Part 04 : Secerca Kebahagiaan

Pov : Aletha Xeenia

Nyeeeesssss..............

 Telapak tangannya terasa begitu dingin ketika menggenggam tanganku. Genggaman tangannya berhasil membuat batinku sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

 Secerca kebahagiaan dan harapan tumbuh secara perlahan di hatiku , ketika ia menatap mataku penuh keteduhan. Tatapan lembut dan menyejukkan matanya berhasil membuat aku bangkit dari lamunanku.

"Benarkah.....? " Ia menatap mataku lembut.

"Ya" Jawabku sekenanya.

"Jangan berbohong Xee " Ia memelukku lembut.

 Aroma lembut dari tubuhnya menyeruak memasuki relung indra penciuman ku. Rasa nya seribu ketenangan sedang merasuk ke dalam jiwaku yang hancur. Jiwa yang terlahir untuk dihancurkan. Jiwa yang tidak punya tujuan dalam hidupnya. Jiwa yang tidak punya tempat untuk berpulang.

 "Ayo kita pulang " Menarik tanganku penuh semangat.

 Ku susuri lorong sekolah bersama sahabat ku dengan langkah perlahan. Tampak sekeliling kami sudah sepi tak berpenghuni. Hanya tinggal beberapa siswa saja yang berada di lingkungan sekolah. Mereka adalah siswa yang mengikuti ektrakurikuler seusai pulang sekolah.

"Ayo kita metro? " Ajak sahabat ku Stella untuk sekian kalinya.

  Entah mengapa ia sangat kekeuh dengan keinginannya hari ini. Walaupun aku sudah menolak nya berulang kali , ia tetap mencoba merayuku. Berharap kerasnya hatiku akan terkikis oleh air mata ringikan nya. Untuk yang kesekian kalinya aku menolak nya lagi. Perasaan ku sedang tidak baik hari ini, akan terasa sangat melelahkan jika harus berada di keramaian lebih lama lagi.

"Tidak"

"Haishhhh..... ayolah kita pergi keperesmian Ai-Cha di metro hari ini?! " Rengek nya lagi.

"Untuk apa kita pergi ke peresmian Ai-Cha? " Tanyaku agak kesal.

"Tentu saja untuk mendapatkan Ice-Cream gratis " Stella mengedip- ngedipkan mata nya sok imut.

"Aku tidak suka Ice-Cream" Cuekku pada nya.

  Jujur saja hari ini aku tidak ingin pergi kemana-mana karena kejadian kemarin sore. Rasanya aku hanya ingin duduk dan tidur saja seharian di rumah kecilku. Terlalu berat untukku melupakan kejadian itu begitu saja.

Bagaimana bisa seorang ayah tidak meng khawatirkan kepergian putri kecilnya begitu saja? Dan bagaimana bisa seorang ayah mengusir darah dagingnya sendiri dari rumah

? Bagaimana bisa seorang ayah lebih mencintai adiknya dibandingkan dengan putri kandungnya sendiri? Aku tahu sudah sewajar nya seorang kakak laki-laki mencintai dan mencurahkan segala rasa kasih sayang kepada adik perempuannya. Tapi apakah ada seorang ayah menelantarkan putri kecilnya demi melindungi adik perempuan nya sebaik dan selayak mungkin? Dan membiarkan putri kecilnya menderita kelaparan dan kemiskinan

? Tidak adakan. Seharusnya seorang ayah dapat membagi kasih sayangnya dengan tepat kepada anak yang satu dengan anak yang lainnya, Atau juga membagi kasih sayang antara anak dan adiknya. Tapi tidak dengan ayah..... dia melakukan apa yang seharusnya tidak pernah ia lakukan.

Flashback On

 Seminggu sudah aku tidak pulang ke rumah orang tuaku. Selama seminggu itu pula ayah tidak mencari tahu keberadaan ku sama sekali. Rasanya sangat sakit bukan? Aku masih ingat ketika bibi Angelina tidak pulang semalaman penuh karena ia mabuk bersama teman-teman nya di club. Ayah langsung melaporkan kehilangan nya ke kepolisian daerah saat itu juga. Bukan itu saja Ayah rela merogoh kocek yang cukup besar untuk memaksa polisi mencari bibi malam itu karena kehilangan bibi belum genap 24 jam sehingga tidak bisa di proses dalam kasus orang hilang malam itu. Proses pencarian baru bisa dilakukan setelah 24 jam tidak kembali ke rumah dan melakukan kontak dengan anggota keluarga melalui alat komunikasi bentuk apapun,terkecuali pesan permintaan tolong.

