Angga pun sampai dirumah. Dia sudah disambut mama serta kakeknya. Keduanya sedang berada di taman bersama nenek mereka baru datang dari dalam rumah.
" Sudah pulang nak...??" tanya mama Nayla kepada Angga.
" Iya mah..."
Angga pun salin dengan takzim ke mama Nayla, kakek serta neneknya.
" Dari mana...?" tanya neneknya. Angga hanya diam dan mengangkat bahunya bahunya. Kemudian Angga duduk disebelah kakeknya.
" Angga, kamu sudah besar. Mana kekasihmu ?, kok ngga di ajak..?" tanya mamanya. Ia sering mendapat kabar jika Angga sering dekat dengan perempuan di kampusnya. Kabar itu tentu dari Anggi kakaknya yg sering mendapat cerita dari Andre.
Ditanya seperti itu Angga hanya menggeleng. Ia tidak mau menjawab pertanyaan dari mama Nayla. Angga justru mengambil cemilan kemudian memakannya. Ia mengabaikan pertanyaan pertanyaan dari mamanya.
" Nak..."
Kini kakeknya yg mencoba berbicara kepada Angga, yg sejak tadi diam membisu.
" Iya kek..." jawab Angga.
" Kakek mendengar jika kamu diminta membantu papamu di perusahaan. Dan kakek serahkan semua keputusan itu di tanganmu. Kakek tidak masalah jika kamu tidak jadi dokter dan mengemban tugas di rumah sakit. Masih ada mamamu..." lanjut kata kakek Panji kepada Angga.
Kakek Angga bernama Panji Gumilang sementara neneknya bernama Naraya Puspitasari. Panji Gumilang dulunya adalah dokter disalah satu rumah sakit jiwa dan dipindahkan di tempat rumah sakit pusat dan menjadi psikiater. Rumah sakit Puspita, dan mempunyai beberapa cabang di setiap kota di pulau Jawa ini. Sementara neneknya saat itu menjadi salah satu dokter ibu dan anak di rumah sakit tersebut.
" iya kek, Angga sudah memutuskan. Angga akan mengikuti kemauan papa saat ini. Tapi tetap melanjutkan yg sudah Angga putuskan dahulu. Itupun kalau bisa..."
" Tapi Angga akan fokus terlebih dahulu sesuai keinginan papa..." jawab Angga. Ia memutuskan itu karena sudah meminta pendapat dari Safira.
" Baiklah , semoga mamamu tidak keberatan dengan hal ini, bagaimana Nay...?" kata Kakek Panji yg kemudian menanyakan kepada putrinya Nayla.
" Tidak mengapa pah, toh Agung juga berada disana..." kata mama Nayla mengingatkan. Jika adik kandungnya juga menjadi dokter dirumah sakit tersebut. Kakek Panji manggut manggut mendengarkan jawaban dari putrinya itu.
" Itu keputusan yg benar nak, kita sebagai orang tua tidak bisa memaksa untuk hal itu..." kata neneknya, yg sejak tadi mendengarkan pembicaraan suami dan putrinya. Dan ada Angga cucunya disana. Ia tidak akan memaksa Angga untuk mengikuti kemauannya.
Angga pun bercengkerama dengan kakek dan neneknya itu. Nayla mama angga tersenyum melihat Angga sudah memutuskan mengikuti kemauan papanya. Nayla tahu, suaminya yg bernama Pramana Wicaksono itu orangnya keras dan tidak bisa dibantah. Ia pun sudah memahami karakter suaminya semenjak mengenalnya dahulu.
" Angga...!!!"
" Dipanggil papa diruang kerja...!!"
Anggi yg baru keluar pun langsung berteriak. Ia melihat Angga sedang bercengkerama kepada kakek dan neneknya di taman.
" Anggi...!!"
Teriak mama Nayla pelan. Ia paling tidak menyukai jika anak anaknya suka berteriak ketika memanggil seseorang. Namun memang keduanya adalah anak anak yg bandel menurut Nayla. Namun mau bagaimana lagi. Yg penting mereka akur.
Angga yg mendengar kata dari kakaknya itu segera bangkit dan menuju ke tempat papanya berada. Angga menggerutu kesal kepada kakaknya yg sewenang wenang menurutnya. Sementara kakaknya dibiarkan menggapai cita citanya yg seorang desainer dan mempunyai butik. Dulunya pernah diminta untuk menjadi dokter. Namun ketika melihat darah justru Anggi malah pingsan. Entah kenapa ia trauma dengan namanya darah. Yg akhirnya membiarkan Anggi menggapai cita citanya sendiri tanpa ikut campur orang tuanya. Kini ia mempunyai beberapa butik yg dikelola sahabat sahabatnya. Ia juga mempunyai kolega bisnis yg sudah melalang buana di berbagai belahan dunia. Koleganya itu bernama Sheila Faradina Gunawan ( Sheila atau Dina bisa di temui di novel Liontin ). Dan Anggi selalu mendapat job order darinya.
