CL - 05. Rindu

"Adakah hal yang lebih membuatmu nyaman selain berada di peluk kekasihmu?”

Tefan langsung dipindahkan ke salah satu rumah sakit umum di Bandung, keadaannya tidak begitu parah begitupun dengan Reno. Reno mendapatkan tulang betisnya sedikit bergeser tapi menurut dokter tidak begitu serius dan bisa diatasi dengan penanganan yang cepat. Tefan mengalami luka di bagian kepala, terbentur namun tidak ada luka dalam yang serius. Aku belum bisa menjenguk Tefan di rumah sakit. Waktunya belum pas, orang tuanya kerap menunggui Tefan 24 jam. Nina sering mengajak pergi bersama, tapi aku menolak dengan halus. Meski aku tahu dia pasti bertanya - tanya mengapa aku belum menemui Tefan padahal Tefan adalah sahabat baikku.

Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa berbuat banyak. Aku harus menunggu sampai Tefan tidak dijaga ketat oleh orang tuanya. Mungkin besok atau lusa baru aku bisa menemuinya, sebab menurut info dari Nina orang tua Tefan akan kedatangan kolega bisnis dari luar negeri. Mudah - mudahan saja benar, sehingga aku bisa menemui sekaligus menjaga Tefan beberapa jam. Aku juga belum menanyakan kabarnya lewat BBM atau pesan singkat, hanya titip salam lewat Nina. Semoga dia mengerti posisi aku.

Lagi pula belakangan ini aku lumayan disibukkan dengan urusan restoran, Jane sebulan lagi akan melangsungkan pernikahannya. Jadi saat ini dia juga cukup sibuk mempersiapkan segala sesuatunya di samping dia juga harus mengajarkan aku ilmu yang dimilikinya. Cukup repot tapi aku berusaha untuk menikmatinya.

Bekerja memang cukup mengalihkan aku untuk memikirkan Tefan tapi tetap saja saat waktu - waktu istirahat di pikiranku Cuma ada dia. Baru seminggu tidak bertemu, rindu yang aku rasakan seperti tak terbendung. Bekerjapun rasanya jadi tak tenang karena memikirkan kondisi dia tanpa ada aku di sana. Walau aku tahu dia akan merasa nyaman dengan kehadiran Nina.

Tefan... aku rindu kamu.

Sebuah pesan singkat masuk ke gadget-ku, dari Nina.

“Riana, kamu bisa temenin Tefan gak di rumah sakit? Aku harus ke butik ada complain dari customer aku.”

Begitulah isi pesan singkat dari Nina, membuat sesuatu di dalam dadaku seolah berlonjak karena senang. Akhirnya kesempatan itu datang. Aku segera membalas pesan singkat tersebut dengan jawaban OK. Lalu aku bersiap - siap ke rumah sakit, tidak sabar ingin bertemu Tefan. Sepanjang perjalanan aku bersenandung tak kuasa menahan kegembiraan. Aku mampir sebentar ke swalayan untuk membeli buah, Tefan sangat suka Apel Malang. Aku mau membelikan itu untuknya, sekaligus memberi dia kejutan.

Aku senyum senyum sendiri dalam hati, membayangkan pertemuan nanti. Sekitar pukul tiga sore barulah aku sampai di rumah sakit, langsung menuju ke kamar perawatan nomor 202. Dari balik pintu yang berkaca di tengahnya, aku mengintip keadaan Tefan. Sekaligus mencari tahu dia sedang bersama siapa. Tapi kulihat dia sedang tidur dan sendirian saja. Pelan - pelan kutekan tuas pintu dan membukanya. Aku berjalan dengan langkah sepelan mungkin takut mengganggu istirahatnya.

Saat aku duduk di sampingnya, Tefan lalu membuka mata.

“Hei...” Sapaku.

“Kenapa baru datang?” Tanyanya.

Aku tersenyum padanya lalu berkata “Kamu mengerti kan gimana keadaannya? Aku gak mungkin menemui kamu saat orang tua kamu masih menjaga kamu dengan ketat.”

Dia pun tersenyum lembut ke arahku lalu menarik tanganku dan meremasnya pelan.

“Aku kangen.” Katanya.

“Aku juga. Apa yang sakit?”

“Di sini.” Tunjuknya pada bagian dada, rupanya dia mau menggodaku.

“Iihh... kok di situ sih.” Jawabku sedikit manja.

“Iyah bener, sakitnya tuh di sini. Hehe...”

“Lebbay deh. Huu... serius nanya tahu.”

“Sekarang sudah tidak ada yang sakit, hanya saat - saat tertentu saja kepalaku masih sering terasa pusing. Kamu lama banget baru ke sini.”

“Kita harus bahas ulang lagi nih?”

“Eh iya iya, maaf. Haha...”

“Orang tua kamu katanya kedatangan tamu dari luar negeri ya?”

“Kudengar sih begitu. Entahlah siapa. Tapi bersyukur akhirnya mereka ada keperluan penting. Kalau nggak mungkin sampai aku keluar dari rumah sakit ini, kita tidak akan pernah ketemu.”

“Iyah, makanya aku juga senang banget mendengar berita itu dari Nina. Kebetulan juga Nina tadi telpon dan minta aku gantian jagain kamu karena dia lagi ada permasalahan di butiknya. Suatu kebetulan yang menyenangkan. Hehe.”

Tefan mempererat remasan tangannya pada jemariku, memberikan kehangatan tersendiri. Mengaliri seluruh saraf di tubuhku dan sepintas seperti merasakan gelombang yang hebat. Terlebih ketika dia berusaha bangun dari posisinya yang berbaring dan mencuri cium ke bibirku. Aku cukup terkejut dan salah tingkah tapi tidak juga menolak ketika bibirnya perlahan melumat bibirku. Begitu lembut seolah aku ini adalah manusia paling rapuh karena itu dia memperlakukanku sangat lembut dan pelan. Meski begitu tubuhku seperti bergetar dan melayang saat dia menggigit bibir bawahku untuk membuat lidahnya bebas menjelajahi rongga mulutku. Ketika dia mengusaikan ciumannya barulah saat itu aku bisa bernafas dengan lega.

Bahkan setelah berciumanpun aku masih merasakan bibirnya melekat di bibirku, sensasinya belum sempurna hilang. Membuat aku malu dan mungkin wajahku ikut merona merah seperti kepiting rebus. Padahal ini bukan kali pertama aku dan Tefan berciuman, kayak anak ABG baru jatuh cinta saja. Aku sulit sekali menyembunyikan perasaan kekanakan itu.

“Kamu kok jadi malu - malu gitu sih?” Tanya Tefan jail.

“Siapa yang malu - malu.” Jawabku berusaha menutupi tapi yang terjadi malah sebaliknya.

“Tuh, wajah kamu semakin bersemu merah. Hihi...”

“Tefaan....” jeritku sambil menatapnya jenaka.

“Iya iya gak malu malu, tapi malu-maluin. Hehe... masa umur sudah lewat seperempat abad tapi masih malu-malu gitu sih? Kayak nggak pernah dicium saja.” Godanya lagi.

“Masih mau dibahas nih?”

“Yeehh ngambek. Iya udah nggak. Kita bahas yang lain saja kalau gitu. Gimana restoran kamu?”

“Lumayan membuat sibuk, ternyata merintis sebuah usaha itu susah minta ampun. Nggak kebayang dulu papaku sama papamu merintis usaha mereka. Semua dimulai dengan kerja keras, walau pada akhirnya mereka berseteru dan hubungan keluarga kita menjadi tidak baik.”

“Sudah gak usah diingat - ingat lagi, yang lalu biar berlalu dan kita jadikan hal itu sebuah pelajaran berarti seumur hidup kita. Aku Cuma berdoa semoga keluarga kita bisa kembali seperti dulu lagi.”

“Aku juga berdoa yang sama, biar kita bertemu tidak perlu kucing - kucingan seperti ini.”

