Waktu bermalas-malasan di dalam kamar terlalu banyak di habiskan Guinsha, sehingga membuatnya terlambat ke kantor. Perempuan malang itu mendapatkan hukuman dari Oriana. Sepulang bekerja nanti, dia harus membersihkan seluruh kamar mandi yang ada di lantai 15 tempat divisinya berada. Guinsha sendiri tak dapat mengelak perintah Oriana karena dia sendiri memang salah disini.
Setelah mendapat peringatan kurang lebih sepuluh menit dari kepala humas itu, Guinsha berjalan menuju kubikelnya dengan memperhatikan orang-orang yang ada di sana. Maniknya menatap ragu ke arah kubikel yang di tempati Lyra semalam, dia tersenyum kecil saat melihat posisi Lyra sudah digantikan seorang karyawati yang tampak lebih tua dari dirinya.
"CEO mesum itu ternyata menepati janjinya." Gumam Guinsha dalam hati.
.
.
Di ruangan kerjanya, Edly tampak begitu frustasi karena kedatangan Kayla yang sedari tadi bergelayut manja di punggung belakangnya, perempuan itu melingkarkan kedua tangannya di leher Edly sambil sesekali mengecupnya.
"Tolong jaga sikapmu, Kayla. Kau tidak lihat ada Ella disini." Edly mendengus kesal sambil melepaskan rangkulan sang istri. Tapi bukan Kayla namanya kalau bukan tipe pemaksa, ia kembali memeluk Edly dan memberikan ciuman di tengkuk pria itu.
"Ella tidak memperhatikan kita, Sayang. Dia lagi asyik menonton CoComelon. Lagian kita inikan sepasang suami istri, tidak salah juga kalau bermesraan seperti ini." Kayla selalu saja punya jawaban agar Edly tak bisa mengelak.
Edly mengetatkan rahangnya, ingin sekali ia memaki Kayla yang tak pernah bisa mengertikan dirinya. Namun emosinya ia redam karena sang putri ada bersama mereka, dirinya tidak mau bertengkar di hadapan Ella.
"Tapi kau sangat menggangguku bekerja, Kayla. Posisimu membuatku kesulitan bergerak untuk mengoperasikan komputerku. Duduk bersama Ella di sofa dan tunggu sampai aku selesai bekerja atau pulang ke rumah utama dan biarkan Ella tinggal disini." Edly menekan suaranya sepelan mungkin namun dengan intonasi yang sangat tegas.
"Aku akan pulang bersama Ella asal kau mau menerima permintaanku tadi. Mari berlibur ke Bali saat weekend nanti, Sayang."
"Kau bisa lihat pekerjaanku sangat banyak, Kayla. Aku tidak punya waktu untuk liburan. Papa baru menyerahkan tanggung jawab perusahaan ini padaku dan aku masih perlu beradaptasi. Jika kau ingin berlibur ke Bali, pergilah. Aku akan meminta sekretarisku memesan tiket keberangkatanmu." Edly juga sudah yakin jika kedatangan Kayla ke perusahaan menemui dirinya pasti dengan maksud lain, meskipun Ella selalu dijadikan tameng oleh istrinya dengan berdalih putri mereka merengek ingin bertemu dengan Edly.
"Kau benar-benar pria yang sangat egois, Edly. Kita tidak pernah melakukan quality time lagi. Ella pasti akan sangat senang kesana, dia juga belum pernah kita ajak berlibur ke Bali 'kan." Lagi-lagi Kayla membawa-bawa nama sang putri.
"Aku tidak bisa." Tegas Edly tak terbantah.
"Baiklah, kalau kau tidak mau, aku akan mengatakan pada Papamu jika Ella bukan putri kandung ki—"
"Kau!" Edly langsung berbalik badan dan membungkam mulut Kayla dengan tangannya.
"Jaga ucapanmu, Kayla. Bagaimana jika Ella mendengarnya, hah?" Edly berbicara sepelan mungkin agar tak didengar putrinya, dia juga sekilas melirik ke arah Ella yang syukurnya masih sibuk dengan gadgetnya.
"Aku akan menjaga ucapanku kalau kau mengabulkan permintaanku." Kayla terkesan mengancam yang membuat Eldy akhirnya mengalah.
"Baiklah, kita akan berlibur ke Bali tapi tidak weekend ini. Aku akan mengambil cuti minggu depan. Biarkan aku mengurus semua pekerjaanku dulu." Edly tak punya pilihan, ia tahu Kayla adalah sosok yang nekat melakukan apa saja.
"Terimakasih, Baby. Aku dan Ella pulang dulu ya," Kayla mengecup kedua pipi Edly bergantian.
"Ella, kemari Sayang. Pamit sama daddy dulu." Seru Kayla yang membuat Ella mengalihkan perhatiannya kepada kedua orangtuanya.
"Daddy tidak ikut pulang bersama kita, Mommy?" Kaki kecil Ella berlari menemui orangtuanya.
"Tidak, Sayang. Daddy masih banyak pekerjaan, Daddy janji tidak pulang larut malam, biar bisa menemani Ella tidur dan membacakan dongeng tinkerbell untuk Ella." Edly yang menjawab pertanyaan sang putri dan membawa Ella ke dalam gendongannya.
"Janji ya, Daddy." Jari kelingking Ella terjulur di hadapan Edly, meminta sang ayah agar tidak mengingkari janjinya.
"Janji, Sayang." Kedua kelingking ayah dan anak itu saling bertaut. Edly juga memberikan kecupan di pipi gembul sang putri sebelum akhirnya menurunkan Ella dari gendongannya.
"Mommy nggak di kiss juga, Daddy?" Tanya Ella polos.
"Sudah, Sayang. Tadi Daddy sudah kiss waktu Ella lagi asyik menonton CoComelon." Kilah Edly cepat sebelum Kayla yang memberi jawaban.
Kayla yang mendengarnya memutar kedua matanya malas, ia langsung mengajak sang putri pergi.
"Ayo, Ella. Mommy juga ada pekerjaan di rumah." Kayla meraih tangan kecil Ella dan membawanya keluar dari ruangan kerja Edly.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Bundanya Jamal
huh smga cepat tet bongkar klakuan bejat nya ,
2024-01-18
0