Selama makan bubur ayam bersama Nathan dan Reza, Reina merasa jengah dan risih karena banyak mata melihat ke arah mereka. Lalu Reza tiba-tiba menyeletuk.
"Om, banyak yang ngeliatin om tuh dari tadi"
"Masa sih? Kira-kira kenapa ya, ja?" Tanya Nathan penasaran.
"Kayaknya sih karena dada om keliatan" Ucap Reza dengan polos
"Keliatan gimana? Kan om pake kaos, ja"
Kemudian Reina ikut menimpali obrolan mereka.
"Maksud Eja, kamu emang pakai kaos tapi karena kaosnya warna putih dan kamu abis keringetan jadinya dada kamu keliatan tuh" Ujar Reina sambil melirik sinis ke arah Nathan. Lalu Nathan melihat ke dadanya sendiri dan tertawa.
"Oh iya... Keliatan ya? Apa sekalian aku buka aja ya kaosnya?"
"Nate!" Reina langsung protes
"Apa?"
"Ya janganlah! Bisa-bisa orang jadi tambah heboh dan melotot liat dada kamu yang terekspos! Kan malu!"
"Emang kenapa? Kamu cemburu ya?" Ucap Nathan sambil tersenyum menggoda Reina.
"Cemburu gimana sih? Aku kan bukan pacar kamu!"
"Bisa aja kalau kamu mau" Nathan masih tersenyum menggoda Reina.
"Jangan macam-macam ah! Ada Eja nih, nanti telinganya bisa terkontaminasi dengar omongan kamu!"
"Masa?"
"Ya iyalah!"
"Ya udah habisin buburnya. Kalau sudah habis kita langsung pulang supaya aku bisa buka kaos di rumah kamu" Ucap Nathan setengah berbisik agar tidak terdengar oleh Reza.
"Nate ih!"
"Apaa?"
Lagi-lagi Nathan tersenyum jahil dan Reza jadi ikutan tertawa melihat bundanya yang terlihat kesal.
"Bunda mukanya merah lucu banget! Hehehe... " Reza jadi ikutan menggoda bundanya. Reina jadi spontan ingin mencubit pipi Reza yang gembul tapi Nathan menahan tangan Reina. Membuat Reina seperti tersengat listrik karena ini pertama kalinya mereka bersentuhan.
Tak lama kemudian, datang seorang perempuan menghampiri mereka. Ia memakai kaos lengan pendek dengan belahan dada rendah, membuat payud*ranya yang besar dan menonjol jadi terlihat jelas. Ia juga memakai celana pendek ketat yang membalut tubuhnya yang sexy dan montok.
"Halo Nathan... Udah lama ya ga ketemu. Sibuk ya?"
"Eh... Halo Erika... Iya, lumayan sibuk, seperti biasa" Nathan menjawab dengan agak gugup membuat Reina memandang curiga padanya.
"Main ke rumah yuk! Nanti aku siapin yang spesial deh buat kamu... " Ujarnya sambil sengaja mencondongkan tubuhnya ke depan agar Nathan dapat melihat belahan dadanya.
'Ya ampun perempuan ini pede banget sih godain Nate di tempat umum sampai orang-orang pada ngeliatin tapi dia tetep cuek aja' pikir Reina.
"Maaf aku lagi ga sempat. Setelah ini aku ada janji mau ke rumah Rein dan Reza. Iya kan, Rein?" Ujar Nathan sambil meminta persetujuan Reina melalui tatapannya yang memohon kepada Reina.
"Eh... Iya mba, Nathan nanti mau ke rumah saya karena lagi ada perlu" Ujar Reina akhirnya menolong Nathan walau sambil memelototi Nathan ketika Erika sedang tak melihat.
Erika kemudian langsung melirik sinis ke arah Reina. Tapi setelah itu ia seolah senyum penuh kemenangan karena ia merasa kalau Reina bukanlah tandingannya.
"Ya sudah, lain kali kalau begitu. Aku tunggu ya, Nathan. Kalau ngga ya aku yang akan datang ke kamu" Ujar perempuan yang bernama Erika itu sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Nathan.
Lalu Reza membisikkan sesuatu ke telinga Reina.
"Tantenya kenapa, bun? Sakit mata ya? Kok om Nathan di kedipin?"
