Gadis Untuk Si CEO Lapuk

Gadis Untuk Si CEO Lapuk

Jomblo Ngenes

"Haduh dapet undangan lagi deh" gumam Nora sambil membuka bungkus undangannya.

Di kartu undangan itu tertulis nama teman sekantornya, Dira dan Nayla.

"Uangku habis untuk ngasih amplop doang, sebulan udah 4 kawanku yang menikah. Kapan aku dapat amplop isi uang 1 miliar" gumam Nora.

"Ra, sabtu besok kita barengan ke nikahan si Nayla" ajak Cindy teman 1 divisi Nora.

Nora hanya mengangguk dan kembali menatap layar laptop miliknya.

Diantara yang lain, Nora yang belum menikah. Jangankan menikah,pacar aja gak punya.

Sudah hampir 5 tahun Nora tidak menjalin hubungan dengan pria, karena terakhir ia menjalin hubungan eh malah diselingkuhin, dan selingkuhan si pria hamil karena keenakan.

Semenjak itu ia malas membuka hatinya, karena trauma yang ia alami. Padahal teman-teman sekantornya menjodohkan Nora dengan beberapa pria, namun gak pernah dianggap serius sama Nora.

Saat Nora sedang fokus menghitung pemasukan dan pengeluaran perusahaanya, sayup-sayup terdengar suara rintihan wanita yang membuat otak Nora travelling.

Cindy melihat ke arah Nora dengan senyuman mesumnya dan Nora merespon senyuman Cindy dengan terkekeh.

"Pasti pacarnya si Pak Handi lagi di anu-anu sama si Pak Handi" bisik Cindy dengan senyuman smirknya.

Nora menutup kupingnya "aduh kuping gw masih perawan. Denger ginian jadi mikir yang macem-macem gw".

"Ini kapan beresnya sih" keluh Nora lagi.

"Ya elah, yang namanya anu-anu gak bisa cuma sebentar Nora. Makanya lu cari pacar terus nikah biar bisa anu-anu!" seru Cindy gemas.

"Yee lu kira cari pacar gampang,segampang nyari mamang ojek via aplikasi!" jawab Nora kesal.

"Lu move on makanya dari si Johan. Lagian udah 5 tahun berlalu, lu masih nangisin dia tiap malem. Sedangkan si Johan anaknya OTW 3 biji" celetuk Fanny menimpali.

"Ih sorry siapa juga yang nangisin dia malem-malem?! Kebagusan" ucap Nora sambil melirik ke arah ruangan Handi,CEO tampan yang sedang menganu pacarnya, Rosa.

Suara rintihan nan merdu itu telah hilang, pintu ruangan terbuka dihiasi dengan muka Rosa yang terlihat letih namun tetap cantik dan sexy.

Nora, Cindy, dan Fanny diam-diam melirik Rosa dengan tatapan mencemooh. Mereka tersenyum jahil seakan akan mempergoki Rosa dari jauh.

Setelah Rosa berlalu, Handi keluar dengan wajah sumringah penuh gairah. Cindy dan Fanny bergidik melihat tatapan Handi, karena bisa dibilang Handi jarang tersenyum.

Handi adalah seorang CEO lapuk berusia 43 tahun, ia belum menikahi Rosa karena terhalang oleh keyakinan masing-masing padahal mereka sudah menjalani pacaran selama hampir 10 tahun. Kayak cicilan KPR aja ya, lama banget.

Walaupun usianya sudah kepala 4 namun ketampanannya tidak lekang oleh usia. Handi bisa di umpakan seperti kelapa yang semakin tua semakin legit.

Banyak wanita yang tergila-gila dengannya, namun hanya Rosa di hatinya. Padahal orangtuanya sudah berkali-kali tidak merestui hubungan ini, bahkan adiknya Handi sudah melangkahinya.

**

"Ra, gw cabut dulu ya. Laki gw udah jemput" pamit Fanny.

Nora mengacungkan jempolnya, kepalanya terasa mau meledak karena laporan keuangannya selalu ada yang salah.

Ia melepaskan sepatu kerjanya dan mengangkat kedua kakinya ke atas kursi kerjanya.

TING!

Suara dentingan lift mengagetkan Nora, ia melirik ke arah lift dan melihat Rosa dengan wajahnya yang marah.

Lift kantor Nora itu berhadapan langsung dengan meja kerja Nora sehingga ia bisa melihat siapa yang keluar masuk dari lift.

