"Aku selalu berharap dia bersanding denganku, namun ternyata takdir tidak berkata demikian." ~Bram Trahwijaya.
.
.
.
Acara pernikahan Bram dan Diandra berlangsung lancar. Para tamu undangan terlihat menikmati setiap hidangan yang disuguhkan. Pernikahan mereka ini menjadi buah bibir di kalangan para konglomerat. Tidak sedikit yang menebak bahwa pernikahan ini hanyalah pernikahan bisnis saja. Tetapi baik Diandra maupun Bram tidak mempedulikan tentang gosip yang menyebar. Memang seperti itu adanya, kan? Mereka nyatanya sedang berjuang untuk mempertahankan perusahaan masing-masing. Bram membutuhkan bantuan dana dari perusahaan Diandra, dan Diandra perlu bantuan Bram untuk tetap mempertahankan posisi yang ditinggalkan ibunya.
Tante Luna duduk di atas panggung mendampingi kedua mempelai, bersama dengan Pak Brio Trahwijaya yang kini menjadi ayah mertua Diandra.
"Selamat, ya sayang.. semoga langgeng terus sama Bram," bisik tante Luna ke telinga Diandra. Diandra hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Tante yakin cinta bisa datang karena terbiasa," lanjut wanita itu lagi, menyikut Diandra pelan. Diandra tak bergeming. Namun Bram mendengar apa yang Tante Luna katakan, menunggu reaksi Diandra. Tetapi gadis itu hanya tersenyum tipis saja, tanpa arti. Ah, Diandra memang selalu seperti itu, batin Bram.
Tunggu, apa aku mengharapkan Diandra akan tersipu malu mendengar perkataan Tante Luna tadi?
"Sadarlah Bram, dia itu Diandra. Bukan gadis biasa," ucap pria itu masih di dalam hatinya. Menepis segala fikiran yang masuk ke dalam kepalanya. Dia akan memilih untuk fokus saja menerima ucapan selamat dari para tamu, dan berharap acara itu cepat berlalu.
***
Setelah pesta pernikahan mereka, Bram dan Diandra akhirnya bisa beristirahat. Mereka masuk ke dalam sebuah suite besar di hotel itu, dimana pesta pernikahan mereka dilaksanakan.
Kamar itu memang sudah satu paket dengan paket wedding yang mereka ambil, maka mau tak mau Bram dan Diandra harus tinggal di kamar yang sama malam ini.
Bram membuka pintu suite itu dan melihat sekeliling. Terlihat sebuah ranjang double king di tengah-tengah ruangan, kemudian sofa panjang di depannya. Bram melirik Diandra, yang buru-buru masuk ke dalam kamar, masih menggunakan gaun pestanya.
Gadis itu merebahkan tubuhnya ke ranjang besar itu dan menghela napas panjang.
"Akhirnya, aku bisa baring juga!" ujarnya lega. Diandra menutup matanya dan dia tampak sangat kelelahan.
"Ternyata menikah itu melelahkan ya, Bram?" Diandra berujar pelan, masih berbaring.
Bram tersenyum di sudut bibirnya, tidak menjawab. Tapi Diandra benar, melalui pesta pernikahan sungguh melelahkan.
"Bram, apa kamu mau mandi? aku tidak ingin mandi, hanya ingin tidur saja," Diandra kembali bersuara, melirik Bram yang masih berdiri di tengah ruangan, tampaknya lelaki itu sedikit canggung.
Diandra masuk ke dalam selimut tebal di ranjangnya, lalu menggesek-gesek tangannya ke selimut.
"Ahh, enaknya..," ujarnya lagi. Dia telah terlalu letih, dan empuknya ranjang besar ini sungguh dirasakannya nyaman sekali.
Bram masih mematung di posisinya. Matanya lekat menatap pada Diandra yang telah berada di balik selimut, sepertinya gadis itu telah siap untuk terlelap.
Bram berjalan pelan menuju ranjang. Sesungguhnya dia juga sangat kelelahan, dan ingin sekali berbaring.
Tapi dimana kira-kira dia akan tidur malam ini? Apa di sofa ini saja ya, fikirnya. Matanya kembali menyapu sekeliling. Memilih tempatnya untuk tidur.
Tidak mendengar jawaban apapun dari Bram yang kini resmi menjadi suaminya, Diandra bangkit dari tidurnya dan duduk tegak di atas ranjang. Dia bersandar disanggah dengan beberapa bantal, pada ujung ranjangnya.
"Aku bahkan terlalu capek untuk mengganti bajuku ini," keluhnya.
"Batrai ponselku juga habis dan aku terlalu malas untuk mengecasnya," gumamnya lagi.
Bram mendekat. Mengambil satu bantal dari ranjang.
"Mau kemana, Bram?" tanya Diandra tiba-tiba.
Langkah Bram terhenti sejenak.
"Aku tidur di sofa saja," jawab lelaki itu, dia melangkah kecil hendak menuju sofa.
"Jangan Bram!" ujar Diandra cepat, membuat
Bram otomatis berbalik, menatap pada wajah cantik Diandra dengan riasan yang belum terhapus sedikitpun.
Apa yang kau lakukan sekarang, Diandra?
"Apa aku harus tidur dikamar lain, Diandra?"
Diandra terkikik. Bola matanya berputar.
"Untuk apa, Bram? Ranjang ini sangat besar. Tidak akan terjadi apapun pada kita, kan?" jawab Diandra tegas, percaya diri.
"Kita sama-sama capek atas pesta tadi, tidak adil kalau aku disini dan kamu di sofa," jelasnya menambahkan.
Bram terdiam sesaat.
Kamu yakin tidak akan terjadi apa-apa pada kita, Diandra?
"Kamu benar, Diandra. Tidak akan terjadi apa-apa pada kita, kan?" jawab Bram pelan. Diandra mengangguk. Gadis itu tahu Bram juga pasti kelelahan.
"Tidurlah di sini, Bram. Mari kita pulihkan tenaga yang telah terbuang," Diandra membalas ucapan Bram. Tak perlu menunggu lama, gadis itu kembali berbaring di ranjang.
Bram akhirnya setuju setelah berfikir beberapa saat. Kemudian dia berbalik badan, melangkah mendekati ranjang.
"Tidurlah, Bram. Aku sangat capek," ujar gadis itu lagi. Diandra telah menyandarkan kepalanya ke bantal dan memejamkan matanya. Masih mengenakan gaun malam untuk pesta mereka tadi.
Bram ingin membalas perkataan Diandra tapi sepertinya gadis itu sudah mulai terlelap. Matanya telah tertutup sempurna, dan napasnya terdengar mulai teratur.
Bram tersenyum kecil. Dia masih melirik pada Diandra.
Memang kamu sangat capek, Diandra. Kamu cepat sekali terlelap.
Dia pun ikut naik ke atas ranjang, kemudian meregangkan pelan tubuhnya, lalu menyandarkan kepalanya pada bantal. Masih ada jarak antara dirinya dan Diandra yang dipisahkan oleh dua buah guling di antara mereka.
"Kamu bahkan masih memakai gaunmu dan riasanmu," gumam Bram pelan.
Lelaki itu menarik selimut di sisinya. Fikirannya bergemuruh. Baru hari pertama menjadi suami Diandra Lee dan dia sudah salah tingkah seperti ini.
"Diandra, mungkin ini tidak akan semudah apa yang aku fikirkan," ujar Bram pelan, menatap Diandra di sampingnya yang terus tidur terlelap.
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Dukung dengan like, vote dan tinggalkan komen ya kak Readers.. Makasih sudah mampir 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Erna Yunita
hmmm..... baru hari pertama.... bagaimana hari selanjutnya saudara saudara 😅😅😅😅😅
2023-10-02
0
dyz_be
Kali kedua ku baca Diandra pake akun baru.
Akun lamaku udah kelar Diandra & Travelove.
Sayangnya gx bisa dibuka akunnya.
pemaksaan utk bikin akun baru, padahal levelku udah jauh 😕😕
2022-07-10
0
EndRu
tidak mungkin tidak tergoda jan ?😍😍😍😍
2022-06-20
0