Angga dan Fira akhirnya pun sampai di Jakarta kembali. Angga mengajak Safira menuju apartemen miliknya. Apartemen milik Angga tidaklah besar dan mewah. Namun tempat ini menjadi satu satunya hunian miliknya dah hasil jerih payahnya sendiri. Kakak dan orang tuanya tidak mengetahui jika Angga mempunyai apartemen ini. Dan Angga juga belum memberitahu keluarganya. Apartemen milik Angga hanya ada satu kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi ada dua. Kamar mandi yang satu didalam kamar dan satunya lagi dekat dengan dapur. Ada satu ruangan lagi yg dijadikan Angga sebagai ruang kerja miliknya. Terutama untuk mengurus pekerjaan tentang farmasi dan apotik miliknya. Fira sudah diberitahu tentang hal itu. Dan Fira bersyukur karena Angga tidak tergantung pada orang tuanya.
" Mau makan dulu atau mau istirahat...?" tanya Angga kepada Fira yg duduk bersandar di sofa ruang tamu.
" Aku mau tidur dulu kayaknya, capek sekali naik motor dari Jawa..." jawab Fira.
Angga bergegas menuju kamarnya. Untuk membuka pintu dan merapikan kamar yg sedikit berantakan.
" Masuklah kamar , dan istirahatlah. Aku akan pesan makanan lewat aplikasi..." kata Angga dan mempersilahkan masuk Fira. Fira pun masuk ke dalam kamar.
" Maklum kemarin aku kan bujang, jadi sedikit berantakan.." kata Angga lagi. Fira pun merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Matanya menelisik isi ruangan kamar Angga. Buku buku tersusun rapi di rak. Ada meja kecil disamping tempat tidur. Serta sajadah yg masih tergeletak dilantai. Beberapa saat kemudian Safira pun terlelap dalam mimpi.
Angga keluar dari kamar. Ia memesan makanan online untuk berdua. Kemudian Angga menelepon teman kontrakannya, yg berada dekat kampus. Sesaat Angga menunggu teleponnya diangkat oleh temannya itu.
" Halo Ndre..."
" hai Ngga...dimana Lo..?"
" Gue habis dari Jogja baru balik. Ini masih dijalan...!"
" CK..! Ke kontrakan , kakak Lo nyariin tuh..!!"
" Ya bentar , masih jauh ini..."
" ditunggu ga pake lama..!!"
" Iya iya,..."
tut tut tut....
Panggilan terputus , dan Angga menghela nafas. Karena kakaknya selalu mencarinya di tempat kontrakannya. Dan bertemu Andre. Angga ingin meninggalkan Fira sebentar. Akan tetapi Fira masih tertidur istirahat. Teman temannya tidak tahu jika Angga mempunyai apartemen di tempat ini, kecuali Rendy sahabatnya itu.
Beberapa saat kemudian makanan pesanannya pun datang. Angga membawanya ke meja makan dan menyiapkan untuk dirinya dan Safira. Sesaat Angga masuk ke kamar. Safira tidak ada disana. tak berselang lama Fira keluar dari kamar mandi. Wajah cantiknya sudah dibasuh dan cucu muka. Angga tertegun melihat kecantikan alami Safira. Biasanya yg berwajah kusut dalam perjalanan, kini terlihat cerah.
" Bidadariku habis mandi kah..?"
" Gombal..." jawab Fira atas perkataan Anggara.
" Makan dulu yuk.." ajak Angga kepada Safira. Safira yg sedang menyisir rambut pun menganggukkan kepala. Kemudian berbalik menghadap Angga.
Aroma wangi tubuh Fira membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Apalagi kini Fira berada dihadapannya. Safira tampak kaget karena Angga berada tepat di belakangnya. Dan kini berhadapan. Jantung Fira pun mulai tak nyaman. Fira memalingkan wajahnya kearah pintu.
" Ayo , katanya mau makan..." kata Safira.
Namun Angga tak bergeming. Kemudian tangan Angga mencoba untuk merangkul Safira. Namun tangan Safira pun menepisnya.
" Jangan macam macam untuk saat ini..." kata Safira. Kemudian ia melangkah menuju pintu dan keluar kamar.
" Ck...belum di apa apain udah kabur.." kata Angga lirih. Ia kemudian menghela nafas panjang. Melihat penolakan Safira saat ini.
" Buktikan kalau kamu menjadi orang yg berhasil di kemudian hari. Dan aku akan menunggunya disaat itu...!" kata Safira di luar kamar, setelah mendengar gerutuan Angga didalam kamar.
Angga kembali menghela nafas panjangnya. " beginilah kalau nikah dengan orang yg lebih dewasa. Tapi aku akan buktikan itu...!" batin Angga meyakinkan dirinya.
kemudian Angga mengikuti Safira yg keluar pintu kamar, dan menuju meja makan. Keduanya pun memakan makanan yg dipesan oleh Angga. Fira menyiapkan minum untuk Angga. Perhatian perhatian kecil itu diperhatikan oleh Angga. Bahkan selesai makan Safira pun membersihkan meja makan. Serta mencuci perlengkapan makan tadi. Angga tertegun dengan segala perlakuan Safira ini. Bukan gadis yg manja pada umumnya yg ia kenal. Didepannya ini adalah gadis yg mandiri.
" Hei.!, melamun...!" teriak Safira kepada Angga.
" Emm.."
" Ra, aku akan ke tempat kontrakan temanku. Kamu di sini yah...?!" kata Angga.
" Aku akan pulang terlebih dahulu..."
" bagaimanapun juga aku harus memberikan alasan yg tepat untuk keluargaku..." jawab Safira.
