NovelToon NovelToon

Gadis Untuk Si CEO Lapuk

Jomblo Ngenes

"Haduh dapet undangan lagi deh" gumam Nora sambil membuka bungkus undangannya.

Di kartu undangan itu tertulis nama teman sekantornya, Dira dan Nayla.

"Uangku habis untuk ngasih amplop doang, sebulan udah 4 kawanku yang menikah. Kapan aku dapat amplop isi uang 1 miliar" gumam Nora.

"Ra, sabtu besok kita barengan ke nikahan si Nayla" ajak Cindy teman 1 divisi Nora.

Nora hanya mengangguk dan kembali menatap layar laptop miliknya.

Diantara yang lain, Nora yang belum menikah. Jangankan menikah,pacar aja gak punya.

Sudah hampir 5 tahun Nora tidak menjalin hubungan dengan pria, karena terakhir ia menjalin hubungan eh malah diselingkuhin, dan selingkuhan si pria hamil karena keenakan.

Semenjak itu ia malas membuka hatinya, karena trauma yang ia alami. Padahal teman-teman sekantornya menjodohkan Nora dengan beberapa pria, namun gak pernah dianggap serius sama Nora.

Saat Nora sedang fokus menghitung pemasukan dan pengeluaran perusahaanya, sayup-sayup terdengar suara rintihan wanita yang membuat otak Nora travelling.

Cindy melihat ke arah Nora dengan senyuman mesumnya dan Nora merespon senyuman Cindy dengan terkekeh.

"Pasti pacarnya si Pak Handi lagi di anu-anu sama si Pak Handi" bisik Cindy dengan senyuman smirknya.

Nora menutup kupingnya "aduh kuping gw masih perawan. Denger ginian jadi mikir yang macem-macem gw".

"Ini kapan beresnya sih" keluh Nora lagi.

"Ya elah, yang namanya anu-anu gak bisa cuma sebentar Nora. Makanya lu cari pacar terus nikah biar bisa anu-anu!" seru Cindy gemas.

"Yee lu kira cari pacar gampang,segampang nyari mamang ojek via aplikasi!" jawab Nora kesal.

"Lu move on makanya dari si Johan. Lagian udah 5 tahun berlalu, lu masih nangisin dia tiap malem. Sedangkan si Johan anaknya OTW 3 biji" celetuk Fanny menimpali.

"Ih sorry siapa juga yang nangisin dia malem-malem?! Kebagusan" ucap Nora sambil melirik ke arah ruangan Handi,CEO tampan yang sedang menganu pacarnya, Rosa.

Suara rintihan nan merdu itu telah hilang, pintu ruangan terbuka dihiasi dengan muka Rosa yang terlihat letih namun tetap cantik dan sexy.

Nora, Cindy, dan Fanny diam-diam melirik Rosa dengan tatapan mencemooh. Mereka tersenyum jahil seakan akan mempergoki Rosa dari jauh.

Setelah Rosa berlalu, Handi keluar dengan wajah sumringah penuh gairah. Cindy dan Fanny bergidik melihat tatapan Handi, karena bisa dibilang Handi jarang tersenyum.

Handi adalah seorang CEO lapuk berusia 43 tahun, ia belum menikahi Rosa karena terhalang oleh keyakinan masing-masing padahal mereka sudah menjalani pacaran selama hampir 10 tahun. Kayak cicilan KPR aja ya, lama banget.

Walaupun usianya sudah kepala 4 namun ketampanannya tidak lekang oleh usia. Handi bisa di umpakan seperti kelapa yang semakin tua semakin legit.

Banyak wanita yang tergila-gila dengannya, namun hanya Rosa di hatinya. Padahal orangtuanya sudah berkali-kali tidak merestui hubungan ini, bahkan adiknya Handi sudah melangkahinya.

**

"Ra, gw cabut dulu ya. Laki gw udah jemput" pamit Fanny.

Nora mengacungkan jempolnya, kepalanya terasa mau meledak karena laporan keuangannya selalu ada yang salah.

Ia melepaskan sepatu kerjanya dan mengangkat kedua kakinya ke atas kursi kerjanya.

TING!

Suara dentingan lift mengagetkan Nora, ia melirik ke arah lift dan melihat Rosa dengan wajahnya yang marah.

Lift kantor Nora itu berhadapan langsung dengan meja kerja Nora sehingga ia bisa melihat siapa yang keluar masuk dari lift.

