POV Arimbi Natasya

Nama ku Arimbi Natasya, sayangnya kehidupan ku tidak seindah rupa dan nama ku. Wajah ku cantik, tubuh sudah pasti termasuk proposional untuk wanita Asia, dengan dada tiga puluh enam, plus cup B lagi, pinggang duapuluh tujuh inch dan tinggi seratus enam puluh tiga centi, sudah pasti aku termasuk perempuan sexy yang bisa membuat mata para pria tidak berkedip, saat aku lewat di depan mereka.

Wajah ku dengan bentuk kwaci dan dagu terbelah menambah keseksian penampilan ku. Ditambah bibir yang selalu terlihat basah karena aku selalu rajin memakai lipgloss. Apalagi aku termasuk berani dan nakal kalau untuk urusan berpakaian. Lebih sering memakai tank top dengan celana jeans pendek, paling panjang juga yang di atas lutut.

Tapi itu hanya berlaku untuk para pria yang tidak pernah melihat ku dan asal ku. Kalau pria di gang tempat ku tinggal, sudah biasa melihat aku, dan mereka selalu berkata hanya numpang lihat tapi tidak ingin memiliki. Bagaimana tidak? Aku mempunyai seorang ibu yang punya sakit jiwa, dan menurut orang-orang sekitar ayah ku tidak pernah diketahui, karena ibu ku sudah gila sejak muda dan tidak tahu siapa yang sudah berhasil membuat ibu ku perutnya melendung hingga aku muncul di dunia fana ini. Setiap ibu ditanya, ibu hanya ketawa-ketawa sendiri dan berkata "ambyar".  Akhirnya aku yang sejak kecil mendengar kata ambyar itu lama-lama tertepa juga . Bahkan akhirnya aku juga dijuluki miss Ambyar di lingkungan ku, gara-gara sering latah mengucapkan kata ambyar.

Tapi aku mulai berpikir kalau ayah ku itu adalah seorang yang tidak baik dan pengecut, mengapa? Tidak mungkin ada seorang pria baik yang bisa-bisanya menyalurkan nafsunya pada perempuan gila. Walau ibu ku gila, penampilannya memang bersih dan cukup manis, walau tidak terlalu cantik, karena ada nenek ku yang merawat ibu dan selalu memandikan ibu. Akhirnya banyak orang-orang di lingkungan ku yakin kalau pria yang sudah menggauli ibu ku adalah seorang pria tampan, kalau tidak bagaimana aku bisa memiliki wajah yang cantik dan kulit yang putih mulus, sedangkan nenek dan ibu ku saja kulitnya berwarna sawo matang. 

"Jangan-jangan ayah mu orang kaya lagi!" ujar si Dodi gendut yang jelas bertujuan mengejek, bukan memuji. Dodi memang suka membuatku jadi bahan lelucon, sejak cintanya ku tolak mentah-mentah. Aku masih waras, walau di dunia ini sudah tidak ada laki-laki selain Dodi, aku lebih memilih tidak menikah seumur hidup. Sebenarnya sih bukan karena alasan gendutnya saja, Ah, aku lupa bilang kalau tidak ada laki-laki di lingkungan ku yang suka padaku, maksudnya yang berasal dari keluarga lumayan berada dan tampang lumayan. Jadi kalau yang sekelas Dodi tidak masuk hitungan. Walau ibu ku gila, aku adalah seorang gadis yang percaya diri dan bisa dibilang tidak punya malu. Aku juga matre, siapa yang ingin hidup susah terus sepanjang hidupnya, kalau punya modal tampang yang seperti artis? Sedangkan Dodi selain gendut, mulutnya kepo seperti ibu-ibu yang suka bergosip, sudah begitu miskin lagi, ayahnya cuman kuli sawah, maksudnya menggarap sawah orang lain dan tidak punya sawah sendiri. Dodi sendiri malasnya minta ampun, bangun kalau hari sudah menjelang siang, kalau kata nenekku sinar matahari sudah di pantat saja masih tidur. Makannya juga rakus, makanya badannya kayak buntelan. Aku tahu jelas karena rumahnya bersebelahan dengan ku. Setiap hari aku mendengar ibunya yang berteriak-teriak membangunkannya dengan susah payah hanya minta diantarkan ke pasar, karena ayahnya pagi-pagi sudah pergi menggarap sawah orang.

