Chapter 02

"Ada apa Yuma?" Tanya Hito dengan heran.

"Aku bikin kue untuk kita, makan yuk!" Ajak Yuma sambil tersenyum. Hito sebenarnya sudah kenyang tapi dia tidak enak jika menolak ajakan Yuma apalagi Yuma sudah bersusah payah untuk membuat kue itu. Dan akhirnya mereka berdua berada di taman sekolah, dan memakan kue buatan Yuma.

"Enak Hito?" Tanya Yuma dengan cemas. Hito mengangguk tersenyum, padahal rasa kuenya sedikit hambar tapi Hito tidak mungkin mengatakan itu karena Yuma bisa sakit hati karena ucapannya, dan Hito melihat waja Yuma yang memar.

"Kenapa wajah mu memar sekali?" Tanya Hito dengan heran.

"Ahaha iya tadi habis berantem sama kucing garong, udah jangan di bahas ya Hito makan saja kuenya...." Pinta Yuma sambil tersenyum malu. Hito mengangguk tersenyum.

"Wahhhhh enak banget kuenya....." Ucap Ranji dari belakang yang diam-diam mengambil kue itu. Yuma mendengus kesal melihat Ranji.

"Yuma, Ranji udah disini aku pergi dulu ya makasih kue nya..." Ucap Hito lalu dia pergi.

"Eh..Hito..." Lirih Yuma dengan sedih.

"Hito mah peka sama temen," Gumam Ranji dengan senang lalu dia duduk di samping Yuma.

"Hihhhhh kenapa sih ganggu???" Omel Yuma dengan kesal.

"Itu tandanya kita jodoh," Jawab Ranji sambil tersenyum. Yuma mendengus kesal lalu dia menyuapi kue itu ke mulut Ranji dengan paksa, "Nih makan nih!" Geramnya dengan kesal lalu dia pergi.

"Hambar...." Ucap Ranji dengan sedih.

Hito pergi mencari Dalvin karena dia masih belum paham dengan apa yang dikatakan Dalvin tentangnya. Lalu dia melihat Dalvin yang sedang main game sendirian di kursi dekat kelas itu.

"Dalvin," Panggil Hito.

"Kenapa? aku lagi fokus jangan ganggu!" Ucap Dalvin.

"Aku masih tidak paham dengan ucapan mu tadi," Ucap Hito.

"Ha? yang mana?" Tanya Dalvin yang tidak fokus dengan Hito.

"Hihhhh....di ajak ngomong tuh dengerin!" Omel Rena setelah mengambil Hp Dalvin, Dalvin menghela nafas jika dia melawan gadis di depannya ini tidak ada gunanya.

"Hito jangan dekat-dekat sama dia, kamu sama aku aja," Ucap Rena sambil menggandeng lengan Hito dan dia membawanya pergi.

"Hah~ kenapa Hpku masih di bawa..." Gumam Dalvin dengan heran.

Sepulang sekolah, Hito mampir ke toko kue untuk membelikan kue kesukaan adiknya itu. Sampai di rumah saat dia masuk dia di sambut heboh dengan adik perempuannya yang berusia 5 tahun itu, dia bernama Arnamawa Lily.

"Kakak....." Teriak Lily dengan senang dan Hito langsung menggendong adiknya.

"Lily sudah makan? kakak bawa kue loh...." Ucap Hito sambil tersenyum senang.

"Mauuuu..." Teriak Lily dengan heboh. Hito tersenyum senang. Setelah itu mereka makan bersama. Lily sangat dekat dengan Hito karena orang tuanya sibuk kerja jadi anggota di rumah hanya Hito yang bisa mengawasi Lily meskipun mereka ada 3 pembantu.

Yuma mampir ke kedai mie milik keluarga Ranji, dan Ranji juga sering membantu ayahnya disana.

"Yuma, kenapa wajah mu kok cemberut terus?" Tanya Amar, ayah Ranji itu.

"Biasa yah, belum aku kasih cinta hari ini." Sahut Ranji yang sibuk memakai celemek itu. Yuma mengepalkan tangannya dengan kesal.

"Paman aku tidak mau tanggung jawab kalau kaki dan tangan anak paman patah!" Tegas Yuma dengan kesal. Amar terkekeh sedangkan Ranji cepat-cepat bersembunyi di belakang ayahnya.

"Kalian ini ya dari dulu tidak pernah akur," Gumam Amar dengan heran. Amar sangat dekat dengan Yuma karena orang tua mereka bersahabat dan mereka juga sudah kenal sejak kecil.

"Enggak apa-apa yah, kan kalau sering bertengkar itu tandanya jodoh!" Ucap Ranji sambil tersenyum, Yuma melirik ke Ranji dengan tatapan siap membunuh dan Ranji langsung berbalik badan dan mencuci piring yang kotor.

Amar hanya terkekeh melihat mereka berdua.

Rumah Hito. Setelah selesai makan kue Hito menemani adiknya yang sedang main boneka setelah itu adiknya tidur di sofa dan Hito memindah adiknya di kamarnya dan mereka tidur berdua.

Malam harinya.

Hito membantu menyiapkan makanan untuk keluarganya.

"Hito kenapa kamu repot sekali sih," Ucap Laura mama Hito itu.

"Hari ini spesial untuk keluarga ku tericinta," Jawab Hito sambil menaruh ikan bakar yang dia buat sendiri itu.

"Woahhhhh..heummmmm...baunya enak.." Ucap Lily dengan senang, lalu Hito tersenyum sambil mengusap rambut adiknya itu.

"Wahh anak papa nih kenapa sih hebat-hebat semua," Puji Damas, papa Hito.

"Papa modus nih biar di bikinin lagi," Sahut Laura. Hito tersenyum kecil.

"Ayo makan!" Ajak Hito sambil tersenyum. Orang tua Hito kerja di bidang yang berbeda, papanya seorang pengusaha batu bara sedangkan mamanya adalah seorang dokter bedah, dan Hito punya kakak yang umurnya beda 5 tahun dengannya, dia bernama Arnamawa Ervin dia seorang dokter sama seperti mamanya dan dia tidak pulang 2 minggu ini karena dia ada dinas di pedesaan.

"Kak Ervin kenapa tidak telepon Lily," Tanya Lily dengan sedih.

"Kak Ervin kan sibuk sayang," Jawab Damas dengan lembut, Lily mendengus dengan sedih.

"Nanti kita telepon kakak ya," Ucap Laura, Lily mengangguk mengerti.

Keesokan harinya.

Jam istirahat. Hampir semua anak di kelas Yuma terbengong melihat banyak cewek-cewek yang mengantri di depan pintu hanya untuk meminta foto dengan Hito, tapi bukan itu yang membuat mereka heran tapi cewek-cewek itu memberikan uang ke Ranji yang berada di depan pintu. Dan polosnya Hito menuruti semua ucapan Rinji tentang bisnis yang mereka jalankan.

"Yok datang lagi yok... duhh kaya mendadak nih aku.." Gumam Ranji dengan senang. Dia sibuk menghitung uang yang dia dapatkan dari bisnis barunya ini.

"Ranji apa masih banyak?" Tanya Hito dengan heran.

"Masih Hito, tersenyum yang manis ya Hito..." Ucap Ranji sambil tersenyum.

"Ayokkk cepat..cepat....yang mau foto sama Hito cukup bayar 150 ribu per foto yokk...." Teriak Ranji dengan heboh.

"Ranji!!! kenapa Hito di jual murah banget!!!" Geram Yuma dengan kesal.

"Boleh aku menendangnya?" Tanya Rena dengan kesal.

"Tentu!" Jawab Yuma dengan kesal. Dalvin menghela nafas melihat mereka.

Itu hanya kenangan indah sebelum semuanya berubah menjadi aneh....

Hito bukanlah seperti Hito yang hangat seperti dulu...

Dia dingin dari wajah dan sifatnya...

"Hai Hito lama tidak bertemu apa kamu sudah sehat?" Tanya cewek dari kelas lain. Hito hanya diam tanpa menoleh ke cewek itu.

"Oh iya ini aku bawa kue untuk mu," Ucap cewek itu sambil memberikan kuenya ke Hito, dan Hito menghempaskan kue itu sampai jatuh ke lantai dan dia pergi begitu saja, semua orang di kelas terkejut melihatnya.

"Apa Hito hilang ingatan?" Tanya Rena dengan heran. Dalvin hanya diam dan dia menganggap jika ini aneh baginya juga.

"Hito..." Lirih Yuma dengan sedih, lalu Yuma keluar untuk mengejar Hito.

"Yuma mau kemana?" Teriak Rena.

"Hito," Panggil Yuma sambil memegang lengan Hito, Hito menghentikan langkahnya dan dia menoleh ke Yuma dengan tatapan datarnya.

"Jika kamu masih kurang sehat sebaiknya istirahat dulu deh," Ucap Yuma sambil tersenyum, dia hanya takut jika Hito masih kurang sehat makanya moodnya buruk hari ini, apalagi hari ini hari pertama Hito setelah dia 2 minggu di rumah sakit koma.

"Jangan menyentuhkuu!" Ucap Hito dengan kesal lalu dia pergi.

"Hito..." Lirih Yuma dengan sedih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!