Setelah melakukan pekerjaan pertamanya, Abe langsung menemui Zia yang sejak tadi memperhatikan jalannya operasi melalui ruang pengawasan. Zia benar-benar terkagum-kagum dengan kecepatan dan ketelitian Abe dalam melakukan tugasnya.
"Kerja bagus Dokter Abe." Sebuah pujian diberikan Zia kepada dokter tampan itu.
Abe berharap mendapatakan pujian dan jabat tangan dari Zia, tapi sayangnya sejak berkenalan sampai mendapat pujian, Abe belum bisa mendapatkan jabatan tangan dari dokter cantik itu.
"Terima kasih dokter Zia. " ucapnya dengsn dengan senyuman lebar.
"Sepertinya keinginanku agar kau bekerja mulai besok harus tidak terealisasi dengan baik, karena ternyata kau bekerja mulai hari ini. Maafkan aku, ini di luar prediksi, karena dokter kami sedang keluar kota dan aku tidak tahu bagaimana jika tidak ada kau disini. " ujar Zia membalas senyuman Abe.
"Tidak apa-apa dokter, senang bisa membantumu dihari pertama ku datang di rumah sakit ini." ujar Abe sambil mengulurkan tangannya berharap wanita cantik itu mau menerima uluran tangannya. Tapi apa yang dia dapat, Zia malah menangkup kan kedua tangannya di depan dada.
"Maaf dokter Abe. " ucap Zia.
Dengan terpaksa Abe menarik tangannya lagi dan tersenyum kikuk. Mereka lalu berjalan kembali ke ruangan Zia untuk membicarakan sesuatu.
Kedatangan dokter tampan itu sudah ramai dibicarakan para dokter dan perawat di sana. apalagi sepak terjangnya dihari pertamanya membuat semua orang terkagum-kagum dengan sosok dokter asing itu. Tak terkecuali dokter Maria. Dokter yang terkenal cantik dan centil di sana.
"Apa kalian tahu dimana sekarang dokter tampan itu berada?" tanyanya pada beberapa perawat yang sedang membicarakan dokter tampan itu.
"Kami tidak melihatnya, tapi setahuku dia sedang bersama dokter Zia. Karena tadi aku melihat dokter Zia mengajaknya berkeliling dan memperlihatkan beberapa tempat di rumah sakit ini. " ujar suster itu.
"Jadi menurut kalian dokter itu akan bekerja di rumah sakit ini? " tanya dokter Maria antusias.
Semua orang mengangguk.
"Kemungkinan besar dokter asing itu bekerja di rumah sakit kita. Wah asik dong ya, sekarang kita bisa cuci mata. Tidak hanya memandang dokter Amar yang tampan tapi kita bisa melihat wajah dokter tampan lainnya, pria asing pula. " celetuk seorang perawat dengan menopang dagunya, dan sepertinya di matanya sudah muncul tanda lope-lope.
Dokter Maria segera pergi dari sana dan ingin mencari tahu seperti apa sosok dokter tampan yang digadang-gadang akan bekerja di sini. Dia merasa sangat penasaran dengan dokter itu. Karena sejak tadi semua orang membicarakan nya, tapi dia masih belum tahu seperti apa wajah dokter itu.
Disisi lain, Zia dan Abe sudah menandatangani kontrak kerja sama yang sudah disepakati. Selain bekerja sama dengan perusahaan pusat, Abe juga harus bekerjasama dengan rumah sakit Zia sebagai dokter di sana yang mengawasi keluar masuknya obat-obatan yang dikirim dari negaranya. Entahlah kenapa dia bersusah payah terjun sendiri ke lapangan, sedangkan dia sebenarnya bisa meminta orang-orang nya untuk melakukan semua ini.
Jawabannya hanya satu, Abe ingin dekat dengan orang-orang yang sudah menolongnya dan membantu keluarganya saat dia kecil. Dan ingin membalas kebaikan mereka semua, orang-orang baik yang mau menolong tanpa memperdulikan siapa dia dan bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka.
"Baiklah, dokter Abe. Semua urusan kita sudah selesai. Anda bisa kembali dan beristirahat, kita bertemu lagi besok disini. Saya akan memperkenalkan anda terlebih dahulu kepada dokter lainnya, agar semua orang tahu siapa anda." ucap Zia saat mengakhiri pertemuan mereka.
"Terima kasih dokter Zia. " kembali Abe mengulurkan tangannya, tapi kembali tidak mendapat sambutan dari Zia.
"Maaf dokter Abe. " hanya itu yang bisa Zia sampaikan kepada Abe.
"Ah, ya. Tidak apa-apa. Kalau begitu saya permisi dulu. " pamitnya kepada Zia.
Zia mengantarkan Abe sampai ke lobi rumah sakit. Namun, naru saja keluar dari lift, ada seseorang yang memanggil namanya.
"Dokter Abe. Abelard Joseph kan?" tanya dokter Maria dengan ragu.
"Ya, bagaimana kau bisa mengenalku? " tanya Abe sambil memicingkan matanya, mencoba mengingat siapa wanita yang ada di hadapannya ini.
"Ah, anda tidak mungkin mengenalku dokter Abe. Aku kuliah di kampusmu dulu, dan kau adalah kakak tingkat ku beberapa tahu di atas ku. " ujar Maria dengan salah tingkah dan gaya centilnya.
