Reina datang dengan membawa nampan berisi minuman dingin untuk Nathan dan Reifan.
Setelah mempersilahkan mereka untuk minum, Reina ikut duduk bersama mereka sambil ikut berbincang-bincang.
"Maaf Reina, kalau boleh tau yang buat bolu kukus yang tadi kamu kirim itu siapa ya? Kamu sendiri ya?" Tanya Nathan kepada Reina.
"Iya aku yang buat. Gimana? Enak ga?" Reina bertanya dengan antusias kepada Nathan.
"Enak sih, tapi... " Nathan ragu-ragu untuk melanjutkan ucapannya karena takut Reina marah.
"Kok kamu kayak Eja sih ngomongnya pakai tapi... Bohong dikit kek bilang bolu kukus buatan aku enak!" Ucap Reina sambil memanyunkan bibirnya.
Nathan malah tertawa mendengar ucapan Reina yang seperti anak kecil yang sedang merajuk.
"Di turutin aja mas Nathan, bilang aja enak supaya nanti pulang ke rumah bisa selamat" Reifan malah menggoda Reina.
"Ih kok kamu malah ngomong gitu sih mas! Berarti bolu kukus buatanku emang ga enak ya! Berarti tadi kamu bohong ya sama aku?!" Reina mulai merajuk sambil mencubit lengan Reifan.
'Bukan gitu, sayang... " Reifan mencoba membujuk Reina agar tidak merajuk, tapi Reina masih saja cemberut kepada suaminya. Setelah itu Reza kembali mengintip ke ruang tamu sambil menyeletuk.
"Horee... Ayah nanti malem pasti di suruh tidur di luar sama bunda! Lagian ayah sih jujur banget! Tadi aja aku di omelin apalagi ayah!" Reza tertawa puas karena mendapat teman sebagai sesama korban kekejaman bundanya yang walau mukanya imut-imut tapi cubitannya maut.
"Eejaaaa... Bikin malu aja nih anak!" Setelah itu Reina lari mengejar Reza lalu menjewer kupingnya.
"Mas Nathan kerja dimana?" Tanya Reifan kepada Nathan untuk mengalihkan pembicaraan dari kegaduhan yang di buat oleh istri dan anaknya.
"Nathan aja mas, ga usah pakai mas"
"Oke, kalau gitu kamu juga panggil Reifan aja ga usah pakai mas juga. Biar keliatan muda terus" Ujar Reifan sambil menyeringai.
"Baik Reifan. Saya kerja di salah satu hotel berbintang lima sebagai chef"
"Wah keren dong. Kalau lagi ada waktu sesekali tolong ajari istri saya masak ya. Soalnya selama ini masakannya enak sih, maksudnya sebenarnya kadang enak kadang rasanya di luar nalar tapi harus tetap saya makan kalau ngga nanti seperti kata Reza tadi, bisa-bisa saya di suruh tidur di luar! Hehehe... " Nathan ikut tertawa bersama Reifan dan jadi tambah tertarik dengan kelakuan tetangganya yang unik.
Reina kembali ke ruang tamu setelah lelah mengejar Reza.
"Maaf ya mas soal tadi" Ujar Reina kepada Nathan sambil terkekeh.
"Nathan aja, ga usah pakai mas, Reina. Tadi aku juga bilang gitu ke suami kamu"
"Oke deh Nathan. Jadi gimana? Bolu kukus aku enak tapi kurang apa?"
"Bolunya bantet, Reina. Kurang ngembang."
"Hehehe... Iya sih jadinya keliatan padat gitu ya"
"Iya padat" Ujar Nathan sambil menyeringai.
"Nathan ini chef di hotel bintang lima loh, bun. Jadi kamu banyak belajar ya sama dia. Kan nanti aku sama Eja juga yang senang" Ujar Reifan kepada Reina.
"Kalau aku tambah pintar masak, kamu jadi lebih sering di rumah kan terutama di hari Minggu?" Ujar Reina sambil mendelik kepada suaminya.
"Iyaa... Aku akan sering di rumah seperti yang kamu mau" Ujar Reifan sambil mencubit pipi istrinya yang imut-imut.
"Ngomong-ngomong, kamu masih punya bahan-bahan bolu kukusnya ga?" Tanya Nathan mengalihkan pembicaraan kepada Reina. Hatinya agak sakit melihat kemesraan antara Reina dan Reifan barusan. Mungkin efek karena kelamaaan menjomblo.
"Ada. Kamu mau contohin aku cara buat bolu kukus yang enak ya? Kalau gitu ikut aku ke dapur yuk!"
Nathan di ajak ke dapur rumah Reina dan ia tercengang melihat kondisi dapur yang berantakan seperti kapal pecah.
"Hehehe... Maaf aku belum sempat beresin tadi" Ujar Reina malu-malu kepada Nathan.