Kembali ke Rosa lagi, ia mendatangi ruang kerja Handi dan membuka pintunya dengan kasar. Tak berapa lama Nora mendengar mereka cekcok.

"Dih, tadi mesra sekarang cekcok"gumamnya dalam hati.

Ia menajamkan telinganya untuk mendengar topik pembicaraan boss nya.

"Kalau memang mamamu gak merestui hubungan ini, kita kawin lari aja! Kamu udah 43 tahun sedangkan aku 40 tahun!!" ucap Rosa frustasi.

"Aku juga ingin memiliki anak, menjadi istrimu yang sah. Udah 10 tahun loh aku pacaran sama kamu. Katanya bakal dinikahi tapi sampai sekarang engga!" lanjut Rosa.

"Tenang dulu Sa. Aku lebih baik menunggu mereka merestui kita daripada kawin lari, ga baik kedepannya" ucap Handi menenangkan.

"Kalau kamu gak mau menikahiku lebih baik aku menikah dengan Dennis! Kita putus!" Rosa meninggalkan Handi

Nora menutup mulutnya dan menahan napasnya, kalau masih ada Cindy dan Fanny disini bakal enak nih ngegosipnya.

Ia kembali fokus mengerjakan laporan, bisa dibilang dia budak korporat yang lagi lembur.

Handi menoleh ke kanan dan ke kiri, dan menemukan pekerjanya sedang lembur.

"Bu, bisa ke kantor sebentar?" tanya Handi pada Nora

Nora kaget mendengar suara Handi yang gak jauh dari kupingnya, ia menuruti permintaan atasannya.

"Maaf ada apa pak?" tanya Nora sopan

"Tadi kamu mendengar pertengkaran saya dengan pacar saya?"

"Iya pak"Nora menepuk mulutnya, seharusnya ia bilang tidak.

"Menurutmu dia bakal kembali lagi gak pada saya?"

"Gak tau pak, saya bukan dukun saya aja jom~" Nora menepuk mulutnya untuk kedua kalinya.

Handi masih dengan posisi yang sama dan menghela napas mendengar jawaban Nora.

"Pak, maaf tapi lain kali kalau beradu..." Nora menutup wajahnya karena malu

"Beradu apa? Yang jelas kalau ngomong"

"Ehem... Kalau nganu jangan disini deh pak bikin otak kami travelling".

Handi tertawa mendengar komplenan karyawannya ini "Yang punya perusahaan kan saya kenapa kamu ngatur saya bercinta jangan disini?"

"Kasian saya yang masih jomblo ini pak. Kuping ternodai dengan suara rintihan nan merdu pacar bapak. Kalau yang lain kan udah bersuami pulang-pulang minta jatah. Saya pulang-pulang minta ampun pak sama Tuhan".

"Kamu pantesnya jadi pelawak" kata Handi kembali tertawa.

Nora memutarkan bola matanya mendengar jokes bapak-bapak yang adalah bossnya sendiri.

"Pak saya lanjut kerja lagi ya" izin Nora sambil membuka pintunya.

"ngomong-ngomong itu cewek namanya siapa ya? Gw lupa baca ID cardnya" gumam Handi dalam hatinya.

Nora kembali membuka file laporannya dan memerika beberapa laporan yang belum terinput.

Saat Nora fokus menginput data, Handi datang berbasa-basi "Eh kamu.. Aduh saya lupa namamu"

"Nora pak" seru Nora sambil mengetik

"Nah, Nora jangan lupa matiin lampu ya, saya mau pulang dulu" pamit Handi menuju lift.

Nora hanya menjawab seadanya namun masih dalam batas wajar. Satu jam kemudian ia setelah membuat laporannya dan bersiap pulang.

"Ah kalau aja ada yang menemaniku pulang atau antar jemput aku ke kantor. Eh tapi mamang ojek online juga bisa itu sih" katanya pelan.

TING!

Pintu lift terbuka dan Nora bertemu dengan Handi.

"Loh bukannya bapak tadi pamit pulang?" Nora memegang tengkuknya mana tau yang dihadapannya hantu.

"Saya mau ambil berkas saya. Kamu tunggu disini dulu kita berbarengan aja turunnya" ucap Handi sambil mengambil berkasnya.

Mereka berdua sudah masuk ke lift dan memencet tombol lobby. Saat mereka sedang turun dari lantai 20 ke lantai lobby, Handi menerima chat dari Rosa.

Ia diputusin Rosa secara sepihak. Baru saja hati Handi remuk redam, tiba-tiba...

Bersambung

Kejebak di Lift

Jlebb Brakk

Lampu lift mati dan lift diam ditempat. Mereka berdua terjebak di dalam lift.

Seketika lift menjadi panas karena AC nya ikutan mati.

"Waduh sial banget ya hidup saya, baru diputusin sekarang kejebak lift macet" keluh Handi sambil melonggarkan dasinya.

Nora langsung memencet tombol bergambar lonceng.

"Mulai gerah nih pak, maaf ya saya buka blazernya dulu" izin Nora sopan.

Handi tidak mendengarkan Nora, lebih tepatnya ia sedang sibuk mencari sinyal untuk menelepon bagian resepsionis.

"Pak, bapak di putusin sama bu Rosa?" tanya Nora kepo.

Handi menoleh ke arah Nora dan tertegun melihat Nora hanya menggunakan crop top renda warna hitam menonjolkan warna kulitnya yang putih dan memperlihatkan lekukan gunung kembar yang... Mengagumkan.

"Ehem.. Ada air mineral gak? Tenggorokan saya kering" tanya Handi sambil terus melihat gunung kembar Nora yang saling berdesakkan.

Nora tersadar arah mata bossnya agak berbeda, ia menutup dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya "Saya ada pak tapi di botol pribadi saya".

"Gak masalah, saya haus banget" kata Handi akhirnya membuka jas dan segera melepaskan dua kancing kemejanya.

Handi langsung meminum air mineral dari botol Nora "buset ya, keringet banjir banget".

Nora menyalakan lampu senter dari ponselnya,otomatis mata Handi melihat gunung kembar Nora yang dihiasi keringat.

"wadidaw,bikin pusing kepala gw" gumamnya dalam hati.

Ia mendekati Nora dan membuka kemejanya "nih lap keringatmu, mengganggu pemandangan saya. Pikiran saya jadi kacau".

"Ya kan yang kacau pikiran bapak, saya mah pengen cepet-cepet keluar dari lift pengap pak" sanggah Nora sambil mengelap keringatnya.

"Saya abis diputusin sama si Rosa.Duh pusing deh" keluh Handi.

"Loh bukannya tadi siang anu-anuan,sekarang putus? Sungguh di luar nurul,eh nalar" kata Nora terkekeh.

"Dih kamu nyinyir banget, mau saya potong gajinya?" ancam Handi

"Jangan dong pak, udah mah saya jomblo gaji dipotong, menderita amat hidup saya"keluh Nora sambil memelintir kemeja Handi "nih pak kemejanya di pakai lagi, saya udah gak keringetan lagi"

Handi mengambil kembali kemejanya, aroma parfume Nora tercium jelas di hidungnya dan menggunakan kemejanya lagi

"gak bakal gw cuci dah,wanginya bikin travelling" gumamnya dalam hati

Kreekkk blakk

Lampu lift nyala kembali dan lift berjalan dengan normal.

Nora merasa lega dan membayangkan sebentar lagi sampai rumah.

Handi menatap sekali lagi ke arah Nora dan menelan salivanya untuk ke sekian kalinya saat melihat tubuh Nora berkeringat sensual.

TING!

Akhirnya pintu lift terbuka dan ada seorang teknisi dan beberapa cleaning service menatap khawatir Handi.

"Syukurlah bapak selamat. Kami khawatir sama bapak" ucap Agus sang teknisi.

"Tolong lain kali diperhatian ya Gus, saya ada urusan lain jadinya berantakkan nih" keluh Handi berlalu.

Agus menatap Nora dengan mulut ternganga karena melihat penampilannya yang sexy.

**

Sinar matahari memasuki kaca jendela kamar Nora. Gadis montok dengan rambut bob dan bibir kayak Angeline Jolie ini membuka matanya perlahan.

Ia melihat jam digital yang tergantung di tembok, sudah menunjukkan jam 6 pagi.

Tubuhnya terasa letih mengingat semalam baru pulang larut malam karena kejebak macet.

Begitulah hidup seorang budak korporat, kalau ga ada urgensi seperti sakit mendingan kerja dari pada berkas makin menumpuk.

Ia mengambil handuknya dan langsung mandi, setelah mandi ia menemui mama papanya di lantai bawah dan sarapan bersama.

"Selamat pagi Nora" sapa pak Budi ayahnya Nora.

"Pagi pah. Wah ada omelet keju, aku suka" Nora langsung mengambil piringnya dan menyendokkan omeletnya.

"Gimana kerjaan kamu? Akhir-akhir ini kamu lembur ya? Jangan lupa cari pasangan hidup, usiamu udah 30 tahun loh, mama kan pengen punya cucu" ucap bu Lina sambil mencuci piring.

"Sabar mah, jodohnya masih on the way. Sabar~"

"Mama kurang sabar apa coba, sejak kamu putusin Johan, kamu gak pacaran sama siapa-siapa. Belum move on dari Johan?"

"Mah, aku senang menjadi single, aku mau nikmati dulu. Kalau nanti aku punya pacar pasti aku kenalin" Nora menaruh piringnya di tempat cuci piring dan memesan taxy online untuk pergi ke kantor.

"Mah, pah, aku kerja dulu ya. Bye!" pamit Nora.

Bu Lina dan Pak Budi menghela napas melihat kepergian anak sulungnya itu.

"Selalu aja menghindar kalau bahas soal pasangan hidup" keluh bu Lina.

**

"Nora! Pak Handi putus sama Bu Rosa?" tanya Cindy kepo

Nora tersenyum jahil "tanya aja langsung sama orangnya!".

"Bukan begitu, lu kan kemarin lembur, desas desusnya lu denger mereka cekcok kan?"

"Iya denger kok. Heran aja, siang mesra malam cekcok" jawab Nora singkat.

"Eh semalem lu kejebak di lift ya sama Pak Handi? Lu jadi bahan pergosipan anak teknisi tuh, katanya badan lu bahenol" kata Fanny terkekeh

"Bahenol nenek lu, gw kemarin hampir satu jam kejebak di lift. Mana lampu dan AC nya mati, ya udah gw buka blazer gw. Masa gw mau sauna di dalem lift"

"Kata si Agus dada lu bahenol, apalagi ada tatonya makin bahenol" lanjut Fanny.

Nora tertawa ngakak dan lanjut memeriksa berkas pembelian.

"Bu Nora, ibu di panggil pak Handi di ruangannya" kata asisten pribadi Handi bernama Dilan.

Nora yang siang itu menggunakan rok span berwarna hitam memperlihatkan lekuk pinggang dan bokongnya bak gitar spanyol. Kalau dipikir-pikir badannya Nora seperti penyanyi R&B, mbak Benyoncè.

Ia mengikuti Dilan dan memberi salam pada Handi.

"Siang pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nora.

Tanpa sadar mulut Handi menganga melihat Nora yang hari ini berpenampilan sexy. Padahal setiap hari Nora seperti itu.

"Nora, kamu mau gak jadi sekertaris saya?" tanya Handi to the point.

"Eh.. Saya kan bagian keuangan pak. Emang udah ada penggantinya?"

"Itu sih gampang, yang penting kamu mau apa gak jadi sekertaris saya? Masalah gaji gampang, gajimu sebulan bisa beli motor Yamamah 3 biji belum sama bonus" ucap Handi.

"Kalau itu sih siapa yang bisa nolak pak. Saya aja mau" kekeh Nora.

"Ok mulai besok kamu jadi sekertaris saya".

Nora membulatkan matanya dan mengangguk dengan cepat. Selama 4 tahun bekerja disini, ia tahu Handi gak punya sekertaris, hanya punya asisten pribadi aja.

Lagian siapa juga yang mau menolak gaji sebesar itu?

"Lu kenapa dipanggil Ra?" tanya Fanny kepo.

"Besok gw gak disini lagi. Besok gw kerja satu ruangan sama pak Handi jadi sekertarisnya" ucap Nora.

"Hah seriusan lu? 10 tahun gw disini, baru kali ini Pa Handi cari sekertaris. Hoki banget lu jadi budak korporat" ucap Cindy iri.

Nora terkekeh mendengar penuturan Cindy.

"Tapi hati-hati loh, pak Handi kan baru putus, terus lu kan jomblo. Nanti lu kena skandal lagi sama dia. Siapa tau bu Rosa belum ikhlas mutusin pak Handi" ujar Fanny berkonspirasi.