"Hush... Udah yuk kita pulang!"
Setelah selesai membayar bubur ayam, mereka lalu pulang. Reza yang kekenyangan jadi mengantuk. Kemudian Nathan menawarkan untuk menggendong Reza di punggungnya seperti membawa tas ransel.
"Kamu ga apa-apa, Nate? Reza kan berat loh"
"Ga apa-apa, aku kuat kok. Percuma dong berotot kalau ga kuat gendong Eja" Ujarnya sambil menyeringai. Setelah tiba di rumah, Nathan meletakkan Reza di tempat tidurnya dan tetap tertidur pulas.
"Kamu mau minum dingin, Nate?" Tawar Reina kepada Nathan.
"Boleh. Tapi jangan yang soda ya"
"Oke" Lalu Reina berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman. Sambil menunggu Reina, Nathan menatap foto-foto yang di pajang di ruang tamu. Ketika Reina datang, Nathan sedang memandang foto pernikahan Reina dan Reifan.
"Kamu nikah umur berapa, Rein?"
"Umur 23, ga lama setelah aku selesai kuliah S1"
"Benarkah?"
"Iya benar. Emang kenapa, Nate?"
"Muka kamu disini kayak anak baru lulus SMA"
"Masa sih? Awet muda dong aku" Ujar Reina sambil terkekeh.
"Lebih tepatnya imut-imut. Tapi... Aku penasaran deh... "
"Penasaran sama apa, Nate?"
"Sama Eja. Kalau suami kamu tinggi langsing dan kamu mungil begini, Eja kok montok? Apa keturunan dari kakek sama neneknya, ya?"
"Eh... Itu... Kayaknya dari aku deh..."
"Hah? Dari kamu? Kok bisa?"
"Iya, waktu kecil aku emang agak montok"
"Beneran, Rein?"
"Iya! Tunggu sebentar deh" Reina kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Setelah keluar dari kamarnya, Reina mengeluarkan sebuah album foto waktu ia kecil. Di sana terpampang dengan jelas kalau Reina dulunya memang agak gemuk.
"Wah kamu ngegemesin banget waktu kecil! Pantesan aja Eja montok! Tapi kenapa pas dewasa kamu malah menyusut ya?" Ujar Nathan sambil tertawa meledek Reina.
"Ih kamu kok malah ngeledekin aku sih!" Reina protes sambil secara spontan memukul dada Nathan. Tapi Nathan menahan tangan Reina setelah itu mereka saling memandang. Sengatan listrik kedua yang Reina alami hari ini. Tapi setelah itu Nathan malah membuat Reina hampir jantungan ketika ia melepas kaos yang ia pakai di depan Reina.
"Nate, kamu ngapain, sih?"
"Aku kan tadi bilang mau melepas kaos di rumah kamu. Aku cuma izinin kamu untuk lihat, yang lain ga boleh"
"Nate... "
"Sini tangan kamu"
Kemudian Nate mengarahkan tangan Reina ke arah p*ting payud*ranya.
"Anggap aja ini tombol like. Kamu bisa tekan kapan aja kamu mau" Ujar Nate sambil menyeringai kepada Reina.
"Nate... "
"Apa?"
"Kamu udah gila ya? Aku kan istri orang, Nate" Seharusnya Reina marah, tapi ia malah mengucapkannya dengan nafas tersengal. Sepertinya ia akan terbakar oleh api gairah akibat kegilaan Nate. Tapi ia harus berusaha untuk berfikir secara rasional, karena sepertinya Nathan hanya ingin menggodanya.
"Iya, sepertinya aku jadi gila semenjak kenal kamu, Rein."
"Sebaiknya... Kamu... Segera pulang Nate... Sebelum... " Reina tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Sebelum apa? Sebelum terjadi hal-hal yang kita berdua inginkan?" Ujar Nathan sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Nate, please... "
"Baiklah... Tapi ini baru awal, Rein..."
"Please, Nate... " Kemudian Reina memaksakan dirinya untuk membukakan pintu agar Nathan bisa pulang ke rumahnya.
Tak lama setelah Nathan pulang, Reina langsung merosot ke bawah, masih di balik pintu. Ia masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Setelah itu ia mandi dan berharap bisa menenangkan dirinya setelah mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
rain_
hahaha ejaa
2024-01-27
0