Kembali ke Rosa lagi, ia mendatangi ruang kerja Handi dan membuka pintunya dengan kasar. Tak berapa lama Nora mendengar mereka cekcok.

"Dih, tadi mesra sekarang cekcok"gumamnya dalam hati.

Ia menajamkan telinganya untuk mendengar topik pembicaraan boss nya.

"Kalau memang mamamu gak merestui hubungan ini, kita kawin lari aja! Kamu udah 43 tahun sedangkan aku 40 tahun!!" ucap Rosa frustasi.

"Aku juga ingin memiliki anak, menjadi istrimu yang sah. Udah 10 tahun loh aku pacaran sama kamu. Katanya bakal dinikahi tapi sampai sekarang engga!" lanjut Rosa.

"Tenang dulu Sa. Aku lebih baik menunggu mereka merestui kita daripada kawin lari, ga baik kedepannya" ucap Handi menenangkan.

"Kalau kamu gak mau menikahiku lebih baik aku menikah dengan Dennis! Kita putus!" Rosa meninggalkan Handi

Nora menutup mulutnya dan menahan napasnya, kalau masih ada Cindy dan Fanny disini bakal enak nih ngegosipnya.

Ia kembali fokus mengerjakan laporan, bisa dibilang dia budak korporat yang lagi lembur.

Handi menoleh ke kanan dan ke kiri, dan menemukan pekerjanya sedang lembur.

"Bu, bisa ke kantor sebentar?" tanya Handi pada Nora

Nora kaget mendengar suara Handi yang gak jauh dari kupingnya, ia menuruti permintaan atasannya.

"Maaf ada apa pak?" tanya Nora sopan

"Tadi kamu mendengar pertengkaran saya dengan pacar saya?"

"Iya pak"Nora menepuk mulutnya, seharusnya ia bilang tidak.

"Menurutmu dia bakal kembali lagi gak pada saya?"

"Gak tau pak, saya bukan dukun saya aja jom~" Nora menepuk mulutnya untuk kedua kalinya.

Handi masih dengan posisi yang sama dan menghela napas mendengar jawaban Nora.

"Pak, maaf tapi lain kali kalau beradu..." Nora menutup wajahnya karena malu

"Beradu apa? Yang jelas kalau ngomong"

"Ehem... Kalau nganu jangan disini deh pak bikin otak kami travelling".

Handi tertawa mendengar komplenan karyawannya ini "Yang punya perusahaan kan saya kenapa kamu ngatur saya bercinta jangan disini?"

"Kasian saya yang masih jomblo ini pak. Kuping ternodai dengan suara rintihan nan merdu pacar bapak. Kalau yang lain kan udah bersuami pulang-pulang minta jatah. Saya pulang-pulang minta ampun pak sama Tuhan".

"Kamu pantesnya jadi pelawak" kata Handi kembali tertawa.

Nora memutarkan bola matanya mendengar jokes bapak-bapak yang adalah bossnya sendiri.

"Pak saya lanjut kerja lagi ya" izin Nora sambil membuka pintunya.

"ngomong-ngomong itu cewek namanya siapa ya? Gw lupa baca ID cardnya" gumam Handi dalam hatinya.

Nora kembali membuka file laporannya dan memerika beberapa laporan yang belum terinput.

Saat Nora fokus menginput data, Handi datang berbasa-basi "Eh kamu.. Aduh saya lupa namamu"

"Nora pak" seru Nora sambil mengetik

"Nah, Nora jangan lupa matiin lampu ya, saya mau pulang dulu" pamit Handi menuju lift.

Nora hanya menjawab seadanya namun masih dalam batas wajar. Satu jam kemudian ia setelah membuat laporannya dan bersiap pulang.

"Ah kalau aja ada yang menemaniku pulang atau antar jemput aku ke kantor. Eh tapi mamang ojek online juga bisa itu sih" katanya pelan.

TING!

Pintu lift terbuka dan Nora bertemu dengan Handi.

"Loh bukannya bapak tadi pamit pulang?" Nora memegang tengkuknya mana tau yang dihadapannya hantu.

"Saya mau ambil berkas saya. Kamu tunggu disini dulu kita berbarengan aja turunnya" ucap Handi sambil mengambil berkasnya.

Mereka berdua sudah masuk ke lift dan memencet tombol lobby. Saat mereka sedang turun dari lantai 20 ke lantai lobby, Handi menerima chat dari Rosa.

Ia diputusin Rosa secara sepihak. Baru saja hati Handi remuk redam, tiba-tiba...

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!