"Ah mana mungkin,profesional aja deh orang gw digaji"

Bersambung

Rosa dan Handi

FLASH BACK ON

Rosa dan Handi sudah menjalani pacaran hampir 10 tahun. Mereka bertemu di kampus dengan jurusan yang sama mengambil S3 disana.

Awalnya Rosa patah hati karena baru diputusin sama pacarnya dan berniat bunuh diri dengan loncat dari lantai 10 di kampusnya.

Namun karena Handi melihat gelagat Rosa yang aneh sejak awal, ia mengikuti Rosa sampai ke lantai 10. Ia melihat Rosa nangis tersendu-sendu di dekat balkon dan gak berapa lama manjat balkon kampus.

Tanpa berpikir panjang, Handi langsung menarik tubuh Rosa ke dalam pelukannya. Disitu Rosa menangis histeris.

Handi melihat tangannya penuh dengan luka sayatan.

"Lu ngapain sih pake niatan bunuh diri segala? Emang hidup lu udah paling sial aja?" hardik Handi kesal sambil memeluk Rosa.

"Udah lah gak perlu menyesali hidup lu. Udah mah hidup lu kelam, bikin Tuhan repot lihat tingkah lu yang aneh. Lu bunuh diri juga ga bakal masuk surga, malah jadi hantu gentayangan, makin bikin susah orang aja".

"Kamu kok ngomongnya jahat banget sih? Kamu gak akan tau rasanya patah hati" ucap Rosa dengan suara seraknya.

"Lu di omongin baik-baik ngelunjak. Mending realitanya aja deh ntar juga lu mikir sendiri omongan gw setelah lu tenang" tegas Handi.

Rosa melepas pelukan Handi "Aku gak butuh kamu nyelametin aku. Kamu bukan superman, lebih baik kamu menyingkir aja! Nyusahin aja".

Handi menarik tangan Rosa dan melihat kembali sayatan-sayatan kecil yang ada di tangannya. Ia meraba lukanya dan mencium luka itu.

Rosa terkejut melihat perlakuan Handi, dan Handi memagut bibirnya lembut.

Seketika rasa kesal dan sedih yang dialaminya hilang begitu saja. Ada rasa hangat yang menjalar ke hatinya. Rosa memagut bibir Handi dengan lembut, seakan sentuhan yang Rosa beri adalah tanda terima kasih nya pada Handi.

Mereka melepas pagutannya dan menghirup udara dengan cepat,lalu berciuman lagi.

Mereka lupa tempat karena masih asik berciuman.

"Han.. Kamu gak salah melakukan ini?" tanya Rosa.

Handi menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul "ayo kita pacaran, siapa tau gw bisa obatin luka lu".

**

FLASH BACK OFF

Rosa melihat kembali foto ia dan Handi saat masih kuliah dulu, tak terasa air matanya jatuh dari pelupuk matanya.

Ia merobek fotonya dan langsung membakarnya.

"Usiaku udah 40 tahun, mau sampai kapan nungguin dilamar kamu. Mending aku terima lamaran si duda itu" gumamnya lirih.

Ia kembali membuka album fotonya dan membakar semua kenangan bersama Handi.

"Sa.. Maafin aku ya?" pinta Handi lirih di belakang Rosa.

Dengan terburu-buru Handi berangkat menemui Rosa, ia ingin menyelesaikannya dengan baik-baik.

Rosa menoleh ke belakang, ia melihat Handi datang membawa buket bunga untuknya.

"Aku selalu maafin kamu Han, tapi maaf aku udah gak bisa sama kamu lagi. Aku udah nerima lamaran Dennis, jadi bawa aja lagi buket bunganya" jawab Rosa getir.

Handi menundukkan kepalanya dan merogoh saku celananya untuk mengambil kotak beludru warna merah "padahal aku ingin melamarmu"kata Handi sambil memperlihatkan cincin bertabur blue saphire.

Rosa menyeka air matanya "sudah terlambat Han, lebih baik buat wanita yang memang jodohmu".

Handi tersenyum kecut "Terimakasih untuk 9 tahun 11 bulannya, Rosa. Aku berdoa semoga Dennis membuatmu bahagia lahir batin. Maafkan aku".

Handi meninggalkan Rosa tanpa melihatnya lagi, inilah akhir dari hubungan Handi dan Rosa setelah hampir 10 tahun terombang ambing menunggu restu orangtua.