" Aku temani...?" Angga
Safira hanya menggelengkan kepala.
" Belum saatnya, nanti kalau ada waktu yg tepat, aku akan mengenalkan kepada mereka. bukankah kita baru menikah siri. Dan kita baru memulai saling mengenal...?!" kata Safira tegas. Ia tidak mau Angga menjadi sasaran keponakannya nanti. Walaupun saat ini mereka sudah tahu kenyataannya.
" harus dengan apa aku bisa meminta kepada keluarganya dan menemuinya. Sepertinya Fira sangat takut dengan keluarganya itu. Dan bukankah dia yatim piatu. Lalu siapa yg ia takutkan...?" monolog Angga dalam hati. Mukanya menengadah ke langit langit. Mencoba memahami kemauan Safira.
" Baiklah, kita bersama sampai bawah..." kata Angga akhirnya.
Dan keduanya pun bersiap untuk pergi dengan tujuan masing masing. Angga memberitahu sandi pintu apartemennya setelah ia rubah hari ini. Dan memberitahukan kepada Safira. Angga kemudian mengantar sampai lobi apartemen dan Safira sudah memesan taksi online disana. Sementara dirinya menggunakan motor untuk ke tempat kontrakan temannya. Disana ia ditunggu oleh kakaknya. Beberapa pesan dari temannya dikirimkan ke Angga terus menerus.
Setelah Safira menaiki taksi online dan pergi dari tempatnya, Angga kemudian melajukan kendaraannya. Ia diam diam mengikuti Safira agak jauh. Sehingga bisa memantau taksi yg di tumpangi Safira. Sesaat Angga tertegun ketika Safira sampai di perkampungan pinggir kota Jakarta. Safira turun di pinggir jalan dan melangkah menuju gerbang sebuah komplek. tampak dari kejauhan Safira berbicara pada Security yg berjaga. Angga ingin sekali mendatanginya. Namun Angga tidak jadi mendatangi Safira karena sudah dicegah oleh Security lainnya. Terpaksa Angga pergi dari tempat itu. Safira yg masih ditunggui oleh sopir taksi pun kembali masuk. Dan meninggalkan tempat itu.
Sementara Angga yg sudah berlalu pergi pun bertanya tanya. Kenapa Safira tidak segera masuk komplek perumahan itu. Dan Angga melihat Safira memberikan bungkusan kepada security disana. Angga tampak penasaran. Namun karena penjagaan disana sangat ketat, Angga tidak mampu mengorek keterangan lebih lanjut.
Angga kemudian mendatangi temannya yg ada dikontrakan bersama Angga. Andre disana sudah menunggu bersama kakaknya. Setengah jam kemudian Angga sudah sampai di kontrakannya.
" Mampir kemana aja si Lo...!!?"
" Mana nomor gue di blokir lagi...!!"
" Ditungguin dari tadi juga...!!"
Kata kata dari Anggi, kakak perempuan Angga sudah menyambut dgn tangan keduanya di pinggang.
" Namanya di jalan kak..."
" ck,kenapa sih nyariin Angga kaya anak kecil...!!" jawab Angga sambil menyandarkan motornya.
" Pulang, ditunggu papa sama kakek...!!" bentak Anggi kepada adiknya itu.
" Iya iya , bawel.."
" iss !, buka blokiran telpon gw..!"
Anggi bermaksud menendang Angga namun tidak mengenainya. Angga berlalu masuk ke dalam kontrakan. Disana ada Andre dan Rian, kekasih Anggi. Angga yg melihatnya pun berlalu pergi menuju kamarnya. Ia segera mandi dan berganti pakaian. Sementara Rian dan Anggi pun berlalu pergi meninggalkan Angga dan Andre.
" Dari mana aja bro..!!"
Andre yg melihat Angga keluar kamar dan tampak sudah rapi dari pada tadi sewaktu datang.
" Dari Jogja, mencari ketenangan. Tapi tidak tenang karena suara panggilan telepon elo yg berisik..!" jawab Angga ketua. Sementara Andre tertawa mendengar celotehan Angga.
" Nanya apa aja kakak gw...?"
" biasa, nanya elo kemana, gw bilang kaga tahu...makanya gw buru buru hubungin elo...!!" jawab Andre sekenanya.
" Bagaimana , sudah mendapat inspirasi untuk menjawab kemauan papa Lo...??" tanya Andre kemudian. Angga pun mengangguk.
" Gw mau ikutin kemauan papa..." jawab Angga singkat.
" ck, terus...?"
" Ya terpaksa lah...tapi yg ini mau gw atur agar tetap bisa melanjutkan. Entah bagaimana caranya..." jawab Angga.
" tapi gw denger elo akan di kirim ke luar negeri ! , apa benar..?" tanya Andre.
Angga hanya mengangkat kedua bahunya sebagai tanda tidak tahu.
" tapi gw pinginnya disini..." jawab Angga.
Kemudian Angga berlalu keluar kontrakan. Dan pergi lagi meninggalkan Andre yg masih bengong.
" Orang kaya mah bebas...!!" kata Andre lirih sambil melihat berlalunya Angga dari hadapannya. Andre menghela nafas karena temannya ini. Andre berbeda fakultas dengan Angga. Andre sering bertemu dengan Angga karena motor sportnya dan mereka saling mengenal. Dan kini mereka satu kontrakan di tempat itu. Andre tahu jika Angga anak orang kaya dan punya perusahaan serta kakeknya mempunyai rumah sakit. Namun hanya itu, tidak lebih. Karena Andre bukan orang yg sok ingin tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments