Keesokan harinya, di hari Minggu pagi suasana kompleks perumahan tempat Reina tinggal terlihat ramai. Banyak orang lewat untuk sekedar jalan santai atau lari pagi.
Tetapi Reifan, suami Reina malah keluar rumah untuk berangkat kerja di hari Minggu. Setelah selesai membantu segala sesuatu yang di perlukan, Reina membawakan tas kerja Reifan ke depan rumah dengan diikuti oleh Reza. Hari masih pagi sekitar jam 6.30. Setelah pamit kepada Reina dan Reza, Reifan masuk ke mobil dan berangkat dinas ke luar kota.
Reina sempat melirik ke arah rumah Nathan, tetapi pintu rumahnya masih tertutup rapat. Tak lama, terdengar suara dari arah depan rumah Reina.
"Cari mas Nathan ya, jeng? Kalau hari minggu dan pas libur biasanya dia suka olahraga ke taman kompleks" Seorang wanita yang sepertinya juga ibu-ibu seperti Reina muncul dari depan rumah Reina dan menghampirinya.
"Oh begitu ya, bu?" Jawab Reina.
"Iya biasanya begitu. Kita disini sih sudah hapal, maklum kita kan barisan para penggemarnya Nathan... Hihihihi... Jeng mau gabung juga ga?"
"Ga bu, Terima kasih. Bisa-bisa saya di pecat jadi istri kalau ikut gabung" Ujar Reina sambil menyeringai.
"Disini soalnya jarang yang hot begitu, jeng. Kebanyakan kan yang tinggal disini udah berumah tangga. Oh iya, maaf belum memperkenalkan diri. Saya Winda. Kemarin Terima kasih ya sudah kirim makanan. Kebetulan pas kita lagi pada pergi, jadi baru ketemu sekarang deh." Ujar Winda panjang lebar.
"Salam kenal, bu. Saya Reina, dan ini anak saya Reza."
"Baru satu ya jeng anaknya?"
"Iya bu, belum nambah lagi"
Tak lama kemudian, tetangga sebelah kiri rumah Reina muncul.
"Nah, kalau yang ini namanya Weni, jeng" Ujar Winda memperkenalkan Weni kepada Reina.
"Salam kenal bu Weni, saya Reina"
"Salam kenal juga, jeng. Maaf juga kemarin saya juga lagi pergi ke acara keluarga jadi baru ketemu sekarang."
"Iya, ga apa-apa bu"
"Oh iya, jeng Reina ada acara ga sekarang? Kita mau pergi ke taman kompleks nih, di sana ramai ada yang lagi senam pagi, ada yang jual macam-macam jajanan juga, jeng. Ikut yuk!" Ajak Winda kepada Reina.
"Gimana, ja? Mau ikut ke taman kompleks ga?" Tanya Reina kepada Reza.
"Mau bun! Mau banget! Daripada di rumah terus aku bosan!" Ujar Reza bersemangat.
"Ya udah yuk kesana! Sebentar ya ibu², saya kunci pintu dulu"
"Iya silakan, jeng!" Ujar Winda, sementara Weni hanya menganggukan kepala.
"Maaf, kalau boleh bertanya, bu Winda sama bu Weni masih ada hubungan saudara tidak? Kok saya lihat mukanya mirip ya"
Winda dan Weni pun tertawa mendengar pertanyaan Reina.
"Jeng Reina bukan yang pertama kok nanya begitu. Ngga jeng, kebetulan aja kita mirip, udah gitu sama-sama tukang ngegosip, terutama gosipin Nathan, tetangga kita yang hot itu... Hihihihi... " Weni kali ini menjawab sambil di iringi tertawa cekikikan ala kuntilanak.
"Nah, sedikit lagi kita sampai taman, jeng. Itu dia si Nathan lagi ikut senam pagi!"
Reina mengikuti pandangan Winda yang sedang menunjuk ke arah Nathan yang sedang ikut senam pagi. Sebenarnya kehadiran Nathan agak ganjil juga di antara para orang tua dan Lansia yang sedang senam pagi.
"Sayang sih Nathan yang keliatan hot dan sexy gitu ternyata gay" Ujar Weni sambil memandang sedih ke arah Nathan.
"Hah? Gay? Kok bu Weni bisa tahu? Memang dia bilang gitu kalau dia gay?" Tanya Reina yang kaget dengan ucapan Weni.
