Terjerat Pernikahan Sebagai Pengganti

Terjerat Pernikahan Sebagai Pengganti

TPSP - Bab 01

“Arshala, tunggu!” pekik sahabatnya dari belakang.

Dia, Arshala Chantara seorang mahasiswi semester lima dengan jurusan Administrasi Bisnis. Awal untuk mencapai kuliah menjadi perjuangan tersendiri untuknya. Terlahir dari keluarga yang berkekurangan menyebabkan Arshala harus hidup berbeda dengan kedua sahabatnya.

Di semester sebelumnya, dia berhasil meraih beasiswa sehingga bisa meringankan beban kedua orang tuanya. Selain itu, dia juga bekerja menjadi tutor privat untuk anak-anak. Melalui relasinya, dia bisa berpenghasilan dari sana. Meskipun, hasilnya tidak besar, Arshala masih bisa menyisihkan uang untuk disimpan.

“Beneran nggak mau ikut? Waktu bakalan cepat berlalu, Arsha. Mari bersenang-senang sejenak, sebelum skripsi datang. Ini aja kita sudah ditanya judul mana judul. Ayolah,” rengek Yaya mengayunkan tangan Arshala.

“Aku nggak bisa ikut, kalian saja nikmati hari ini,” balas Arshala tetap menolaknya.

“Sekali aja, aku yang akan bayar semuanya,” sahut Qira membantu Yaya membujuk Arshala.

“Aku harus buat modul pembelajaran, biar anak didikku lebih mudah memahami materi sekolahnya. Maaf, aku harus balik ke kos. Lain waktu saja, ya.” Arshala melambaikan tangan pada kedua sahabatnya.

Dia tetap menolak ajakan yang entah sudah berapa kali dia dapatkan. Sejak pertama menginjakkan kaki di kampus ini, Arshala sudah berjanji tidak akan main-main menggunakan keringat kedua orang tuanya secara percuma. Tak seharipun, Arshala membuang waktunya sia-sia saja.

Arshala berjalan menyusuri gang menuju kos-kosan yang jaraknya hanya 5 menit dari kampus. Rasa lelahnya harus dikesampingkan, sore ini dia harus bersiap mengajar ke salah satu murid privatnya.

Motivasi Arshala ketika lelah hanyalah dengan memandang foto keluarga yang jauh dari kesempurnaan di layar ponselnya. Lamunannya buyar, ketukan pintu yang terdengar berkali-kali.

Arshala meneguk minum terlebih dahulu sebelum membuka pintu. Dia pikir ini pasti kedua sahabatnya tadi, mereka memang tidak pernah menyerah untuk memaksa Arshala.

“Mohon maaf, cari siapa ya, Pak?” tanya Arshala pada dua pria berbadan besar menggunakan kacamata.

Bukannya menjawab pertanyaannya, salah satu dari mereka memberi isyarat dengan anggukan. Sontak Arshala mengambil langkah ke belakang, namun tindakannya kalah cepat. Seharusnya dia bisa segera menutup pintunya kembali, pria itu sudah menahannya kuat.

Arshala dibawa paksa, pemberontakan yang dia lakukan tak berarti apa-apa bagi kedua pria itu. Ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya, Arshala sudah berada di dalam mobil.

“Kalian siapa? Apa yang akan kalian lakukan?” tanya Arshala dengan suara gemetar.

Pria itu lagi-lagi diam, Arshala tidak bisa bergerak banyak. Tangannya sudah diikat kuat, matanya kini sudah ditutupi oleh kain.

“Lepaskan saya!” pekik Arshala.

“Diam! Sekali lagi kamu berisik, kami akan pastikan kamu tidak akan bisa merasakan hari besok!” bentak pria yang menyetir mobil tersebut.

Selama perjalanan berlangsung, Arshala membungkam bibirnya. Keheningan di dalamnya membuat Arshala membayangkan hal buruk yang mungkin saja akan dialami. Berharap ada seseorang yang membantunya, namun ponselnya saja tidak sempat dia bawa.

“Ibu, Ayah, Arshala takut.”

...***...

Arshala ditarik paksa memasuki sebuah rumah, matanya yang masih tertutup kain hanya bisa merasakan ketakutan serta langkah yang ragu.

Setelah berjalan beberapa detik, Arshala dipaksa duduk. Mereka melepaskan satu per satu ikatan pada Arshala. Mengerjapkan matanya berkali-kali, mencoba menormalkan penglihatannya yang sedikit kabur.

Seorang pria duduk di depannya dengan menyilangkan tangannya serta kakinya menghadap Arshala dengan tersenyum remeh. Arshala terdiam, dia sangat mengenalnya.

Jamel, pria itu tak lain majikan di tempat ibunya bekerja. Sungguh mengejutkan, semua pria itu meninggalkannya berdua saja. Arshala sangat tahu di mana ibunya bekerja. Lalu kenapa di tempat ini dia dibawa dan ada apa dengan tatapan itu?

“Arshala, akhirnya aku bisa melihatmu secara langsung lagi,” ucap Jamel mengedipkan salah satu matanya.

