Clara dengan terburu-buru menyuruh Arimbi mengikuti langkahnya dan Pak Tatang. Setelah itu mereka bertiga masuk ke dalam mobil.
"Langsung menuju Dynasti Club' pak!" perintah Clara ketika mereka sudah berada dalam mobil. Clara memilih duduk di samping Pak Tatang sedangkan Arimbi duduk di belakang menatap langit malam yang sudah gelap.
Benarkah seperti kata orang kalau Jakarta kota yang tak pernah tidur? Apakah aku juga harus ikut gak tidur, padahal tubuh ku sudah lelah sekali! gumam Arimbi dalam hati sambil menatap ke luar jendela di mana jalan masih begitu ramai, bahkan bisa dibilang macet. Di mana-mana terlihat toko maupun rumah makan dengan lampu yang kelap kelip untuk menarik perhatian pengunjung, berbeda sekali dengan kampungnya yang sesudah magrib jalanan sudah sepi dan gelap seperti kuburan. Sedangkan tubuh Arimbi yang sudah lelah karena perjalanan jauh dari desa dan belum beristirahat sejenak pun akhirnya jatuh tertidur di dalam mobil, apalagi hawa dingin mobil yang mendukung.
*********
"Astaga gadis ini! Sudah mau menjalankan misi masih saja sempat-sempatnya tidur!" omel Clara saat menengok ke belakang karena penasaran dengan Arimbi yang tidak bersuara sama sekali. Clara merasa aneh dengan Arimbi yang bisa-bisanya baru datang dari desa sama sekali tidak takut apapun, bahkan disuruh menggoda pria juga oke-oke saja dan sepertinya tidak ada rasa takutnya sama sekali, walaupun dia sudah menjanjikan tidak ada acara bobok bareng, tetapi kenapa gadis ini bisa dengan mudah percaya pada orang yang baru pertama kali ditemuinya. Dibilang polos tapi kelihatannya matre juga.
Kok bisa semudah itu percaya saja kalau dapat uang bisa semudah itu? Ini benar-benar polos atau lagi butuh duit? pikir Clara dalam hati.
**********
"Tanya pak, apakah Arimbi ini sudah punya pacar belum di desa?" tanya Clara yang akhirnya penasaran dengan Arimbi.
"Belum nona," sahut pak Tatang.
Kalau sudah punya laki mana berani aku tawari pekerjaan dari non Clara ini! Bisa-bisa aku dibunuh lakinya! gumam Tatang dalam hati teringat waktu Nona nya ini meminta dia untuk mencari seorang gadis miskin yang cantik, pokoknya gadis yang mau disuruh-suruh apa saja.
"Untuk pekerjaan apa nona?" tanyanya saat itu penuh semangat, kalau majikan perempuannya ini kasih tip gak pelit, makanya Tatang gak pernah menolak permintaan dari Clara.
"Gampang pak, kerjanya cuman godain cowok. Makanya aku butuh yang cantik!" sahut Clara dengan enteng.
"Lho kok aneh non Clara? Saya pikir buat jadi pembantu Rumah Tangga!" sahut Tatang bingung.
"Emang aku bodoh? Masak cari pembantu Rumah Tangga yang cantik? Nanti kasihan mama ku dong, harus saingan sama pembantu!" omel Clara.
"Kalau kau bisa dapat, aku akan memberi mu sebulan gaji," tawar Clara yang langsung membuat mata Pak Tatang membulat, gajinya saja UMR Jakarta dengan waktu kerja delapan jam, lebih dari itu dihitung lembur.
"Siap nona! Pasti akan saya carikan di pelosok-pelosok, khusus itu aku ijin libur dua hari ya non Clara," pinta Pak Tatang yang aji mumpung pulang kampung, mau melihat perkembangan anak sapinya. Padahal otaknya sudah kepikiran mau menawarkan pada Arimbi, karena dia masih saudara jauh dengan Rukmini, kebetulan Rukmini pernah meminta dia mencarikan kerja yang cocok buat Arimbi dan kata Rukmini dia hanya percaya pada Tatang saja. Tatang tentu tidak perduli pekerjaan itu cocok atau tidak buat Arimbi, yang penting menguntungkan dia.
Tatang juga sudah tidak memikirkan apa tugas yang akan diberikan Clara pada Arimbi, yang terbayang di matanya bulan depan dia dapat gaji dua kali lipat, jadi dia bisa genapi anak sapinya di kampung jadi sepuluh ekor. Apalagi setelah itu mendengar jawaban Clara.
"Baiklah, nanti aku bilang pada mama supaya gak potong gaji mu!"
*********
"Kok diam? Aku tanya kamu kenapa si Arimbi ini cantik begitu belum punya pacar?" tanya Clara lagi yang mengagetkan Tatang dari lamunannya.