 Bahkan ketika bibi ketahuan sedang mabuk -mabukan bersama teman-teman nya. Ayah tetap melindungi adik perempuannya itu. Puluhan juta rupiah ayah keluarkan dari rekening nya untuk menutupi aib adiknya di kepolisian. Tak sampai di sana saja ayah membuatkan SKCK untuk adiknya itu dan parahnya ayah membumbui SKCK itu dengan uang di rekening nya.

 Ku parkirkan mobil Pajero Sport putihku tepat di depan gerbang rumah orang tuaku. Agar mempermudah ku untuk memasukkan mobil ke garasi atau juga pergi meninggalkan rumah mewah bergaya klasik eropa ini untuk selamanya. Rumah mewah bergaya klasik berwarna putih gading di cluster utama kota wisata ini,terlihat makin apik saja ketika bonsai berharga ratusan juta di tambahkan dalam koleksi tanaman klasik di halaman rumah mewah ini.Kicauan burung pipit menghiasi indra pendengaranku sore hari ini,

tampaknya mereka sangat bahagia sore hari ini. Udara yang terasa sangat segar berhasil menyegarkan setiap indra pernafasan insan yang menghirupnya. Namun sayangnya udara segar itu tidak berhasil menenangkan jiwa yang hancur ini. Jiwa yang dihancurkan oleh pembantu rumah yang tidak tahu diri dan terima kasih.

 Ku langkahkan kakiku menuju pintu utama rumah mewah ini. Perlahan ku dorong pintu sebesar pohon ini secara perlahan-lahan setelah memasukkan pin nya. Baru selangkah ku langkahkan kakiku menuju ruang utama , seorang wanita berusia 28 tahunan menatap ku dengan tatapan sinis nya. Tidak ku acuh kan ia sama sekali. Aku tahu ia pasti ingin mencari gara-gara denganku. Namun ketika langkah keduaku menapak di lantai porselen rumah ini, ia menghentikan langkahku.

"Berhenti"

 Namun tetap ku abaikan dia. Karena tujuan ku bukanlah wanita itu melainkan ayah. Yah, tujuan ku adalah ayah.Aku ingin tahu apakah dia mengkhawatirkan diriku atau malah sebaliknya.

 " Berhenti "

 Terdengar sebuah suara bariton menghentikan langkah ke empat ku di rumah ini. Aku paham betul suara milik siapa itu, suara itu milik ayah. Pria yang membuat aku terlahir ke dunia fana. Pria yang seharusnya memberi diriku sejuta kebahagiaan tapi malah memberiku sejuta rasa sakit di hatiku.

 "Berhenti "

Sekejap itu juga aku menghentikan langkah kakiku dan mencari dari mana sumber suara itu berasal. Ternyata pria setengah baya itu sedang duduk di sofa kesayangannya sambil membaca koran dan menyeduh kopi. Ku lihat akhir-akhir ini ia semakin tertarik saja membaca koran bisnis. Apakah ia tidak tahu jika yang di tulis di koran semuanya adalah palsu. Kebohongan pembisnis kelas atas untuk melindungi dirinya sendiri. Mereka bilang mereka akan datang ke indonesia untuk peresmian beberapa perusahaan. Namun nyatanya mereka tidak pernah pergi sama sekali. Berita itu hanyalah senjata yang mereka gunakan untuk melindungi diri mereka dari hujatan publik. Berita penurunan dan penaikan saham juga palsu. Mereka sengaja melakukannya agar para pemilik saham kekecilan kembali menjual sahamnya kepada mereka. Atau sebaliknya mereka ingin para rakyat kecil membantu mereka menyelesaikan masalah keuangan yang tidak pernah kunjung habisnya.

"Dari mana? " Ia melipat korannya lalu berdiri.

"Sekolah " Jawabku singkat.

"Jika tidak ingin tinggal di rumah ini lagi silah kan kemasi barang-barang mu dan pergi dari rumah ini untuk selamanya! Aku tidak menerima seorang bajingan di dalam istana ku!! " Bentaknya padaku.

"Bisakah ayah bersikap adil padaku? " Bantahku.

"Adilll.....? Aku sudah cukup bersikap adil padamu! Tidak ada yang harus di pertimbang kan lagi! " Ucapnya dengan nada dingin dan ketus.

" Oke "

Seketika itu juga aku melangkahkan kakiku keluar rumah tanpa mengatakan sekata patah apa pun. Selain kata oke dan senyuman terakhir untuk ayah dan bibi

Flashback Off.

****************

Terpopuler

Comments

Luke fon Fabre

Luke fon Fabre

Karakter-karakter ini begitu kuat, membawa cerita menjadi hidup.

2023-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!