Jeratan Ikatan Suci

Jeratan Ikatan Suci

Bab 1 Bukan Pernikahan Impian

Setiap orang pasti memiliki impian dengan hari pernikahan mereka. Begitu pula dengan seorang gadis bernama Layla Retara. Pernikahan mewah di sebuah hotel dengan gaun indah bak ratu dengan pria pujaan hatinya yang menjadi mempelai, itulah impian dari Layla. Walau terkadang dia juga pernah berpikir untuk tidak menikah sama sekali.

Tapi lihatlah apa yang terjadi saat ini. Kini dia berada di KUA bukan di hotel. Menikah dengan seseorang yang tidak pernah Layla bayangkan akan menjadi suaminya. Pernikahan yang sah setelah kedua mempelai menandatangani akte pernikahan. Tanpa sadar saat itu juga air mata Layla jatuh. Sekuat apapun dia menahan untuk tidak menangis, dia tetap tidak bisa. Bukan ini pernikahan impiannya, terlebih bukan pria ini yang dia cintai.

"Demi si kecil," bisik Mama Layla yang bernama Lady.

Layla hanya diam tidak menyahut. Pernikahan ini telah merubah status Alvano yang dulunya adalah kakak ipar Layla menjadi suaminya. Dengan kata lain Layla menikah dengan seorang duda beranak satu. Dan pernikahan ini terjadi hanya untuk anak kakaknya yang masih berumur hitungan minggu.

Pernikahan ini bisa dikatakan pernikahan dadakan.

"Kami akan langsung ke apartemen saja, Ma." Dengan wajah datarnya Alvano sudah melangkah menuju mobil pribadi pria itu.

"Pergilah bersama suamimu," Mama Lady sedikit mendorong tubuh Layla yang sudah menggendong si kecil, alasan pernikahan ini terjadi.

Layla menghela nafas. Suami darimana? Dia bahkan tidak menganggap pria itu sebagai suaminya.

"Kau duduk di belakang," suruh Alvano saat menyadari Layla mengikutinya.

Layla menatap sinis kakak ipar yang telah berubah status menjadi suaminya itu. Dia pun tidak sudi berada di sebelah pria itu. Menjengkelkan.

"Dengar, kita menikah hanya di atas kertas. Wanita sepertimu tidak akan bisa menggantikan istriku. Jangan mimpi untuk menggantikan posisinya untukku." Itulah ucapan pertama yang Layla dengar setelah mereka sampai di apartemen pria ini.

Seingat Layla ini bukanlah apartemen dimana Alvano dan kakaknya dulu tinggal. Tapi bodo amat untuknya. Siapa yang peduli?

"Kamarmu ada di sebelah kamar utama. Jika terjadi sesuatu pada putriku langsung temui aku." Setelah mengucapkan itu Alvano masuk ke dalam kamar utama yang adalah miliknya.

Layla membenci setiap ucapan dari laki-laki bernama Alvano itu. Enak saja memerintahnya sembarangan.

"Hey sayang, kamu lihat sikap papamu itu? Jangan jadi sepertinya ya. Kamu harus seperti kakak. Jangan jadi sepertinya. Ok?" Layla berucap kepada bayi imut itu. Ya dia memutuskan akan dipanggil kakak bukan mama untuk anak Lina. Mama gadis ini hanya satu yaitu kakaknya dan bukan yang lain.

"Sebenarnya namamu siapa sih? Kamu belum dikasih nama ya? Kalau gitu kakak bakal panggil kamu Leyla saja, biar nama kita mirip hehe." Layla terkekeh sendiri sambil berjalan menuju kamarnya.

Lihatlah betapa kejamnya pria itu meninggalkannya sendiri dengan berbagai tas miliknya yang masih ada di ruang tamu.

Di dalam kamar ternyata memang sudah diatur dengan keperluan bayi. Ada box bayi di samping tempat tidur. Dan karena baby Leyla sudah tidur, Layla memutuskan untuk menaruhnya di sana.

"Tidur dulu ya, kakak perlu mengerjakan tugas kuliah," pinta Layla.

Layla kembali ke ruang tamu dan mengambil semua barang-barangnya. Setelah itu dia langsung mengambil laptopnya dan menghidupkan ponsel yang dia matikan sejak kemarin.

Ada banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari beberapa orang, salah satunya Maria yang merupakan teman dekatnya di kampus. Gadis itu pasti bingung kenapa dia tiba-tiba tidak hadir di kelas hari ini. Lalu ada nomor asing yang masuk ke dalam nomor Layla.

Halo, apa benar ini Layla mahasiswi kedokteran?

^^^Iya^^^

Saya Lio mahasiswa hukum. Kemarin kita sempat ketemu di depan perpustakaan

Layla memekik tertahan dengan pesan itu. Ok, mari perkenalkan siapa itu Lio. Lio itu mahasiswa akhir kehukuman. Dan yang terpenting Lio adalah satu-satunya pujaan hatinya selama kuliah sampau saat ini.

Jadi, menerim pesan itu membuat Layla seakan mendapatkan semangat hingga menjadi hiperaktif seperti sekarang. Gadis itu sudah berguling-guling riah di atas kasur. Hingga...

Bruk

Tubuh itu jatuh mencium lantai dan menciptakan suara keras hingga terdengar ke kamar tetangga.

Alvano di kamar sebelah mendengar dengan jelas suara itu. Pria yang baru saja ingin terlelap ke alam mimpi itu akhirnya beranjak untuk memeriksa kamar sebelah. Dia takut jika ada sesuatu yang terjadi pada putrinya. Hanya putrinya.

"Ada apa?" Tanya Alvano yang baru saja membuka pintu kamar Layla.

Layla mendongak saat mendengar suara Alvano. Tidak seperti kemarin-kemarin, gadis itu terkekeh dengan menunjukkan deretan gigi putihnya. Maklum dia sedang sangat bahagia.

"Dimana putriku?"

Layla menunjuk box bayi.

"Jangan lupa berikan asi untuknya. Ada di kulkas." Setelah mengatakan itu Alvano menutup pintu kamar Layla dan kembali ke kamarnya. Aneh sekali dengan Layla.

Baby Leyla ini adalah bayi prematur sehingga membutuhkan asi untuk perkembangannya. Lalu karena ibu dari bayi itu yang merupakan kakak Layla meninggal membuat semua orang memutuskan untuk membeli asi demi kebaikan baby Leyla.

Setelah selesai menyalurkan kebahagiaannya, Layla melanjutkan pembicaraan dengan Lio.

^^^Ada yang bisa aku bantu?^^^

Gak bakal ngerepotin?

^^^Gak kok. Bilang aja^^^

Bisa ketemu besok, kamu ada waktu luang pas sore?

^^^Bisa.^^^

"Yes!" Teriak Layla tertahan.

Tunggu. Bagaimana dia bisa pergi? Saat ini dia sudah bukan remaja bebas lagi. Dia sudah menjadi seorang ibu.

"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Layla merasa depresi.

Semua kejadian yang tiba-tiba di hidupnya ini membuatnya hampir gila.

Baru kemarin rasanya dia bersenang-senang dengan teman-teman kampusnya. Bercanda dan tertawa tanpa beban sedikit pun. Berjalan-jalan mengelilingi Bandung hingga pulang tengah malam.

Lalu, lihatlah diri Layla yang sekarang. Terkurung di apartemen seorang pria yang sialnya adalah suaminya sendiri. Gadis bebas penuh keceriaan itu kini berubah menjadi seorang ibu yang harus memikirkan anak.

Ini terlalu mendadak bagi Layla yang hidup penuh kesantaian. Hatinya sama sekali belum siap untuk semua hal ini.

Andai bukan karena paksaan mungkin saat ini Layla masih ada di Bandung dan berkutat dengan tugas kuliahnya. Mengobrol dengan Tante Tania, adik Mama Lady yang sudah seperti sahabatnya sendiri sampai tengah malam.

"Kak Lina, andai semuanya tidak terjadi. Kematianmu telah mengubah hidupku. Tidak pantaskah adikmu ini berbahagia, kak?" tanya Layla dengan pandangan kosong ke depan.

