Begitu rapat selesai Kennan langsung beranjak cepat, dia ingin bersikap biasa saja tapi dia tidak bisa. kepalanya pusing sekali ini efek kalo dia menahan diri.
" Jendra " Kennan tidak mengubris dan memilih tetap melangkahkan kakinya menjauh.
Jendra... itu nama kecilnya tapi semenjak kejadian itu dia tidak mau dipanggil dengan nama itu.
" Jendra " Kenzo si ketua osis masih setia berjalan di belakangnya.
Kennan menghela nafas dan berbalik sambil menatap marah ke ketua osis itu, dia memasukkan tangannya ke saku celana.
" apa? " ketusnya, Kennan tidak bermaksud
Kenzo menghela nafas panjang lega, setelah hampir satu semester akhirnya Kennan mengubrisnya.
" sampai kapan lo begini sih? gue gak ada ya sangkut pau- "
" kalau tidak penting, gue permisi " ucap Kennan memotong kalimat Kenzo, dia tau Kenzo tidak ada hubungannya tapi dia tetap saja... dia tidak bisa bertemu orang di masa lalunya.
Kenzo menatap Kennan tidak percaya, Kennan tidak semenyebalkan itu dulu
" fine, lo gak perlu bicara pada siapapun termaksud gue... tapi lo jangan tutup mata soal Keana "
Kennan yang tadinya mau pergi kembali memutar tubuhnya menghadap Kenzo begitu pemuda itu menyebut nama Keana
" gadis itu melarikan diri dari rumah, sudah seminggu " beritau Kenzo " tidak ada yang tau dia di mana "
" oh " hanya itu respon Kennan membuat Kenzo melongo, apa tidak sepeduli itu Kennan?
Kennnan menuju WC sebentar untuk menenangkan dirinya sebelum kembali ke kelas
" Juwita " panggilnya, gadis berpipi Chubby itu mendongak begitu namanya di sebut
" yes? "
" lo tau pacar Keana sering nongkrong di mana? " tanya Kennan membuat Uwi membukatkan matanya
" woi pak... jangan nekat pak... meskipun lo presidennya para monyet lo jangan nekatpak... kita gak mau lo kenapa kenapa " seru Uwi panik sendiri " gue tau cinta harus di perjuangin pak tapi perempuan banyak kok Ker "
pletak
Juwita meringis karena mendapat jitakan dari Kennan yang menatapnya malas
" bilang saja, lo tau atau tidak? "
" club xxxx "
" club? " ucap Kennan, Juwita mengangguk " si bodoh itu "
******
Kennan menatap bangunan di depannya, sepertinya dia benar benar sakit jiwa. bagaimana dia bisa mendatangi tempat rawan perkelahian itu sedangkan dia sama sekali tidak punya skill berkelahi, selama ini dia hanya berteman dengan buku.
Meskipun ada rasa takut, Kennan nekat masuk karena bagaiamanapun dia pernah janji kalau dia akan menjaga Keana.
" lo Kennan kan? "
Kennan menoleh dan mendapati cowok jangkung yang memakai jaket hitam dengan dalam baju hitam polos pula, lengan jaketnya sampak siku memperlihatkan beberapa gelang hitam di tangan kanannya dan jam di tangan kirinya. Dia salah satu osis yang kalau Kennan tidak salah ingat dia dari kelasnya Afkar
" Ar...yan? " tebak Kennan, sedang apa pemuda itu di sini?
" lo ngapain ditempat beginian? lo gak cocok " ucap Aryan dia berjalan masuk
" lo kenal Keana? " tanya Kennan to the point " dia kabur dari rumahnya "
" Keana? " beo Aryan dia mengkerutkan keningnya mencoba berfikir " ah... lo ikut gue, jangan jauh jauh dari gue "
Kennan menyetujui biar bagaimana pun dia butuh orang untuk jaga jaga.
" lo sama sekali tidak bisa berkelahi tapi nekat ke sini sendirian, lo bego apa tolol? " tanya Aryan, Kennan mendengus
" dari mana lo tau gue gak bisa berkel-akh.. " Kennan meringis memegang perutnya yang tiba tiba di pukul Aryan.
