menoleh ke asal suara, dan bibirnya tiba-tiba terkembang dengan lebar, saat melihat sosok tampan dan sangat berbakat.
"Dokter bisakah kau membantuku menangani pasien jantung. Dokter kami sedang melakukan seminar, mungkin saat pulang nanti saya akan memberi Shrat , peringatankepadanya. " ujar Zia dengan kesal.
"Yentu saja Nona dengan sensng hati, aku akan membantumu karena aku sudah menjadi bagian dari keluarga di rumah sakit ini. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Sandisalbiah
dr kapak El-Aida pindah ke lapaknya Zia dan Ave... ijin baca thor 🙏
2024-06-14
0
Mor Mintarsih
👍👍👍👍👍
2024-03-09
1
AR Althafunisa
Baru mulai baca lagi keturunan keluarga Khan 😍🥰❤️
2024-02-19
1