Chapter 03

Malam harinya. Hito keluar dari kamar karena dia merasa lapar, saat dia keluar kamar dia memperhatikan kanan kirinya dia memperhatikan rumah di sekelilingnya itu.

"Sayang ayo makan, mama tadi mau manggil kamu loh..." Ucap Laura sambil tersenyum. Lalu Hito ikut duduk gabung dengan mereka dan dia makan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Sebenarnya keluarga Hito merasa jika Hito berubah sejak dia sembuh, semua kepribadiannya berubah total tapi mereka memaklumi itu mungkin saja itu efek dari kecelakaan.

"Kak Hito...Lily nanti mau tidur sama kakak ya..." Ucap Lily sambil tersenyum manis.

"Kau tidak punya kamar? tidurlah sendiri di kamar mu!" Jawab Hito dengan ketus lalu dia masuk ke kamarnya, Lily menundukkan kepalanya dengan sedih lalu Laura mengusap rambut putri kecilnya itu.

"Sayang, kakak kan masih sakit jadi tidurnya sama mama papa ya.." Jelas Laura sambil tersenyum, Lily mengangguk dengan sedih.

"Apa efeknya masih lama," Gumam Darwin dengan sedih yang melihat putra keduanya berubah total.

Hito melihat foto keluarganya yang dia pasang di atas meja belajarnya itu, lalu dia berdecih kesal, "Mereka tidak tahu apapun," Gumam Hito dengan kesal.

Sedangkan itu Yuma juga sama merasa sedih karena Hito yang berubah, dia takut kalau Hito terlau stress karena masalahnya makanya dia berubah seperti itu.

"Kenapa ya Hito," Gumam Yuma dengan cemas.

"Yumaaaa... dicariii.... Ranjiiii...." Teriak mama Yuma dari luar. Yuma menghela nafas dengan kesal padahal dia tidak mau diganggu hari ini tapi selalu saja Ranji mengganggunya.

"Aku tidak di rumah bilang ke-"

"YUMAAAAA...YUMAAA...YUMAAA.... TOLONG AKUUU....." Teriak Ranji dengan heboh setelah membuka pintu kamar Yuma tanpa mengetuk dahulu, dan Yuma berusaha mengontrol emosinya.

"Yumaaa..ternyata ada tugas fisika aku belum tolonggg...tolong aku...huwaaaaa...aku tidak mau di hukum pak Rendy menumpuk daun lagi enggak mau...enggak....andai saja aku tadi masuk pasti aku bisa nyontek Dalvin..." Ucap Ranji dengan heboh sendiri.

"Sudah selesai bicara Ranji?" Tanya Yuma sambil tersenyum.

"Heummm....manisnya senyum masa depan ku..." Ucap Ranji dengan senang.

PLAKKK!!!

"Aduhhhhh Yuma sakit taukkkkkk kenapa buku di pukul ke aku sihhh...otw KDRT nih..." Gumam Ranji dengan cemas.

"Habisnya masuk kamar anak gadis enggak ketuk pintu dulu, terus tadi kalau misalnya aku lagi ganti baju bagaimana ha?" Omel Yuma dengan kesal.

"Bonus hehehe..." Jawab Ranji sambil tersenyum. Yuma mengepalkan tangannya dengan kesal dan saat itu Ranji yang sudah sembuh dari sakit demamnya saat keluar dari kamar Yuma dia tambah sakit lagi.

"Lho Ranji katanya mau belajar kok cepat banget?" Tanya Ira mama Yuma yang sedang menonton TV itu, Ranji berjalan tanpa menoleh ke Ira karena wajahnya buruk hari ini.

"Bibi aku pulang ya..." Pamit Ranji dengan suara letihnya.

"Hah? apa dia tambah sakit? buatin bubur lagi enggak ya..." Gumam Ira dengan heran.

"Mending numpuk daun daripada numpuk masalah sama Yuma." Gumam Ranji dengan sedih.

Keesokan harinya. Ranji masuk ke kelasnya dengan wajah cerianya.

"Selamat pagi wahai penduduk bumi, saat ini yang mulia raja Ranji sudah kembali memimpin kalian huwahahahahaha..." Teriak Ranji dengan heboh, dan mereka semua hanya menghela nafas melihat kelakuan aneh Ranji itu.

"Bukannya tambah sembuh tapi tambah sakit," Ucap Rena dengan heran.

Yuma menghela nafas dengan kesal, dia sungguh lelah menanggapi manusia satu itu.

"Pembuat onar telah kembali," Ucap salah satu cowok di kelas itu.

Lalu Hito masuk ke kelas, dan seketika suasananya jadi hening karena kehadiran Hito.

"Hai Hito," Sapa Ranji sambil tersenyum. Hito hanya diam dan lewat di depan Ranji begitu saja lalu dia duduk.

Ranji apa kau menyadarinya? (Batin Yuma).

"Woahhhh Hito kau mengubah gaya rambut mu ya, dengan begitu nilai jual mu pasti lebih mahal..." Ucap Ranji dengan senang karena dia memikirkan bisnisnya yang akan semakin naik harga dengan perubahan penampilan Hito yang semakin keren. Dulu Hito selalu rapi, dari seragam sampai rambutnya tapi sekarag dia sedikit berantakan, dia tidak merapikan rambutnya tapi justru itu dia terlihat lebih tampan dari sebelumnya.

Sudah kuduga si onar itu tidak menyadarinya.(Batin Dalvin).

Hito hanya diam, dia tidak merespon Ranji sama sekali. Lalu Ranji merangkul pundak Hito.

"Hito bagaimana kalau harganya kita naikin jadi 250 ribu? aku yang 200 kau yang 50?" Tanya Ranji. Hito melirik ke Ranji dengan tatapan tajam.

"Singkirkan tanganmu!" Tegas Hito. Ranji menatap Hito dengan heran.

"Ranjiiiiii duduk di tempat muuuuu..." Teriak Pak Randy dengan kesal. Ranji menghela nafas.

"Penderitaan ku di mulai." Gumam Ranji dengan sedih.

Dan Ranji di hukum menumpuk daun di tengah lapangan sampai 100 daun tapi kali ini dia tidak sendiri karena Hito juga di hukum.

"Hito apa kecelakaan itu mengubah otak mu?" Tanya Ranji dengan heran. Hito diam dan dia fokus menumpuk daunnya.

"Wah setelah berabad-abad baru lihat Hito di hukum...duh nilai jualnya menurun bagaiamana ini??" Gumam Ranji dengan cemas.

Hito tetap diam di saat Ranji sibuk mengoceh sendiri.

"Yaa...sebenarnya aku sengaja tidak mengerjakan bukan karena aku tidak bisa tapi ya kau tahu sendirikan orang tampan seperti ku sibuknya bagaimana jadi yahh begitu deh aku tidak bisa membagi waktu ku dengan baik..tapi dengan kekuatan cinta masa depan ku Mayuma aku jadi lebih uwawwww...dari sebelumnya." Ucap Ranji.

"Berisik!" Tegas Hito dengan kesal.

"Ngomong-ngomong Hito apa kau sudah bertemu dengan pria itu lagi?" Tanya Ranji dengan heran, Hito langsung menoleh ke Hito dengan tatapan heran.

Apa dia tahu tentang aku? (Batin Hito).

"Apa maksud mu?" Tanya Hito dengan tatapan kesal.

"Haa?? kok malah balik nanya sih? kan aku-"

"SIAPA YANG SURUH KALIAN NGOBROL??" Teriak Pak Randy dan Ranji langsung menumpuk daunnya kembali.

"Pak, kalau mau hukum orang tuh yang logis dikit kek. Mana bisa menumpuk 100 daun di tengah lapangan, baru 4, 5 saja sudah di terpa angin." Protes Ranji dengan kesal.

"Eh eh kok protes. Saya ini mikir berat loh mau hukum kamu apa, semua hukuman sudah kamu lakukan jadi saya pengen menghukum kamu lebih berat lagi." Omel Pak Randy dengan kesal.

"Ya tapi mikir-mikir kek, ngeselin banget jadi orang tua." Ucap Ranji dengan kesal.

"Apa? bilang apa tadi? bilang apa?" Tanya Pak Randy sambil mukul Ranji dengan penggaris yang dia bawa.

"Coba ayo ulangi! ulangi!" Omel Pak Randy dengan kesal.

"Ngeselin jadi orang tua." Jawab Ranji dengan kesal.

"Eh lho kok di ulangi lagi???" Omel Pak Randy sambil memukul Ranji lagi.

"Aduhhh gimana sih pak katanya suruh ngulangi ya saya ulangi lah," Sahut Ranji dengan kesal. Dan mereka malah adu mulut di tengah lapangan yang panas itu sedangkan itu Hito hanya diam dan menatap Ranji dengan heran.

Bagaimana bisa dia tahu tentangku? siapa orang ini? (Batin Hito).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!