"Tidak akan terlalu sulit. Kita hanya perlu menjaga privacy masing-masing." ~Diandra Lee.
.
.
.
"Apa kamu punya pacar, Diandra?," tanya Bram tiba-tiba, menatap kedalam mata Diandra, ragu-ragu jika pertanyaannya terlalu cepat, atau mungkin akan menyinggung perasaan gadis itu.
Diandra tertegun sejenak dan tersenyum tipis.
"Ya, aku punya Bram," jawabnya santai.
"Apa kamu punya pacar, Bram?" lanjut gadis itu. Bram pun mengangguk.
"Ya, aku juga punya," jawabnya.
Diandra tertawa. Menampakkan barisan giginya yang rapi sekaligus menampilkan lesung pipi yang muncul diwajahnya. Bram memandang Diandra lama, tanpa sadar.
"Ini akan sedikit sulit, Bram. Tapi aku rasa akan bisa diatasi" lanjut Diandra lagi.
Tiba-tiba ponsel Diandra berbunyi, gadis itu mengisyaratkan pada Bram bahwa dia akan mengangkat telponnya. Bram membalas dengan menganggukkan kepalanya, memberi ruang untuk Diandra.
"Ya, George," jawab Diandra. Lalu Diandra berbicara menggunakan bahasa asing, yang tidak dimengerti oleh Bram. Bram berfikir mungkin saja Diandra menggunakan bahasa Prancis? Dan apakah mungkin George ini adalah kekasih Diandra yang berada di Paris?
Bram tidak mengerti apa yang diucapkan Diandra. Dia hanya terdiam sambil memainkan ponselnya, menunggu pesanan yang sedari tadi belum datang juga. Memang restoran itu terlihat sangat ramai hari ini.
"I love you," ucap Diandra mengakhiri teleponnya.
Deg. Bram langsung menatap Diandra. Gadis itu dengan santainya memasukkan ponselnya kedalam tas, kemudian membalas tatapan Bram yang masih tertuju padanya.
"Oh, maaf Bram aku keasikan ngobrol ditelpon," ujar Diandra nyengir. Bram menggeleng.
"Enggak, kok. Santai aja. Berapa bahasa yang kamu kuasai, Diandra?" tanya Bram lagi.
"Hmm.. apa kamu mengerti bahasa Prancis, Bram?" balas Diandra, belum menjawab pertanyaan Bram.
"Tidak, aku tidak paham," ujar Bram tersenyum kecut.
"Aku bisa tiga bahasa saja. Korea, karena ayahku orang Korea, Prancis karna aku menetap disana, dan Spanyol karna aku suka," jawab Diandra. Bram semakin kagum akan pribadi gadis ini. Dia jelas bukan gadis biasa. Diusia yang sangat muda dia telah memiliki aura untuk dirinya sendiri. Diandra pintar mengutarakan maksudnya.
"Kalau kamu bisa berapa bahasa, Bram?" Diandra balik bertanya.
"Aku? Hmm aku menguasai Jepang, tentu saja karena ibuku adalah orang Jepang, sama sepertimu, hehe.. Lalu bahasa Tagalog dan Thailand," jawab Bram.
Diandra menaikkan alisnya.
"Thailand! Aku suka itu. Ajari aku bahasa Thailand, Bram. Aku sangat ingin pergi kesana tapi belum kesampaian," ujar Diandra bersemangat. Bola matanya berbinar.
Bram masih terkejut dengan reaksi Diandra yang terlihat sangat senang.
"Baiklah. Kita bisa ke Thailand untuk berlibur setelah pernikahan. Bagaimana?" usul Bram cepat. Diandra menjentikkan jarinya.
"Setujuuu!!" jawabnya cepat, dengan senyuman yang sangat manis. Tampak jelas raut wajah kebahagiaan terpancar dari Diandra.
Bram menghela nafas. Pertemuan pertamanya dengan gadis ini sudah semenarik ini, batinnya. Dia awalnya berfikir membahas perjodohan ini akan menguras banyak tenaga. Ternyata semudah ini saja, ucapnya dalam hati.
***
Pesta pernikahan Bram dan Diandra akan dilaksanakan dua minggu lagi. Keduanya menyerahkan semua persiapan pernikahan kepada Wedding Organizer, bahkan sampai urusan fitting baju.
Diandra harus kembali ke Paris untuk beberapa hari. Setelah itu dia akan kembali lagi ke Indonesia untuk memulai hidupnya sebagai istri Bram Trahwijaya.
"Aku akan kembali empat hari lagi, Bram," ujar Diandra ditelpon. Diandra sedang dalam perjalanan menuju bandara.
Bram langsung bangkit dari kursi kerja diruangannya.
"Kamu sudah sampai mana, Diandra? Biarkan aku mengantarmu," jawabnya lagi.
"Tidak perlu. Aku sudah dijalan menuju bandara," kata Diandra.
"Baiklah. Pastikan kamu menjelaskan kepada George, ha ha ha" balas Bram terkekeh.
"Jangan khawatir Tuan Bram. George akan aman. Pastikan juga jangan sampai Zea menarik gaunku dipesta pernikahan nanti," balas Diandra juga tertawa.
Bram semakin terkekeh.
"Itu sudah aman, Madam" jawabnya.
"Baiklah Bram, sampai nanti," Diandra memutus teleponnya. Bram hanya terdiam.
Akankah semudah hari-hari kedepan yang kelak dijalaninya bersama Diandra? Ah, lagipula hanya untuk 6 bulan saja. Dia akan banyak-banyak berdoa agar Diandra cepat belajar.
Tujuan utama Bram menikahi gadis itu adalah agar perusahaannya bisa kembali bangkit. Setidaknya setelah dibesarkan dari perusahaan ayahnya, dia perlu melakukan sesuatu saat perusahaannya sekarang hampir saja kandas.
Lagipula Diandra bilang akan mencoba belajar lebih cepat, kan? Yang mereka harus lakukan hanyalah mengerti kondisi satu sama lain, kemudian menjaga jarak agar tidak mencampuri urusan privacy masing-masing.
Bram menghela nafas. Ya Tuhan, semoga semua ini kelak tidak menyusahkan dan berjalan sesuai rencana, batin lelaki itu.
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Dukung dengan like, vote dan tinggalkan komen ya kak Readers.. Makasih sudah mampir 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
ₕₒₜ cₕₒcₒₗₐₜₑ
kalau dr awal pertemuan sudah menarik, yakin gak bakal baper klo dah tinggal bareng?😂
2024-04-20
0
Erna Yunita
dan ternyata.... kamu akan terbuai brammmmmm🥰
2023-10-02
0
dyz_be
Bay the way, judulnya kek nama anak gadisku.
Beda 1 huruf doank.
Dyandra
2022-07-10
0