FLASH BACK ON
Rosa dan Handi sudah menjalani pacaran hampir 10 tahun. Mereka bertemu di kampus dengan jurusan yang sama mengambil S3 disana.
Awalnya Rosa patah hati karena baru diputusin sama pacarnya dan berniat bunuh diri dengan loncat dari lantai 10 di kampusnya.
Namun karena Handi melihat gelagat Rosa yang aneh sejak awal, ia mengikuti Rosa sampai ke lantai 10. Ia melihat Rosa nangis tersendu-sendu di dekat balkon dan gak berapa lama manjat balkon kampus.
Tanpa berpikir panjang, Handi langsung menarik tubuh Rosa ke dalam pelukannya. Disitu Rosa menangis histeris.
Handi melihat tangannya penuh dengan luka sayatan.
"Lu ngapain sih pake niatan bunuh diri segala? Emang hidup lu udah paling sial aja?" hardik Handi kesal sambil memeluk Rosa.
"Udah lah gak perlu menyesali hidup lu. Udah mah hidup lu kelam, bikin Tuhan repot lihat tingkah lu yang aneh. Lu bunuh diri juga ga bakal masuk surga, malah jadi hantu gentayangan, makin bikin susah orang aja".
"Kamu kok ngomongnya jahat banget sih? Kamu gak akan tau rasanya patah hati" ucap Rosa dengan suara seraknya.
"Lu di omongin baik-baik ngelunjak. Mending realitanya aja deh ntar juga lu mikir sendiri omongan gw setelah lu tenang" tegas Handi.
Rosa melepas pelukan Handi "Aku gak butuh kamu nyelametin aku. Kamu bukan superman, lebih baik kamu menyingkir aja! Nyusahin aja".
Handi menarik tangan Rosa dan melihat kembali sayatan-sayatan kecil yang ada di tangannya. Ia meraba lukanya dan mencium luka itu.
Rosa terkejut melihat perlakuan Handi, dan Handi memagut bibirnya lembut.
Seketika rasa kesal dan sedih yang dialaminya hilang begitu saja. Ada rasa hangat yang menjalar ke hatinya. Rosa memagut bibir Handi dengan lembut, seakan sentuhan yang Rosa beri adalah tanda terima kasih nya pada Handi.
Mereka melepas pagutannya dan menghirup udara dengan cepat,lalu berciuman lagi.
Mereka lupa tempat karena masih asik berciuman.
"Han.. Kamu gak salah melakukan ini?" tanya Rosa.
Handi menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul "ayo kita pacaran, siapa tau gw bisa obatin luka lu".
**
FLASH BACK OFF
Rosa melihat kembali foto ia dan Handi saat masih kuliah dulu, tak terasa air matanya jatuh dari pelupuk matanya.
Ia merobek fotonya dan langsung membakarnya.
"Usiaku udah 40 tahun, mau sampai kapan nungguin dilamar kamu. Mending aku terima lamaran si duda itu" gumamnya lirih.
Ia kembali membuka album fotonya dan membakar semua kenangan bersama Handi.
"Sa.. Maafin aku ya?" pinta Handi lirih di belakang Rosa.
Dengan terburu-buru Handi berangkat menemui Rosa, ia ingin menyelesaikannya dengan baik-baik.
Rosa menoleh ke belakang, ia melihat Handi datang membawa buket bunga untuknya.
"Aku selalu maafin kamu Han, tapi maaf aku udah gak bisa sama kamu lagi. Aku udah nerima lamaran Dennis, jadi bawa aja lagi buket bunganya" jawab Rosa getir.
Handi menundukkan kepalanya dan merogoh saku celananya untuk mengambil kotak beludru warna merah "padahal aku ingin melamarmu"kata Handi sambil memperlihatkan cincin bertabur blue saphire.
Rosa menyeka air matanya "sudah terlambat Han, lebih baik buat wanita yang memang jodohmu".
Handi tersenyum kecut "Terimakasih untuk 9 tahun 11 bulannya, Rosa. Aku berdoa semoga Dennis membuatmu bahagia lahir batin. Maafkan aku".
Handi meninggalkan Rosa tanpa melihatnya lagi, inilah akhir dari hubungan Handi dan Rosa setelah hampir 10 tahun terombang ambing menunggu restu orangtua.