"Ga apa-apa, nanti di beresinnya sekalian kalau udah selesai buat bolu kukusnya aja."
"Siap, Chef!" Ujar Reina sambil memeragakan posisi hormat kepada Nathan yang tersenyum melihat kelakuan Reina.
'Dia menggemaskan sekali. Sayang dia istri orang' batin Nathan.
Kemudian Nathan memasukan bahan-bahan yang di perlukan untuk membuat bolu kukus.
"Tadi kamu mix adonan berapa lama, Rein?"
"Rein?"
"Iya, Rein. Kamu keberatan ga kalau aku panggil Rein?"
"Ga sih, aku ga keberatan asal kamu juga ga keberatan kalau aku panggil Nate"
"Nate?"
"Iya, Nate. Kamu ga suka ya? Biar simple aja gitu"
"Tentu aja aku suka. Itu nama panggilan kesayangan dari mamaku sejak aku kecil"
"Benarkah?"
"Iya" Ujar Nathan sambil tersenyum manis kepada Reina.
"Oke. Jadi sekarang kamu Nate, aku Rein. Deal?"
"Deal" Ucap Nathan sambil tersenyum lagi, lalu mereka berjabat tangan tanda setuju.
"Aku buatnya standar sih Nate, sambil liat resep. Katanya disini bahan-bahan yang di campur di wadah di mix pakai mixer selama15 menit sampai mengembang." Ujar Reina menjawab pertanyaan Nathan sebelumnya.
"Sebenarnya ga harus sampai 15 menit kalau adonannya sudah agak putih dan mengembang bisa di matikan mixernya lalu lanjut di kukus"
"Oh gitu ya... "
"Kadang yang tertera di resep juga harus di sesuaikan juga sama pas praktek."
Reina hanya menyimak sambil menganggukan kepala tanda mengerti.
"Nah, sekarang udah mulai ngembang nih adonannya. Kita kukus dulu terus nanti kita lihat hasilnya, bantet apa ngga"
Setelah memasukan adonan ke dalam kukusan, Reina dan Nathan menunggu sambil bercakap-cakap.
"Kamu udah berapa lama jadi chef, Nate?"
"Udah lama juga sih sekitar 10 tahun. Tapi di hotel yang sekarang, baru lima tahun"
"Wah, udah lama juga ya. Kalau lagi libur ajarin aku masak ya! Atau sesekali kita masak bareng gimana?"
"Boleh juga sih."
"Tapi aku ganggu ga nih? Nanti ada yang marah lagi sama aku" Ujar Reina yang sebenarnya memancing Nathan, karena ia ingin tahu apakah Nathan sudah punya pasangan atau belum.
"Ga kok, ga ganggu. Santai aja" Ujar Nathan sambil tersenyum.
'Jangan sering-sering senyum Nate, nanti bisa-bisa aku kena diabetes saking manisnya liat kamu senyum' ucap Reina dalam hati
Tak lama kemudian, Nathan memeriksa kukusan bolu untuk melihat apakah bolunya sudah matang atau belum, lalu ia mematikan kompor dan mengeluarkan bolu dari kukusan.
"Wah... Udah jadi ya? Cakep ih ngembang bolunya! Aku jadi ga sabaran pengen cicip!"
Nathan tersenyum melihat Reina yang terlihat semangat untuk mencicipi bolu kukus buatannya.
"Ini dia... Silakan di coba nyonya Rein!" Ujar Nathan sambil bercanda dengan Reina dengan berpura-pura sebagai asisten Reina.
"Terima kasih tuan Nate" Reina ikut menimpali candaan Nathan.
Mereka berdua jadi tertawa, lalu tersenyum, kemudian jadi saling memandang. Lama kelamaan tanpa di sadari, jarak wajah mereka semakin dekat. Tapi tak lama kemudian Reifan dan Reza masuk ke dapur untuk mencicipi bolu kukus buatan Nathan, membuat Reina dan Nathan menjadi spontan saling menjauh satu sama lain.
"Wiih enak! Ga kayak buatan bun... " Belum selesai Reza bicara, ia sudah mendapat pelototan mata dari Reina.
"Wah, beneran enak nih! Makasih ya, Nathan! Sering-sering aja kesini ngajarin Reina! Sekalian coba-coba buat masakan ala hotel biar berasa kayak makan di hotel beneran" Reifan ikut menimpali ucapan Reza sambil menyeringai.
"Iya, kalau lagi ada waktu aku akan sering-sering kesini ajarin Reina masak" Ujar Nathan sambil tersenyum ramah.
'Asal kamu ga keberatan juga kalau misalnya nanti Reina jadi terpikat padaku' batin Nathan sambil diam-diam tersenyum culas tanpa sepengetahuan Reifan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments