Chapter 04

"Wahhhh akhirnya tenggorokan ku basah juga," Ucap Ranji dengan lega setelah dia meminum 3 botol air mineral.

"Kenapa kau ini tidak pernah kapok sih?" Tanya Rena dengan heran. Ranji tidak mendengarkan ucapan Rena karena dia sibuk makan.

"Hihh dengerin kek!" Omel Rena dengan kesal.

Dalvin menghela nafas dengan kesal, padahal dia ingin makan dengan tenang tapi kenapa ada mereka berdua yang duduk di sampingnya.

"Yuma dimana? dia tidak makan?" Tanya Ranji dengan heran.

"Dia diet katanya," Jawab Rena sambil makan.

"Woy onar, apa kau tidak menyadari sesuatu?" Tanya Dalvin yang mengarah ke perubahan sikap Hito.

"Ada." Jawab Ranji dengan kesal. Mereka berdua langsung meoleh ke Ranji dengan tatapan terkejut.

"Akhirnya," Gumam Rena dengan lega.

"Sejak kapan?" Tanya Dalvin dengan serius.

"Sejak kemarin. Harusnya ya Dalvin sebagai manusia yang baik kau ini menyonteki tugas fisika daripada aku di hukum dan kena pukul Yuma kemarin." Jawab Ranji dengan kesal.

"Payahhhhh...." Omel Rena dengan kesal ke Ranji.

"Kenapa? ada yang salah kah?" Tanya Ranji dengan cemas. Dalvin hanya menghela nafas dengan kesal, dia tidak seharusnya berharap lebih ke Ranji.

Yuma mencari Hito di kelas tapi tidak ada, di UKS, di kantin, dan ruang lab juga tidak ada terakhir dia mencarinya di perpustakaan tapi juga tidak ada. "Kemana dia," Gumam Yuma dengan cemas. Lalu Yuma keluar dari gedung sekolah dan berharap ada Hito di luar tapi tetap dia tidak ada, dan Yuma melihat ke atas dan melihat Hito, Yuma menghela nafas dengan lega lalu dia segera menyusul Hito ke atas.

"Hito akhirnya," Ucap Yuma dengan senang, Hito menoleh ke Yuma sambil membawa rokoknya dan Yuma melebarkan matanya dengan terkejut.

"Apa yang kamu lakukan? kenapa merokok disini?" Tanya Yuma yang langsung mengambil rokok Hito itu.

"Apa urusannya dengan mu?" Tanya Hito dengan heran.

Yuma hanya diam dan menatap Hito dengan sedih. Hito menghela nafas dengan kesal lalu dia pergi meninggalkan Yuma.

"Hito....apa benar dia Hito..." Lirih Yuma dengan sedih.

Hito berjalan di lorong sekolahnya, dia berjalan dengan tatapan dingin dan tegas, dan semua anak-anak cewek heboh saat melihatnya sebelumnya mereka memang menyukai Hito tapi aura Hito lebih keren dan berani di bandingkan sebelumnya.

"Kyaaaaaaa...Hito tampan banget...."

"Lihat sorotan matanya yang sexyyyy..."

"Pokoknya harus daftar ke Ranji secepatnya."

"Ganteng banget sih dia...kyaaaa....."

Mereka ini berisik sekali...(Batin Hito).

Sepulang sekolah. Hito pulang jalan kaki sendirian tapi dia tidak langsung pulang karena dia ingin memastikan sesuatu dulu. Hito berada di depan rumah seseorang.

"Haiii mencari ku ya?" Tanya seorang pria yang muncul dari jendela rumah itu. Hito menatap pria itu dengan tatapan tajamnya.

"Bagaimana uangnya? dapat atau tidak?" Tanya pria itu dengan heran.

Akhirnya kita bertatapan mata. (Batin Hit0).

"Heiii jadi kesini tanpa uang ya? nanti bisa bahaya loh Hito..." Ucap pria itu.

Hito tetap diam dan hanya menatap pria itu dengan kesal.

"Apaan itu tatapannya ngeri banget sih," Ucap pria itu dengan heran.

Hito tetap diam.

"Jangan mengganggu ku lagi!" Ucap Hito dengan nada dingin lalu dia pergi dari depan rumah itu.

Pria itu tersenyum kecil, "Iyakah?" Gumamnya sambil menatap Hito yang pergi menjauh itu.

Kedai ayah Ranji.

Yuma, Rena, dan Dalvin sedang makan siang di kedai Amar dan Ranji pun ikut bergabung makan dengan mereka.

"Sepertinya besok ada kelompok praktek deh," Ucap Rena dengan kesal.