Tefan berusaha menghiburku dengan menarikku ke dalam pelukannya. Dia membisikkan kata - kata bahwa kelak semua pasti baik - baik saja. Di dalam pelukan Tefan aku merasa tidak perlu bersembunyi lagi, dia selalu membuatku merasa nyaman berada di sana. Seperti terlindungi dan berani meyakini apapun yang ada di depan kami kelak pasti bisa teratasi.

“Jangan sedih lagi.” Ucapnya lirih

Aku hanya mengangguk pelan dan membenamkan kepala ke dadanya yang bidang. Tuhan, andai saja selalu bisa seperti ini, berada dalam peluknya sampai waktu tak lagi berpihak.

“Adakah hal yang lebih membuatmu nyaman selain berada di peluk kekasihmu? Bagiku kesempatan ini adalah sesuatu yang akan kuingat, sebab aku tahu apa yang kupeluk saat ini suatu saat bukan lagi untukku.”

*

*

*

Nina baru tiba di rumah sakit ketika pukul sembilan malam, saat itu aku sedang duduk di kursi tunggu kamar rawat sambil membaca beberapa majalah. Dia sama sekali tidak curiga, karena baik aku atau Tefan memang tidak melakukan hal yang berlebihan ketika dia datang. Dia membawakan martabak kesukaanku dan sate kambing untuk Tefan. Iyah, Tefan memang doyan sate kambing.

Aku bilang ke Nina kalau martabaknya biar aku makan di rumah saja, takut mengganggu kebersamaan mereka. Lagipula tidak ada alasan lagi bagiku untuk tinggal lebih lama, aku sudah punya waktuku sendiri untuk Tefan sore hingga malam tadi. Sekarang biar mereka bersama, aku bisa saja cemburu jika tetap berada di sana. Akhirnya aku pamit pada Nina dan Tefan.

“Nin, Fan... aku balik dulu yah. Takut kemalaman.”

“Iyah Na, makasih ya sudah jagain Tefan. Kamu hati-hati pulangnya.” Jawab Nina.

“Hati - hati Riana. Jangan ngebut.” Sahut Tefan tak ketinggalan.

Ucapan mereka kubalas dengan senyum lalu menghilang dari balik pintu kamar rawat inap.

Sebenarnya aku juga cemburu meninggalkan mereka berdua dalam satu kamar, walaupun itu kamar rumah sakit tapi tetap saja mereka akan bermesraan. Tak ada batasan bagi mereka, mereka punya status hubungan, sementara aku? Aku punya apa? Status juga tidak jelas, memang iya punya status tapi hanya sebagai sahabat. Sahabat yang diam - diam melakukan hubungan tidak resmi dengan pacar sahabatnya sendiri. Entahlah disebut apa hubungan seperti ini, di satu sisi aku dan Tefan juga sahabat dari kecil yang kemudian tumbuh benih-benih cinta dan di sisi lain Nina pacar Tefan juga adalah sahabatku sendiri.

Aku tahu perasaan Tefan ke Nina tidak sebesar perasaan dia kepadaku, tapi tetap aku merasa tidak ada gunanya jika pada akhirnya aku juga tidak bisa bersama Tefan. Tefan dan Nina sejak lahir sudah ditakdirkan sebagai pasangan oleh kedua orang tua mereka. Sementara aku mungkin hanya bayang-bayang di balik hubungan keduanya. Jika hal ini kerap kupikirkan, tidak hanya kepalaku yang pusing tapi dadaku juga sesak hingga tak mampu bernafas dengan baik.

Bagi sebagian orang mungkin ini adalah hal yang salah dan tidak boleh berlangsung terus menerus. Padahal mereka tidak tahu bagaimana rasanya bila jadi aku, aku juga tidak ingin hubungan yang seperti ini. Tapi aku bisa berbuat apa? Semuanya serba rumit, jika aku menghindar karena hubungan mereka, itu suatu tindakan yang kekanakan. Nina bisa saja tahu semuanya tapi apa aku tega menyakiti perasaannya padahal aku tahu bagaimana perasaan dia ke Tefan? Dia juga sangat mencintai Tefan sama besar seperti aku mencintai pria itu.

Sekalipun dia tidak pernah melukai hati Tefan, jangankan melukai bahkan untuk membuatnya tersinggung sedikitpun tidak pernah dilakukan Nina. Baik posisi aku atau Tefan, dua - duanya serba sulit. Aku sadar posisi Tefan, dia tidak mungkin meninggalkan Nina yang sudah begitu baik padanya. Juga tidak mungkin meninggalkan perempuan itu karena kedua orang tuanya sudah menginginkan mereka bersama sejak dulu. Andai saja Nina punya satu kesalahan atau cacat saja, mungkin Tefan punya alasan untuk meninggalkan Nina. Tapi Nina bahkan sangat sempurna, cantik, mandiri, dewasa, cerdas dan baik hati. Hampir tak ada cela sedikitpun.

Kalau alasan dia harus meninggalkan Nina karena lebih mencintai perempuan lain yang sebenarnya adalah aku, seumur hidup dia mungkin akan diliputi rasa bersalah. Aku bahkan tidak bisa memaksa dia untuk bersamaku karena Nina. Nina terlalu baik untuk mendapatkan perlakuan buruk. Memang benar, cepat atau lambat suatu saat Nina pasti tahu siapa aku dan siapa Tefan dalam hal ini. Tapi bukankah akan lebih baik jika dia tidak tahu saja, aku mempertaruhkan seluruh hidupku hanya agar Nina tak pernah tahu perasaanku terhadap Tefan.

Banyak hal yang harus dikorbankan tapi tidak harus Nina. Karena aku juga sayang pada perempuan satu itu. Aku tidak tahu harus mengambil langkah apa, memilih mundur dari Tefan ataukah tetap melaju meski tanpa kejelasan hubungan. Entah mana yang lebih baik.

Sepanjang jalan pulang ke rumah, aku hanya memikirkan Tefan dan Nina. Aku sampai harus marah ke diri sendiri mengingat kisah segitigia di antara kami. Bila harus ada yang pergi mungkin akulah orangnya, tapi aku tidak bisa pergi. Aku juga tidak bisa menyakiti perasaanku sendiri, sudah cukup lama aku menunggu kabar dari Tefan dan sekarang setelah dia kini di depan mata, apakah aku harus pergi? Apa aku setega itu ke diri sendiri? Kedengarannya memang egois, tapi aku tidak bisa jadi orang munafik terhadap diri sendiri. Aku tidak bisa.

***

Note: Trimakasih sudah mampir membaca tulisan dan kisah perjalanan cinta Riana, Tefan, dan Nina. Jangan lupa komen dan kasih saran bagaimana harusnya tulisan ini yak! aku tunggu.

Terpopuler

Comments

Widhi Labonee

Widhi Labonee

hmmm.. tringat mudaku dulu,, pernah diposisi Riana... hadeeuuh cintaaa cintaaa membuat hati gundah gulana merana tiada tara...

2022-02-01

0

Mami Vanya Kaban

Mami Vanya Kaban

kasihan juga si nina dikhianati sahabat dan pacarnya, lebih baik cepat2 terbongkar dan biarkan nina mendapatkan kekasih yg setia

2021-01-21

1

Slamet

Slamet

terlalu memaksakan perasaan,klu ditruskan akan banyak yg trsakiti.....tp klu mengalah mungkin hy bbrapa glintir yg trsakiti

2020-08-30

3

lihat semua
Episodes
1 CL - 01. Jelouse
2 CL - 02. Hanya Perlu Mencintainya
3 CL - 03. Papa Tefan
4 CL - 04. Bukan Aku
5 CL - 05. Rindu
6 CL - 06. Menikah?
7 CL - 07. Tetaplah Bersamaku
8 CL - 08. Cinta Saja Belum Cukup
9 CL - 09. Tak Baik-Baik Saja
10 CL - 10. Takdirku
11 CL - 11. Tak Akan Lari Lagi
12 CL - 12. Kumohon Kembalilah
13 CL - 13. Maafkan Aku
14 CL - 14. Ucapan Perpisahan
15 CL - 15. Hari Pernikahan
16 CL - 16. Menjauh
17 CL- 17. Pulang
18 CL - 18. Menemui Nina
19 CL - 19. Mencari Tanpa Petunjuk
20 CL - 20. Diburu Bagai Buronan
21 CL - 21. Ancaman
22 CL - 22. Jauhi Tefan
23 CL - 23. Pergilah
24 CL - 24. Babak Baru
25 CL - 25. Aroma Perjodohan
26 CL - 26. Ternyata...
27 CL - 27. Pertemuan Pertama
28 CL - 28. Dia Menghancurkan Milikku.
29 CL-29. Mencari Solusi
30 CL - 30. Keseriusan Saka
31 CL - 31. Saka, Trimakasih!
32 CL - 32. Makan Malam Keluarga
33 CL - 33. Bertemu Setelah Bertahun-Tahun
34 CL - 34. Melangkah Pergi
35 CL - 35. Menerima Tawaran Saka
36 CL - 36. Perkelahian
37 CL- 37. Nina Akhirnya Hamil
38 CL - 38. Jujur
39 CL - 39. Ancaman Tefan
40 CL - 40. Jujur
41 CL - 41. Dilamar
42 CL - 42. Menemani Papa Terapi
43 CL - 43. Teror Tefan
44 CL - 44. Kebaikan Saka
45 CL - 45. Penetapan Tanggal Pernikahan
46 CL - 46. Diculik
47 CL - 47. Diculik Bag. 2
48 CL - 48. Diculik Bag. 3
49 CL - 49. Rumah Sakit
50 CL - 50. Tefan Mendekam di Penjara
51 CL - 51. Menikah
52 CL - 52. Bulan Madu
53 CL - 53. Bulan Madu 2
54 CL - 54. Kabar Duka
55 CL - 55. Masih Suasana Duka
56 CL - 56. Kebahagiaan Setelah Kehilangan
57 CL - 57. Ngidam
58 CL - 58. Morning Sickness
59 CL - 59.
60 CL.60 - Permintaan Calon Bayi
61 CL - 61. 5 Bulan Kemudian
62 CL - 62. Cinta Yang Bertambah Setiap Hari
63 Halo.., Halo..., Bikin Season 2 Gak ya? Hehe
64 COMPLICATED LOVE MUSIM KEDUA SEGERA RILIS
65 Musim Kedua: Memulai Kembali
66 Musim Kedua: Seperti De Javu
67 Musim Kedua: Pertemuan
68 Musim Kedua: Pertemuan ( 2 )
69 Musim Kedua: Pindah
70 Musim Kedua: Sekolah Kiano
71 Musim Kedua: Bermain Bersama Om Ganteng
72 Musim Kedua: Tentang Saka
73 Musim Kedua: Tentang Saka (2)
74 Musim Kedua: Kematian Saka
75 Musim Kedua: Gugup
76 Musim Kedua: Rencana Tefan
77 Musim Kedua: Femi Kembali
78 Musim Kedua: Bangkit
79 Musim Kedua: Kedatangan Tefan
80 Musim Kedua: Daftar Sekolah Kiano
81 Musim Kedua: Ketahuan Femi
82 Musim Kedua: Dilabrak
83 Musim Kedua: Senja Bersamamu
84 Musim Kedua: Kemarahan Riana
85 Musim Kedua: Hangatnya Sebuah Pelukan
86 Musim Kedua: Diserang Orang Tak Dikenal
87 Musim Kedua: Permintaan Maaf Tefan
88 Musim Kedua: Sebuah Pertanyaan
89 Musim Kedua: Om Boleh Menikahi Bunda?
90 Musim Kedua: Takut Kehilangan
91 Musim Kedua: Bunda, Mau kan?
92 Musim Kedua: Disiram Kopi Panas
93 Musim Kedua: Kemarahan Tefan
94 Musim Kedua: Kiano Diculik
95 Musim Kedua: Menyelamatkan Kiano
96 Musim Kedua: Ajakan Menikah
97 Musim Kedua: Makan Malam
98 Musim Kedua: Makan Malam (Part. 2)
99 Musim Kedua: Mendadak Nikah
100 Musim Kedua: Bimbang
101 Musim Kedua: Tempatmu Pulang
102 Musim Kedua: Kedatangan Keluarga Saka
103 Musim Kedua: Ketulusan
104 Musim Kedua: I Love You
105 Marry You
106 Menjadi Pengantin Baru
107 Tragedi Malam Pertama
108 Jatuh Cinta Lagi
109 Pindah Rumah
110 Tingkah Tengil Tefan
111 Pelan-pelan, Sayang.
112 Ingin Anak Yang Lucu
113 Memaksakan Kehendak
114 Tefan Orang Baik
115 Kelakuan Si Mantan Mertua
116 Kiano Ingin Ikut Masak
117 Ingin Segera Punya Anak
118 Ternyata Mereka Belum Pulang
119 Raka Masuk Rumah Sakit
120 Apakah Kamu Ngidam?
121 Saka Koma
122 Kejujuran Riana
123 Penantian Yang Tertunda
124 Mengunjungi Saka
125 Orang Tua Macam Apa?
126 Perkembangan Kondisi Saka
127 Setelah Semua Berlalu
128 Di mana Anak dan Isteriku?
129 Saka Terus Memaksa
130 Waktu Yang Berhenti
131 Kejujuran Yang Menyakitkan
132 Sheril Yang Malang
133 Jika Hidup Itu Mudah
134 Terimalah Takdirmu
135 Makan Malam Tak Terduga
136 Perkenalkan Aku Ayahmu
137 Sayang, Apa Kamu Siap?
138 Sebuah Kado Terindah
139 Kebahagiaan Yang Tak Ternilai Harganya
140 [END] Bahagia Itu Sederhana
Episodes

Updated 140 Episodes

1
CL - 01. Jelouse
2
CL - 02. Hanya Perlu Mencintainya
3
CL - 03. Papa Tefan
4
CL - 04. Bukan Aku
5
CL - 05. Rindu
6
CL - 06. Menikah?
7
CL - 07. Tetaplah Bersamaku
8
CL - 08. Cinta Saja Belum Cukup
9
CL - 09. Tak Baik-Baik Saja
10
CL - 10. Takdirku
11
CL - 11. Tak Akan Lari Lagi
12
CL - 12. Kumohon Kembalilah
13
CL - 13. Maafkan Aku
14
CL - 14. Ucapan Perpisahan
15
CL - 15. Hari Pernikahan
16
CL - 16. Menjauh
17
CL- 17. Pulang
18
CL - 18. Menemui Nina
19
CL - 19. Mencari Tanpa Petunjuk
20
CL - 20. Diburu Bagai Buronan
21
CL - 21. Ancaman
22
CL - 22. Jauhi Tefan
23
CL - 23. Pergilah
24
CL - 24. Babak Baru
25
CL - 25. Aroma Perjodohan
26
CL - 26. Ternyata...
27
CL - 27. Pertemuan Pertama
28
CL - 28. Dia Menghancurkan Milikku.
29
CL-29. Mencari Solusi
30
CL - 30. Keseriusan Saka
31
CL - 31. Saka, Trimakasih!
32
CL - 32. Makan Malam Keluarga
33
CL - 33. Bertemu Setelah Bertahun-Tahun
34
CL - 34. Melangkah Pergi
35
CL - 35. Menerima Tawaran Saka
36
CL - 36. Perkelahian
37
CL- 37. Nina Akhirnya Hamil
38
CL - 38. Jujur
39
CL - 39. Ancaman Tefan
40
CL - 40. Jujur
41
CL - 41. Dilamar
42
CL - 42. Menemani Papa Terapi
43
CL - 43. Teror Tefan
44
CL - 44. Kebaikan Saka
45
CL - 45. Penetapan Tanggal Pernikahan
46
CL - 46. Diculik
47
CL - 47. Diculik Bag. 2
48
CL - 48. Diculik Bag. 3
49
CL - 49. Rumah Sakit
50
CL - 50. Tefan Mendekam di Penjara
51
CL - 51. Menikah
52
CL - 52. Bulan Madu
53
CL - 53. Bulan Madu 2
54
CL - 54. Kabar Duka
55
CL - 55. Masih Suasana Duka
56
CL - 56. Kebahagiaan Setelah Kehilangan
57
CL - 57. Ngidam
58
CL - 58. Morning Sickness
59
CL - 59.
60
CL.60 - Permintaan Calon Bayi
61
CL - 61. 5 Bulan Kemudian
62
CL - 62. Cinta Yang Bertambah Setiap Hari
63
Halo.., Halo..., Bikin Season 2 Gak ya? Hehe
64
COMPLICATED LOVE MUSIM KEDUA SEGERA RILIS
65
Musim Kedua: Memulai Kembali
66
Musim Kedua: Seperti De Javu
67
Musim Kedua: Pertemuan
68
Musim Kedua: Pertemuan ( 2 )
69
Musim Kedua: Pindah
70
Musim Kedua: Sekolah Kiano
71
Musim Kedua: Bermain Bersama Om Ganteng
72
Musim Kedua: Tentang Saka
73
Musim Kedua: Tentang Saka (2)
74
Musim Kedua: Kematian Saka
75
Musim Kedua: Gugup
76
Musim Kedua: Rencana Tefan
77
Musim Kedua: Femi Kembali
78
Musim Kedua: Bangkit
79
Musim Kedua: Kedatangan Tefan
80
Musim Kedua: Daftar Sekolah Kiano
81
Musim Kedua: Ketahuan Femi
82
Musim Kedua: Dilabrak
83
Musim Kedua: Senja Bersamamu
84
Musim Kedua: Kemarahan Riana
85
Musim Kedua: Hangatnya Sebuah Pelukan
86
Musim Kedua: Diserang Orang Tak Dikenal
87
Musim Kedua: Permintaan Maaf Tefan
88
Musim Kedua: Sebuah Pertanyaan
89
Musim Kedua: Om Boleh Menikahi Bunda?
90
Musim Kedua: Takut Kehilangan
91
Musim Kedua: Bunda, Mau kan?
92
Musim Kedua: Disiram Kopi Panas
93
Musim Kedua: Kemarahan Tefan
94
Musim Kedua: Kiano Diculik
95
Musim Kedua: Menyelamatkan Kiano
96
Musim Kedua: Ajakan Menikah
97
Musim Kedua: Makan Malam
98
Musim Kedua: Makan Malam (Part. 2)
99
Musim Kedua: Mendadak Nikah
100
Musim Kedua: Bimbang
101
Musim Kedua: Tempatmu Pulang
102
Musim Kedua: Kedatangan Keluarga Saka
103
Musim Kedua: Ketulusan
104
Musim Kedua: I Love You
105
Marry You
106
Menjadi Pengantin Baru
107
Tragedi Malam Pertama
108
Jatuh Cinta Lagi
109
Pindah Rumah
110
Tingkah Tengil Tefan
111
Pelan-pelan, Sayang.
112
Ingin Anak Yang Lucu
113
Memaksakan Kehendak
114
Tefan Orang Baik
115
Kelakuan Si Mantan Mertua
116
Kiano Ingin Ikut Masak
117
Ingin Segera Punya Anak
118
Ternyata Mereka Belum Pulang
119
Raka Masuk Rumah Sakit
120
Apakah Kamu Ngidam?
121
Saka Koma
122
Kejujuran Riana
123
Penantian Yang Tertunda
124
Mengunjungi Saka
125
Orang Tua Macam Apa?
126
Perkembangan Kondisi Saka
127
Setelah Semua Berlalu
128
Di mana Anak dan Isteriku?
129
Saka Terus Memaksa
130
Waktu Yang Berhenti
131
Kejujuran Yang Menyakitkan
132
Sheril Yang Malang
133
Jika Hidup Itu Mudah
134
Terimalah Takdirmu
135
Makan Malam Tak Terduga
136
Perkenalkan Aku Ayahmu
137
Sayang, Apa Kamu Siap?
138
Sebuah Kado Terindah
139
Kebahagiaan Yang Tak Ternilai Harganya
140
[END] Bahagia Itu Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!