TPSP - Bab 04

Perbincangan panas yang mencuat terjadi dalam keluarga Jazlin. Clara yang tak ingin cucunya mendengar kata-kata jahat langsung dari papanya pun membawa masuk ke dalam kamarnya.

Setelah sekian lama hubungan yang baik-baik saja antara anak dan orang tuanya harus beradu lisan lantaran perjodohan yang tak diinginkan oleh Nahed. Kejadian yang baru saja dibuat-buat, ternyata tak meruntuhkan kerasnya hati Nahed.

Untuk rencana tambahan, Mahanta sudah menyiapkan satu kelemahan Nahed. Tak lain yakni kesehatan mamanya. Clara memiliki penyakit asam lambung, jika terlalu berpacu untuk berpikir terlalu kuat, maka bisa saja akan berdampak pada kesehatannya.

“Apa kamu tetap menolak, Nahed?!” bentak Mahanta.

Terdiam sudah, Nahed tidak bisa lagi memberikan pernyataan bahwa dia akan menolak. Mamanya yang terpenting, keduanya berarti bagi hidup Nahed. Pria itu benar-benar lelah membicarakan ini.

“Terserah Papa saja, jangan salahkan aku apabila wanita itu tidak betah di rumah.” Nahed kembali memutar badannya berjalan ke arah kamar.

“Akhirnya, berhasil juga membujuknya. Setelah mereka menikah, aku bisa tenang untuk pulang. Kebencian sudah menutupi segalanya, padahal tidak ada yang tahu umur manusia. Semua sudah takdir, Papa tahu kamu sangat terluka, Nak. Namun, Papa akan menentang kalau kamu tak bertanggung jawab dengan anakmu sendiri,” gumam Mahanta.

...***...

Sore itu, Nahed membuka meja rias almarhumah istrinya. Bermacam-macam bentuknya yang biasa digunakan untuk merias wajahnya yang memang sudah cantik. Nahed, pria itu menangis kembali. Bukannya lemah, hanya saja tiga tahun bersamanya bukan waktu yang singkat.

Tak sengaja, ada sebuah kertas kecil warna-warni. Terdapat kalimat cinta yang dia tulis selama hamil, ternyata dia sangat bosan berada dirumah terus-terusan. Lembar terakhir, Nahed tidak bisa lagi menyeka air matanya.

‘Nahed Jazlin, suamiku tersayang. Banyak sekali curahan hatiku di kertas ini, bukan? Selama mengandung, suasana hati sering berubah-ubah. Maaf, aku sering membuatmu kesal. Ini bawaan bayi, sayang. Pasti kamu capek baca lembaran sebelumnya, kalimat I love you tak henti-hentinya aku tulis. Memang Seperti itu adanya, kalau kata anak sekarang lebay. Mungkin kamu bakalan baca kertas ini saat anak kita lahir. Nggak papa aku malu, asal bisa buat kamu tersipu malu. Aku nggak bisa gombal harap maklum.’ 

‘Ah, aku lupa satu lagi. Maaf, aku menutupi ini dari kamu dan keluargamu. Sebenarnya, ayahku memiliki istri sah yang asli. Mamaku sudah lama bercerai, aku tidak bisa mengakuinya. Pokoknya setelah lahiran, aku akan memperkenalkannya. Aku juga punya adik cantik, namanya Arshala Chantara. Kalau boleh, aku mau dia tinggal di sini. Sekalian bantu aku jaga bayi kita dan biar bisa akrab juga sama Cely.’

‘Nahed, Aku sangat-sangat mencintaimu. Sosok ayah yang nggak aku dapatkan, semuanya tergantikan karena kehadiranmu. Selamat untuk kita menjadi orang tua. Semoga kita bisa menua bersama, honey.’

Tangannya bergetar hebat, membaca tulisan rapi sang istri. Kisah mereka sudah usai, semuanya menjadi kenangan yang akan Nahed simpan rapi di lubuk hati paling dalam.

Belum reda ingatannya mengenang Cilla, Nahed diberi tugas oleh papanya agar menjemput keluarga Cilla. Besok, mereka harus segera melangsungkan pernikahan. Nahed yang meminta tidak ingin dimeriahkan, asal sah saja. Dia tidak ingin mendengar keluhan keluarganya.

Saat tiba, sesuai alamat yang telah diberikan. Nahed baru pertama ke sini, sebelumnya dia datang berada pada rumah mama Cilla. Dua orang sudah siap, tinggal menunggu Arshala yang katanya mengambil barangnya tertinggal.

Keduanya terkejut saling tatap. “Kamu!” ucap mereka bersamaan.

“Ada apa, Nak? Kalian sudah pernah bertemu?” tanya Juno.

“Belum, Yah. Eh, pernah tapi nggak sengaja. Cuma sekali juga,” balas Arshala gugup.

Dia tidak ingin kebenarannya terungkap. Nahed mengangkat kedua alisnya, Arshala segera menggelengkan kepalanya pelan agar Nahed tak membicarakannya.