"Ngga bilang sih jeng, tapi keliatan dari gelagatnya. Pria muda lain mana mau ikut senam kayak gitu yang kebanyakan di ikuti oleh Lansia. Suami saya aja malah lebih milih tidur daripada kesini. Suami bu Winda juga olahraga tadi sempat lari sebentar, habis itu malah mampir ke tukang bubur ayam. Kalau suami jeng Reina ga kerja juga pasti ga mau ikutan senam gitu."
"Masa sih bu gara-gara ikut senam bisa di sebut gay? Masih ada kok beberapa anak muda yang ikutan juga walau jumlahnya jarang." Ujar Reina yang sepertinya masih tak rela kalau tetangganya itu di sebut gay.
"Iya sih, jeng. Tapi buktinya bukan itu aja. Kata bu RT kan dia udah duda tuh, tapi semenjak tinggal di sini belum pernah ada tamu perempuan, tamunya laki-laki terus. Udah gitu dia ikut nge-gym pula di ruko depan kompleks. Di situ kan katanya isinya cowok semua makanya kita curiga kalau itu gym untuk kaum gay" Ujar Winda menimpali ucapan Weni.
Reina masih bingung dengan informasi yang baru saja ia dengar. Ternyata selain duda, Nathan itu gay. Sayang sekali... Reina membatin sambil mengeluarkan desah tanda kecewa. Tak lama kemudian, Reina baru sadar kalau Reza tidak ada di sebelahnya.
"Loh, Reza kemana ya? Bu Winda dan bu Weni lihat ga?" Reina celingukan mencari Reza sambil bertanya kepada Winda dan Weni.
"Aduh jeng, maaf kita juga ga lihat tuh saking serunya ngobrol tadi!"
Lalu mereka mulai berpencar untuk mencari Reza. Sampai Reina mendekati tempat senam pagi tadi yang di ikuti oleh Nathan. Ketika Reina hendak mendekati Nathan dan ingin bertanya apakah ia melihat Reza, Reina langsung kaget karena ternyata Reza sedang bersama Nathan. Reina pun langsung berlari ke arah mereka.
"Eejaaa... Bunda cariin kemana-mana taunya kamu ada disini! Bikin jantungan aja nih anak!" Ujar Reina yang merasa lega tapi juga kesal setelah menemukan Reza. Setelah itu ia malah mencubit pipi Reza yang agak montok.
"Aduh, sakit bun!" Ujar Reza mengeluh kesakitan kepada Reina.
"Rasain! Siapa suruh main kabur aja ninggalin bunda!"
"Aku kan bosen dengerin ibu-ibu ngobrol, ya udah aku keliling-keliling aja sampai ketemu sama om Nathan di sini!"
"Makasih ya Nate, untung Reza ketemunya lagi sama kamu, kalau sama yang lain ga kebayang deh ngerinya aku!"
"Makanya lain kali jangan sibuk ngegosip jadinya bingung deh pas Reza ga ada!"
"Iya... Iya... Lain kali aku ga gitu lagi. Kamu bawel deh kayak perempuan!" Ujar Reina sambil merajuk.
"Maaf deh, aku ga bermaksud ngomelin kamu. Oh iya, Reifan kemana?"
"Oh, dia lagi dinas ke luar kota"
"Di hari Minggu?"
"Iya"
"Tiap hari minggu dinas ke luar kota?"
"Ga selalu sih, tapi biasanya iya hampir tiap hari Minggu berangkatnya. Emang kenapa sih? Kepo banget!" Reina mulai kesal dengan Nathan yang keliatan penasaran. Dia cerewet sekali sih kayak perempuan, Jangan-jangan dia memang gay! Reina jadi curiga dan ingin menyelidiki sendiri kebenarannya.
"Jangan kesel gitu dong, Rein. Aku kan cuma tanya. Ngomong-ngomong, kalian udah sarapan, belum?" Nathan sengaja bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.
"Udah, om. Tapi kayaknya aku lapar lagi deh sekarang" Jawab Reza dengan jujur.
"Eja, malu-maluin aja ih jawabannya!" Ujar Reina yang malu dengan jawaban Reza.
"Ya udah kalau gitu kita makan bubur ayam yuk! Eja suka ga?" Tanya Nathan kepada Reza.
"Aku suka, om!" Jawab Reza. Setelah itu Nathan langsung menggandeng tangan Reza dan juga tangan Reina. Reina spontan langsung bengong melihat tangannya yang di gandeng oleh Nathan yang malah cuek. Begitu pula dengan Winda dan Weni yang saking kagetnya melihatnya tanpa sadar mulut mereka terbuka lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments