Setelah selesai menutup kedainya, Ranji dan Amar segera pulang, sebelum pulang mereka mampir ke rumah Yuma untuk memberikan mie kepada mereka berdua. Jarak rumah mereka pun tidak jauh, jadi Ranji sering main ke rumah Yuma dan sebaliknya juga.
"Paman padahal aku habis makan..." Ucap Yuma dengan sedih.
"Kan ada mama," Jawab Ira yang asik memakan mienya, Yuma mendengus kesal.
"Makan sedikit kan bisa," Jawab Amar.
"Tidak. Aku harus diet paman," Jawab Yuma dengan sedih.
"Kenapa diet segala, masa depan ku tidak kurus pun aku tetap cinta kok hehe..." Ucap Ranji sambil tersenyum. Yuma mengepalkan tangannya dengan kesal lalu dia memukul pundak Ranji dengan keras.
"Awwwwwhhhhh....sakit.." Teriak Ranji sambil mengusap pundaknya.
"Kau ini ya tidak kapok sama sekali," Gumam Amar dengan heran. Ira tidak peduli dia asik memakan mienya.
Rumah Hito.
"Kau bukan Hito kan?" Tanya pria itu sambil tersenyum.
DUK!!
"Akhhhhh..." Lirih pria itu setelah Hito memukul perutnya dengan keras.
"Pergila. Jangan mengganggu ku!" Geramnya dengan kesal.
"Hito ada apa?" Tanya Ervin yang mengetuk pintu dari luar. Pria itu tersenyum ke Hito, setelah itu dia pergi keluar dari jendela. Lalu Hito membuka pintunya.
"Kakak dengar suara tadi, ada orang kah?" Tanya Ervin dengan heran.
"Enggak, kau nonton film tadi." Jawab Hito dengan acuh.
"Aku mau tidur." Ucap Hito lalu dia menutup pintunya lagi.
"Beneran enggak ada apa-apa kan ya," Gumam Ervin dengan cemas.
Hito menghela nafas dengan kesal.
"Kapan orang itu pergi," Gumamnya dengan kesal. Lalu dia teringat dengan ucapan Ranji kemarin, dan Hito merasa yang di maksud Ranji adalah pria ini.
Keesokan harinya.
Rena berjalan menuju ke dalam kelasnya dan dia melihat Hito yang berjalan jauh di depannya, "Heummmm...rezeki di pagi hari." Gumam Rena dengan senang, dan dia langsung mengambil parfum dari tasnya dan menyemprotkan ke seluruh badannya setelah itu dia lari menyusul Hito.
"Morning baby..." Sapa Rena sambil memeluk lengan Hito. Hito menghela nafas dan dia melirik ke Rena dengan kesal.
Astaga...astaga..kenapa tatapannya sexy banget?? (Batin Rena).
"Hito kenapa kamu sexy sekali?" Tanya Rena dengan menatap Hito tanpa berkedip, Hito mengerutkan keningnya dengan heran.
"APA YANG KAU LAKUKAN???" Teriak Yuma dengan kesal dan dia langsung memisahkan Rena dari Hito.
"Paan sihh ganggu deh!!!" Omel Rena dengan kesal.
"Kau ini nempel-nempel aja dasar parasit!" Sahut Yuma dengan kesal.
"Apa? parasit? eh sadar diri kek dasar gajah!" Sahut Rena dengan kesal.
Hito menghela nafas lalu dia pergi disaat mereka sibuk jambak-jambakan, dia sama sekali tidak peduli dengan mereka.
"Masih pagi loh ini," Gumam Dalvin dengan heran.
"Yuma kuu.." Teriak Ranji dengan heboh lalu dia mau lari menolong Yuma tapi Dalvin menarik tas Ranji.
"Woyyy Dalvin apaan sih, aku mau nolongin istri ku!" Ucap Ranji dengan kesal.
"Aku sarankan jangan ikut campur kalau cewek lagi berantem sama cewek." Ucap Dalvin.
Mereka mengingatkan ku ke kakak-kakak ku yang selalu berantem, aku kapok ikut campur. (Batin Dalvin)
Ranji melepaskan tasnya dan dia lari menyelamatkan Yuma, dan....
"Silahkan keluarkan tugas kalian!" Ucap Bu Susi.
Lalu mereka mengeluarkan buku tugas matematika, dan Dalvin menghela nafas melihat Ranji, Yuma, dan Rena yang berdiri di depan kelas dengan penampilan yang acak-acakan dan yang lebih parahnya wajah Ranji penuh cakaran.
"Kan sudah ku bilang, dasar onar." Gumam Dalvin dengan kesal.
Aku sebaiknya nurut sama Dalvin sekarang. (Batin Ranji).
Yuma dan Rena saling lirik-lirikan dan Ranji yang berada di tengah-tengah mereka, dia mulai takut jika mereka bertengkar lagi karena pasti dia yang kena apes.
"Apa ini Hito? kenapa kamu tidak bawa buku matematika?" Omel Bu Susi dengan kesal. Mereka semua menoleh ke Hito.
"Saya tidak tahu." Jawab Hito dengan singkat.
"Hito...." Lirih Rena dengan sedih.
"Ha? kenapa kau memanggilnya?" Omel Yuma dengan kesal.
"Apa? kenapa? mulut mulutku sendiri!" Sahut Rena dengan kesal.
"DIAMMMM!!!!" Teriak Bu Susi dengan kesal. Mereka langsung diam.
"Kalian semua lari di lapangan, kamu juga Hito!"
Dan mereka berempat lari kecil di lapangan, para cewek-cewek teriak histeris melihat Hito yang sedang lari dengan kancing seragamnya yang terbuka dan rambutnya yang acak-acakan. Dan tentunya mereka berdua kesal melihat mereka semua.
"Sepertinya dalam bentuk apapun mereka tidak akan pernah membenci Hito," Gumam Ranji dengan heran. Setelah 20 kali putaran mereka duduk di bawah pohon untuk beristirahat.
"Hah...hah...kurang 30 putaran lagi..." Ucap Ranji dengan ngos-ngosan.
"Yahhh...make up ku luntur ..." Ucap Yuma dengan sedih.
"Pokoknya habis ini aku mau mandi!" Ucap Rena dengan kesal. Disaat mereka bertiga berisik mengeluh Hito hanya diam dan menatap Ranji, sebenarnya ada banyak pertanyaan yang Hito berikan ke Ranji tentang ucapannya kemarin tapi disini ada mereka berdua jadi dia mengurungkan niatnya.
"Ah~ kenapa disaat tugas ku selesai aku tetap di hukum juga, sia-sia aku memohon-mohon ke Dalvin...." Gumam Ranji dengan sedih. Lalu Ranji menoleh ke Hito.
"Hito kenapa sejak kecelakaan kau jadi seperti ku sih?" Tanya Ranji dengan heran.
"Apa maksudmu sama?" Tanya Yuma dengan kesal. Ranji terkekeh lalu dia memalingkan wajahnya dari Yuma karena dia tidak mau terluka lebih parah lagi.
"Hito kan cuma lupa bukan berarti sama seperti mu, iya kah honey?" Tanya Rena sambil tersenyum ke Hito.
"Ha? honey honey apaan?" Sahut Yuma dengan kesal.
"Apa?" Sahut Rena dengan kesal.
Hito menghela nafas dengan kesal. Lalu Hito memperhatikan di sekelilingnya.
Inikah yang dinamakan sekolah? (Batin Hito).
Jam pelajaran selesai mereka baru di perbolehkan masuk ke dalam kelas, dan saat mereka masuk mereka semua langsung duduk di bangku, Ranji mendirukan kepalanya di meja bangkunya, Rena sibuk mengelap tubuhnya yang berkeringat dan dia benar-benar akan mandi, Yuma yang sibuk menata make upnya, sedangkan hanya Hito yang diam dan duduk dengan tenang.
"Ini," Dalvin memberikan minuman ke Ranji, Yuma, Rena, dan Hito.
"Ouuhhhhh baik banget sih, makasih lo ya..." Ucap Yuma sambil tersenyum senang.
"The best pokoknya Dalvin," Ranji langsung meminumanya sampai habis begitu juga Rena.
"Ah~ tenggorokan ku akhirnya..." Ucap Rena dengan lega.
"Kau tidak minum?" Tanya Dalvin ke Hito yang hanya melihat minuman yang dia berikan.
"Kenapa kau memberikan ini padaku?" Tanya Hito dengan heran.
"Apa kau mencampurkan racun?" Tanya Hito dengan curiga.
Dalvin berdecih tersenyum.
"Kenapa kau berpikiran seperti itu? tenang saja ini aman." Jawab Dalvin.
"Hito, kenapa jadi begitu ya?" Gumam cewek yang duduk di belakang Yuma, dan Yuma merasa sedih melihat Hito seperti itu.
Lalu Dalvin membungkukkan tubuhnya di depan Hito.
"Minum saja Hito, aku tidak akan melakukan yang orang itu lakukan pada mu kok." Bisik Dalvin sambil tersenyum.
Bagaimana bisa dia tahu? (Batin Hito).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments