Bab 5 Pelampiasan

Reina gelisah. Sedari tadi ia mondar-mandir di kamarnya. Sejak Nathan menggodanya di hari minggu kemarin, Reina jadi merasa tidak karuan. Lebih tepatnya bergairah. Ia butuh pelampiasan. Dan pelampiasan terbaik adalah dengan pasangan halalnya, yaitu Reifan, yang tak lain adalah suaminya sendiri.

Hari Selasa besok adalah jadwal kepulangan Reifan. Ia berencana akan menggoda suaminya dengan lingerie yang hampir tak pernah ia pakai. Ada warna merah menyala dan warna hitam. Dulu ia membelinya bersama Reifan.

**

Di hari kepulangan Reifan di malam hari, Reina sudah memakai lingerie warna merahnya dengan di tutupi oleh jubah panjang. Reza yang belum tidur sempat heran dengan pilihan baju ibundanya.

"Bun, tumben pakai baju kayak gitu. Bunda habis mandi ya?"

"Iya, bunda sengaja buat sambut ayah kamu. Eja belum tidur? Tidur sana, besok kan sekolah. Nanti telat loh takutnya bangun kesiangan."

"Aku belum ngantuk, bun. Masih mau nungguin ayah. Kan katanya ayah mau bawa oleh-oleh buat aku."

"Ya udah tungguin sebentar lagi aja. Tapi kalau udah jam 10 kamu tidur ya. Kan besok pagi juga bisa ketemu sama ayah"

"Ya udah deh" Ujar Reza dengan pasrah.

Reifan akhirnya tiba pada pukul 22.30 malam. Reza sudah tertidur pulas di kamarnya tanpa di suruh lagi oleh Reina. Ketika Reina membukakan pintu untuk Reifan, Reifan langsung kaget melihat penampilan Reina yang tidak seperti biasanya. Ia menelusuri tatapannya kepada Reina dari atas ke bawah, tak ingin melewatkan detail sedikit pun.

"Loh, bun. Tumben kamu pakai lingerie gini, biasanya juga dasteran" Ujar Reifan yang heran dengan perubahan Reina.

"Iya mas, sesekali aku ingin sambut suamiku pulang dengan service yang maksimal" Ujar Reina sambil tersenyum genit kepada suaminya. Reifan jadi bingung di buatnya. Dan ia lebih kaget lagi ketika tiba-tiba Reina mengalungkan lengannya ke leher Reifan dan mencium bibirnya dengan penuh hasrat.

"Hei, pelan-pelan... Aku kan masih kotor dan harus mandi dulu, oke? Kamu lagi pengen main ya?" Ujar Reifan sambil tersenyum menggoda kepada Reina.

"Pengen banget. Udah lama kan... Sekalian kita bikin adik buat Eja. Dia kan udah lama pengen punya adik." Ujar Reina sambil merayu suaminya.

"Bun... Kamu kan pakai KB. Harus lepas dulu kalau mau bikin adik buat Eja." Ujar Reifan beralasan.

"Oh iya ya... Aku kan pasang KB. Ya udah aku bikin enak dulu deh sebelum bikin anak... Hehehe... "

"Ada-ada aja kamu" Ujar Reifan sambil mencolek hidung Reina.

"Aku mandi dulu ya. Awas jangan ketiduran loh. Tungguin aku"

"Iya, aku tungguin. Apa perlu aku mandiin biar aku ga ketiduran?"

"Ga usah, aku ga lama kok. Sebentar ya"

Reifan memang kurang suka bercinta di kamar mandi karena menurutnya itu berbahaya. Sebisa mungkin dia menghindarinya untuk mencegah hal-hal yang tak di inginkan.

Selama Reifan mandi, Reina sempat mengintip ke rumah sebelah. Sepertinya Nathan tidak ada di rumah. Mungkin ia sedang bekerja.

'Ini semua gara-gara kamu, Nate' ujar Reina dalam hati. Tapi setidaknya ia bisa melampiaskannya kepada orang yang tepat.

Reina kemudian menyiapkan baju yang akan di pakai oleh Reifan.

Reifan sudah selesai mandi dan tertegun melihat posisi Reina yang sedang berbaring miring di atas tempat tidur dengan lingerie-nya yang seksi dan minim, memamerkan beberapa bagian tubuhnya yang mungil tetapi padat. Reifan langsung naik ke atas tempat tidur dengan masih memakai handuk yang melilit tubuhnya.

"Aku suka ngeliat kamu seperti ini, bun. Sering-sering aja biar aku tambah betah di rumah"

"Kalau aku sering melayani kamu di tempat tidur, apakah kamu akan pulang setiap hari?" Reina jarang protes dengan kesibukan Reifan di kantor yang membuatnya jadi jarang pulang ke rumah. Selama ini ia juga tidak banyak menuntut selama kebutuhannya terpenuhi. Tapi kali ini Reina membahasnya. Membuat Reifan jadi bingung menjawabnya kemudian mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aku ingat lingerie ini karena aku yang memilihnya. Yang satu lagi berwarna hitam, kan?"

"Apa kamu sedang mengalihkan pembicaraan?"

"Iya memang" Ujar Reifan sambil tersenyum.

"Wah... Wah... Tuan Reifan Adi Wiguna, kamu memang menyebalkan ya"

"Masa? Aku ga nyebelin kok, tapi aku nakal"

"Nakal? Aku ga percaya kamu bisa ngomong kayak gitu. Kamu ga nakal tapi kaku dan membosankan"

"Ga dong, yang benar itu aku nakal. Buktinya kita bisa punya Eja"

"Ih, kamu nih!" Reina ingin mencubit lengan Reifan, tapi Reifan lebih dulu menangkap lengan Reina dan memerangkap tubuh Reina di bawah tubuhnya. Setelah itu ia menciumi bibir Reina dengan ganas, lalu turun ke leher Reina dan membuat tanda di sana. Turun lagi lebih ke bawah ke arah payud*ra Reina yang mungil tapi padat. Reina merindukan ini. Rasanya sudah lama sekali ia tak bercinta dengan Reifan.

Setelah itu, gantian Reina yang menjelajah tubuh Reifan. Ia menyingkirkan handuk yang melilit tubuh Reifan dan menemukan yang ia cari sedari tadi, kemudian ia mengulum "adik kecil" Reifan dengan ganas, membuat pemiliknya mendesah dengan puas.

"Aku ga tahan lagi bun... Langsung masukin aja ya... " Reina lalu mengangguk setuju. Sebenarnya ia masih ingin pemanasan lebih lama, karena miss V miliknya masih belum terlalu basah. Tapi ia tetap menuruti keinginan Reifan. Kemudian Reifan memasuki adik kecilnya ke dalam tubuh Reina. Tak butuh waktu yang lama bagi Reifan untuk mencapai puncak kenikmatan. Setelah keluar di dalam, Reifan terkulai lemas dan puas di atas tubuh Reina.

"Mas, aku masih belum puas... " Ujar Reina merajuk.

"Kamu masih pengen lagi?"

"Iyaaa... Ronde kedua yuk, mas!" Ujarnya sambil mengerlingkan matanya dengan genit kepada Reifan.

"Mas lagi capek, sayang... Besok lagi aja ya?"

"Hmmm... Ya udah deh... " Reina hanya bisa pasrah mendengar ucapan Reifan. Setelah itu Reifan memakai baju yang sudah di siapkan oleh Reina dan pergi tidur. Tak lama kemudian, Reifan sudah tertidur dengan pulas.

'Ah... Cepat sekali dia pulas' batin Reina sambil termenung dan memandang langit-langit kamar.

'Ada apa denganku, ya? Biasanya sekali main dengan Reifan aku pun langsung puas dan tidak pernah meminta lebih. Tetapi kenapa kali ini berbeda?' Reina mencoba untuk menghiraukan pikiran itu dan tidur. Tapi ternyata Reina butuh waktu lebih dari satu jam sampai akhirnya ia bisa tertidur dengan nyenyak.

**

Pagi hari, Reina bangun lebih dulu dari Reifan. Setelah mandi dan berkeramas, ia membungkus rambutnya dengan handuk kemudian ia menyiapkan sarapan untuk Reza yang akan berangkat sekolah.

Karena tidur lebih awal, Reza bangun sebelum di bangunkan oleh Reina. Setelah selesai membuat sarapan, Reina menjemur handuknya di belakang rumah.

Belakang rumah Reina yang di pakai untuk menjemur pakaian, bentuknya hampir sama seperti rumah Nathan. Terdapat pagar kecil yang berhubungan dengan rumah Nathan yang tidak terlihat dari depan rumah. Sewaktu pindah ke rumah ini, bu RT di kompleks rumah Reina sempat menjelaskan kalau dulunya pemilik rumah Reina dan Nathan adalah dua bersaudara. Mereka membuat pagar kecil itu agar mereka bisa dengan mudah masuk ke rumah sebelah untuk main dan ngobrol, atau saling mengirimkan makanan. Sekarang mereka sudah pindah keluar kota untuk merintis usaha keluarga bersama.

"Pagi yang cerah ya, Rein"

Reina kaget dan mencari sumber suara yang ia dengar. Ternyata itu suara Nathan.

"Kau sudah bangun sepagi ini?" Tanya Reina kepada Nathan.

"Aku belum lama pulang kerja"

"Ooo... "

Kemudian Nathan mengamati rambut Reina yang basah karena habis keramas.

"Reifan sudah pulang ya?" Tanya Nathan.

"Iya. Kok kamu tahu?" Reina memandang curiga kepada Nathan.

"Mobilnya keliatan dari depan rumah"

"Ooo... "

Setelah itu mereka hanya diam, tak tahu mau berkata apa lagi. Tak berapa lama kemudian, Reina memecahkan kesunyian dengan mulai berbicara.

"Aku... Masuk ke dalam dulu ya, mau siap-siap antar Reza sekolah"

"Oke"

Reina sempat memandang Nathan dengan bingung karena biasanya ia banyak bicara, tapi kali ini ia lebih banyak diam.

Setelah Reina masuk ke dalam rumah, Nathan menggeram dan melayangkan tinjunya ke udara. Reifan semalam pulang dan mereka pasti habis bercinta semalam. 'Kenapa aku kesal? Mereka kan memang pasangan suami istri dan sudah sewajarnya jika mereka melakukannya. Reina bukan milikku, jadi kenapa aku harus cemburu?' Nathan terus berdebat dengan dirinya sendiri. Sepertinya aku butuh pelampiasan. Tapi dengan siapa? Erika? Jangan, ia tak mau terlibat dengannya. Ia terlalu agresif, membuat Nathan jadi merasa aneh jika berdekatan dengannya. Karena ia lebih suka kalau ia yang lebih agresif kepada partner sex-nya, bukan sebaliknya. Kemudian Nathan masuk ke dalam rumahnya dan membuat kopi untuk dirinya sendiri.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan yang Memalukan
2 Bab 2 Bolu Kukus Bantet
3 Bab 3 Working on Sunday?
4 Bab 4 Tombol Like
5 Bab 5 Pelampiasan
6 Bab 6 Pembalasan
7 Bab 7 Reina Cemburu
8 Bab 8 Hobi Baru Nathan
9 Bab 9 Investigasi Reina
10 Bab 10 Misteri Rabu Malam
11 Bab 11 Nonton Bareng
12 Bab 12 Reina Merajuk
13 Bab 13 Erika, si Janda Agresif
14 Bab 14 Nathan Curiga
15 Bab 15 Janji Nathan
16 Bab 16 American Breakfast
17 Bab 17 Tertangkap Basah?
18 Bab 18 Adik Kecil yang Pemilih (21+)
19 Bab 19 Reina di Interogasi
20 Bab 20 Butuh Reifan
21 Bab 21 Kekasih Gelap
22 Bab 22 Father's Day Event
23 Bab 23 Reifan Ketahuan
24 Bab 24 Reina Bertemu Laney
25 Bab 25 Efek Lelah Nathan
26 Bab 26 Rencana Jalan-jalan
27 Bab 27 Reina Belajar Menyetir
28 Bab 28 Reina Insecure
29 Bab 29 Reifan Akhirnya Pulang
30 Bab 30 Jangan Menjauh Dariku
31 Bab 31 Duel Ulang
32 Bab 32 Tamu tak Disangka
33 Bab 33 Kebohongan Reifan Terungkap
34 Bab 34 Penjelasan untuk Weni dan Winda
35 Bab 35 Balas Dendam Reina
36 Bab 36 Akhirnya Menyerah (21+)
37 Bab 37 The Morning After
38 Bab 38 Nathan di Keroyok
39 Bab 39 Pengakuan Nathan
40 Bab 40 Bicara dengan Reza
41 Bab 41 Pengajuan Perceraian (21+)
42 Bab 42 Reifan Akhirnya Muncul Lagi
43 Bab 43 Reifan Ingin Bertahan
44 Bab 44 Reza Hilang?
45 Bab 45 Reza Akhirnya Ditemukan
46 Bab 46 Reza Pulang
47 Bab 47 Mediasi
48 Bab 48 Ayo Menikah
49 Bab 49 Sidang Pertama
50 Bab 50 Reina Ingin Mandiri
51 Bab 51 Sidang Kedua
52 Bab 52 Mary Your Daughter
53 Bab 53 Cherish You
54 Bab 54 Tak Jadi Cemburu?
55 Bab 55 Peringatan dari Chef Bobby
56 Bab 56 Weni dan Winda Curiga
57 Bab 57 Interogasi
58 Bab 58 Pekerjaan Pertama Reina
59 Bab 59 Pekerjaan Pertama Reina (2)
60 Bab 60 Reina Resign, Nathan di Skors
61 Bab 61 Menyelesaikan dengan Cara Elegan
62 Bab 62 Proses Penangkapan Tom Browning
63 Bab 63 Melamar Bersama Reza
64 Bab 64 Reina Hamil?
65 Bab 65 Perjuangan Reina untuk Bekerja
66 Bab 66 Perjuangan Reina untuk Bekerja (2)
67 Bab 67 Berdamai dengan Reifan
68 Bab 68 Dubai, Here We Come
69 Bab 69 Reina dan Nathan di Sidang
70 Bab 70 Hilman Sang Penyelamat
71 Bab 71 Persetujuan dan Perdamaian
72 Bab 72 Kanaya Kembali
73 Bab 73 Kanaya Kembali (2)
74 Bab 74 Pre-Wedding
75 Bab 75 Hari yang di Tunggu
76 Pengumuman : Terima kasih dan Pamit
77 Bab 76 Hot and Yummy Cooking
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan yang Memalukan
2
Bab 2 Bolu Kukus Bantet
3
Bab 3 Working on Sunday?
4
Bab 4 Tombol Like
5
Bab 5 Pelampiasan
6
Bab 6 Pembalasan
7
Bab 7 Reina Cemburu
8
Bab 8 Hobi Baru Nathan
9
Bab 9 Investigasi Reina
10
Bab 10 Misteri Rabu Malam
11
Bab 11 Nonton Bareng
12
Bab 12 Reina Merajuk
13
Bab 13 Erika, si Janda Agresif
14
Bab 14 Nathan Curiga
15
Bab 15 Janji Nathan
16
Bab 16 American Breakfast
17
Bab 17 Tertangkap Basah?
18
Bab 18 Adik Kecil yang Pemilih (21+)
19
Bab 19 Reina di Interogasi
20
Bab 20 Butuh Reifan
21
Bab 21 Kekasih Gelap
22
Bab 22 Father's Day Event
23
Bab 23 Reifan Ketahuan
24
Bab 24 Reina Bertemu Laney
25
Bab 25 Efek Lelah Nathan
26
Bab 26 Rencana Jalan-jalan
27
Bab 27 Reina Belajar Menyetir
28
Bab 28 Reina Insecure
29
Bab 29 Reifan Akhirnya Pulang
30
Bab 30 Jangan Menjauh Dariku
31
Bab 31 Duel Ulang
32
Bab 32 Tamu tak Disangka
33
Bab 33 Kebohongan Reifan Terungkap
34
Bab 34 Penjelasan untuk Weni dan Winda
35
Bab 35 Balas Dendam Reina
36
Bab 36 Akhirnya Menyerah (21+)
37
Bab 37 The Morning After
38
Bab 38 Nathan di Keroyok
39
Bab 39 Pengakuan Nathan
40
Bab 40 Bicara dengan Reza
41
Bab 41 Pengajuan Perceraian (21+)
42
Bab 42 Reifan Akhirnya Muncul Lagi
43
Bab 43 Reifan Ingin Bertahan
44
Bab 44 Reza Hilang?
45
Bab 45 Reza Akhirnya Ditemukan
46
Bab 46 Reza Pulang
47
Bab 47 Mediasi
48
Bab 48 Ayo Menikah
49
Bab 49 Sidang Pertama
50
Bab 50 Reina Ingin Mandiri
51
Bab 51 Sidang Kedua
52
Bab 52 Mary Your Daughter
53
Bab 53 Cherish You
54
Bab 54 Tak Jadi Cemburu?
55
Bab 55 Peringatan dari Chef Bobby
56
Bab 56 Weni dan Winda Curiga
57
Bab 57 Interogasi
58
Bab 58 Pekerjaan Pertama Reina
59
Bab 59 Pekerjaan Pertama Reina (2)
60
Bab 60 Reina Resign, Nathan di Skors
61
Bab 61 Menyelesaikan dengan Cara Elegan
62
Bab 62 Proses Penangkapan Tom Browning
63
Bab 63 Melamar Bersama Reza
64
Bab 64 Reina Hamil?
65
Bab 65 Perjuangan Reina untuk Bekerja
66
Bab 66 Perjuangan Reina untuk Bekerja (2)
67
Bab 67 Berdamai dengan Reifan
68
Bab 68 Dubai, Here We Come
69
Bab 69 Reina dan Nathan di Sidang
70
Bab 70 Hilman Sang Penyelamat
71
Bab 71 Persetujuan dan Perdamaian
72
Bab 72 Kanaya Kembali
73
Bab 73 Kanaya Kembali (2)
74
Bab 74 Pre-Wedding
75
Bab 75 Hari yang di Tunggu
76
Pengumuman : Terima kasih dan Pamit
77
Bab 76 Hot and Yummy Cooking

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!