Tanpa bisa ia kontrol, pikiran itu melayang ke hari dimana semuanya di mulai. Tepatnya saat kakaknya, Lina memilih meninggalkan dunia setelah menitipkan bayi mungil untuk dijaga oleh orang-orang terdekatnya. Bayi mungil yang sayangnya lahir secara prematur hingga membutuhkan perhatian khusus.

Terpopuler

Comments

Juni Vera Waty

Juni Vera Waty

mantap

2024-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bukan Pernikahan Impian
2 Bab 2 Awal Semuanya
3 Bab 3 Sahabat dan Crush
4 Bab 4 Perintah Untuk Menikah
5 Bab 5 Keputusan Dibalik Keputusasaan
6 Bab 6 Penyesalan
7 Bab 7 Dua Pilihan
8 Bab 8 Kebencian
9 Bab 9 Ajakan Pertama
10 Bab 10 Sebuah Desiran
11 Bab 11 Pesan Tante Tania
12 Bab 12 Piknik
13 Bab 13 Tempat ternyaman
14 Bab 14 Prioritasku
15 Bab 15 Perubahan Sikap Alvano
16 Bab 16 Kenangan Ulang Tahun Lina
17 Bab 17 Rencana Kedepannya
18 Bab 18 Keseruan Felix dan Layla
19 Bab 19 Takjubnya Felix
20 Bab 20 Ingin Memulai Awal Baru
21 Bab 21 Rumah Tempat Ternyaman Versi Layla
22 Bab 22 Mengunjungi Alvano
23 Bab 23 Apa Kau Mencintaiku?
24 Bab 24 Bandung Tempat Pulang
25 Bab 25 Patah Hati Lio
26 Bab 26 Baikan Dengan Orang Tua
27 Bab 27 Sedang Belajar
28 Bab 28 Wisuda
29 Bab 29 Tolong Percaya Padaku
30 Bab 30 Penilaian Yang Salah
31 Bab 31 Belum Ikhlas?
32 Bab 32 Koas
33 Bab 33 Aku Cinta Kamu
34 Bab 34 Bad Feeling
35 Bab 35 Dimana Alvano?
36 Bab 36 Teror Pertama
37 Bab 37 After 6 Months
38 Bab 38 Kerinduan yang Tersalurkan
39 Bab 39 Empat Huruf
40 Bab 40 Jangan Egois
41 Bab 41 Aku Merindukanmu
42 Bab 42 Maria Chandra?
43 Bab 43 Bentakan Layla
44 Bab 44 Kembali Disuruh Memilih
45 Bab 45 Keyakinan
46 Bab 46 Hubungan Renggang
47 Bab 47 Teror Kedua
48 Bab 48 Aku Tidak Mau Mati
49 Bab 49 Baikan?
50 Bab 50 Tolong Jangan Berhenti
51 Bab 51 Demi Keutuhan Keluarga
52 Bab 52 Cinta Menurut Felix
53 Bab 53 Frustasi
54 Bab 54 UKMPPD
55 Bab 55 Kehilangan Putri Bungsu
56 Bab 56 Pembunuhnya...
57 Bab 57 Memilih Pergi
58 Bab 58 Flashback 1
59 Bab 59 Titik Terang
60 Bab 60 Layla Pergi
61 Bab 61 Apa Salah Alvano?
62 Bab 62 Flashback 2
63 Bab 63 Flashback 3
64 Bab 64 Flashback 4
65 Bab 65 Dua Wanita Hamil?
66 Bab 66 The Last of Flashback
67 Bab 67 Tahun Penuh Perjuangan
68 Bab 68 You Have To Happy, Layla
69 Bab 69 Kematian dan Kelahiran
70 Bab 70
71 Bab 71 Cestin Moreau
72 Bab 72 Vina Punya Mama?
73 Bab 73 Dia Tidak Punya Mommy, Kita Tidak Punya Daddy
74 Bab 74 Aunty jadi Mommy
75 Bab 75 Terlalu Sibuk Dengan Dunia Sendiri
76 Bab 76 Pasien dan Dokter
77 Bab 77 Pertemuan
78 Bab 78 Lima Menit