Aryan mendengus " dengan sekali liat saja sudah gue tau "
Kennan diam kepalanya pusing tempat itu berisik sekali mana bau alkohol langsung menyengat hidung belum lagi telalu banyak orang di sana. Aryan tertawa melihat ekspresi bodoh Kennan yang Aryan tebak ini kali pertama Kennan ke sini. Dia mengeluarkan hpnya dan memotret Kennan, dia punya koleksi princenya SMA Tunas Bangsa sekarang.
Aryan berhenti di depan bartender berbasa basi sebentar
" Tedi datang gak bos? " tanya Aryan dia mengambil gelas yang di sodorkan
" lo minum? " tanya Kennan, Aryan tertawa kecil
" jangan kasih tau Afkar, bisa di amuki gue " Kennan meliriknya
" dia ada di ruang VIP " beritau bartender, Aryan menganggukkan kepalanya
" dia bareng cewek gak? Keana? "
" ya dia bawa cewek tapi gue gak kenal dia siapa " jawab si bartender.
" ok thanks " Aryan meletakkan uang kertas di meja " ikut gue "
Kennan mendumel dalam hati, kalau dia menemukan gadis itu dia akan menyeretnya dan tidak akan datang lagi ke tempat laknat itu.
Mereka berdiri di depan pintu coklat. Kennan melihat kanan kiri sebelum dia melirik Aryan yang dengan santai membuka pintu ruangan itu.
Mata Kennan terbelalak melihat apa yang ada di depannya.
" ayolah Na, sebotol lagi " seorang pria mencekoki seorang gadis dengan sebotol minuman yang Kennan yakini minuman keras " good honey... good "
" Fiuu..... " orang orang itu menoleh ke arah mereka, Kennan bisa melihat ekspresi kaget mereka " yooo Ted, long time no see " sapa Aryan sambil tersenyuman manis tapi menyeramkan kalau dilihat lihat.
" woi Charming, dia gadis yang lo car-" Kalimat Aryan terhenti dja tidak mengerti dengan tatapan Kennan " sepertinya benar "
" lo gak berhak atas gadis ini, dia cewek gue " Tedi merangkul Keana yang sudah mabuk
" hee.. Jendra " gadis itu berdiri dan mendekati Kennan " Jendraa... "
" lo pulang " ucap Kennan menatap Keana yang terkikik kikik
" gue masih mau disini... hihihi.. Jendraa... hek.. " Kennan memegang lengan Keana " lo tau bokap gue gak bakal marah gue begini... dia... di-"
Kennan menopang badan Keana, matanya menatap lurus ke depan ke arah Tedi yang menyeringai
" panass... " gumam Keana
" berapa botol lo cekokin ha? " tanya Aryan dengan nada tenangnya, tidak ada yang menjawab " lo mau jawab atau gue yang cari tau? "
" Tiga Yan " salah satu dari mereka menjawab. Aryan mengangguk matanya melirik ke meja masih ada banyak botol minuman
" charming lo pulang duluan, gue masih ada urusan " ucap Aryan, Kennan tidak bergerak " yang ada di pikiran lo tidak akan terjadi, gue hanya sedikit mau bersenang senang "
Kennan menatap Aryan yang menyusun botol botol di depan Tedi, dia bisa melihat muka Tedi memucat, apa yang akan Kennan lakukan?
" saran gue, bawa dia ke rumah sakit... dia minum banyak sekali dan sepertinya ada obat perangsangnya " beritau Aryan saat mengangkat sebuah plastik kecil. " gue tidak akan minum lagi, papa gue itu menyeramkan "
" panas.... " keluh Keana membuat Kennan kelabakan karena gadis itu berniat membuka jaketnya.
Kennan menuruti Aryan, dia membawa Keana keluar dari tempat laknat itu, dia kembali melihat ke arah gedung itu, wakil ketua kelas 11 IPS 1 itu bukan orang biasa sepertinya, dia bisa menebak dari ekpresi takut mereka tadi
********
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Ririe Handay
penasaran....
2021-11-26
0
K. Kayra
wah aku baru tau aryan psikopat njay
2020-10-23
4
fitri mubaybayyy😘
pantesan aryan ngancam sisil bgitu bgt,,, trnyata dia bgitu ya,,, tp takut afkar tahu,,
2020-09-15
7