Angga melangkah masuk ke dalam ruangan kerja papanya itu.
" Sore pa...?"
" Sore nak, duduk..." kata papanya dingin, melihat putranya ini baru datang.
" Kemana saja kamu, mau kabur...?" kata papanya.
" ck, pa..."
" Minggu depan mau ngga mau harus berangkat ke Inggris dan kuliah disana. Papa tidak mau dengar bantahan..." Papa Pram
" Inggris...?" Angga
" Kenapa ?, menolak ?. Tidak ada penolakan...!!" kata papa Pram.
" Kenapa tidak di sini aja sih pah..?" kata Angga.
" Kalau disini kamu tidak fokus dan hanya main main dan tidak segera menyelesaikan study mu..."
" Ini tiket dan perlengkapan menuju kesana. Tidak ada bantahan...!!" kata papa Pram, kembali mempertegas perkataannya kepada Angga.
Angga lemas sambil menerima pemberian papanya itu kemudian berdiri dan bermaksud meninggalkan papanya itu.
" Disana ada om Budi yg akan membantumu mengurus semuanya. Disini papa yg urus. Tanggal itu kamu harus berangkat...!" kata papanya sebelum Angga berlalu pergi meninggalkan ruang kerja papanya itu.
Pramana Wicaksono, saat ini masih menjabat sebagai CEO di perusahaannya. Perusahaan yg bergerak di bidang otomotif. Perusahaan bernama PT Wicaksana itu sudah sekian lama berdiri. Menggantikan perusahaan Alexander yg lama kelamaan bangkrut. Akibat pengelolaannya yg tidak tepat. Pramana Wicaksono menghela nafasnya panjang. Bagaimanapun juga Angga satu satunya lelaki yg akan meneruskan perusahaanya. Walau tidak dipungkiri, jika diluar sana banyak perusahaan yg dipimpin seorang wanita. Bahkan lebih besar dari miliknya. Namun ia selalu meragukan itu. Selain karena putrinya tidak kompeten, ia merasa putrinya lebih banyak dalam hal sosialitanya dan lebih hedonisme. Maka dari itu, Pramana tidak ingin putrinya yg sudah terlanjur menjadi wanita karir dan ber sosialita tinggi itu memimpin perusahaan. Akan lebih banyak bergaya daripada bekerja.
Pramana kembali mengingat dahulu kakaknya yg juga seorang wanita. Dan ia lebih memilih hidup glamournya. Dan tidak memikirkan perusahaan, dimana waktu itu sedang terpuruk. Pramana berjuang mati Matian kala itu. Beruntung ia bertemu dengan orang yg bersedia membantunya kala itu. Hingga ia mampu mengatasi keterpurukan perusahaanya kala itu. Ia juga bekerja sama dengan perusahaan Anderson yg dipimpin oleh Alden. Namun kini orang lain yg mengelola perusahaan itu. Pramana tidak mengenalnya. Walau tidak mengenal, kerja sama itu tetap berlanjut selama perusahaan Wicaksana masih memenuhi standar dari perusahaan Anderson.
Setelah melamun cukup lama Pramana keluar dari ruang kerjanya. Ia menemui mertuanya yg sejak kemarin sudah berada di kediamannya. Pramana pun menghampiri mertuanya itu di taman. Mereka masih asik bercengkerama.
" Kapan kalian akan menikah nak..." tanya kakek Panji kepada Anggi yg sering berduanan dengan Rian.
" Belum ingin cepet cepet kek, Anggi masih mengejar karir terlebih dahulu.." jawab Anggi.
" Angga tuh kek, dikampus selalu berduaan katanya..." kata Anggi sambil menunjuk Angga menggunakan dagunya.. Sementara tangannya sedang mengupas kacang rebus yg disediakan neneknya tadi.
" ck, itu pasti ulah Andre, dianya aja yg ngejar ngejar Angga..." jawab Angga.
" Dih, sok sokan dikejar cewek, ntar elu yg ngejar ngejar cewek, gw sumpahin..." jawab kakaknya Anggi sedikit ketus.
" Sudah sudah, emang Angga sudah punya pacar...?" tanya mamanya.
" Pantas saja disuruh kuliah keluar negeri menolak...!!" ketus papanya, yg ikut duduk di sebelah mama Nayla.
Sementara Angga hanya menggelengkan kepala. " bukan pacar pah, mah. Tapi istri Angga.." kata Angga dalam hati. Tentu ia hanya berani mengatakannya dalam hati. Karena jika ketahuan papanya maka akan segera dipisahkan oleh papanya itu.
" Udah udah , ngga usah mikirin pacar pacaran. Papa sudah menjodohkanmu dengan rekan bisnis papa...!"
" HAH.....!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Oi Min
Alexander bangkrut???trs gmn kabar Alex
2024-04-08
0
Oi Min
Panji ini dokter di RSJ tempat bibi Leana dulu y tor??
2024-04-08
0