"Siapa yang berani....," sahut Tatang yang langsung terdiam karena hampir kelepasan.
"Apa maksud mu pak! Jangan-jangan kau bawa gadis penghibur ya?" tanya Clara curiga.
"Enggak non, Arimbi itu orisinil gadis desa, non. Soalnya Arimbi ini anak haram yang gak ketahuan bapaknya," sahut Tatang akhirnya daripada dicecar terus.
Setidaknya aku gak bilang kalau emaknya gila! ujar Tatang dalam hati membuang rasa bersalahnya.
"Dasar orang kampung kok kuno banget, jaman sekarang single parent sudah hal biasa. Masak cuman anak haram saja gak laku? Itu kan salah bapaknya gak tanggung jawab, bukan salah anaknya. Huh, pantas saja di kampung terus karena otaknya gak maju-maju!" omel Clara tidak terima.
"Iya non, benar kata nona Clara, makanya penduduk di desa ku miskin," puji Tatang. Kalau soal menjilat Tatang nomor satu, makanya dia cukup disukai keluarga Fernandez.
*********
"Bangun bi!" panggil Tatang mengguncang lengan Arimbi yang masih tertidur nyenyak.
"Ambyar!" seru Arimbi kaget dan jadi latah dan segera mendekap mulutnya sendiri ketika sadar dia masih di dalam mobil.
"Cepat bi! Nona Clara sudah menunggu mu!" panggil Tatang lagi membuat Arimbi terburu-buru keluar dari dalam mobil dan hampir saja terjatuh karena lupa kalau dia sedang memakai hak tinggi, untung tangannya dengan sigap menahan atap mobil sedan itu sehingga tidak jatuh dan memalukan.
Itu saja sudah membuat Clara memandang tajam ke arahnya. "Awas ya, kau jangan menggagalkan rencana ku. Buang sifat ceroboh mu itu!" tegur Clara dengan galak.
"Maaf nona, akan aku usahakan gak ceroboh lagi!" sahut Arimbi pelan.
"Tuh, hapus iler mu! Walaupun cantik kalau ileran, gak ada cowok yang suka tahu, nanti dikira rabies," omel Clara lagi sambil menyodorkan tissue. Arimbi tidak merasa dia ileran, tapi dari pada banyak masalah Arimbi menurut dan mengambil tissue itu untuk melap bagian samping bibirnya.
"Pak Tatang tinggalkan kami saja, nanti kami bisa pulang sendiri!" perintah Clara.
"Ayo cepat ikut aku masuk sebelum terlambat, hari ini aku dapat kabar kalau si Hugo lagi di Club ini ketemu teman! Nanti kalau bertemu kau ngaku teman ku ya! Jangan panggil aku nona, panggil Clara saja! Ingat jangan sampai salah," ujar Clara mengingatkan lagi dan langsung menarik Arimbi masuk ke sebuah tempat.
Arimbi kaget begitu masuk ke tempat itu terdengar suara musik yang cukup keras, belum lagi suasananya yang remang-remang, untung saja saat mereka masuk ke sebuah ruangan suasana menjadi lebih terang. Tampak orang-orang yang duduk di ruangan itu langsung menatap ke arah kedatangan Arimbi dan Clara. Tampak empat pria dan dua wanita yang duduk di sana. Sepertinya ada dua yang mempunyai pasangan, sedangkan dua pria lagi tidak. Salah satunya langsung bangun menghampiri Clara.
"Kau sudah datang sayang, kakak mu sudah gak sabar dan hampir pulang kalau aku tidak menahannya!" ujar pria yang sempat melirik sejenak ke arah Arimbi, tapi segera mengalihkan pandangannya. Clara terlihat berjingkat dan mengecup pipi pria itu tanpa malu.
"Terimakasih honey, sudah mau menemani kakak ku," ujar Clara yang sama sekali tidak mengenalkan Arimbi pada pria itu. Clara malah menarik Arimbi mendekati pria yang satu lagi dan tampak berwajah angkuh dan dingin.
"Kak Hugo, ayo kenalkan teman ku, Arimbi," ujar Clara menarik tangan Hugo agar menyalami Arimbi. Hugo langsung menatap tajam Arimbi yang tepat di depannya dengan sinis.
DEG! Melihat tatapan Hugo jantung Arimbi langsung berdebar.
Astaga ganteng sekali! Bagaimana aku harus menggodanya, yang ada malah aku yang tergoda!
Bersambung..............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Delta Trisna
hadir
2024-01-06
2
😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️
astaga penasaran gimana cara Arimbi tergoda😍😍😍
2024-01-06
1
Ita Ita
dan ternyata... selera hugo cewek yg rada2 oon 😂
2024-01-05
2