79 Bab 79 Tidak Ada Perceraian
80 Bab 80 Trauma
81 Bab 81 Kembalilah
82 Bab 82 Sosok Pengganti Tania?
83 Bab 83 Pelepasan Unek-unek
84 Bab 84 Ditolak Liam dan Xavier
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Bukan Pernikahan Impian
2
Bab 2 Awal Semuanya
3
Bab 3 Sahabat dan Crush
4
Bab 4 Perintah Untuk Menikah
5
Bab 5 Keputusan Dibalik Keputusasaan
6
Bab 6 Penyesalan
7
Bab 7 Dua Pilihan
8
Bab 8 Kebencian
9
Bab 9 Ajakan Pertama
10
Bab 10 Sebuah Desiran
11
Bab 11 Pesan Tante Tania
12
Bab 12 Piknik
13
Bab 13 Tempat ternyaman
14
Bab 14 Prioritasku
15
Bab 15 Perubahan Sikap Alvano
16
Bab 16 Kenangan Ulang Tahun Lina
17
Bab 17 Rencana Kedepannya
18
Bab 18 Keseruan Felix dan Layla
19
Bab 19 Takjubnya Felix
20
Bab 20 Ingin Memulai Awal Baru
21
Bab 21 Rumah Tempat Ternyaman Versi Layla
22
Bab 22 Mengunjungi Alvano
23
Bab 23 Apa Kau Mencintaiku?
24
Bab 24 Bandung Tempat Pulang
25
Bab 25 Patah Hati Lio
26
Bab 26 Baikan Dengan Orang Tua
27
Bab 27 Sedang Belajar
28
Bab 28 Wisuda
29
Bab 29 Tolong Percaya Padaku
30
Bab 30 Penilaian Yang Salah
31
Bab 31 Belum Ikhlas?
32
Bab 32 Koas
33
Bab 33 Aku Cinta Kamu
34
Bab 34 Bad Feeling
35
Bab 35 Dimana Alvano?
36
Bab 36 Teror Pertama
37
Bab 37 After 6 Months
38
Bab 38 Kerinduan yang Tersalurkan
39
Bab 39 Empat Huruf
40
Bab 40 Jangan Egois
41
Bab 41 Aku Merindukanmu
42
Bab 42 Maria Chandra?
43
Bab 43 Bentakan Layla
44
Bab 44 Kembali Disuruh Memilih
45
Bab 45 Keyakinan
46
Bab 46 Hubungan Renggang
47
Bab 47 Teror Kedua
48
Bab 48 Aku Tidak Mau Mati
49
Bab 49 Baikan?
50
Bab 50 Tolong Jangan Berhenti
51
Bab 51 Demi Keutuhan Keluarga
52
Bab 52 Cinta Menurut Felix
53
Bab 53 Frustasi
54
Bab 54 UKMPPD
55
Bab 55 Kehilangan Putri Bungsu
56
Bab 56 Pembunuhnya...
57
Bab 57 Memilih Pergi
58
Bab 58 Flashback 1
59
Bab 59 Titik Terang
60
Bab 60 Layla Pergi
61
Bab 61 Apa Salah Alvano?
62
Bab 62 Flashback 2
63
Bab 63 Flashback 3
64
Bab 64 Flashback 4
65
Bab 65 Dua Wanita Hamil?
66
Bab 66 The Last of Flashback
67
Bab 67 Tahun Penuh Perjuangan
68
Bab 68 You Have To Happy, Layla
69
Bab 69 Kematian dan Kelahiran
70
Bab 70
71
Bab 71 Cestin Moreau
72
Bab 72 Vina Punya Mama?
73
Bab 73 Dia Tidak Punya Mommy, Kita Tidak Punya Daddy
74
Bab 74 Aunty jadi Mommy
75
Bab 75 Terlalu Sibuk Dengan Dunia Sendiri
76
Bab 76 Pasien dan Dokter
77
Bab 77 Pertemuan
78
Bab 78 Lima Menit
79
Bab 79 Tidak Ada Perceraian
80
Bab 80 Trauma
81
Bab 81 Kembalilah
82
Bab 82 Sosok Pengganti Tania?
83
Bab 83 Pelepasan Unek-unek
84
Bab 84 Ditolak Liam dan Xavier

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!