“Mohon maaf, ini sebenarnya ada apa, Pak?” tanya Arshala tanpa basa basi.

“Ayahmu belum menghubungimu? Jika tidak, dia pasti lupa untuk memberitahu kamu,” balas Jamel.

Sudah hampir tiga hari, Arshala malah tidak berhubungan sama sekali dengan ibu maupun ayahnya. Tugas kuliah yang semakin menumpuk, belum lagi jadwalnya bekerja. Pulang hanya sempat untuk beristirahat.

“Ayah tidak mengatakan apapun, Pak. Bahkan, belum menelpon Arsha,” jawab Arshala.

“Mari ikuti saya, kamu akan mengetahui apa yang seharusnya ayahmu katakan.” Jamel jalan duluan menuju suatu ruangan.

Arshala masa ragu, dia hanya beranjak dari duduknya. Kakinya masih di tempat, belum pernah mendatangi rumah Jamel yang satu ini. Terkenal dengan memiliki banyak istri, Arshala tadinya ingin meyakinkan bahwa ini adalah rumah salah satu istrinya yang lain.

Jamel menghentikan langkahnya, menghadap ke arah Arshala yang masih terpaku dengan pikirannya sendiri. Jamel menepuk tangannya sekali, agar Arshala mengikutinya.

Ditengah bimbang yang menyelimuti hatinya, Arshala berjalan tegap penuh ketegangan. Terlanjur melangkah, Arshala benar-benar mengikuti jejak Jamel.

“Masuklah,” titah Jamel memberikan senyumnya.

“Kenapa harus masuk kamar, Pak?” tanya Arshala menyipitkan matanya.

Jamel menghela napasnya kasar, cukup sudah bersabar untuk menahan gejolak yang sejak tadi dia tahan. Jamel menarik lengan Arshala secara paksa untuk memasuki kamar tersebut. Dengan cepat, Jamel mengunci pintunya.

“Pak, saya mohon jangan melakukan hal yang gila. Bukankah Bapak akan mengatakan yang ayah saya akan katakan? Lalu, ini apa maksudnya?” ucap Arshala penuh dengan pertanyaan.

“Jujur, aku sudah lama tergila-gila denganmu, Arshala. Sejak melihatmu yang semakin beranjak dewasa, semuanya tampak menggiurkan. Untuk mendapatkan penolakan untuk menikah, aku harus lakukan ini,” jawab Jamel dengan santainya.

“Satu lagi, aku sudah mendapatkan izin dari ayahmu. Jadi, aku tidak akan sungkan merasakan kenikmatan ini,” lanjut Jamel.

“Istri Bapak sudah tiga, kenapa selalu merasa kurang? Ayah saya tidak mungkin mengizinkan anaknya disentuh oleh pria yang umurnya saja sama dengannya. Lampiaskan saja nafsu Bapak dengan istri-istri Bapak!” ucap Arshala menanggapi Jamel.

Jamel tertawa keras, pria itu benar-benar menakutkan di hadapan Arshala. Dia harus bisa mengeluarkan diri dari neraka ini. Kunci masih di genggaman pria itu.

Jamel mendekatkan dirinya sampai Arshala sudah tidak bisa lagi mengelak. Badannya mencapai dinding, pertahannya memeluk dirinya sendiri. Pandangan mata Jamel sudah dipenuhi dengan aura negatif.

Lehernya merasakan tercekik, tangan besar itu menekannya kuat. “Merendahlah, ayah dan ibumu saja berlutut meminta bantuan padaku. Jangan sok jual mahal. Tadinya aku ingin bermain perlahan, namun wanita sok suci sepertimu harus dihajar dengan kasar!” Jamel mendorongnya, Arshala terjatuh di atas kasur.

Arshala memegangi lehernya, napasnya tercekat hingga dia terbatuk-batuk. Sedangkan Jamel, dia sudah sibuk dengan aktivitasnya membuka pakaiannya.

Arshala merangkak untuk menjauh, usahanya gagal. Kakinya ditarik oleh Jamel, perlawanannya tak berarti apa-apa. Arshala yang berada di bawahnya, hanya bisa menangis sejadi-jadinya.

“Saya mohon, jangan lakukan itu, Pak,” tutur Arshala lirih.

Tepatnya matahari hendak tenggelam, bersamaan itu juga Arshala merasakan rasa sakit tiada terkira. Luruhnya cairan merah dan perih menjadi satu, pria biadab itu merenggut kesucian yang telah dia jaga selama 21 tahun dia hidup.

Arshala, wanita itu tidak pernah membuka matanya. Telinganya hanya mendengar suara aneh yang keluar dari mulut Jamel.

“Aku tidak ingin hidup, aku ingin meninggalkan dunia yang jahat ini,” batin Arshala yang terus merintih kesakitan.

...----------------...

Mohon dukungannya dengan memberi like, komentar, vote, subscribe, dan beri ulasan💜

^^^Salam Hangat^^^

^^^-Cacctuisie-^^^

Terpopuler

Comments

Alfan

Alfan

seru juga cerita nya kak

2024-07-11

1

Hanisah Nisa

Hanisah Nisa

lanjut

2023-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!