Beruntungnya Nahed tidak banyak bicara. Mereka pun menempuh perjalanan dengan keheningan. Juno dan Claudia sangat memahami perasaan Nahed, sejak awal, dia sudah menentang perjodohan berkedok demi anaknya.

...***...

“Kenapa kamu berbohong?” tanya Nahed yang menarik Arshala saat berkeliling rumahnya.

Arshala tersentak, mereka sedang berada di kamar Nahed. “Apa untungnya aku mengatakannya dengan jujur? Lalu, kenapa kamu tidak menolak pernikahan ini?” balas Arshala dengan pertanyaan.

“Andai semudah itu untuk menolak, aku tidak akan mau dengan wanita malam!” ketus Nahed.

Hendak menjawab pernyataan menyakitkan Nahen, namun Claudia memanggil namanya. Sungguh mengejutkan, melihat Arshala yang keluar dari kamar Nahen. 

“Nak, sini, ibu sedang menggendong anaknya Kak Cilla,” panggil Claudia.

Arshala melewati Nahed yang tersenyum canggung pada ibunya. Mereka berjalan menuju kamar bayi tersebut.

“Nak, nggak bagus masuk kamar pria seperti itu. Apa yang kalian lakukan?” tanya Claudia khawatir.

“Maaf, Bu. Arshala tidak sengaja,” jawabnya kaku.

“Ini kamu coba menggendongnya, bisa, ‘kan?” ucap Claudia memastikan.

Arshala memang mengajar privat untuk anak-anak. Akan tetapi, bukan bayi sekecil ini. Dengan hati-hati Arshala menimangnya, bayi tersebut menangis mukanya sampai memerah.

“Ibu, gimana ini? Kenapa bayinya menangis, apa yang salah?” ucap Arshala yang panik.

Malam itu, Arshala mendapatkan pelajaran baru cara menggendong bayi dengan benar dan mengatasi bayi yang rewel. Sembari menimang-nimang cucunya, Arshala mendengarkan penjelasan ibunya. Arshala mengangguk-angguk paham.

Saat ini, Arshala sudah duduk di depan meja rias kakaknya. Menerima polesan di wajahnya, hanya menghitung jam dia akan menjadi seorang istri. Pernikahan dadakan yang tak pernah direncanakan.

Setelah sah menjadi suami istri, persiapan yang sangat sederhana itu akhirnya selesai. Dihadiri keluarga dekat saja, mereka semua mengucapkan selamat pada pengantin baru tersebut.

Pernikahan turun ranjang dari pihak keluarga Mahanta memang tidak terlalu setuju. Mereka pikir lebih baiknya Nahed mencari wanita yang tepat dan memang pas. Akan tetapi, demi anaknya mereka pun tidak bisa memberi alasan banyak. Kedua orang tua saja sudah sepakat, tiada guna perdebatan berkepanjangan.

“Ingat, kalian bisa memeriahkan acara pernikahan ini secara meriah nanti. Sekarang yang terpenting, anakmu memiliki ibu dan kalian tinggal bersama dalam ikatan yang sah. Papa harap kamu tetap menjadi pria sejati, berubahlah seiring bertambahnya waktu. Hati manusia bisa berubah kapan saja, benci bisa menjadi cinta yang kuat.” Mahanta menepuk bahu anaknya.

Mahanta kembali ke tempat duduknya. Nahed melirik ke arah Arshala. “Jangan mengharapkan cinta dariku!” bisik Nahed.

“Aku juga tidak akan mengemis cinta, keterpaksaan ini hanyalah karena keadaanku yang sengsara. Jadi, setelah anakmu mengerti, kita bisa terbebas lagi,” balas Arshala penuh keyakinan.

Meskipun demikian, dia tidak bisa lupa akan malam itu. Dia sedikit senang bahwa Nahed tidak akan mencintainya. Berarti, Arshala bebas memutuskan perbuatan apa saya yang akan dia lakukan. Syaratnya, dia hanya perlu menjadi ibu yang baik untuk anaknya. 

Semangat itu tiba-tiba menghampirinya, dia sendiri yang akan membayarkan hutang ayahnya. Arshala, dia sudah mengatakan niatnya ini pada ayahnya yang menyetujuinya. Menantang untuk melihat muka pria yang membuatnya trauma dan takut.

“Tidak, aku akan membalaskan apa yang pria itu renggut dariku. Apa yang aku korbankan, dia juga harus merasakan rasa sakit. Jika tidak bisa secara langsung, maka aku akan lakukan secara perlahan-lahan,” gumam Arshala membatin dalam hatinya.

...-------------...

Mohon dukungannya dengan memberi like, komentar, vote, subscribe, dan beri ulasan💜

^^^Salam Hangat^^^

^^^-Cacctuisie-^^^

Terpopuler

Comments

Alfan

Alfan

wah seru juga cerita nya 💙💙

2024-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!