Sang Penggoda Dari Desa

Sang Penggoda Dari Desa

Menerima misi dari Clara

Arimbi menatap kagum perempuan cantik yang tengah berada di hadapannya. Kata Tatang namanya Clara Fernandez, perempuan kota yang merupakan anak konglomerat. Arimbi sendiri memiliki nama yang tidak kalah bagus, Arimbi Natasya tapi yang jelas Arimbi bukan anak konglomerat, yang ada malah anak konglomelarat. Kalau tidak buat apa dia menemui perempuan yang akan memberikannya misi dengan sejumlah uang yang besar, dan dia harus datang jauh-jauh dari kampung.

Perempuan itu juga memandang Arimbi dari atas ke bawah dengan teliti, sebelum Arimbi di suruh duduk.

"Perfect!" ujarnya pada Tatang, sambil mengibaskan tangannya memberi tanda pada Tatang kalau dia sudah tidak dibutuhkan lagi. Yang Arimbi tahu, teman sekampungnya itu bekerja sebagai supir pada Clara.

"Aku akan memberikamu seratus ribu dollar kalau kau berhasil melaksanakan misi dari ku!" ujar Clara pada Arimbi.

"Maaf nona, pakai uang rupiah saja, aku gak ngerti hitungan dollar. Yang ada nanti kalau dipakai di kampung ku malah ribet, gak laku," tolak Arimbi dengan polos.

Cih! Ternyata tampangnya kampungan banget? Dollar saja gak mau, coba kalau yang lain, begitu dengar bayaran pakai dollar saja bisa sampai ngeces-ngeces. Cantik sih cantik, bodynya juga yahut kalau jadi pelakor, tapi kok kayaknya udik banget? pikir Clara sembari menatap ke arah Arimbi kembali untuk menilai perempuan yang ada di hadapannya itu. Saat itu Arimbi hanya memakai gaun kembang-kembang yang memang jatuh pas di tubuhnya dan juga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi itu, tapi tetap saja kalau menurut Clara itu gak banget, mirip sama daster pembantu rumahnya saja.

"Ya udah deh, kalau kau mau tahu berapa seratus ribu dollar itu tinggal kau kalikan sama dengan lima belas ribu! Jangan bilang kalau kau juga gak bisa matematika?" tandas Clara tidak sabar.

Mendengar itu, Arimbi yang walaupun kampungan tapi perempuan yang cerdas juga, apalagi di bidang matematika dan hitung-hitungan, terutama hitung duit. Arimbi matanya langsung membulat sempurna ketika sadar berapa rupiah yang bakal dia terima. Itu sudah merupakan jumlah yang besar buat Arimbi.

*********

"Langsung saja Arimbi! Untuk mendapatkan uang itu sangat mudah, kau gak akan menderita, malah bisa jadi kau akan merasa enak!" ujar Clara tersenyum nakal.

"Emang ada ya pekerjaan seenak itu? Dapat uang, terus malah enak? Nona membuat saya semakin penasaran saja! Apa itu nona?" tanya Arimbi mencondongkan tubuhnya membuat Clara menatap takjub ke arah Arimbi yang jelas-jelas hanya perempuan kampung, tapi bisa memiliki tubuh bak gitar Spanyol.

Rasanya gak mungkin deh cewek kampung gitu ikut gym atau fitnes maupun senam! Tetapi kok bisa punya body bagus gitu sih? Aku saja mau dapat body seperti ini harus sedot lemak di sana sini dan harus nge-gym! Jangan bilang ngebajak sawah bisa bikin langsing! hina Clara dalam hati sambil memandang iri ke tubuh Arimbi yang memang seksi dan indah itu.

"Sini!" Panggil Clara melambaikan tangannya memberi tanda agar Arimbi mendekatkan wajahnya ke Clara, karena saat itu tempat ngopi yang mereka datangi itu sedang lumayan ramai.

"Kau hanya perlu menggoda seorang pria! Kau gak usah takut, bukan bandot tua, masih muda dan ganteng, kalau kau jatuh cinta padanya juga gak pa pa, kalau pria itu sampai mau menikah dengan mu juga gak pa pa, berarti kau sedang beruntung! Karena pria itu juga kaya! Gimana?" Bisik Clara di telinga Arimbi.

"Namanya?" tanya Arimbi.

"Hugo Fernandez!"

"Lho kok mirip nama nona Clara belakangnya?" tanya Arimbi merasa heran.

"Memang kakak ku!" 

"Nah! Memang kakak nona gak laku, sampai harus panggil aku gadis dari kampung untuk menarik perhatian kakak nona?" tanya Arimbi merasa aneh.

"Lho kok dikasih kerjaan malah banyak tanya? Yang penting kan kau turuti mau ku dan kerjakan apa mau ku, tidak perlu tahu alasan apapun, dan aku akan memberikan uang ku janjikan kalau tugas mu selesai! Simpel bukan? Kalau kau banyak tanya lagi gak jadi saja deh!" ancam Clara.

"Baik! Baik! Aku mau, tapi gak ada acara bobok bareng kan?" tanya Arimbi lagi. 

"Gak usahlah, cukup kau kelihatan masuk bareng ke kamar hotel saja, setelah itu kau bisa keluar lagi tanpa melakukan apapun! Kau jangan khawatir, aku akan mbuat buram gambar mu, aku hanya perlu foto kau dan Hugo saja!" ujar Clara tersenyum pada Arimbi.

Dasar perempuan bodoh, mana bisa dihitung kalau gak bobok bareng. Tapi biar masalah selesai, bohongi saja, nanti urusan lain bagaimana menjebaknya agar bisa bobok bareng si Hugo, pikir Clara dengan licik.

"Kalau gitu deal nona, aku gak masalah! Kapan itu?" tanya Arimbi.

"Secepatnya , malam ini jam tujuh malam suatu acara. Aku akan membawa mu dan mengenalkan mu pada Hugo sebagai teman ku! Tetapi sebelum itu aku akan membelikan mu baju dan sepatu yang pantas dulu! Ayo!" ajak Clara langsung bangun dari duduknya. 

"Cepat banget nona!" seru Arimbi kaget dan segera mengambil gelas kopinya dan menghabiskan isinya dengan terburu-buru hingga tandas. Padahal biasanya Arimbi anti minum kopi, takut tidak bisa tidur di malam hari. Tapi tadi dia melihat harga kopi yang begitu mahal itu, mau tidak mau dia habiskan dari pada mubazir.

Huh sungguh kampungan dan rakus! Habis itu cerewet dan banyak tanya lagi! gerutu Clara memandang ke  Arimbi dengan kesal.

"Ini kota neng! Harus serba cepat! Time is money! Tahu gak?" tanya Clara tidak sabar.

"Enggak," sahut Arimbi sambil menggeleng dengan polos.

"Waktu adalah uang! Sudah, ayo cepat!" dengus Clara menjawab dengan tidak sabar  memberi tanda agar Arimbi mengikutinya.

**********

Arimbi merasa kaget ketika melihat bayangannya di depan cermin setelah dia memakai baju berwarna hitam yang cukup seksi dan mencetak ketat di tubuhnya yang sempurna itu.

Belum lagi wajahnya yang terlihat begitu mirip dengan bintang film yang sering dia lihat fotonya di media sosial. Arimbi tidak pernah menyangka kalau dia mempunyai kesempatan tampil seperti itu. 

"Nona kau sungguh cantik!" ujar sang penata rias yang ikut memandang ke arah cermin juga untuk mencari apakah ada kekurangan lagi pada riasannya. 

"Ah bisa saja, ini kan hanya gara-gara kehebatan mbak merias," puji Arimbi yang merasa malu.

Ternyata bukan hanya Arimbi saja yang kaget, Clara juga kaget tidak menyangka kalau Arimbi seperti berubah dari seekor bebek menjadi angsa yang indah. Apalagi ketika Tatang  yang melihat kedua perempuan itu masuk ke dalam mobil. 

Tatang memang sejak dulu tahu kalau Arimbi memang paling cantik di kampungnya, kalau tidak sudah pasti Tatang  tidak akan memberikan pekerjaan dari Clara pada Arimbi, karena Clara sudah berpesan berkali-kali kalau harus membawa perempuan yang cantik. Tatang tidak menyangka kalau Arimbi bisa secantik itu kalau didandani, bahkan nona nya saja langsung kalah total. Kalau ada juri kecantikan yang menilai, pasti Arimbi  yang akan jadi pemenang.

Cantik sih cantik, tapi sayang.....! pikir Tatang menghela nafas teringat kehidupan Arimbi di kampung mereka.

Bersambung.............

Terpopuler

Comments

ian machmud

ian machmud

sekian lama aku mampir lagi thor terakhir baca benih yg tak di akui 😊

2024-02-24

0

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

tepuk jikat gue 🫣🤣

2024-01-06

1

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

astaga mu ngebajak sawah juga👉👈

2024-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!