Zia hanya memutar bola matanya malas, sejak dulu dia tidak suka dengan wanita ini karena sikapnya yang selalu mencari perhatian kepada dokter pria. Kenapa juga wanita seperti dia bisa diterima di rumah sakit ini. Tentu saja di terima, karena ayahnya adalah salah satu pemegang saham disini.
Abe sempat melirik ke arah Zia melalui ekor matanya, dan dia tahu direktur itu tidak menyukai waniga yang sedang bicars dengannya.
"Maaf, ya. Aku sedang buru-buru. lain kali kita ngobrol lagi. " pamit Abe, karena dia tidak ingin melihat Zia jengah dengan sikap wanita di depannya.
"Ah, ya. apakah dokter akan bekerja disini?" tanyanya sebelum Abe pergi.
"Kita lihat saja nanti. Dokter Zia, saya permisi dulu. " Abe berpamitan kepada Zia lalu segera meninggalkan mereka berdua.
Setelah kepergian Abe, Zia langsung berbalik dan ingin kembali ke ruangannya. Tapi tangannya langsung dicekal oleh Maria.
"Tunggu, apa dokter Abe akan kerja di sini? " tanya Maria.
Zia hanya menggedikkan bajunya lalu segera beranjak dari sana tanpa memperdulikan Maria yang menggerutu kepadanya.
"Dasar nenek lampir, aku sumpahin kamu nggak akan pernah nikah sebelum aku menikah. Dasar wanita menyebalkan. " umpat nya kepada direkturnya.
Zia pulang di waktu sore di jam pulang kerja. kedatangannya sudah disambut dengan tingkah keponakan kecilnya Mirza yang saat ini sedang belajar berjalan. Sungguh sangat menggemaskan ssat melihat pria kecil itu berjalan seperti pinguin dan menghampirinya.
"Uh, sayang. Kamu lucu sekali sih. Dimana kakakmu Musa yang berawajah tembok itu. " tanya Zia kepada Mirza yang sudah berada didalam gendongannya. Tapi jawaban Mirza hanya tersenyum.
"Kak Aida lagi apa? Musa kenapa? " tanyanya kepada kakak iparnya yang sedang menengkurapkan Musa di pangkuannya.
"tidak apa-apa , Musa hanya sedikit rewel . Jadi aku menengkurapkannya seperti ini . " jawab Aida.
"Bagaimana pekerjaanmu , Apakah semua lancar ?" Tanya aja basa-basi .
"Seperti biasa lah Kak , hanya saja tadi Rumah Sakit kami menerima seorang dokter baru. " jawab Zia sambil memangku Mirza di pangkuannya.
"Apakah tadi Dokter Abe pergi ke rumah sakitmu ?" tanya seseorang dari belakangnya Siapa lagi kalau bukan sama Kakak .
"Bagaimana kinerjanya Apakah sangat bagus ."
"Kalau aku memberikan nilai padanya aku pasti memberi nilai seratus.
"Wow Nilai sempurna rupanya, apa hebatnya dia sampai-sampai adikku ini memberinya nilai sempurna. " tanya Elvan yang sudah duduk di samping istrinya.
Dia sangat cekatan dan sangat teliti dalam bekerja sehingga pekerjaannya cepat selesai dan rapi . Dia tadi juga membantuku mengoperasi seorang pasien , karena dokter jantung kami sedang jalan-jalan ke luar kota. "Ucap Zia kesal karena Amar mengabaikan pekerjaannya
"Wah luar biasa sekali."
Zia terus menceritakan apa saja yang dilakukan di rumah sakit hari ini. Bahkan dia menceritakan kekagumannya kepada sosok Abe yang sangat profesional dalam bekerja.
Di sisi lain,
Abe yang sudah berada di apartemennya sedang menghubungi ayahnya via telpon.
"Bagaimana hari pertamamu di sana Abe, apa semua berjalan lancar? " tanya Evan.
"Iya, ayah.Aku berhasil menandatangani kerjasama dengan perusahaan Khan dan bekerja di rumah sakit mereka. " jawab Abe dengan bangganya.
"Ya, dan kau meninggalkan kami pekerjaan yang menumpuk disini. Semoga adikmu cepat selesai kuliahnya agar bisa membantu perusahaan kita." ujar Evan di ujung telpon.
"Aku hanya ingin balas budi akan kebaikan mereka kepada kita ayah. Karena merekalah, aku bisa hidup sampai saat ini. Jika bukan karena mereka mungkin aku sudah.... "
"Stop, jangan dikatakan lagi Abe. Yang penting sekarang kau baik-baik saja. Dan lakukanlah yang terbaik, ayah dan ibumu selalu mendukung apapun yang kau lakukan, tapi ingat suatu hal. " Evan menjeda kalimatnya.
"Apa itu ayah? " tanya Abe penasaran
"Jangan jatuh cinta kepada salah satu wanita dari keluarga Khan. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Sandisalbiah
WAY...?? kenapa gak boleh jati cinta sama wanita klan Khan.. apa krn beda keyakinan..??
2024-06-14
0
AR Althafunisa
Waduhhh, berat banget kayanya syaratnya 😌
2024-02-19
1
Rahma Inayah
knp gk boleh dekt dgn kel khan krn beda keyakinan kah
2024-01-06
1