Dan di atas semua itu ada yang menyebabkan aku membencinya, karena saat menyatakan suka pada ku saja, sempat-sempatnya dia menghina aku!

"Bi, kau harusnya bersyukur masih ada pria yang menyukai mu setelah tahu ibu mu punya sakit jiwa. Tahu gak kalau menurut penelitian, sakit jiwa itu adalah penyakit yang bisa menurun. Tapi ya sudah, karena kita memang tetangga dan aku suka pada mu, aku akan menerima mu apa adanya," ujar Dedi saat menyatakan rasa sukanya,dengan wajah polos dan tampang tak berdosa, sama sekali tidak sadar kalau ucapannya sudah menyakiti hati ku yang sehalus rambut jagung ini. Bahkan mukanya saja tampak begitu yakin kalau aku akan menerima pernyataannya, dia benar-benar membuat ku merasa terhina saat itu. Untung saja aku tidak muntah di hadapannya karena enek mendengar perkataannya itu. Untungnya aku memang sejak dulu sudah terlatih bermuka tembok dan tidak punya malu, juga berani menyakiti orang yang sudah menyakiti ku terlebih dulu.

"Ha-ha-ha, Dodi ...Dodi ! Apakah kau tengah mimpi di siang bolong? Sebaiknya kau ngaca dulu Dod! Kalau di rumahmu tidak ada kaca aku pinjami! Nih!" hina ku yang langsung mengeluarkan cermin kecil dari tas kecil ku. Memang ke mana-mana aku selalu membawa cermin kecil.

"Tidak perlu Miss ambyar! Aku tahu diri, kalau tampang ku mumpuni, masak aku mau melamar mu yang punya ibu sakit jiwa? Walaupun kau secantik apapun, begitu cowok dengar kabar ibu mu sakit jiwa, aku yakin mereka bakal kabur. Makanya sebelum aku berubah pikiran  sebaiknya kau cepat menerima keberuntungan mu itu!" sahut Dodi menyeringai lebar, akhirnya aku benar-benar tidak bisa menahan rasa mual ku. Saat itu juga aku muntah dan dengan sengaja aku mendekatinya agar cipratan muntah ku mengenainya. Dodi langsung mencak-mencak marah.

"Kau sengaja bukan?" 

"Salah mu sendiri mengapa kau membuat ku mual!" sahut ku tidak mau kalah, bahkan aku menghapus sisa muntahanku di samping bibir ku dengan tapak tangan ku. Sesudah itu aku mengulurkan tangan ku itu ke Dodi.

"Kalau aku salah, aku minta maaf!" ujar ku tersenyum iseng.

"Cih! Ku doakan seumur hidup tidak ada pria yang mau dengan mu! Kau dan ibu mu sama gila, sama-sama ambyar!" sumpah Dodi melengos, membiarkan tangan ku menggantung dan meninggalkan aku dengan marah-marah.

"Bang Dodi! Katakan apa salah ku?" ejek ku tersenyum puas melihat Dodi yang marah saat itu. 

Tapi semenjak itu Dodi selalu menjelek-jelekkan aku, setiap ada kesempatan. Sepertinya dia ingin aku menjalani hidup seperti sumpahnya itu, tidak ada pria yang mau dengan ku. Tapi aku bukan perempuan lemah, aku pun berjanji dalam hati kalau aku akan mematahkan sumpahnya yang tidak bermutu itu. Aku akan membuktikan pada dunia kalau aku bisa mendapatkan pria idaman untuk menjadi pasangan ku! Minimal berwajah lumayan dan memiliki rumah, mobil dan pekerjaan tetap. Tidak terlalu berlebihan keinginan ku bukan? Semua perempuan normal menginginkan itu, termasuk aku yang memiliki ibu tidak normal. Apakah keinginanku salah?

Bersambung................

Terpopuler

Comments

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

astaga gigiku kering ngakak Thor 😭😭😭🙏

2024-01-06

1

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

jail kali si ambyar🤣🤣🤣🤣🤣 gigi ku kering ketawa melulu

2024-01-06

1

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

😘Si imut anaknya bapak 🥸☺️

sumpah pengen jorokin si Dodi Dodi ini🤣🤣🤣🤣

2024-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!