Who Are You?

Who Are You?

Chapter 01

"Yuma, kau sudah dengar berita kalau Hito kecelakaan?" Tanya gadis berambut panjang, dia adalah Rena Anastasya, teman sekelas Mayuma Dameetha. Yuma gadis berambut sebahu itu hanya diam, dia tahu tentang berita kecelakaan yang menimpa Arnamawa Hito teman sekelasnya juga dan dia adalah cowok yang Yuma sukai.

"Sejak sembuh sifat Hito berubah drastis ya," Ucap Rena dengan sedih karena dia juga menyukai Hito sama seperti Yuma. Yuma menoleh ke Hito yang duduk di bangku depan di dekat pintu, dia hanya diam sepanjang waktu dan mengabaikan orang yang mengajaknya ngobrol.

Kenapa auranya berbeda dari sebelum kecelakaan?. (Batin Yuma)

Sebelum itu dia sangat menyenangkan....

#Flashback Hito sebelum kecelakaan.

Yuma berjalan masuk ke dalam kelasnya, dan dia melihat Hito yang sedang mengobrol asik dengan Laksan Ranji teman sekelasnya juga, sebelum menyapa Hito, Yuma menata rambutnya agar terlihat rapi di depan cowok yang di sukai itu, dan setelah dia merasa rapi dia berlari kecil ke arah mereka dan dia menggeser Ranji agar dia bisa dekat dengan Hito.

"Selamat pagiiii Hitooo," Sapa Yuma sambil menampilkan senyum cerahnya.

"Selamat pagi Yumaku sayang..." Jawab Ranji dengan ceria, Yuma menoleh ke Ranji dengan tatapan datar karena bukan Ranji yang dia harapkan untuk menjawab salamnya. Sedangkan Hito menoleh ke Ranji karena dia tiba-tiba di geser oleh Yuma padahal mereka sedang mengobrol tadi.

"Hito, tidak usah pedulikan dia, pedulikan saja aku...." Ucap Yuma sambil tersenyum.

"Yuma aku disini loh," Ucap Ranji dengan kesal.

"Siapa yang nanya?" Tanya Yuma dengan nada kesal.

"Ayo ke kelas sebelum bel bunyi," Ajak Hito sambil tersenyum. Yuma menghentak-hentakan kakinya dengan senang karena mendapatkan senyuman manis dari cowo idamannya itu, dan mereka berdua berjalan duluan meninggalkan Ranji.

"Hito..Hito terus, kapan sih Yuma ada waktu buat aku?" Tanya Ranji dengan kesal.

"Sadarlah kenyataan tak seindah imajinasi." Jawab cowok yang berjalan melewati Ranji, dia adalah Candra Dalvin Nugraha, dia juga teman sekelas Ranji dan mulutnya sangat pedas di bandingkan cewek-cewek sekelasnya.

"Ihhhhh anak itu," Geram Ranji dengan kesal.

Saat jam pelajaran, Hito fokus mendengarkan penjelasan dari guru, Ranji memainkan pensilnya karena dia jenuh, Dalvin juga mendengarkan penjelasan dari guru, dan hampir semua cewek di kelas ini hanya menatap ke arah Hito. Dan Bu Susi guru matematika itu sudah hafal dengan murid-muridnya di kelas ini.

"Bagi anak yang melihat Hito saya suruh mengerjakan semua soal ini di depan tanpa bantuan saya!" Tegas Bu Susi, mereka semua para cewek langsung duduk menghadap depan, Hito hanya diam dia sebenarnya merasa tidak enak dengan guru-guru karena setiap jam pelajaran selalu seperti ini.

"Kenapa semua tergila-gila sama Hito?" Tanya Ranji dengan heran. Lalu Rena menoleh ke Ranji sambil tersenyum.

"Karena kita masih waras, tidak mungkin pilihan kita itu kau!" Jawab Rena sambil tersenyum manis. Ranji berdecak kesal lalu dia melempar kertas kecil ke arah Rena.

"Berani ha?" Omel Rena dengan kesal.

"Rena! RANJI! DI DEPAN!" Bentak Bu Susi. Dan mereka berdua terpaksa berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran selesai karena mereka membuat kebisingan.

Aku harus stay cool jangan sampai aku di depan seperti mereka.(Batin Yuma)

Yuma mengeluarkan kaca dan memperhatikan rambutnya agar tetap rapi di depan Hito.

"Yuma...." Panggil Bu Susi sambil tersenyum. Yuma langsung menyembunyikan kacanya.

"Di depan yuk," Ajak Bu Susi sambil tersenyum, Yuma menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"YUKK!" Tegas Bu Susi sambil tersenyum, tapi itu sangat menakutkan bagi yang melihatnya dan dengan terpaksa Yuma ikut berdiri mereka berdua di depan. Dan Bu Susi melanjutkan pelajarannya.