Ia kembali ke mobilnya dan menyuruh Pak Darmo supirnya menuju ke kantor.
Handi adalah CEO dari perusahaan makanan ringan terbesar se asia tenggara, ia membangun perusahaan ini murni dari hasil jerih payahnya di masa muda.
Handi bukan berasal dari konglomerat, namun sekarang ia masuk jajaran Forbes 40.
Tindak tanduknya sangat mempengaruhi perusahannya, begitu ia membuat skandal saham perusahannya bisa anjlok.
Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Nora "Halo Ra, sebentar lagi makan siang. Saya tunggu kamu di lobby jangan lupa bawa Tab-mu untuk mencatat ide saya".
Nora bergegas menuju lobi, hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang sekertaris.
Ia menggunakan dress tanpa lengan diatas mata kaki, dan dibaluti blazer asimetris yang simpel. Tak lupa ia menggunakan high heels 5cm untuk menunjang penampilannya.
"Segera masuk,kita makan di Grandma's recipes" perintah Handi pada Nora.
Nora duduk disebelah Handi, dan di kursi penumpang depan ada Dilan yang sedang menganalisa saham.
"Kamu sudah lapar?" tanya Handi.
"Udah pak,tapi saya bawa bekal juga kok" kata Nora memperlihatkan kotak bekalnya.
"Nanti kamu makan bareng saya".
"Pak, alasan bapak merekrut saya jadi sekertaris apa ya?" tanya Nora sopan.
"Iseng aja. Saya butuh teman curhat lebih tepatnya".
Nora tertawa mendengar kejujuran Handi "pasti bapak belum bisa move on dari Bu Rosa ya?".
Handi hanya bisa nyengir mendengar penuturan sekertarisnya.
"Lagian sih bapak pake pacaran beda keyakinan segala. Untung bukan beda alam,berabe" ucap Nora blak-blakan.
"Namanya juga budak cinta, daripada kamu budak korporat" ucap Handi sinis.
"Budak korporat enak pak, digaji.Budak cinta boro-boro digaji yang ada keluar duit terus" seru Nora sambil menutup mulutnya.
Handi tertawa ngakak mendengar ocehan Nora. Inilah mengapa ia memilih Nora sebagai sekertarisnya, setiap saat selalu aja ada yang dikomentarin.
"Pak, itu buket bunga di bagasi buat bu Rosa? Pasti mahal, secara bunga mawar semua isinya".
"Iya tapi dia nolak Ra.Tadi saya ke rumahnya,dia lagi ngebakarin album kami sambil nangis. Ya udah saya lamar, eh di tolak deh. Itu bunga buat kamu aja lah" kata Handi sendu.
"Yah sayang banget. Yang sabar ya pak semoga kelak bapak dapat jodoh yang lebih baik lagi, semoga bapak sehat selalu supaya bisa ketemu jodohnya" doa Nora untuk Handi.
Handi tersenyum ke arah Nora dan seketika ingin healing ke kebun teh.
"Pak Dar, ganti haluan deh. Kita ke kebun teh aja. Saya butuh udara segar".
"Kebun teh milik bapak? 2 jam perjalanan dari sini pak. Lebih baik kalian makan dulu" kata Pak Darmo bijak.
"Oke deh di rest area aja pak" perintah Handi kemudian.
Dalam perjalanan menuju ke kebun teh, Nora merasa ngantuk. Matanya begitu berat, dan ia mencoba untuk bertahan namun selalu kembali tertidur. Pada akhirnya ia tertidur di pundak Handi yang sedang fokus melihat tabnya.
Handi sempat menoleh dan kembali memeriksa email. Ia tidak mau membangunkan wanita yang hobi ngelawak ini.
"Pak kita mau ke rest area. Bapak mau nitip apa? Tanya Dilan yang tahu keadaan di kursi penumpang belakang.
"Belikan makanan siap saji aja. Terserah mau apa aja boleh. Jangan lupa beli buat lu dan pak Darmo" ucap Handi pelan.
Ia menoleh ke arah Nora yang sedang tertidur pulas. Wajahnya begitu cantik, pria mana yang mampu menolaknya?
Handi menghela napasnya, sadar jika barang pusaka miliknya terbangun ingin dimanja.
Tapi sama siapa?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Greenindya
sama sabun mandi aja🤣
2023-12-29
1
Diamond
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
2023-12-25
1