"Jangan bilang kalau penelitian." Sahut Yuma dengan kesal.

"Sepertinya begitu, bedasarkan informasi yang aku dengar dari kelas lain." Jawab Rena.

"Apapun tugasnya aku akan menjalankan asal ada Yuma di sisi ku," Ucap Ranji dengan senang.

Yuma menghela nafas, "Jangan Tuhan..." Gumam Yuma.

"Aku asalkan di sisi Hito mah enggak apa-apa juga," Ucap Rena dengan senang. Yuma teringat kejadia di atas balkon tadi dia masih sedih dengan keadaan Hito yang sekarang. Dalvin menoleh ke Yuma tidak biasanya Yuma diam saat Rena membahas Hito.

"Hito tuh kenapa sekarang jauh lebih tampan ya...lihat deh gaya rambutnya yang semakin keren...apalagi seragamnya yang berantakan auwwwwwww....bad boy banget dulunya calm boy sekarang bad boy..." Ucap Rena dengan senang.

"Humphhh! keren dan lebih bad aku." Sahut Ranji dengan penuh percaya diri.

"Hah? eh 3 kata terakhir yang benar." Jawab Rena sambil tersenyum.

"Apaaa????" Omel Ranji.

"KENAPA??" Sahut Rena yang lebih garang. Ranji langsung diam dan lanjut makan. Dalvin menghela nafas melihat mereka yang tidak pernah akur lalu dia melirik ke Yuma yang daritadi diam itu.

"Anak-anak muda masa-masa yang menyenangkan." Gumam Amar sambil tersenyum melihat mereka semua.

Rumah Hito.

Hito masuk ke dalam rumahnya dan dia melihat pria asing dan Lily yang sedang bermain bersama.

"Kakakkk..." Teriak Lily dengan heboh, tapi Hito sama sekali tidak meresponnya dan Lily yang tadinya mau memeluk Hito tidak jadi.

"Hito, bagaimana keadaan mu? maaf ya kakak baru bisa pulang." Ucap Ervin dia adalah kakak Hito. Hito hanya diam melihatnya.

Lily terlihat sedih karena Hito yang masih dingin dengannya, lalu Ervin mengusap rambut adiknya.

Dan Hito berjalan masuk kamarnya tanpa menyapa kakaknya itu. Ervin tersenyum kecil melihat adiknya itu.

Akhirnya dia disini...(Batin Ervin).

"Kakak," Panggil Lily dengan sedih. Ervin menoleh ke adiknya.

"Kenapa kak Hito masih tidak mau memeluk Lily?" Tanya Lily dengan sedih.

Ervin jongkok di depan adik perempuannya itu sambil tersenyum, "Maaf ya sayang, mungkin kak Hito lagi capek. Lily harus bisa pahami kakak ya mulai sekarang okey?" Tanya Ervin sambil tersenyum. Lily mengangguk tersenyum.

Hito duduk di sofa kamarnya sambil memikirkan banyak hal. Lalu Ervin masuk ke dalam kamar Hito.

"Mama menyuruh mu keluar loh buat makan malam," Ucap Ervin.

Hito berdiri dan dia melihat Ervin yang tersenyum dengannya.

"Apa?" Tanya Hito dengan heran. Lalu Ervin mengusap rambut adik laki-lakinya itu.

"Apa?" Tanya Hito dengan heran.

"Ayo makan!" Ajak Ervin.

Saat makan Hito memperhatikan mereka semua yang sedang asik mengobrolkan kegiatan masing-masing, dan mereka juga bercanda hal-hal yang menurut Hito tidak lucu sama sekali. Tapi entah kenapa Hito merasa nyaman dan bahagia berada di tengah-tengah mereka semua.

Ini yang disebut keluarga itu? (Batin Hito).

Setelah selesai makan malam, Hito masuk ke kamarnya dan dia terkejut melihat pria tadi berada di dalam kamarnya.

"Kamar mu masih bagus ya Hito," Ucap pria itu dengan heran.

"Pergi!" Usir Hito dengan kesal.

Pria itu tersenyum lalu dia menoleh ke Hito.

"Ini karena kau tidak menuruti ku." Ucap pria itu dengan kesal.

"Aku bisa memanggil polisi sekarang kalau kau tidak pergi!" Ucap Hito dengan kesal.

Pria itu berdecih kesal.

"Kenapa Hito berubah menjadi pemberani?" Tanya pria itu dengan heran.

Hito hanya diam dan menatap pria itu dengan kesal.

"Apa benar kau adalah Hito?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!