Ia kembali ke mobilnya dan menyuruh Pak Darmo supirnya menuju ke kantor.

Handi adalah CEO dari perusahaan makanan ringan terbesar se asia tenggara, ia membangun perusahaan ini murni dari hasil jerih payahnya di masa muda.

Handi bukan berasal dari konglomerat, namun sekarang ia masuk jajaran Forbes 40.

Tindak tanduknya sangat mempengaruhi perusahannya, begitu ia membuat skandal saham perusahannya bisa anjlok.

Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Nora "Halo Ra, sebentar lagi makan siang. Saya tunggu kamu di lobby jangan lupa bawa Tab-mu untuk mencatat ide saya".

Nora bergegas menuju lobi, hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang sekertaris.

Ia menggunakan dress tanpa lengan diatas mata kaki, dan dibaluti blazer asimetris yang simpel. Tak lupa ia menggunakan high heels 5cm untuk menunjang penampilannya.

"Segera masuk,kita makan di Grandma's recipes" perintah Handi pada Nora.

Nora duduk disebelah Handi, dan di kursi penumpang depan ada Dilan yang sedang menganalisa saham.

"Kamu sudah lapar?" tanya Handi.

"Udah pak,tapi saya bawa bekal juga kok" kata Nora memperlihatkan kotak bekalnya.

"Nanti kamu makan bareng saya".

"Pak, alasan bapak merekrut saya jadi sekertaris apa ya?" tanya Nora sopan.

"Iseng aja. Saya butuh teman curhat lebih tepatnya".

Nora tertawa mendengar kejujuran Handi "pasti bapak belum bisa move on dari Bu Rosa ya?".

Handi hanya bisa nyengir mendengar penuturan sekertarisnya.

"Lagian sih bapak pake pacaran beda keyakinan segala. Untung bukan beda alam,berabe" ucap Nora blak-blakan.

"Namanya juga budak cinta, daripada kamu budak korporat" ucap Handi sinis.

"Budak korporat enak pak, digaji.Budak cinta boro-boro digaji yang ada keluar duit terus" seru Nora sambil menutup mulutnya.

Handi tertawa ngakak mendengar ocehan Nora. Inilah mengapa ia memilih Nora sebagai sekertarisnya, setiap saat selalu aja ada yang dikomentarin.

"Pak, itu buket bunga di bagasi buat bu Rosa? Pasti mahal, secara bunga mawar semua isinya".

"Iya tapi dia nolak Ra.Tadi saya ke rumahnya,dia lagi ngebakarin album kami sambil nangis. Ya udah saya lamar, eh di tolak deh. Itu bunga buat kamu aja lah" kata Handi sendu.

"Yah sayang banget. Yang sabar ya pak semoga kelak bapak dapat jodoh yang lebih baik lagi, semoga bapak sehat selalu supaya bisa ketemu jodohnya" doa Nora untuk Handi.

Handi tersenyum ke arah Nora dan seketika ingin healing ke kebun teh.

"Pak Dar, ganti haluan deh. Kita ke kebun teh aja. Saya butuh udara segar".

"Kebun teh milik bapak? 2 jam perjalanan dari sini pak. Lebih baik kalian makan dulu" kata Pak Darmo bijak.

"Oke deh di rest area aja pak" perintah Handi kemudian.

Dalam perjalanan menuju ke kebun teh, Nora merasa ngantuk. Matanya begitu berat, dan ia mencoba untuk bertahan namun selalu kembali tertidur. Pada akhirnya ia tertidur di pundak Handi yang sedang fokus melihat tabnya.

Handi sempat menoleh dan kembali memeriksa email. Ia tidak mau membangunkan wanita yang hobi ngelawak ini.

"Pak kita mau ke rest area. Bapak mau nitip apa? Tanya Dilan yang tahu keadaan di kursi penumpang belakang.

"Belikan makanan siap saji aja. Terserah mau apa aja boleh. Jangan lupa beli buat lu dan pak Darmo" ucap Handi pelan.

Ia menoleh ke arah Nora yang sedang tertidur pulas. Wajahnya begitu cantik, pria mana yang mampu menolaknya?

Handi menghela napasnya, sadar jika barang pusaka miliknya terbangun ingin dimanja.

Tapi sama siapa?

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!