Ahhh reputasiku sebagai cewek feminim di depan Hito gagal. (Batin Yuma).

"Ini semua gara-gara kalian," Bisik Yuma.

"Ni orang nih yang buat emosi." Jawab Rena sambil melirik Ranji.

"Siapa duluan yang bikin emosi ha?" Jawab Ranji dengan kesal.

"DIAMMMMM!!!!" Teriak Bu Susi.

Jam pelajaran selesai. Mereka bertiga duduk dengan penuh kelegaan.

"Kaki ku udah mati rasa...." Ucap Rena dengan kesal.

"Ahhh pasti penampilan ku jelek," Gumam Yuma dan dia segera mengambil kacanya. Sedangkan Ranji mengusap perutnya karena dia kelaparan.

"Hai Hito, bisa bantu kerjain ini enggak?" Tanya cewek dari kelas lain, dia membawa 4 temannya dan meminta bantuan Hito untuk mengerjakan tugasnya. Dan dengan polosnya Hito menuruti mereka, disaat dia menjelaskan rumusnya mereka malah fokus menatap wajah Hito. Cewek-cewek di kelasnya merasa kesal dengan 4 cewek itu.

"Kenapa enggak tanya Bu Susi saja!" Geram Rena dengan kesal.

"Ihhhh masa depan ku lagi-lagi di ganggu tikus-tikus itu." Gumam Yuma dengan kesal.

Ranji memperhatikan mereka dan dia tersenyum senang karena ide cermelangnya muncul.

"Kau pasti merencakan sesuatu yang aneh kan?" Tanya Dalvin. Ranji tersenyum kecil.

Setelah cewek-cewek itu pergi tiba-tiba Ranji di bangku Hito dan dia mengajak Hito keluar kelas dengan paksa.

"Ehhhh itu anak orang main seret-seret aja," Omel Yuma dengan kesal.

"Cih...ngaca mulu emang Hito bakal ngelirik situ apa," Sindir Rena dengan kesal.

"Ya pasti dong, kenapa sirik aja? kalah cantik ya?" Jawab Yuma dengan kesal.

"Dih apaan sih cantik juga aku!" Sahut Rena dengan kesal.

Dalvin menghela nafas dia tahu kelanjutan dari mereka berdua ini, dan untuk menghindari kebisingan mereka dia segera keluar dan benar setelah dia keluar Yuma dan Rena jambak-jambakan dan pukul-pukulan.

Sedangkan itu Ranji dan Hito berada di kantin.

"Hito ayo bisnis dengan ku," Ajak Ranji sambil tersenyum.

"Bisnis apaan?" Tanya Hito dengan heran.

Ranji tersenyum senang.

Setelah selesai makan di kantin Ranji kembali ke kelas karena dia mengantuk sedangkan Hito ke perpustakaan karena dia bosan di kelas. Saat Ranji masuk dia terkejut melihat rambut Yuma dan Rena acak-acakan.

"Astagaaaa istriku kenapa?" Tanya Ranji dengan heboh melihat Yuma, Yuma langsung memukul pundak Ranji dengan keras.

"Aduh.." Lirih Ranji sambil mengusap pundaknya.

"Dengar ya Yuma kalau saja tidak ada guru BK aku enggak akan berhenti." Ucap Rena dengan kesal.

"Kau kira aku akan berhenti begitu saja???" Sahut Yuma dengan kesal.

"Aduh udah..udah jangan merebutkan aku dong," Ucap Ranji dengan cemas.

"DIAM!" Bentak mereka berdua.

Hito sedang membaca buku sambil menyandarkan punggungnya di tembok samping jendela lalu Dalvin berdiri di depan Hito sambil memasukan kedua tangannya di saku celana kanan kirinya.

"Ada apa? Tanya Hito dengan heran.

"Kau beneran melakukan itu sendirian?" Tanya Dalvin dengan heran.

Hito mengerutkan keningnya dengan heran, "Melakukan apa maksud mu?" Tanya Hito dengan heran.

"Hito, disini hanya ada aku jadi tidak usah berpura-pura lagi." Ucap Dalvin dengan nada datar. Hito sama sekali tidak paham dengan ucapan Dalvin, tapi dia hanya diam saja karena jika dia mengelak Dalvin tidak akan percaya dengannya.

"Hitoooo...." Sapa Yuma dengan senyum cerianya. Dalvin menghela nafas lalu dia pergi setelah menepuk pundak Hito, Yuma menoleh ke Dalvin dengan tatapan kesal karena dia merasa Dalvin mengganggu waktu berduanya dengan Hito.

"Hito kamu di ganggu ya sama tu anak?" Tanya Yuma dengan cemas, Hito menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Yaampun meleleh boleh enggak sih? (Batin Yuma).

Sedangkan Hito hanya diam dan memikirkan perkataan Dalvin tentangnya tadi.

Apa makasudnya tadi? (Batin Hito).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!